3 minute read

Lift Gedung E RSUD CAM Kota Bekasi Rusak

Keluarga Pasien Turun

Lalui Tangga Disabilitas

Advertisement

KOTA BEKASI - Lift Gedung E, Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Chasbullah

Abdulmadjid (Cam) mengalami kerusakan. Hal itu membuat akses Gedung lantai 8 tersebut terhenti dan membuat keluarga pasien harus melalui tangga darurat. Namun tangga darurat itu tidak memiliki anak tangga melainkan seperti tangga disabilitas bisa dilalui kursi roda atau kendaraan. "Lift di gedung ini ada 3, tapi rusak semua, kasihan pasien dan keluarganya yang ingin membesuk. Akses harus melalui tangga darurat. Bayangkan adik saya di rawat di lantai 8, yang jaga ibu sudah berumur lagi," ujar salah seorang keluarga pasien ke- pada KBE, Senin (13/3/2023). Dikatakan bahwa kejadian kerusakan lift Gedung E, RSUD CAM itu terjadi sejak pukul 10.00 WIB. Hingga pukul 16.00 WIB belum selsai diperbaiki, hal itu membuat keluarga pasien kesusahan bahkan ada yang belum makan. MBN mengaku bahwa dia kasihan keluarga pasien yang sudah berusia tidak bisa naik untuk membeli makanan atau lainnya seperti mengurus keperluan administrasi atau belanja obat. "Ada diantara pasien yang sudah dinyatakan sehat, dan bisa pulang. Tapi kan, harus urus administrasi ke lantai 1, kemudian naik lagi ke lantai 8. Akhirnya tidak diurus," ujarnya. Keluhan juga datang dari keluarga pasien lainnya dengan mengatakan kerusakan lift banyak merugikan karena banyak yang juga kelaparan. Pasien jelasnya tetap mendapatkan pelay- anan seperti makan. Bahkan ada beberapa nenek-nenek mengambil keputusan turun melalui tangga dari lantai 7 dengan melalui tangga disabilitas.

ISTIMEWA

Kondisi itu membuat mereka kesusahan karena harus muter dan lebih jauh untuk bisa sampai di lantai 1. Kepala RSUD Kota Bekasi Kusnanto dikonfirmasi melalui telpon terkait kondisi tangga di gedung E tidak menjawab. Begitupun saat dikonfirmasi melalui pesan tidak dibalas. Salah seorang pasien mengakui, banyak pasien atau pun keluarganya mengeluhkan kondisi itu. Bahkan dia karena tak kuasa harus melalui tangga darurat menunggu perbaikan lift, tapi hingga sore tidak kunjung ada tanda tanda perbaikan. "Saya nunggu dari siang, berharap lift bisa baik dan digunakan. Sampai nahan laper, karena untuk makan harus turun ke bawah. Tapi sampai sore ini tidak ada perbaikan. Terpaksa akhirnya turun juga, kan ga enak nitip terus sama keluarga pasien lainnya, "ujar dia. (amn)

Staf Kelurahan Margahayu Usir Wartawan Liput Kisruh Pemilihan RW 012

KOTA BEKASI – Prilaku salah satu staf di kelurahan Margahayu, Kota

Bekasi membuat wartawan meradang. Hal itu dipicu pelarangan awak media yang hendak meliput kekisruhan warga yang hadir di kantor kelurahan terkait protes panitia pemilihan ketua RW 012.

Suasana tegang meliputi aula Kelurahan Margahayu

Kecamatan Bekasi Timur, pada Senin (13/03/2023), lantaran warga RW 012 menolak dan meminta panitia pemilihan RW dibubarkan. Warga menilai pembentu- kan panitia tidak sesuai dengan regulasi pemerintah, karena pada saat pembentukan, Ketua RT, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda tidak mendapat undangan atau pemberitahuan. “Waktu itu RW hanya mengundang silaturahim dengan Ketua RT dan Pengurus RW. Pelaksanaannya pun bukan di lingkungan, tetapi di sebuah villa di Bogor. Anehnya, undangan silaturahim malah menetapkan Pak Amit Riyadi menjadi ketua panitia,” ungkap Dedi Trituranto kepada awak media, Senin (13/03/2023).

“Jelas kita sebagai masyarakat keberatan dan menolak. Amit Riyadi itu kan paman RW, dan RW mau maju lagi. Konspirasi dan memanfaatkan wewenang jabatan ini terlalu menyakitkan bagi masyarakat,” tegas Dedi. Ketika perdebatan dalam rapat evaluasi SK Panitia Pemilihan RW 012 memanas, seorang oknum pegawai Kelurahan Margahayu melarang wartawan meliput dan mengambil gambar. Padahal, wartawan yang meliput telah menjelaskan asal media, namun diusir dengan arogan. “Saya kira tidak ada pelanggaran kode etik kewartawanan, dan acara ini bersifat tidak rahasia. Tetapi kita diusir oleh oknum pegawai kelurahan dengan arogannya,” ujar Alfin, wartawan infobekasi. Pengusiran tersebut diamini oleh Ahmad Pairudz, awak media asal Radar Bekasi. Dia mengaku tindakan tak senonoh tersebut mengabaikan peranan pers sebagai pilar demokrasi.

“Kita hanya menjalankan tugas sesuai UU Pokok Pers

Tahun 1999. Kita memahami kaidah jurnalistik dan tidak sembrono melakukan peliputan, tetapi malah mendapat perlakuan tidak wajar,” katanya. Pay, sapaan akrab Ahmad merasa dilecehkan dan mendesak Pemerintah Kota Bekasi memberi impeachment terhadap pegawai maupun pejabat arogan. “Tindakan ini harus dipertanggungjawabkan agar tidak ada lagi prilaku yang melecehkan media pada saat menjalankan tugasnya,” tuturnya. Sementara, Lurah Mar-

ISTIMEWA gahayu, Siti Sopiah belum menanggapi konfirmasi awak media guna mengklar- ifikasi prilaku pegawainya hingga berita ini diturunkan. (amn)

SOROT: Suasana tegang meliputi aula Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur, pada Senin (13/03/2023), lantaran warga RW 012 menolak dan meminta panitia pemilihan RW dibubarkan.

WAHYUDI/KARAWANG BEKASI EKSPRES

ORIENTASI: Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting, Aep Syaepulloh bersama Kepala DPPKB Karawang, Sofiah menghadiri kegiatan orientasi Tim Pendamping Keluarga di Desa Tegalsawah, Kecamatan Karawang Timur.

This article is from: