1 minute read

Satgas TPPO Bakal Awasi

Setiap Kecamatan

KARAWANG – Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kabupaten Karawang menjadi penyumbang cukup tinggi. Polres Karawang telah mem - bentuk Satgas Khusus

Advertisement

Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Hal itu menyusul Kapolri Jenderal Listyo

Sigit Prabowo dan Polda

Jawa Barat resmi membentuk Satgas TPPO. Memang menjadi fokus wilayah hukum Karawang menyusul warga Karawang yang menjadi PMI cukup tinggi.

Satgas TPPO Karawang akan meliputi tiga tugas yakni penanganan preemtif, preventif dan penegakan.

“Semua kecamatan akan kita waspadai.

Penindakan TPPO berbagai modus akan menjadi fokus dan serius dari aspek hilir hingga hulu,” ujar Kapolres

Karawang, AKBP Wirdhanto Hadicaksono.

Wirdhanto mengatakan, para pelaku

TPPO dari yang menampung hingga menyalurkan akan dilaku - kan penindakan tegas. Dalam praktek TPPO tenaga kerja migran dilakukan secara tidak prosedural. Para pekerja migran tersebut akan diberangkatkan kepada nega - ra-negara yang masih di moratorium seperti negara Timur Tengah, Suriah dan Arab Saudi.

“Intinya kami sangat meminta bantuan dan dukungan dari masyarakat untuk memberikan informasi praktek TPPO. Para pekerja migran yang diberangkatkan kepada negara-negara masih di moratorium seperti negara Timur Tengah, Suriah dan Arab Saudi,” jelasnya. Berita sebelumnya, Polres Karawang ungkap sindikat penjualan orang di Tirtajaya

Karawang, yakni tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Dusun Sumurjaya, Desa

Sumurlaban, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang, pada Selasa (6/6/2023).

Tersangka berinisial MH Alias A (41) warga

Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang. Kasat Reakrim Polres Karawang, AKP Arief

Bastomy mengatakan, pengungkapan TPPO ini berdasarkan Laporan

Polisi Nomor : LP / B /

861 / VI / 2023 / SPKT

/ POLRES KARAWANG / POLDA JAWA BARAT, tanggal 6 Juni 2023. Korban berinisial DW (21) mau bekerja di luar negeri menemui S. Kemudian S menemui B, keduanya menitipkan korban ke tersangka MH

Alias A untuk medical check up.

“S dan B memberikan KTP dan KK korban kepada tersangka MH Alias A, kemudian pelaku MH Alias A melihat tahun lahir korban baru 21 tahun.

Kemudian bilang kepada pelaku S dan B bilang ini tidak bisa terlalu muda, usia minimal untuk bekerja menjadi pembantu rumah tangga di Negara arab saudi minimal 23 tahun,” kata pria yang akrab disapa Tomy, pada Sabtu (10/6/2023). (bbs/rie)

This article is from: