1 minute read

Pemkab Target Penurunan Stunting 14 Persen

Dinkes

Galakan

Advertisement

Kolaborasi

Antar

Stakehloder

KABUPATEN BEKASI

- Pemkab Bekasi Bekasi sukses menurunkan jumlah angka stunting hingga

17,8 persen dari sebelumnya 21,5 persen di tahun

2021. Meski turun dari tahun sebelumnya, Pemkab Bekasi terus berkomitmen mengentaskan kasus stunting hingga target 14 persen pada tahun 2024.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Supriadinata menyampaikan, keberhasilan Kabupaten

Bekasi menurunkan angka stunting, berkat komitmen bersama seluruh stakeholder. Dalam ini, ditunjukan dengan raihan prestasi diantaranya, sebagai Kabupaten

Terbaik dalam pelaksanaan

Delapan Aksi Konvergensi

Penurunan Stunting Terintegrasi Kategori Paling

Inspiratif di Provinsi Jawa

Barat Tahun 2021.

Lalu, prestasi lainnya yakni

Terbaik Pertama Kabupaten dengan Kinerja Terbaik dalam pelaksanaan Aksi

Konvergensi Penurunan

Stunting di Tahun ke-2 ta - hun 2020. “Kami berkomitmen melakukan terobosan program untuk menuju Kabupaten Bekasi mencapai target di tahun 2024,” ujar

Supriadinata saat ditemui di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes), Komplek Pemda, Kecamatan Cikarang Pusat, baru-baru ini.

Terobosan Dinas Kesehatan saat ini, kata dia, yakni pengukuran dan analisa data dan publikasi hasil. Dalam hal ini, mengacu pada kegiatan yang dilakukan pada penimbangan berat badan, pengukuran lingkar lengan, lingkar kepala (balita), pengukuran tinggi badan, yang pada akhirnya pencatatan dan pelaporan hasil bulan penimbangan dengan menggunakan form pencatatan aplikasi Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) yang di entry oleh petugas gizi Puskesmas.

“Pengukuran status tersebut dilaksanakan setiap

Februari dan Agustus di E-PPGBM dipakai sebagai baseline data dalam penentuan permasalahan gizi terutama stunting. Sehingga jika ditemukan permasalahan gizi seperti gizi buruk serta stunting, dapat segera dikonfirmasi dan validasi untuk segera diberi tindakan sesuai faktor determinannya,” terangnya.

Tidak sampai disitu, Supriadinata menjelaskan, pihaknya juga akan terus mensosialisasikan berkaitan dengan perilaku masyarakat dari mulai cara memberikan ASI eksklusif lalu bagaimana pola asuh yang harus dilakukan. “Masalahnya bukan karena kekurangan gizi, atau

This article is from: