A BOOK OF JOURNEYS TO EAST JAVA

Page 1



EDITOR’S NOTE

Dear Travellers, Over the past years, Kappa Adventure has done some journeys to East Java, Indonesia. We’ve hiked mountains, did expeditions in some forest, enjoyed some hidden paradise, and also explored virginity of natures. As we walked or hiked through extraordinary places, we learned the landscape, spent the times with the locals, breathe in the air, took in the views, had times and space to savor it all. We hope you enjoyed this journal books ! We’ve tried to write our journeys, so you what we saw, and tell you the stories from the land of East Java, Indonesia our beloved country.


CONTENTS JOURNEY TO EAST JAVA #1 - Pulau Sempu

JOURNEY TO EAST JAVA #4 - Perjalanan Semeru - Ranu Kumbolo - Oro-oro Ombo - Puncak Mahameru - Ranu Regulo

JOURNEY TO EAST JAVA #2 - Baluran - Kawah Ijen - Air Terjun - Museum Soekarno - Pantai Sundak

JOURNEY TO EAST JAVA #5 - Bromo - Penanjakan - Pasir Bisik - B29

JOURNEY TO EAST JAVA #3 - Bromo - Rajegwesi - Sukamade - Teluk Hijau

Tittle

Journey to East Java #1 Pulau Sempu

Issues 6 Pulau Sempu 9 Segara Anakan 13 Pantai Panjang

Time 2 February - 8 February 2013

Adventure Type

5 Tittle

Journey to East Java #2 Exploring Banyuwangi

Issues 23 Pantai Pandean 25 Taman Nasional Baluran 29 Kawah Ijen 39 Museum Ir. Soekarno

Time 23 July - 19 July 2013

Adventure Type Riding Motocycle

3

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

21

Backpacker


CONTENTS

Tittle

Journey to East Java #3 Taman Nasional Meru Betiri

Issues 45 Gunung Bromo 53 Taman Nasional Meru Betiri 59 Pantai Sukamade 63 Suku Osing 65 Teluk Hijau

Time 10 February - 15 February 2014

43

Adventure Type Backpacker

Tittle

Journey to East Java #4 Gunung Semeru

Issues 71 Gn. Semeru dan Ranupane 75 Ranu Kumbolo 87 Oro-oro Ombo 89 Cemoro Kandang 93 Hutan Kalimati 97 Puncak Mahameru 105 Ranu Regulo

Time 8 August - 13 August 2014

Adventure Type

69

Mountaineering

Tittle

Journey to East Java #5 Gunung Bromo & Puncak B29

Issues 111 Lautan Pasir Bromo 115 Penanjakan 1 119 Kawah Gunung Bromo 125 Savana Gunung Bromo 127 Puncak B 29

Time 20 July - 24 July 2016

107

Adventure Type Riding Motorcycle A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

4


5

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


PULAU SEMPU

PERJALANAN MENUJU PULAU SEMPU Blora

Semarang

N

Lamongan Gresik

Purwodadi

Ungaran

W

Bojonegoro Salatiga

Surabaya

Magelang

Keterangan Jalan Nasional Jalur Berangkat Jalur Pulang Jalan Desa

Ngawi Sragen

Mojokerto

Sidoarjo

G. Merbabu

Mungkid

G. Merapi Boyolali

Surakarta Karanganyar

Nganjuk

Sleman

Klaten

Jombang

G. Lawu Magetan

Pasuruan

Madiun

Situbondo

Sukoharjo

G. Welirang

Pare

Wonogiri

Probolinggo

Pujon

Yogyakarta Ponorogo

G. Wilis

Kediri G. Kelud

Trenggalekk Tulungagung

Baluran

Batu

Wonosari

Blitar

elakukan perjalanan bersama dengan teman adalah suatu hal yang kami kira wajib dilakukan. Hal yang selalu akan memberikan keakraban dan cerita seru. Saat mulai memasuki dunia perkuliahan, kami memutuskan untuk melakukan perjalanan dengan tema backpacker. Pilihan destinasi saat itu jatuh pada pulau Nusa Barung, gunung Semeru dan pulau Sempu. Setelah melakukan diskusi dan riset, kami akhirnya sepakat memilih pulau Sempu yang terletak di kabupaten Malang selatan, Jawa Timur. Pulau Sempu merupakan sebuah pulau kecil dengan luas 877 hektare yang berbatasan dengan Selat Sempu (pantai Sendang Biru) dan dikepung Samudra Hindia di sisi selatan, timur dan barat. Pulau Sempu termasuk dalam kawasan cagar alam di bawah pengawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).Liburan semester 1 pada bulan Februari 2013, kami memulai perjalanan dengan naik bus dari Salatiga menuju Solo. Sesampainya di terminal Tirtonadi perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki santai menuju stasiun Jebres lalu naik kereta api Matarmaja jurusan kota Malang. Jika dibandingkan dengan dulu, sekarang PT. KAI sudah banyak berubah, penumpang dilayani dengan sangat baik, fasilitas semakin ditingkatkan, sudah tidak ada lagi

Bondowoso

Ranupane Malang G. Bromo Tumpang

G. Argopuro G. Suket

B29 Senduro

G. Semeru

Kawah Ijen G. Merapi

Lumajang Jember

Pacitan

Peta Perjalanan

Tutur

Kepanjen

Pantai Sundak

M

E S

Banyuwangi

Pulau Sempu Sukamade Teluk Hijau Rajegwesi

pedagang asongan berkeliaran, sudah tidak ada asap rokok di gerbong, bahkan bau toilet yang kerap mampir di indera penciuman sekarang sudah tidak ada. Peningkatan fasilitas ini juga ikut membawa konsekuensi peningkatan harga tiket kereta, akan tetapi menjadi hal yang wajar apabila fasilitas yang kita dapatkan sepadan. Kereta Matarmaja mulai memasuki daerah Malang pada pagi hari, kami memutuskan untuk turun di stasiun Kepanjen agar lebih dekat dengan lokasi tujuan. Di stasiun Kepanjen sudah banyak para sopir travel menawarkan jasanya untuk mengantar ke tujuan wisata seperti TN. BTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru), maupun ke lokasi pantai-pantai di Malang selatan seperti pantai Goa Cina, pantai Balekambang, ataupun pantai Sendang Biru. Jasa sopir travelpun bukan pilihan yang tepat karena tarif mereka relatif mahal dan rencana dari awal memang menggunakan jasa sewa angkutan untuk menuju pantai Sendang Biru. Stasiun Kepanjen hingga pantai Sendang Biru ditempuh perjalanan dalam waktu kurang lebih satu jam. Tidak lupa kami meminta kontak sopir angkutan agar dijemput saat perjalanan pulang.

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

6



SEGARA ANAKAN THE SEA WATER LAKE


CAGAR ALAM PULAU SEMPU

T

ibanya di Pantai Sendang Biru kami diminta untuk mengurus perijinan di pos, pihak pengelola mewajibkan untuk memakai jasa local guide untuk

yang baru pertama kali mengunjungi memasuki kawasan pulau Sempu seperti, membawa kembali sampah, dilarang membuat api yang dapat menimbulkan kebakaran hutan, dan dilarang bermain di tebing karang karena berbahaya. Setelah perijinan selesai, kami mencari perahu yang akan mengantarkan kami dari pantai Sendang Biru menuju Teluk Semut di pulau Sempu. Teluk Semut berupa hutan bakau yang akan menjadi titik awal tracking menuju Segara Anakan. Tracking dilakukan selama kurang lebih 3 jam dengan kondisi tanah yang berlumpur dan becek serta beban dari tas carrier 80 liter untuk perbekalan kami selama 2 hari di pulau Sempu merupakan suatu tantangan yang cukup berat. Sebenarnya tanpa perlu adanya

Segara Anakan

local guide, jalur sudah cukup jelas untuk menuju ke spot Segara Anakan, tetapi untuk alasan pemberdayaan masyarakat sekitar kami sepakat untuk memakai jasa local guide. Mulai memasuki daerah Segara Anakan dari arah Utara, terlihat penampakan lagoon dengan airnya yang jernih dan seakan mengajak untuk bermain dengannya. Di sini kami berpisah dengan local guide.Tiga tenda kami dirikan untuk menampung 12 orang dan santap siang disiapkan untuk memulihkan energi setelah perjalanan tracking. Setelah itu kami pun mencicipi kesegaran air di Segara Anakan dengan bermain-main air

merupakan suatu laguna, berbentuk seperti danau namun merupakan air laut. Air berasal dari Samudra Hindia yang masuk melalui celah-celah batu karang yang mengelilingi sisi Selatan. Terdapat spot pasir putih yang terletak bersebelahan dengan tebing karang dan biasanya spot tersebut yang digunakan untuk lokasi camping

di sana. Waktu tak terasa hingga petang menjelang, saatnya menyiapkan makan malam dan camilan untuk menghabiskan waktu di malam hari. Hal yang paling menyenangkan saat melakukan kegiatan camping bersama teman adalah cerita-cerita seru di malam hari, mulai dari cerita pengalaman pribadi hingga cerita misteri yang ditemui.Pagi menjelang, waktu yang tepat mengawali hari dengan menikmati kopi di atas tebing karang yang langsung menghadap ke lautan luas Samudra Hindia, bermain air lalu bersiap melanjutkan ke spot selanjutnya ke arah Timur yaitu menuju pantai Pasir Panjang. Memasuki area pantai Kembar 1 dan Kembar 2, terdengar suara deburan ombak khas laut selatan yang tergolong kuat, air berwana biru terhampar luas dengan perpaduan pasir putihnya yang begitu bersih. Hanya sejenak berhenti untuk menikmati pemandangan di pantai Kembar 1 dan Kembar 2, setelah itu perjalanan dilanjutkan ke pantai Pasir Panjang.

9

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


PULAU SEMPU

“Pemandangan tebing di sebelah selatan Segara Anakan yang begitu terjal karena dihempas oleh kuatnya ombak laut selatan”

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

10




Pantai Panjang

P

erjalanan dilanjutkan dengan memasuki hutan, kali ini lebih lebat dan mengharuskan kami melewati tangga dari kayu untuk menaiki tebing karang sebelum memasuki kawasan Pantai Pasir Panjang. Sesuai namanya pantai ini pantai dengan hamparan pasir lebih panjang dibanding pantai Kembar 1 atau 2. Tempat yang tepat untuk mendirikan tenda.Di area pantai Pasir Panjang ini, terdapat sumber air tawar yang biasanya nelayan gunakan untuk mengisi perbekalan air ataupun untuk mandi. Kami mencarinya ke dalam hutan dengan menyusuri jalur setapak Sumber air tawar tersebut berbentuk seperti sumur kecil dengan air yang kurang jernih dengan serangga mirip kecoa kecil yang masih ada di dalamnya. Suasana sepi menyelimuti pantai Pasir Panjang menjelang malam, dan memang hanya kelompok kami yang ada di situ. Seperti biasa, setelah menyiapkan makan malam dan cemilan kami membuat lingkaran kecil mengelilingi api unggun untuk berbagi cerita. Kami saling bertukar cerita, mulai dari cerita saat menjalani ospek di kampus masing-masing sampai cerita yang paling seru yaitu cerita misteri. Awalnya kami semua masih enjoy dengan cerita-cerita lelembut (cerembut) tersebut. Ceritacerita tersebut terus berlanjut hingga puncak malam dengan suara-suara dari hutan. Monyet-monyet yang bergelantungan atau berjalan di hutan ikut membumbui suasana dan terkadang mengagetkan. Hingga beberapa dari kami yang duduk mem belakangi laut mendengar suara orang berjalan

13

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

di pasir dan merasa dilempari dengan pasir. Akhirnya kami memutuskan untuk menghentikan sesi cerembut dan kembali ke tenda masing-masing. Malam itu memang sedikit mencekam, suara ranting yang jatuh pun kami langsung bereaksi, tapi sensasi ini yang terkadang kami anggap menjadi hal yang seru. Salah seorang dari anggota kami ada yang bisa melihat keberadaan makhluk lain, pagi harinya bercerita bahwa pada saat kami melakukan sesi cerembut, sebenarnya makhluk lain yang ada di sekitar kita ikut mendengarkan dan menyimak. Hal itu diperkuat dengan cerita teman lain, pada malam itu juga, ia bermimpi ada seorang kakek tua penunggu pantai Pasir Panjang dan kakek tersebut meminta kelompok kami untuk membersihkan pantai tersebut. Mendengar cerita tersebut akhirnya pada hari terakhir di pulau Sempu, kami habiskan dengan membersihkan sampah di pantai Pasir Panjang. Pengalaman yang seru dan mengasyikkan memang selalu kita dapatkan saat kita melakukan petualangan bersama dengan teman. Dari suatu petualangan yang dilakukan, kita akan mengetahui karakter masing-masing dari teman seperjalanan. Cerita-cerita di setiap petualangan akan menjadi memori yang tak terlupakan dan menambah akrab saat bertemu teman lama perjalanan kita.


Fauna Pantai Panjang

“Saat air laut surut, kita bisa menemukan berbagai hewan yang terjebak di dalam batu-batu karang seperti bulu babi, teripang, bintang laut, keong laut, dan ikan-kan kecil. Bagian belakang tenda kami merupakan hutan dengan banyak sekali monyet. Tempat ini masih terasa begitu murni.�


PANTAI KEMBAR THE SECRET OF SEMPU ISLAND

16

EAST JAVA JOURNAL





19

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


“Seluruh aktivitas dan perjalanan selama di Pulau Sempu ketika awal 2013”

THIS IS WHAT ITS ALL ABOUT

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

20




TAMAN NASIONAL BALURAN

PANTAI PANDEAN KISAH NELAYAN DAN MATAHARI TERBIT DI PERISTIRAHATAN UJUNG TIMUR JAWA Blora

Semarang

N

Lamongan Gresik

Purwodadi

Ungaran

W

Bojonegoro Salatiga

Surabaya

Keterangan Jalan Nasional Jalur Berangkat Jalur Pulang Jalan Desa

Ngawi Sragen

Magelang

Mojokerto

Sidoarjo

G. Merbabu

Mungkid

G. Merapi Boyolali

Surakarta Karanganyar

Nganjuk

Sleman

Klaten

Jombang

G. Lawu Magetan

E S

Pasuruan

Madiun

Situbondo

Sukoharjo

G. Welirang

Pare

Wonogiri

Probolinggo

Pujon

Yogyakarta Ponorogo

G. Wilis

Kediri

Baluran

Batu

Bondowoso

Ranupane

G. Kelud

Wonosari

Tutur G. Argopuro

Malang G. Bromo

Trenggalekk

G. Suket

B29 Senduro Tulungagung

Blitar

Kepanjen

Pantai Sundak

Kawah Ijen G. Merapi

Lumajang Jember

Pacitan

Peta Perjalanan

G. Semeru

Banyuwangi Genteng

Pulau Sempu Sukamade Teluk Hijau Rajegwesi

P

ada pertengahan Juli 2013 kami berkesempatan melaksanakan trip ke Jawa Timur. Pada kesempatan liburan semester kali ini, Baluran, Kawah Ijen, Air Terjun, Museum Soekarno, dan Pantai Sundak adalah tujuan kami. Tentu saja liburan yang dimaksud adalah yang berbau petualangan. Perencanaan adalah hal mutlak untuk suatu perjalanan yang panjang, apalagi kami memutuskan untuk berangkat dengan menggunakan motor. Pemetaan jalanjalan yang akan dilalui, mencari informasi dan previsualisasi objek tujuan, serta penentuan tempat istirahat adalah perlu agar segalanya berjalan lancar. Dari internet, terutama dari catatan-catatan perjalanan, kami menentukan semuanya. Akhirnya kami memutuskan untuk berangkat melalui jalur tengah Jawa, yakni Solo – Madiun –Surabaya – Probolinggo – Situbondo - Banyuwangi, dan pulang lewat rute Bondowoso – Jember – Malang – Tulungagung – Ponorogo – Klaten - Jogja. Senin 22 Juli 2013, sepuluh orang dengan lima motor berangkat dari Salatiga menuju ke TN Baluran. Melewati Mojokerto kami melihat puluhan siswa MI dan MTs berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda melewati pematang sawah yang terlihat apik dengan suasana pagi hari di sawah yang menguning. Senang rasanya melihat betapa semangatnya anak-anak negeri ini menuntut ilmu. Setelah melalui berbagai rintangan, mulai dari ban bocor sampai salah jalan yang mengharuskan kami putar balik, akhirnya kami sampai di pintu masuk Taman Nasional. Kendala masih saja menghampiri walaupun telah sampai di TN Baluran. Kami tidak bisa masuk lokasi karena jam kunjung yang terlalu pagi.

23

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

Satu-satunya hal yang kami butuhkan saat itu hanyalah tidur. Penjaga pintu masuk memberikan info bahwa terdapat pantai nelayan tak jauh dari sana. Kamipun memutuskan untuk mengunjungi pantai tersebut b e r h a ra p m e n d a p a t k a n t e m p a t u n t u k t i d u r . Sesampainya di pantai yang dimaksud, terdapat sebuah gubug yang cukup lebar. Kami mengurungkan niat untuk mendirikan tenda dan memutuskan untuk tidur di gubug itu. Memanfaatkan jas hujan untuk menutup atap-atap gubug yang bocor dan kami harus tidur dengan sedikit basah-basahan karena cipratan air. Pantai Nelayan ini

“Beruntunglah pemuda seperti kami adalah tipe yang bisa tidur di tempat apapun. Gubug tersebut memiliki permukaan yang tidak rata dan sialnya malam itu hujan datang.” bernama Pantai Pandean, benar-benar bukan pantai untuk wisata. Tepi pantai dipenuhi dengan kapal dan perahu nelayan yang digunakan penduduk setempat untuk mencari nafkah. Matahari mulai muncul dan sungguh pantai ini memiliki sunrise view di luar dugaan. Benar-benar menakjubkan dapat memotret golden sunrise di tempat ini. Sebentar kami menikmati pemandangan itu sambil bersiap melanjutkan ke TN Baluran.


PANTAI PANDEAN

Kami beristihat di sebuah gubuk sederhana menantikan datangnya matahari pagi

05.20 Para nelayan berangkat mencari ikan

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

24


“Di kawasan hutan Evergreen Baluran terdapat pohon mati yang menarik perhatian kami, pohon berwarna putih dan dikelilingi oleh kupu-kupu seolaholah terlihat tempat berkumpul bagi mereka �

25

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


e Little Africa Of Java

“Kami berfoto di ikon fossil banteng di Savana Bekol pada awal penjelajahan menyusuri luasnya Taman Nasional Baluran Jawa Timur ”

T

ak lama berkendara dari gerbang Taman Nasional, hutan lebat dan hewan-hewan ikut menyapa perjalanan kami. Jalan bebatuan dan

kubangan air sedikit memperlambat laju kendaraan kami namun hal itu bukanlah masalah, sekitar 30 menit perjalanan kami memasuki hutan Evergreen Baluran hutan hijau lebat dan serangga-serangga unik terdapat di daerah ini. 15 menit berjalan dari Evergreen aroma dan suara angin langsung terasa, Sabana Bekol, itulah nama savana yang ada di sini. Dengan luas 300 hektar, sabana ini mendapat julukan sebagai “The Little Africa in Java”. Julukan yang pantas disandangnya, mengingat orang yang pertama kali melihatnya pasti langsung mimpi berada di tengah padang Serengeti. Padang rumput yang luas dengan beberapa pohon berdiri di tepian, angin bertiup sepoi-sepoi kadang juga kencang, rusa yang merumput di tengah teriknya mentari, kawanan banteng yang bermalas-malasan di bawah rimbun pohon serta burung merak yang malu-malu menampakan ekor khasnya di balik rimbunnya semak belukar. Benar-benar pemandangan yang tidak biasa. Terdapat beberapa bangunan yang dapat difungsikan sebagai resort dan menara pandang di dekat Savana Bekol. Dari sini, kita dapat menikmati tingginya Gunung Baluran yang berada di tengah Taman Nasional Baluran. A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

26


27

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


BALURAN

PANTAI BAMA Taman Nasional Baluran

“Jembatan penghubung pada gelapnya hutan mangrove di pantai bama yang dikelilingi oleh genangan air laut. �

S

etelah Savana Bekol kami melanjutkan

perjalanan masuk ke Pantai Bama yang sepi nan

indah. Benar-benar seperti private beach. Pantai

ini sebenarnya menyuguhkan fasilitas snorkeling tetapi kami datang di waktu yang tidak tepat. Laut sedang pasang saat itu dan belum lama sebelum kedatangan kami ada informasi telah ada seseorang yang hilang tengggelam. Selain itu ada satu hal yang harus diperhatikan, yaitu monyet. monyet di sini begitu agresif dengan manusia, tak jarang barang berharga direbut oleh sekawanan monyet liar tersebut, alhasil pengunjung harus memanggil pawang untuk mendapatkan barangnya kembali. Di sekitar pantai Bama terdapat suatu hutan mangrove yang lebat, fasilitas jalan dan jembatan kayu pun tersedia disana. Hutan magrove ini juga cukup luas, sehingga jembatan kayu pun tidak dapat menjangkau ke seluruh bagian hutan mangrove ini, namun jembatan tersebut sudah cukup untuk mengantarkan pengunjung ke ujung hingga dapat menikmati pemandangan laut lepas. Hal yang perlu diperhatikan adalah banyaknya nyamuk di daerah tersebut, nyamuk disana sangat baik perkembangbiakannya karena hutan mangrove merupakan daerah yang lembab sehingga jentik - jentik nyamuk berada pada habitat yang sempurna untuk berkembang, sehingga kita perlu menutup seluruh bagian tubuh untuk mengantisipasi gigitan nyamuk disana. Puas menikmati dan mengabadikan hal menarik di Taman Nasional Baluran, kami pun bersiap keluar dari Taman Nasional dan melanjutkan perjalanan ke Kawah Ijen. Tak lupa kami mengamati Gunung Baluran sepanjang perjalanan keluar, gunung ini bentuknya

“Monyet liar di lingkungan pantai Bama menunggu makanan yang diberikan oleh pengunjung.�

sama jika diamati dari Utara dan Selatan, Situbondo dan Banyuwangi. Meskipun banyak faktor kurang menguntungkan disana, namun pengalaman kami mengunjungi Taman Nasional Baluran sangat seru dan mengesankan. A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

28


KAWAH IJEN API BIRU DARI TIMUR JAWA

29

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


KAWAH IJEN

K

ira-kira waktu Isya kami tiba di Paltuding. Maklum,

Lereng kawah di pagi hari terlihat samar-samar dengan

jalan yang dilalui banyak berlubang dan saat itu hujan

atap taburan bintang yang terkumpul di Bimasakti yang

sering jatuh. Di Paltuding yang merupakan basecamp

terlihat jelas. Kita akan menyadari betapa kecilnya kita

kawah ijen, kami mendirikan tenda. Oh ya,

sudah tradisi bahwa di setiap perjalanan kami selalu membawa tenda dan perlengkapan camping agar bisa tidur di manapun dan lebih terasa berpetualang. Di sini merupakan titik bertemu dengan teman yang berasal dari Jember, sambil menunggu enaknya ngopi dulu. Jam 01.00 dini hari kami mulai tracking menuju Kawah Ijen karena memang tujuan kami ke sini ingin menyaksikan api biru yang konon hanya ada dua di dunia, yakni di Ijen dan Iceland. Jadi, perjalanannya ke Ijen berasa ke Iceland.

Kawah Ijen berada di ketinggian 2368 meter diatas permukaan laut, dengan kedalaman danau sekitar 200 meter dan luas kawah mencapai 5466 hektar. Kawah Ijen berada dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen, Kabupat en Bondowoso, Jawa Timur.

dibanding alam ini. Air kawah yang berwarna hijau muram dan api biru yang menyala di sampingnya menunggu untuk ditapaki indahnya. Untuk menapaki Api Biru, masih dibutuhkan tenaga untuk menuruni jalur curam yang cukup panjang. Ketepatan melangkah dan kecepatan harus diperhitungkan, mengingat Api Biru hanya bisa dilihat saat benarbenar gelap serta bahaya

Menyusuri jalur pendakian yang cukup menanjak bersama

yang menanti jika kita terlalu banyak menghirup asap

para penambang belerang. Pukul 02.30 dinihari kami sampai

belerang. Di sebelah Timur saat mentari pagi muncul

di Puncak Ijen. “Masyaallah� indahnya Ijen, kaget melihatnya.

memerahkan langit, mulai dapat terlihat pengunjung A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

30



THE

IJEN CRATER


GUNUNG IJEN KABUPATEN BANYUWANGI

lain yang menikmati sunrise. Benar-benar terasa di tempat lain karena sebagian besar mereka adalah turis asing dataran Eropa. Mungkin benar kami sedang berada di Iceland! Menengok ke Utara kita bisa melihat Gunung Baluran yang ternyata memang sama bentuknya ketika dilihat dari Situbondo. Penambang-penambang yang gagah dan perkasa itu juga mulai ramai terlihat. Tak heran muncul rasa kagum terhadap para penambang ini. Sedikit berinteraksi telah memberikan gambaran yang jelas akan kerasnya kehidupan. Para penambang ini telah terbiasa mengangkuti beban belerang di

pundak mereka dengan berat yang luar biasa. Bahkan para penambang tersebut sering mendahului kami yang berjalan tanpa beban, sedangkan mereka memikul beban belerang yang sangat berat. Dari salah satu penambang kami tahu rekor terberatnya yaitu 102 kg di pundak. Pundak bapak yang mengeras itu pasti bukti nyatanya. Dengan harga Rp 800,00 perkilogram saat itu, mereka rela dan nekat menjalaninya. Cerita kehidupan yang berharga tidak hanya untuk disimak tapi juga untuk kita jadikan pelajaran hidup.

“Para penambang belerang terlihat gigih mengangkut beban puluhan kilogram yang dibawa dari kawah Ijen menuju tengkulak�

33

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


KAWAH IJEN

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

34


GUNUNG IJEN KABUPATEN BANYUWANGI

35

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


KAWAH IJEN

Puncak Kawah Ijen “Berkeliling di bibir puncak Kawah Ijen di pagi itu terasa berada di tempat yang asing, dominasi pengunjung mancanegara dan pemandangan guratan-guratan lereng kawah yang begitu indah yang disorot oleh datangnya mentari pagi seolah-olah menempatkan diri kami berada di Eropa�.

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

36



Perjalanan pulang menuju Jember kami menyempatkan diri ke air terjun di dekat kawasan Kawah Ijen, air terjun ini tak begitu besar namun dindingnya tampak hijau ditumbuhi lumut yang subur. Tak jauh dari sana juga terdapat pemandian air hangat, kami pun turut mandi dan istirahat disana untuk memulihkan tenaga.


MUSEUM SOEKARNO KOTA BLITAR

Museum Ir. Soekarno Peninggalan dan Sejarah Sang Proklamator

Sejarah Museum

D

alam perjalanan pulang kami menyempatkan

menyambangi Museum Soekarno di Blitar, Jawa

Timur yang berjarak 3 Km dari pusat kota Blitar. Kala

itu kami datang begitu larut malam sehingga museum Ir. Soekarno secara umum sudah ditutup namun kami mencoba untuk meminta pengecualian kepada pengurus museum ini, dan alhasil kami dapat masuk museum ini dengan dikawal oleh satpam dan pemandu. Di dalam museum Ir.Soekarno terdapat bebagai macam hal mengenai bapak proklamator ini meliputi makam, lukisan- lukisan bersejarah, peninggalan barang-barang antik, ďŹ llateli dan koleksi buku-buku, serta masih banyak hal bersejarah yang berhubungan dengan bapak proklamator ini. Secara umum museum ini diresmikan 3 Juli 2004 oleh presiden Megawati Soekarno Putri dengan maksud agar ide, gagasan konsep, dan pemikiran Bung Karno yang sejajar dengan pemikiran ahli mengenai ideologi yang berkembang di dunia kala itu dapat dipahami oleh semua lapisan masyarakat saat ini, agar masyarakat dapat mengembangkan dan meneneruskan perjuangan bangsa untuk meraih cita-cita nasional.

39

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

Awalnya Museum Bung Karno adalah suatu komplek rumah yang menjadi tempat tinggalnya, namun setelah Bung Karno meninggal dan dimakamkan disana pada 21 Juni 1970 banyak orang yang berziarah ke makam beliau. Akhirnya pemerintah Blitar berinisiatif memugar rumah masa kecil Bung Karno menjadi sebuah Museum.


“Lukisan berukuran 150 cm x 175 cm karya IB Said mempunyai keunikan terletak pada dada Bung Karno dapat bergerak sendirinya, lukisan ini sering disebut lukisan hidup Bung Karno”

“Patung, pakaian, lukisan Bung Karno menjadi daya tarik pengunjung karena ingin mengetahui bagaimana hidup sang Proklamator ini ” A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

40


WORTH EVERY STEP Marco Polo with a backpack and a smartphone





GUNUNG BROMO

BERJALAN KAKI MELINTASI GUNUNG BROMO Blora

Semarang

N

Lamongan Gresik

Purwodadi

Ungaran

W

Bojonegoro Salatiga

Surabaya

Keterangan Jalan Nasional Jalur Berangkat Jalur Pulang Jalan Desa

Ngawi Sragen

Magelang

Mojokerto

Sidoarjo

G. Merbabu

Mungkid

G. Merapi Boyolali

Surakarta Karanganyar

Nganjuk

Sleman

Klaten

Jombang

G. Lawu Magetan

E S

Pasuruan

Madiun

Situbondo

Sukoharjo

G. Welirang

Pare

Wonogiri

Probolinggo

Pujon

Yogyakarta Ponorogo

G. Wilis

Kediri

Trenggalekk Tulungagung

Baluran

Batu G. Kelud

Wonosari

Blitar

Tutur Malang G. Bromo Tumpang

Kepanjen

Pantai Sundak

Bondowoso

Ranupane G. Argopuro

G. Suket

B29 Senduro

G. Semeru

Jember

Pacitan

Kawah Ijen G. Merapi

Lumajang Banyuwangi

Pulau Sempu

Peta Perjalanan

Sukamade Teluk Hijau Rajegwesi

F

ebruari tahun 2014 kami kembali memulai perjalanan menunju Jawa Timur, kali ini tujuan perjalanan diawali dengan Taman Nasional Bromo Tengger dan Semeru, berangkat dari Salatiga menuju Surabaya menggunakan trasportasi umum berupa Bus dengan waktu tempuh sekitar 8 jam. Sampai di terminal Purabaya, Surabaya kami harus melanjutkan perjalanan kembali ke arah Pasuruan untuk mencapai tujuan pertama kami. Setelah tiba di terminal Pasuruan kami menggunakan mobil sewaan untuk mencapai Kawah Bromo dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Tiba disana kami segera menyempatkan mengunjungi Lautan Pasir, Gunung Batok dan Kawah Bromo karena mengingat langit begitu gelap siang itu. Jika sesuai dengan rencana, kami di Bromo hanya untuk satu malam saja, sehingga ke-esokan paginya dapat melanjutkan perjalanan menuju Taman Nasional Meru Betiri di Banyuwangi, Jawa Timur. Namun, di sisi lain Bromo juga terkenal akan matahari terbitnya sehingga kami sedikit menunda keberangkatan demi melihat bagaimana matahari terbit di Gunung Bromo. Pagi harinya kami beranjak dari tenda pukul 04.00 WIB untuk menyambut matahari terbit di daerah View Point Penanjakan I, akhirnya kami berjanan menaiki suatu bukit yang terlihat berujung di View Point Penanjakan I. Umumnya para pengunjung menyewa Jeep untuk menuju kawasan tersebut namun kami berinisiatif berjalan kaki agar lebih mengenal seluk beluk Gunung Bromo. Setelah sekian lama berjalan kami agak ragu dengan jalan yang kami pilih, karena jalan setapak yang kami ikuti perlahan menghilang tetapi kami tetap berjalan menembus semak belukar untuk mencapai tempat tujuan. Setelah 2 Jam berjalan akhirnya kami tiba di View Point Penanjakan I, namun sayang matahari yang kami nantikan redup dipagi itu karena tertutup oleh mendungnya awan sehingga golden sunrise yang terkenal itu tak sempat kami saksikan.

45

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

“Kami mengelilingi segala sisi dari Gunung Bromo untuk mengenal lebih jauh keadaan alam dan kondisi masyarakat sekitar. �


A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

46




TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

49

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


di sekitar Kawah Gunung Bromo

“Kegiatan sehari-hari warga sekitar adalah penyedia jasa dan pedagang. Penyedia jasa berkuda selalu berkeliling untuk menawarkan jasanya, sedangkan para pedagang memilih untuk duduk di tempat strategis untuk menarik hati para wisatawan.�

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

50

GUNUNG BROMO

suasana dan Aktivitas Warga


TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU


“Kami berkeliling dan menghabiskan waktu dengan bermain pasir, rumput ilalang, dan berkuliner khas Gunung Bromo untuk menyambut datangnya malam hari disana �


Perjalanan Melintasi Hutan Meru Betiri



MERUBETIRI

TAMAN NASIONAL

MERU BETIRI Taman Nasional Meru Betiri terletak di Jawa Timur bagian selatan dengan ketinggian 900 - 1.223 mdpl dan curah hujan rata-rata 2.300 mm/tahun, ditunjuk sebagai taman nasional sejak tahun 1982 oleh Menteri Pertanian Prof. Ir. Soedarsono Hadisapoetro. Taman Nasional ini memiliki nama yang diambil dari nama gunung tertinggi di kawasan ini yaitu gunung Meru (500 mdpl) dan gunung Betiri (1.223 mdpl). Dengan wilayah seluas 58.000 ha, TN Meru Betiri tergabung dalam wilayah administratif dua kabupaten, yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Terdapat beberapa tanaman langka yang dapat ditemui, seperti raesia zollingeriona, balanphora fungosa, bakau, apiapi, waru, nyamplung, rengas, dan beberapa jenis tumbuhan obat-obatan. Satwa liar yang eksotis juga banyak tersebar di taman nasional yang berada di pantai selatan Jawa Timur ini seperti kumbang hitam, kera ekor panjang, ajag, penyu, dan

Kondisi langit agak mendung sehingga udara terasa

lekang. Satwa langka lain seperti banteng dan rusa itu juga

sejuk.Perjalanan ini kami lakukan dengan berjalan kaki

berhabitat di hutan tropis dataran rendah dan berbagi

sejauh kurang lebih 15 kilometer menyusuri trek

dengan landak, tenggiling, dan kucing hutan. Kabarnya juga

bebatuan di dalam hutan belantara. Baru sekitar tiga

masih terdapat sisa-sisa harimau jawa. Jika Taman Nasional

kilometer berjalan, ada sebuah truk tanpa muatan yang

Baluran memiliki banteng sebagai satwa khas, Taman

kebetulan hendak menuju Sukamade melintasi kami.

Nasional Meru Betiri juga memiliki satwa khasnya sendiri,

Dengan sedikit negosiasi dengan supir truk, akhirnya

yaitu penyu. Dari tujuh jenis penyu di dunia yang masih

kami diizinkan untuk menumpang menuju Sukamade

bertahan hingga saat ini, Taman Nasional Meru Betiri memiliki

dengan menaiki bak truk yang kosong. Tentu ini

empat diantaranya yakni jenis penyu langka seperti penyu

merupakan sesuatu yang sangat meringankan,

hijau (chelonia mydas), penyu belimbing (dermochelys

mengingat kami tidak harus berjalan kaki dengan

coriacea), penyu lekang (lepidochelys olivacea), dan penyu

beban carier yang berat serta berhujan-hujanan.

sisik (eretmochelys imbricata) yang ditangkarkan di Pantai

Namun ternyata ada dua orang anggota kami yang

Sukamade, ujung timur Meru Betiri dalam bentuk kawasan

terpisah dari rombongan sehingga tiga orang dari kami

lindung yang dilestarikan.

memutuskan untuk mencarinya, sedangkan sisanya melanjutkan perjalanan ke Sukamade dengan

Selain penangkaran penyu, taman nasional ini menawarkan

menumpang truk.

beberapa tempat lain yang terdapat di dalamnya. Kawasan yang dapat dikunjungi antara lain Pantai Rajegwesi, Pantai

Dua anggota kami terpisah cukup jauh sehingga perlu

Batu, Teluk Hijau, dan tentu saja Pantai Sukamade. Seperti

satu jam untuk menemukannya. Seperti yang sudah

taman nasional pada umumnya, banyak sekali jenis pohon

diperkirakan, dua anggota kami itu ditemukan di rute

yang dibiarkan tumbuh secara alami. Pohon kluwak,ketapang,

menuju Teluk Hijau yang berbeda arah dengan rute

asem, dan pepohonan lain sebesar rentangan tangan

menuju Sukamade. Mau tidak mau, kelima anggota ini

berpadu dengan lilitan rotan jawa menghiasi kawasan taman

melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki dengan

nasional ini. Sesekali, gerombolan monyet ekor panjang

sisa jarak 14 kilometer. Penduduk setempat bahkan

terlihat bergelantungan di pepohonan untuk mencari makan.

merasa kagum dengan kami saat mengetahui kami

Perjalanan kami mulai pada pukul 10.00 dari Rajegwesi yang

Sukamade yang bahkan penduduk setempat belum

merupakan pintu gerbang Meru Betiri menuju pantai

pernah melakukannya.

berjalan dari pintu masuk Meru Betiri hingga Pantai

Sukamade.

55

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

56


MERUBETIRI

“Sembari menunggu beberapa teman yang tetinggal kami menyempatkan istirahat, memancing, berbincang, dan membantu menyebrangkan warga dengan rakit karena rubuhnya jembatan utama disini. �

57

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


Pemandangan hutan belantara Meru Betiri bisa sedikit mengalihkan rasa lelah yang kami alami, ditambah monyet-monyet ekor panjang yang menghiasi pepohonan dengan lompatan demi lompatannya. Perjalanan tersebut memakan waktu kurang lebih empat jam hingga sampai ke sungai Sukamade yang merupakan pintu masuk ke pantai penangkaran penyu.

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

58



Pantai Sukamade

Tanah Kelahiran Sang Penjelajah Lautan


TAMAN NASIONAL MERUBETIRI

T

ibanya di pantai Sukamade kami mendirikan tenda di tanah lapang yang telah disediakan oleh petugas Taman Nasional Merubetiri, terlihat beberapa rombongan lain yang berkunjung untuk melakukan pengamatan terhadap penyu hijau yang bertelur. Kami pun menyapa rombongan lain dan berkenalan kepada mahasiswa pecinta alam Universitas Jember yang mempunyai tujuan sama dengan kami. Ternyata untuk melihat proses bertelurnya penyu hijau kami harus menunggu tengah malam ketika penyu tersebut kembali ke tanah kelahirannya untuk bertelur. Sebelumnya, kami sebenarnya tidak mengetahui bahwa melihat penyu bertelur harus dengan perijinan yang cukup ketat, namun kali ini nasib baik menghampiri. Dengan bantuan pecinta alam Universitas Jember yang akan melakukan penelitian masalah penyu, kami ditawari untuk ikut dengan rombongan mereka. Tentu kesempatan ini tidak kami lewatkan begitu saja. Proses bertelurnya penyu terjadi pada tengah malam. Guide penangkaran penyu memperingatkan pada peserta agar tidak menyalakan lampu sekecil apapun termasuk membuka handphone saat menunggu penyu karena mereka akan mengira ada predator dan tidak jadi bertelur. Proses menunggu datangnya penyu hingga bertelur memakan waktu cukup lama, bahkan beberapa di antara kami sempat tertidur di pasir pantai dengan keadaan gelap gulita tanpa pencahayaan apapun. Penyu yang akan kami saksikan cara bertelurnya adalah jenis penyu hijau (chelonia mydas). Cara bertelur penyu memiliki cukup banyak tahapan. Tahap pertama yaitu saat penyu mulai muncul dari laut untuk kemudian bergerak menuju daratan dan mencari tempat

61

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

penetasan telur. Saat sudah menemukan tempat, penyu akan membersihkannya terlebih dahulu. Beberapa tahapan awal tersebut sangat sensitif terhadap gangguan. Ketika penyu merasa terganggu, mereka akan kembali ke laut. Tantangan bagi tim peneliti adalah menjaga jarak pantau yang relatif jauh, tidak berisik, dan tentu saja tidak boleh menyalakan sinar. Saat penyu sudah melewati tahap awal, mereka akan mulai menggunakan keempat ekskremitasnya untuk menggali lubang sedalam 60 cm. Lubang tersebut digunakan untuk memendam tubuh mereka saat bertelur. Pada tahap ini, jarak pantau sudah semakin dekat namun masih tetap tanpa suara dan tanpa sinar. Setelah beberapa saat, penyu akan mulai melakukan penetasan sebanyak 80-150 butir telur yang dikeluarkan melalui kloaka. Pada tahap ini, sensitiďŹ tas penyu berada pada tingkat sedang, sehingga sedikit sinar dan sentuhan ringan masih bisa ditolelir. Setelah selesai melakukan penetasan, penyu akan menutup lubang gundukan telur dengan ekskremitas belakang hingga seperti semula. Pada tahap penutupan lubang, sensitiďŹ tas penyu berada pada titik terendah sehingga akan mentolelir pergerakan atau sinar yang lebih terang. Tahap terakhir, penyu akan bergerak untuk kembali menuju arah laut. Tahap ini mengharuskan peneliti untuk menjaga jaraknya agar penyu tidak salah arah dalam perjalanannya kembali ke laut. Total waktu yang dibutuhkan penyu hijau untuk bertelur adalah 2 – 3 jam. Setelah menyaksikan proses bertelurnya penyu, kami memutuskan kembali ke tenda untuk beristirahat.


“Melihat proses bagaimana penyu hijau bertelur di pantai Sukamade, dan petugas Taman Nasional Merubetiri mengambil telur penyu untuk direhabilitasi di suatu incubator untuk melindunginya dari predator.� A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

62


TAMAN NASIONAL MERUBETIRI

63

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


MERUBETIRI

Suku Osing K

eesokan harinya, kami bergegas dari pantai Sukamade untuk melanjutkan perjalanan kembali

menuju Teluk Hijau. Perjalanan dimulai pada pukul 10.00 dengan berjalan kaki menuju sungai

Sukamade. Gerah karena belum mandi, kami memutuskan untuk mandi di sungai ini sambil

menunggu truk yang hendak menuju ke Rajegwesi. Suasana tropis sangat terasa ditandai dengan banyaknya pohon kelapa, batu kali, dan aliran sungai yang deras. Suku yang tinggal di daerah tersebut bernama Suku Osing. Dedi, seorang bocah SD yang merupakan Suku Osing mengajari kami bagaimana mandi di sungai dan memanjat pohon kelapa. Setelah tiga jam mandi, akhirnya truk tumpangan datang dan kami segera bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Satu jam perjalanan berkelok menuju Rajegwesi, melewati hutan belantara. Kelelawar kelelawar yang berukuran besar beterbangan di atas kami. Truk sampai di persimpangan menuju Teluk Hijau saat hari memasuki senja. Dari persimpangan, Teluk Hujau dicapai dalam satu jam dengan berjalan kaki menyusuri trek menurun yang licin dan curam di beberapa titik. Teluk Hijau merupakan sebuah teluk kecil dengan sebuah tebing tinggi sebagai pembatas teluk, dan memiliki latar belakang hutan bakau dengan kelembaban rendah sehingga dapat digunakan untuk mendirikan tenda. Tanpa beristirahat, kami langsung mendirikan tenda dan menikmati Teluk Hijau dengan suasana hangat yang dipadu dengan suara monyet dan burung-burung hutan, serta percikan api unggun. Paginya, kami langsung menceburkan diri ke pantai Teluk Hijau dengan pasir putihnya. Kembali kami menikmati private beach. Kejutan bagi kami, di sudut teluk hijau ternyata ada air terjun yang memiliki air bersih mengalir menuju pantai. Kami berguyur ria sembari membersihkan diri di bawah air terjun tersebut. Bahkan kami berani bertelanjang di pantai ini karena benar-benar tidak ada siapapun. Yah, kami merasakan bagaimana memiliki pantai sendiri. Perjalanan di Taman Nasional Meru Betiri berakhir setelah keluar dari Teluk Hijau. Setelah bersiap, kami berjalan kaki untuk kembali menuju pos Rajegwesi pada siang hari. Sesampainya di Rajegwesi, kami menyempatkan untuk beristirahat. Sebagian dari kami ada yang memilih untuk tidak beristirahat dan berjalan menuju pantai Rajegwesi yang berjarak tidak jauh dari pos. Terdapat banyak perahu nelayan berjejeran. Suhu udara cukup panas, namun angin yang bertiup kencang seketika mengalihkannya. Akhirnya setelah puas berada di pantai, kami kembali ke pos untuk membersihkan badan. Sambil bersantai, kami menunggu kendaraan jemputan yang akan membawa rombongan KAPPA Adventure menuju terminal untuk pulang ke Salatiga.

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

64





“Bermalam di teluk hijau dan menikmati matahari terbit di pantai perawan ini begitu mengesankan, ditambah lagi adanya air terjun disekitar pesisir pantai merupakan hal yang langka dijumpai.�




Sekilas Perjalanan Gunung Semeru

D

alam setiap perjalanan Kappa Adventure, kami melihatnya tidak hanya sekedar perjalanan wisata atau hurahura. Lebih dari itu, setiap perjalanan yang dilakukan adalah perjalanan spiritual yang akan menjadikan pelakunya menjadi lebih dewasa. Banyak nilai-nilai dan pembelajaran hidup yang didapat melalui sebuah

perjalanan. Termasuk perjalanan menuju puncak Mahameru. Kira-kira tiga tahun sebelumnya, saat pertama kali akan memulai Kappa, Semeru merupakan salah satu pilihan tujuan. Walaupun akhirnya pilihan jatuh ke Pulau Sempu. Pilihan ini dirasa masuk akal saat itu, mengingat beberapa hal yang menjadi penghalang antara kami dan Semeru. Saat itu, kami hanyalah anak-anak dalam tempurung. Besar keinginan untuk ke Mahameru tapi pengalaman mendaki masih nol besar. Saya ingat pertama kali mendaki gunung ke Merbabu, beberapa dari kami masih memakai sandal jepit untuk ke puncak Kenteng Songo. Suatu hal yang banyak dilakukan kebanyakan orang namun menurut kami sangat beresiko. Menjadi seorang pendaki tentunya harus memikirkan safety, selain untuk keselamatan diri sendiri tetapi juga tidak merepotkan teman dan TIM SAR jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

“Setelah sempat tertunda, pada tahun 2014 kami putuskan untuk bersua Mahameru. Tidak ada perdebatan. Perjalanan ke Mahameru ini merupakan suatu perjalanan yang benar-benar berkesan.� Bagaimana tidak, perjalanan ini dilakukan dengan rombongan besar dengan kegilaan masing-masing serta suguhan Mahameru untuk kami yang sangat mempesona. Semeru begitu menggeliat di pikiran kami dengan segala kemistisannya. Gambaran Ranu Kumbolo begitu jelas dengan segala romantismenya. Pun Puncak Mahameru, terasa begitu megah di benak kami.

71

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


Kami masih melihat Semeru sacara samar-samar. Yang jelas, Gunung Semeru merupakan gunung yang disakralkan oleh beberapa masyarakat adat. Ada banyak cerita berkembang tentang Gunung Semeru. Entah versi mana yang benar, konon, para dewa memindahkan puncak Gunung Mahameru dari Bharaswarsa (India) ke Jawadwipa untuk menstabilkan Pulau Jawa. Awalnya, puncak Mahameru ini diletakkan di bagian barat Pulau Jawa. Namun yang terjadi Pulau Jawa bagian barat justru tenggelam, sedang bagian timur justru terangkat. Lalu dipindahkannya Puncak Meru ke sisi timur Pulau Jawa. Dalam prosesnya, Puncak Meru tercecer dan jadilah beberapa gunung di Pulau Jawa, antara lain Gunung Lawu, Gunung Kelud, Gunung Kawi, Gunung Arjuna dan Gunung Kemukus. Dengan kata lain, masyarakat meyakini bahawa Gunung Semeru adalah pakunya Tlatah Jawadwipa. Gunung Semeru memiliki puncak bernama Mahameru dan kawah yang bernama Jonggring Saloka. Dalam dunia pewayangan, Jonggring Saloka adalah kawah yang digunakan Bima untuk berendam ketika badan lelah. Sedang Puncak Gunung Semeru diyakini sebagai tempat bersemayam Dewa Siwa. Karena hal inilah, Suku Tengger di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sangat menghormati Gunung Semeru. Cara pandang masyarakat yang mengultuskan Semeru sedikit banyak telah mempengaruhi sikap kami tentang Semeru.

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

72

GUNUNG SEMERU

Mitos Seputar Gunung Semeru


RANU PANE

GERBANG MASUK RANU PANE

M

edio 2014, tepatnya pada saat libur akhir semester genap, Kappa Adv memutuskan untuk mengunjungi Gunung Semeru. Perjalanan dimulai pada tanggal 8 Agustus 2014 dan diperkirakan sampai Salatiga kembali pada 13 Agustus 2014. Sebelum hari keberangkatan, kami mempersiapkan peralatan dan kebutuhan yang akan dibawa. Peralatan dan kebutuhan secara umum dibagi menjadi dua, yaitu kebutuhan pribadi dan kebutuhan kelompok. Peralatan pribadi secara umum telah dipersiapkan oleh pribadi masing-masing. Untuk peralatan kelompok, digunakan uang iuran yang akan dibelanjakan sesuai kebutuhan. Yang tak kalah penting untuk disiapkan adalah syarat administrasi yang akan digunakan mendaftar masuk jalur pendakian. Syarat-syarat yang perlu disiapkan sesuai peraturan yang berlaku tahun 2014 adalah foto copy KTP, surat sehat dokter, dan materai 2 buah. Tak lupa pula mencari info mengenai Gunung Semeru, baik tentang gunungnya sendiri atau akomodasi menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Setelah semua keperluan dirasa terpenuhi, Kappa Adventure pun siap menyapa Mahameru. 8 Agustus 2014 siang, rombongan Kappa Adventure berkumpul di rumah perkumpulan untuk konsolidasi dan persiapan keberangkatan. Sore hari semua telah siap dan tampak gagah. Tim berangkat selepas adzan maghrib, tujuan pertama adalah Terminal Tirtonadi di Kota Surakarta. Dengan menggunakan bus, tim sampai di Terminal Tirtonadi jam 8 malam. Dilanjutkan dengan bus jurusan Surabaya yang akan mengantar rombongan ke Terminal Purabaya, Surabaya. Waktu itu, tarif bus yang berlaku adalah tarif lebaran dengan rincian Sltg-Solo Rp 13.000,- sedangkan Solo-Sby Rp 54.000,-. Dari Terminal Purabaya menuju Terminal Arjasari, Malang menggunakan bus umum seharga Rp 12.000,-. Di Terminal Arjasari, cari angkutan kota warna putih. Setelah membayar Rp 10.000,- angkot akan membawa kita ke Tumpang. Angkutan kota di sini sudah terbiasa membawa rombongan pendaki Semeru jadi pelayanannya sudah sesuai. Satu angkot bisa membawa hingga 15 orang rombongan. Rombongan sampai di Tumpang hari 9 Agustus 2014 jam 8 pagi. Di Tumpang terdapat pos pendaftaran pertama. Persyaratan yang telah disebut sebelumnya akan dicek di Pos Tumpang. Selain itu, banyak pendaki yang melengkapi keperluan logistik di sini karena letak Pos Tumpang yang berdekatan dengan Pasar Tumpang. Selain itu, terdapat pula sebuah klinik dokter bila sewaktu-waktu butuh surat keterangan sehat dari dokter. Setelah proses administrasi selesai, kami menuju Pasar Tumpang untuk mencari sarapan dengan menu khas Jawa Timur, yakni Sego Pecel. Akhirnya semua urusan di Tumpang selesai dalam satu jam, lalu sekitar jam 9 pagi kami berangkat ke Pos Parkir pertama menggunakan angkot setarif Rp 6.000.-.

73

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

Pos parkir pertama ini terletak di antara jalan TumpangRanu Pane. Di Pos Parkir pertama inilah, perjalanan akan dilanjutkan dengan truk atau hartop menuju Ranu Pane. Menurut cerita seorang teman, penggunaan angkot dari Tumpang ke Pos Parkir pertama adalah hal baru saat itu. Sebelumnya truk atau hartop ke Ranu Pani dapat kita jumpai mulai dari Pasar Tumpang. What an intriguev! Arloji menunjukkan pukul 09.30, angkot yang membawa rombongan Kappa Adv ke Pos Parkir pertama telah tiba di tujuan. Dengan demikian, tiba pulalah rombongan Kappa Adv ke Pos Parkir pertama, hawa dingin khas pegunungan sudah terasa di Pos Parkir pertama. Dari sini Puncak Mahameru terlihat jelas di sebelah selatan, serta Bromo dengan gurun pasirnya juga terlihat di sebelah utara. Beberapa teman terlihat membeli kopi sambil menunggu truk yang akan membawa kami ke Ranu Pane dan akhirnya truk yang dinantipun datang. Ongkos truk saat itu Rp 35.000,- per anak, tak sabar rasanya 1,5 jam ke depan akan sampai di Ranu Pane. Sepanjang perjalanan menuju Ranu Pane, kami bersimpangan dengan rombongan lain yang akan turun ke Tumpang. Melihat raut bahagia di wajah mereka, rasa penasaran akan Semeru semakin memuncak. Pukul 12.00 akhirnya kami tiba di Ranu Pane, Ranu Pane adalah nama sebuah telaga dengan air berwarna coklat. Di sekitar Ranu Pane terdapat sebuah perkampungan yang juga bernama Ranu Pane. Di perkampungan ini terdapat parkiran besar untuk menampung truk dan hartop yang membawa pendaki Semeru, tampak sekali kegiatan ekonomi warga Ranu Pane bergantung pada kehadiran pendaki Semeru. Sebagian besar lelaki Ranu Pane bekerja sebagai porter bagi pendaki yang membutuhkan. Menurut pengakuan salah seorang porter, hanya penduduk Ranu Pane yang diizinkan menjadi porter di wilayah Semeru Dari parkiran di Ranu Pane, kami diharuskan jalan kaki sejauh 200 meter untuk sampai di Pos Ranu Pane. Di sini, diwajibkan melakukan registrasi sebelum mendaki Semeru dengan biaya registrasi saat itu adalah RP 17,500,- per hari per anak. Jadi, total per anak membayar Rp 52.500,untuk biaya tiga hari pendakian, setelah proses administrasi di Pos Ranu Pane selesai, kami berisitirahat sebentar sambil menikmati suasana Ranu Pane. Di Ranu Pane, terdapat juga beberapa warung makan dan toko souvenir. Beberapa teman terlihat mengobrol akrab dengan pendaki lain, bertukar cerita dan pengalaman, sementara yang lain berkeliling berburu souvenir dan makanan ringan.


“Sembari Menikmati Pemandangan Ketika Perjalanan menuju Ranupane kami disuguhi pemandangan Parasso Ribbing dari perbukitan di sekitar Gunung Bromo”

“Pemukiman Penduduk, Taman Air dan Perbukitan di Sekitar Ranupane Seolah-Olah Menyapa Kedatangan Kami Disana”

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

74


RANU KUMBOLO

Ranu Kumbolo Surga di Gunung Semeru

J

am 2 siang, setelah sholat siang, rombongan berangkat

menuju Ranu Kumbolo dengan perkiraan sampai lokasi

tepat sebelum magrib. Sepanjang perjalanan banyak

pendaki lain berlalu lalang baik hendak menuju atau pulang dari Ranu Kumbolo, hal ini kontras sekali jika dibandingkan dengan pendakian Merbabu tahun 2012. Saat itu, hanya ada kelompok kami sepanjang perjalanan di rute Merbabu. Kami tidak masalah dengan banyaknya pendaki, justru merasa senang melihat antusiasme masyarakat akan wisata alam. Namun pengetahuan, persiapan dan lingkugan harus tetap diutamakan. Jalur pendakian dari Ranu Pane sampai Ranu Kumbolo secara umum tidak terlalu berat, dari Ranu Pane ke Ranu Kumbolo seakan terbentang jarak berupa bukit-bukit kecil sehingga rute pendakiannya lebih banyak berupa jalur melewati bukit dengan cara memutar melalui punggung bukit. Memutar dari satu bukit ke bukir selanjutnya hingga sampai di Ranu Kumbolo, sesekali terdapat tanjakan. Memasuki jalur pendakian terdapat beberapa masyarakat Ranu Pane yang berjualan. Barang-barang yang umum dijual antara lain minuman botol, mie instan, rokok, gorengan, dan semangka. Tentu saja harga yang ditawarkan lebih mahal daripada harga normal, mengingat membawa logistik dagangan ke Semeru bukan perkara enteng. Kami melihat selain berjualan, mereka juga membantu mengambil sampah sisa pendakian untuk dibawa turun ke Ranu Pane. Sesaat sebelum hari menjelang petang, kami sudah dapat melihat Ranu Kumbolo dari kejauhan. Terlihat banyak tenda-tenda berjejalan di salah satu sisi bibir Ranu Kumbolo yang dekat dengan Tanjakan Cinta. Namun ada pula yang menyendiri dengan mendirikan tenda di sisi bibir Ranu Kumbolo yang lain. Saat itu, kami memilih berjejeran dengan tenda lainnya, entah apa yang mendasari keputusan kami, mungkin karena alasan keamanan.

75

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


“Rasa Lelah Setelah Berjalan Dari Ranu Pani Terbayar Sudah Ketika Melihat Hijaunya Air di Ranu Kumbolo�

T

im mulai mendirikan tenda setelah menemukan tempat yang dirasa pas, dengan berkerja sama

akhirnya tenda dan perlengkapannya telah siap.

Makanan dan minuman pun disiapkan, masak-masakan seadanya khas lelaki bujang, yang penting ada nasi, lauk, dan kopi. Kami menghabiskan malam itu di Ranu Kumbolo. Sedap, Esok pagi buta kami bersiap untuk melihat matahari terbit, tenda yang sengaja dihadapkan timur memudahkan dalam melihat matahari terbit. Akhirnya, matahari kemerahan muncul diantara persilangan dua punggung bukit dengan Ranu Kumbolo memantulkan sinar surya tepat di kaki kedua bukit tadi, sunrise di Ranu Kumbolo memang kelas wahid. Setelah matahari lebih tinggi, kami mengisi hari pagi dengan mengeksplore sekitar Ranu Kumbolo. Banyak aktiďŹ tas dilakukan di sekitar Ranu Kumbolo, ada yang sekedar fotofoto, ambil air, mencuci piring, hingga foto prewed pun juga ada, yang jelas tidak boleh berenang di Ranu Kumbolo. salah satu blog travel memperlihatkan foto sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Kediri di bibir Ranu Kumbolo. Beberapa dari kami iseng mencari prasasti yang dimaksud tapi hasilnya nihil. Di Ranu Kumbolo, rombongan Kappa Adventure yang terdiri dari 15 orang berpisah menjadi dua regu. Kelompok pertama tetap di Ranu Kumbolo sedang regu yang lain melanjutkan perjalanan dengan tujuan summit attack. A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

76




79

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


MENGELILINGI RANU KUMBOLO “Beristirahat, Bermalam dan Berjalan Mengelilingi Ranu Kumbolo Adalah Kegiatan Yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Pendaki Sembari Bersyukur dan Mengagumi Ciptaan-NYA”.

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

80



Fajar di Ranu Kumbolo


TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

83

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


MENUNGGU DATANGNYA MENTARI “Aktivitas di Ranu Kumbolo saat dini hari menantikan datangnya mentari pagi, beberapa dari kami sengaja begadang dan berburu foto dimalam itu. Paginya kami semua menyambut pagi hari sekaligus menghagatkan tubuh kami dengan memasak dan berjalan-jalan mengelilingi Ranu Kumbolo�.

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

84


Tanjakan Cinta, Beberapa pendaki percaya bahwa tanjakan ini menyimpan sebuah misteri dimana seseorang yang berhasil mendaki tanjakan ini tanpa melihat ke arah belakang, segala yang sedang dipikirkan /dicitacitakan akan segera terwujud di kemudian hari nanti. Namun, sungguh sulit untuk tidak melihat kebelakang sebab dari atas Tanjakan Cinta ini akan terlihat pemandangan luar biasa indah berlatar belakang Ranu Kumbolo, sungguh sulit untuk memecahkan tantangan sekaligus misteri tersebut.



ORO-ORO OMBO SAVANA BERBUNGA VERBENA BRASILIENSIS VELL

B

eranjak dari Ranu Kumbolo, di depan kami telah menunggu hamparan savana yang ditumbuhi oleh Verbena Brasiliensis Vell berwarna ungu yang mirip dengan bunga Lavender, Verbena ini bukanlah tumbuhan endemik Indonesia dan juga tumbuhan ini hanya bisa tumbuh baik pada ketinggian dan iklim tertentu saja sehingga tak disemua daerah memiliki tumbuhan seperti ini. Menurut sejarah, tumbuhan Verbena Brasiliensis Vell asal Amerika ini dibawa oleh warga Belanda yang dulu sempat menjajah Indonesia beratus-ratus tahun. Tumbuhan Vebena ini dibawa dan dibudidayakan oleh warga Belanda yang dulunya membangun peternakan di daerah ini, menurut informasi Oro-oro Ombo dulunya adalah peternakan sapi milik pemerintah Belanda, yang sekarang setelah sekian lama ditinggalkan oleh warga Belanda wajar saja jika masih ada tumbuhan peninggalan warga Belanda di tempat ini. Oro-oro Ombo memiliki luas 20 hektar pada ketinggian 2500 mdpl, tempat ini menjadi salah satu tempat favorit bagi para pendaki karena ke eksotisan dari bunga Verbena disini. Verbena berbunga hanya pada bulan Mei hingga Juni, pada

87

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

bulan Agustus tinggi tumbuhan ini mencapai 1,5 m dengan warna bunga sedikit kecoklatan karena telah memasuki musim kemarau sehingga bunga Verbena Brasiliensis Vell sedikit kering. Jika ingin melihat Verbena dengan tinggi yang pas dan warna bunga yang m a s i h s e g a r m a k a p a ra p e n d a k i d i s a ra n k a n mengunjungi Oro-oro Ombo pada bulan Juni. Setelah kami berjalan sekitar 30 menit menyusuri luasnya savana Oro-oro Ombo kita akan menemui hutan cemara yang akan menghubungkan Oro-oro ombo dengan pos di Raga Jembangan, namun sebelum berjalan lebih lanjut ke Raga Jembangan para pendaki biasanya beristirahat dan menikmati savana Verbena Brasiliensis Vell di Cemoro Kandang, di tempat ini banyak perapian dibuat oleh warga untuk menghangatkan badan sembari melihat perbukitan dan savana Verbena, tak hanya itu ada juga minuman dan makanan yang ditawarkan untuk membantu menghilangkan rasa lelah yang dirasakan oleh para pendaki.



CEMORO KANDANG

“Kami beristirahat dan bebincang di teduhnya pepohonan cemara di daerah Cemoro Kandang”

89

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

90


“Beberapa porter dan pedagang terlihat berlalu lalang di Pos Raga Jembangan, disisi lain puncak Semeru sudah terlihat di depan mata �


Raga Jembangan Selangkah Menuju Kalimati


Hutan Kalimati 2600 Mdpl


TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

TITIK PERISTIRAHATAN TERAKHIR MENUJU PUNCAK PARA DEWA

S

e t e l a h b e r i s t i ra h a t d i R a g a J e m b a n g a n , t i m melanjutkan perjalanan ke Kalimati, membutuhkan waktu 45 menit untuk mencapai Hutan Kalimati. Hutan Kalimati adalah tempat terakhir para pendaki dapat mendirikan tempat peristirahatan, disana pendaki mendirikan tenda dan meyiapkan segala peralatan untuk pendakian ke puncak, dari Kalimati pendaki hanya membawa sebuah tas kecil untuk keperluan seadanya menuju puncak Semeru. Tim kami tiba di Hutan Kalimati pukul 15.00 WIB, setelah itu kami bergegas mendirikan tenda, sebagian orang mennyiapkan tempat bermalam lalu sebagian mencari sumber air bersih disana. Memang disekitar hutan kalimati terdapat sebuah sungai yang mengalir air bersih sehingga pendaki dapat mengambil kebutuhan air dari tempat tersebut. Tim kami yang terdiri dari 8 orang berencana beristirahat di Hutan Kalimati hingga pukul 23.00 WIB, kemudian melanjutkan perjalanan ke puncak Semeru. Selagi istirahat dan menunggu waktu pendakian kami berniat membuat makan malam disana, namun sialnya kami mendapat berbagai masalah. Perbekalan yang kami bawa tidak

menyukupi untuk 8 orang karena terdapat salah satu tas kami yang tertukar dengan tas teman kami yang tidak melakukan perjalanan ke puncak Semeru ketika di Ranu Kumbolo. Kami pun akhirnya makan makanan ala kadarnya, dan karena masih kurang kami menawarkan barter antara gas yang kami bawa dengan mie instan dengan kelompok pendaki lain. Namun tawaran kami ditolak, mereka malah memberikan mie instan dan beras secara cuma-cuma kepada kami. Kami pun merasa sangat berterimakasih dan bersyukur akan bantuan dari kelompok tersebut. Setelah makan malam, kami membuat api unggun dengan kelompok-kelompok lain disana sembari berbincang dan diskusi tentang waktu pendakian. Akhirnya para pendaki bersepakat untuk berangkat jam 00.00 WIB, Namun kelompok kami tetap ingin berjalan pukul 23.00 WIB agar perjalanan lebih santai dan ditambah lagi perjalanan dengan rombongan yang b e s a r s a n g a t m e m b a h a y a k a n k a re n a s e r i n g menimbulkan longsornya bebatuan akibat curamnya lereng di Puncak Semeru.

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

94



Pendakian Malam Puncak Tertinggi di Pulau Jawa “Beranjak dari Hutan Kalimati pukul 23.00 WIB kami mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa ini, butuh 5 jam untuk mencapai puncak melintasi Arcapada dengan pasir gembur yang melahap kaki kami setinggi lutut, suhu terendah di bulan Agustus menambah dingin yang kami rasakan, terlihat beberapa pendaki membakar pakaian mereka karena tak tahan dengan dinginnya Arcapada. bulan tampak sejajar dengan kepala kami disana menandakan betapa jauh dan tingginya langkah para pendaki. Bongkah batuan yang tampak rapuh di tepian lereng curam turut mengancam keselamatan kami, mengingkatkan kewaspadaan adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup disini. Tenggorokan akan lebih cepat mengering dari biasanya karena dinginnya terpaan angin malam dan beberapa pasir halus yang tak sengaja kami hirup ketika itu, air minum yang kami bawa juga terbatas tak cukup untuk membasahi tenggorokan tiap waktu. Langkah kaki kami terasa makin berat karena terhisap oleh pasir Semeru, namun semangat kami masih lebih kuat dibandingkan segala tantangan disini. Sekian jam berjalan akhirnya kami berhasil menaklukan tingginya gunung Semeru dibarengi oleh datangnya mentari pagi di puncak Mahameru�.



Matahari Terbit di Puncak Mahameru


“Kami berfoto bersama di puncak Mahameru sambil menahan dinginnya terpaan angin di daratan tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3676 mdlp�



RANU KUMBOLO

Berkumpul Kembali di Ranu Kumbolo

101

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

102



“Setelah menaklukan puncak Mahameru, tim berkumpul kembali dengan sisa tim Kappa Adventure yang menetap di Ranu Kumbolo dan bersiap untuk pulang.�


RANU REGOULO PERPISAHAN DENGAN GUNUNG SEMERU





“The sea of cloud looks so gentle, filling the space of the valley. Feel the cool air and breeze that blows calmly.


TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

PETUALANGAN BERMOTOR MENGAMATI ERUPSI GUNUNG BROMO DAN SUNRISE DI PUNCAK B 29 N Blora

Semarang

Lamongan

W

Gresik

Purwodadi

Ungaran

Bojonegoro Salatiga

Surabaya

Mungkid

S Keterangan Jalan Nasional Jalur Berangkat Jalur Pulang Jalan Desa

Ngawi Sragen

Magelang

Mojokerto

Sidoarjo

G. Merbabu G. Merapi Boyolali

Surakarta Karanganyar

Nganjuk

Klaten

Jombang

G. Lawu Magetan

E

Pasuruan

Madiun

Sukoharjo

G. Welirang

Pare

Wonogiri

Probolinggo

Pujon Ponorogo

G. Wilis

Kediri

Batu

Tutur Bondowoso

Ranupane

G. Kelud

Wonosari

G. Argopuro

Malang G. Bromo

Trenggalekk

G. Suket

B29 Senduro Tulungagung

Blitar

Kepanjen

Pantai Sundak

G. Semeru

Kawah Ijen G. Merapi

Lumajang Jember

Pacitan

Peta Perjalanan Pulau Sempu Sukamade Teluk Hijau Rajegwesi

G

unung Bromo mempunyai ketinggian 2329 mdpl yang tergabung dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Lokasi Administratif Gunung bromo terletak di Provinsi Jawa Timur yang dikelilingi oleh 4 kabupaten yaitu kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang. Status Gunung Bromo termasuk dalam kategori gunung yang aktif dan memiliki sejarah letusan yang periodik sehingga fenomena erupsi gunung bromo sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat setempat, bahkan saat ini fenomena tersebut merupakan magnet bagi para wisatawan untuk mengamati dan menikmati fenomena alam yang unik tersebut..

tersendiri dalam perjalanan dan mempermudah mobilitas kami untuk menjangkau daerah-daerah yang menarik untuk dikunjungi. Pengalaman bermotor di kawasan Gunung Bromo saat terjadi erupsi tentunya sangat menarik untuk dirasakan.

Bagi penduduk sekitar Gunung Bromo (Gunung Brahma, dalam bahasa sanskerta) dianggap sebagai gunung yang suci, para penduduk tengger dan penganut agama hindhu setahun sekali merayakan upacara adat Kasodo (Yadnya Kasada). Upacara Kasodo diadakan di Pura yang terletak di kawasan Gunung Bromo pada tanggal 14 atau 15 di bulan kasodo (sepuluh, menurut penanggalan Jawa). Upacara ini dilakukan pada malam hari hingga dini hari, adanya upacara ini juga merupakan daya tarik sendiri untuk para wisatawan yang ingin tahu bagaimana upacara ini berlangsung.

Gunung Bromo memiliki titik amat dari berbagai arah, umumya wisatawan menikmati panorama Gunung Bromo dari titik amat Penanjakan I atau Penanjakan II, namun pada perjalanan ini kami juga menambah opsi perjalanan untuk melihat panorama Gunung Bromo dari sisi barat. Puncak B29 adalah sebutan titik amat Gunung Bromo dari sisi Barat, terletak di Kabupaten Lumajang yang dapat ditempuh perjalanan sekitar 2 Jam dari Lumajang. Nama Puncak B 29 diambil dari ketinggian daerah itu yaitu 2900 mdpl, daerah ini juga memiliki sebutan negeri diatas awan. Puncak B29 sendiri dapat dijangkau dengan sepeda motor hingga puncaknya, namun jalur menuju puncak B29 terkenal sangat menantang sehingga perlu kondisi fisik dan mesin yang prima untuk melintasi jalur ini. Tentunya, hal ini menambah sensasi pengalaman bermotor dan keingintahuan kami untuk menjangkau daerah tersebut.

Erupsi terakhir gunung Bromo terjadi di tahun 2016, fenomena ini mengundang keingintahuan kami untuk mengamati aktifitas vulkanik di gunung yang dianggap suci itu, ditambah lagi upacara kasada akan diadakan. Bulan Agustus 2016, kami memutuskan untuk pergi kesana menggunakan sepeda motor agar memberikan kesan

Perjalanan menuju kawasan Taman Nasional Tengger Bromo Semeru ini kami mulai dari Kota Salatiga melalui jalur tengah menuju Jawa Timur dan perjalanan pulang melewati jalur selatan Jawa Timur dengan 4 orang menggunakan 2 sepeda motor yang tentunya sangat menarik untuk diceritakan.

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

110


GUNUNG BROMO

Sekilas Perjalanan Lautan Pasir Bromo Memulai Petualangan

S

etelah melakukan perjalanan yang panjang, Kota Batu merupakan pilihan yang tepat untuk istirahat sejenak sembari menikmati suasana malam, di Batu beberapa makanan malam disajikan berjejeran di alun alun kota. Kala itu pukul 10.00 malam nampak aktifitas pedagang dan pelancong melakukan aktifitas jual beli, para pelancong dari beberapa kota di terlihat begitu menikmati sajian makanan sembari merasakan sejuknya udara malam di Batu. Tampak di sudut alun-alun yang gemerlap akan lampu dan hiasan kota Batu terdapat tempat makan yang meyajikan makanan berbahan dasar ketan yang divariasikan dengan bumbu tambahan lainnya, tempat makan ketan itu terlihat lebih ramai dibandingkan tempat lainnya. Karena rasa penasaran kami pun memutuskan untuk berkunjung di tempat makan itu, setelah menunggu beberapa waktu akhirnya pesanan kami datang. Minuman hangat, ketan berbalut susu dan lampu-lampu hias kota Batu malam itu cukup membuat kesan yang memorable, setelah rasa letih memudar kami pun melanjukan perjalanan ke Kota Malang

111

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

untuk beristirahat sebelum kami memasuki daerah Gunung Bromo. Tibanya di Kota Malang sambutan dari beberapa teman yang sudah menunggu kedatangan kami pun terasa hangat, malam itu pukul 12.00 seorang teman memberikan tumpangan tempat peristirahatan yang terletak di kompleks Universitas Brawijaya. Setelah bercanda gurau dan menikmati suguhan makanan ringan yang mereka sajikan kami pun berpamitan untuk beristirahat. Kemudian setelah terbangun pukul 05.00 kami mulai bersiap untuk melanjutkan perjalanan, pagi ini terasa lebih gelap dibanding suasana-suasana pagi sebelumnya ujar dari seorang teman yang menemani kami bermalam. Memang benar, beberapa awan hitam tampak menghiasi langit Kota Malang seolah-olah siap untuk meneteskan rintika hujan di pagi itu, namun hal itu tidak menyurutkan niat kami untuk berjalan lebih jauh lagi, dan akhirnya kami pun tetap melanjutkan perjalanan.


Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Terletak di timur Kota Malang, daerah tinggian Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terlihat jelas walau pagi itu langit berwarna kelabu, sedikit perjalanan ke arah Kabupaten Pasuruan kemudian kami memilih jalur melewati daerah Wonokitri karena jalur itu merupakan jalur yang memiliki akses jalan beraspal dengan kualitas yang baik. Dari Wonokitri perjalanan dilanjutkan ke daerah Dingklik, jalan yang sempit dan berkelok tajam sering dijumpai disana dan wajar saja jalur ini banyak memotong lereng bukit dan lembah. Setelah menempuh waktu kira-kira 30 menit kami pun memasuki gerbang masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Gerbang Dingklik merupakan salah satu portal masuk serta kantor pengelolaan daerah wisata taman nasional Bromo Tengger Semeru, di tempat ini terdapat lukisan dan beberapa model maket morfologi gunung Bromo dan gunung Semeru yang patut untuk kita amati, sembari mengamati kami pun bercerita tentang rencana perjalanan kepada salah satu petugas disana dengan tujuan menggali informasi lebih detail tentang kawasan taman nasional ini.

Setelah beberapa saat berbincang perjalanan pun dilanjutkan, pintu masuk Dingklik adalah awal percabangan jalur antara Penanjakan dan Lautan Pasir Bromo. Penanjakan terkenal dengan spot photo untuk melihat sunrise di kawasan taman nasional, sedangkan Lautan Pasir merupakan hamparan pasir yang mengelilingi puncak gunung Bromo, karena kami tiba di siang hari tentunya jalur Lautan Pasir yang akan dituju. Perjalanan ke Lautan Pasir membutuhkan waktu sekitar 20 menit dari Dingklik, pemandangan puncak gunung dan hamparan pasir sudah terlihat di perjalanan ini. Dengan luas kira-kira 5.250 hektar dengan ketinggian 2392 mdpl tentunya menjadi daya tarik untuk para wisatawan ditambah dengan status gunung Bromo yang aktif sehingga semburan awan vulkanik putih keabu-abuan menjulang tinggi diatas puncak gunung Bromo menambah kharisma dari taman nasional ini. A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

112


GUNUNG BROMO

K

awasan Lautan Pasir ini dikelilingi oleh tebing curam

kemudian di tengahnya terdapat Gunung Bromo dan

Gunung Batok

sehingga seolah-olah ketika dalam

Lautan Pasir ini kita berada di dalam mangkok yang sangat besar yang diisi oleh pasir. Lautan Pasir juga mempunyai tekstur yang begitu halus dan bermaterial lepas sehingga ketika berkendara seringkali roda dari kendaraan kami mengalami slip, hal itu tentunya tidak menghambat pertualangan kami justru pengalaman baru dalam berkendara inilah yang ingin kami cari. Beberapa permainan berkendara kami lakukan seperti menambah porsi gas dan mempermainkan sedikit tarikan kopling sehingga motor akan slipping dengan arah yang kami inginkan, beberapa dari kami pun sempat jatuh bangun melakukan permainan ini, maklum saja sangat susah melakukan handling control di daerah berpasir, permainan ini tentunya sedikit berbahaya namun menambah kesenangan tersendiri sembari menikmati pemandangan dan hawa sejuk taman nasional ini. Di sekitar kawasan ini terdapat sebuah pura tempat ibadah umat Hindhu tepat dibawah gunung Bromo. Di tempat ini terdapat ritual keagamaan rutin yang diadakan setiap tahunnya oleh umat agama Hindhu pada tanggal 14 atau 15 bulan kasodo (sepuluh, menurut penanggalan Jawa) yang bertepatan dengan kedatangan kami. Upacara ini umumnya dilakukan pada malam hari hingga dini hari yang dihadiri oleh pemeluk agama Hindhu disekitar daerah taman nasional tetapi ada beberapa yang sengaja hadir dari tempat yang cukup jauh seperti Bali misalnya. Di sisi lain hembusan angin yang kuat membuat butiran pasir halus berterbangan dan memberikan efek berkabut di Lautan Pasir ini, bau menyengat belerang dari kawah gunung Bromo kian menambah campuran aroma yang kurang sedap sehingga tak sedikit pengunjung menggunakan masker untuk menghindari gangguan pernafasan. Himbauan untuk menggunakan masker juga telah disampaikan oleh petugas di kantor gerbang masuk Dingklik, disamping bau belerang yang menyengat ternyata produk vulkanik berupa abu yang disemburkan oleh gunung Bromo memiliki komposisi seperti butiran kaca yang sangat halus sehingga banyak dampak negatif untuk kesehatan khususnya pada pernafasan jika kita menghirup abu vulkanik ini. Erupsi gunung Bromo ini telah berlangsung 1 tahun lamanya tetapi erupsi gunung Bromo dinilai tidak terlalu berbahaya sehingga ijin untuk memasuki kawasan taman nasional ini masih dipersilahkan dengan ketentuan yang berlaku. Erupsi gunung Bromo dan upacara Kasada ini mengundang lebih banyak wisatawan untuk berkunjung karena banyak wisatawan memiliki rasa ingin tahu bagaimana erupsi gunung api dan upacara Kasada berlangsung. Hal ini memberikan berkah tersendiri untuk pedagang dan penyedia jasa wisata,

walaupun secara

kesehatan mereka terancam penyakit pernafasan karena terpapar langsung oleh abu vulkanik setiap harinya.

113

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


Warga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang berprofesi sebagai penyedia jasa wisata tetap menjalani profesinya ditengah ancaman bahaya abu vulkanik erupsi Gunung Bromo

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

114


GUNUNG BROMO

MENUJU SISI UTARA MENGAMATI ERUPSI GUNUNG BROMO DAN GOLDEN SUNRISE DI VIEW POINT PENANJAKAN I

S

etelah bermalam di penginapan Bromo, pukul 04.30

pagi kami pun beranjak menuju kawasan penanjakan I

dengan jalur melalui Lautan Pasir. Kala itu para

wisatawan lain juga sudah bersiap untuk menuju point view sunrise tersebut menggunakan jeep sewaan mereka, karena pagi itu suhu udara begitu rendah kabut tebal di Lautan Pasir masih berada di bawah, dengan kata lain jalur Lautan Pasir tertutupi oleh kabut. Para driver jeep yang sudah terbiasa dengan keadaan itu tampak sangat cekatan melewati kabut tebal itu, namun tidak halnya dengan kami karena jarak pandang hanya 3 - 5 meter mustahil untuk mengetahui arah menuju Penanjakan I jika tidak terbiasa. Tak terlihat apapun di kegelapan malam berkabut kecuali jejak ban jeep yang dapat memandu kami menuju Penanjakan I, akhirnya kami mengikuti jejak tersebut. Setelah mengikuti jejak jeep bukan daerah tujuan yang kami dapatkan melainkan hanya berputar-putar di Lautan Pasir yang berkabut tersebut. Kejadian ini sangat menegangkan karena kami terjebak di hamparan pasir seluas 5.250 hektar, seluruh alat bantu seperti handphone dan lampu sorot tidak dapat membantu disini, akhirnya dengan insting kami terus melanjutkan perjalanan hingga akhirnya menemukan titik cerah menuju area view point. Setelah 20 menit keluar dari Lautan Pasir akhirnya kami tiba di area view point Penanjakan I, keadaan disana sudah ramai akan pengunjung dan juga terlihat beberapa driver jeep sedang sibuk mencari tempat parkir. Wajar saja jika area ini sangat ramai karena Penanjakan I merupakan view point favorit untuk melihat sunrise di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. View Point Penanjakan I terletak di sisi utara dari puncak Gunung Bromo di ketinggian 2.770 mdpl dengan latar Lautan Pasir berselimut kabut, puncak Gunung Bromo dan Gunung Semeru bercampur dengan pesona datangnya mentari pagi tentunyaperpaduan fenomena alam ini sangat menakjubkan. Beberapa saat disana semakin menambah rasa syukur kami akan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, kami sangat beruntung dapat menikmati beberapa fenomena alam yang melebur menjadi satu kesatuan keajaiban ini.

115

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


Kami dengan latar keagungan Gunung Bromo beserta erupsinya dan Lautan Pasir berselimut kabut sembari menikmati pesona datangnya sinar mentari di pagi itu.

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

116



TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

“View Point Penanjakan I� Salah satu tempat untuk melihat pesona keagungan gunung suci Brahma (Bromo), lokasi ini sempat ditutup karena bahaya erupsinya dan kini lokasi pengamatan gunung ini dapat dinikmati oleh seluruh pengunjung kembali. Semua ini terwujud akibat menurunnya aktifitas vulkanik di akhir tahun 2016.

Sebuah tinggian diatas tinggian begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan tempat ini, dengan pesona tiada duanya di dunia ini mencoba untuk menawarkan keindahan sunrisenya kepada wisatawan lokal maupun manca negara. Lokasi ini tidak pernah sepi akan pengunjung sekitar 1000 pengunjung tiap harinya membuat Penanjakan I dikenal sebagai salah satu destinasi utama Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

118


KAWAH GUNUNG BROMO DAN AWAL PERJALANAN KE PUNCAK B29

S

inar matahari telah menghangatkan tubuh kami kembali, perjalanan pun dilanjutkan menuju Senduro, Kabupaten Lumajang tepatnya di puncak B29. Jalur yang dipilih adalah melewati Lautan Pasir kemudian melewati Njemplang, Kabupaten Malang dan dilanjutkan melintasi basecamp Gunung Semeru di Ranupane lalu menyusuri lereng Gunung Semeru hingga akhirnya tiba di Puncak B29 Senduro di Kabupaten Lumajang. Sebelum menuju kesana kami menyempatkan ke kawah Gunung Bromo sekali lagi, karena hari ini cuaca begitu cerah tidak seperti hari sebelumnya, perlu menaiki puluhan anak tangga untuk mencapai puncak Gunung Bromo ini. Keadaan gunung berbeda dengan keadaan beberapa tahun lalu dimana saat ini tubuh gunung tampak berwarna kekuningan karena efek semburan belerang dan abu vulkanik, keadaan anak tangga pun juga dipenuhi oleh endapan pasir yang tebal sehingga sedikit menyusahkan para wisatawan untuk menaikinya. Bibir kawah gunung Bromo sedikit lebih kotor dibanding hari-hari sebelumnya karena hari ini merupakan hari yang mendekati upacara ritual Kasada sehingga banyak warga yang melempar sesajian untuk persembahan kepada alam, tak jarang warga melempar hasil panen berupa buah dan sayuran bahkan

119

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

hewan ternak pun ikut dilempar ke dalam kawah. Hal ini tentu aneh untuk kita, namun untuk warga sekitar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru kegiatan ini merupakan hal yang wajar untuk tanda ucapan rasa syukur kepada alam yang telah memberi mereka berkah alam yang melimpah. Wajar saja sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani dan peternak karena didukung oleh alam yang subur. Beberapa saat disana pun dada kami terasa cepat sesak karena bau belerang yang sangat menyengat saat itu, akhirnya kami pun memutuskan untuk turun dan melanjutkan perjalanan ke arah Jemplang melalui Lautan Pasir. Berkendara di Lautan Pasir banyak penunggang kuda dan jeep yang kami jumpai, kebanyakan mereka adalah pengguna agen tour wisata yang diarahkan menuju kawasan Pasir Berbisik dan Bukit Teletubies setelah mengunjungi Penanjakan dan Kawah Bromo. 20 menit berkendara ke arah Njemplang kami pun menemui suatu hamparan pasir yang berbeda dibanding Lautan Pasir, daerah ini telah dikenal sebagai Pasir Berbisik. Lokasi ini dinamai Pasir


Perjalanan pun dilanjutkan menuju Njemplang , namun di tengah jalan kami menemukan sebuah pohon besar yang berdiri sendiri di lereng sebuah bukit, dan terlihat beberapa jeep beristirahat disana, karena ingin tahu lebih dalam maka kami pun menyempatkan untuk bersinggah di tempat itu, tak lama kami sampai di pohon tersebut sekalian berteduh dan mendinginkan mesin kendaraan. Beberapa dari kami sibuk berfoto dan menyiapkan matras untuk bersantai, setelah kami puas berfoto di tempat tersebut kami memutuskan untuk tidur sejenak di bawah pohon tersebut. Udara dingin, hembusan angin yang sejuk dan rindangnya pohon ini membuat kami seolah tersihir dan terlelap dalam tidur kami, tak terasa sudah tertidur selama 1 jam lebih dan akhirnya kami segera berkemas untuk menuju Njemplang. Ketika bersiap kami menyadari ada yang aneh dengan tubuh kami,

terasa gatal di semua bagian tubuh, setelak memeriksa keadaan ternyata banyak sekali ulat yang ada dalam pakaian kami, tak hanya itu bahkan di kendaraan dan tas kami pun di kelilingi oleh puluhan ulat yang ukurannya sebesar jari kelingking, pantas saja kami merasa gatal di semua bagian tubuh. Akhirnya kami melepas pakaian dan membersihkan tubuh dari ulat ini, bentol-bentol merah pun menghiasi hampir seluruh bagian tubuh. Setelah yakin bersih akhirnya perjalanan pun dilanjutkan. 10 menit dari pohon itu terlihat jalan beraspal yang sudah rusak di tebing sebuah bukit, setelah sekian hari kami tidak merasakan berkendara di jalan beraspal jalan rusak itu pun sudah cukup untuk melemaskan lengan kami ketika berkendara. Jalan ini tampak sudah berumur puluhan tahun dan terdapat longsor di beberapa bibir jalannya, hati-hati adalah kunci utama ketika melintasi jalan ini karena selain rusak dan menanjak jalan ini juga berkelok tajam. Perjuangan mendaki jalan ini pun berakhir ketika kami tiba di suatu pertigaan besar yang dikenal sebagai kawasan Njemplang, pertigaan ini menghubungkan Kabupaten Malang, Kawasan Gunung Bromo dan Kawasan pendakian Gunung Semeru. Disana tak sedikit para pendaki gunung Semeru berhenti dan menikmati pemandangan Gunung Bromo dari Njemplang, Njemplang merupakan gerbang masuk dari arah Kabupaten Malang, namun gerbang masuk ini tidak sebesar gerbang masuk di Dingklik hanya ada pos kecil dan beberapa petugas retribusi tiket masuk untuk pendakian Gunung Semeru.

Turis mancanegara memberanikan diri hingga bibir kawah untuk melihat aktivitas vulkanik dan bagaimana acara Kasada berlangsung.

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

120

GUNUNG BROMO

Berbisik konon karena ketika hamparan pasir tertiup oleh angin muncul suara seperti bisikan di telinga para pengunjung. Dan benar saja, ketika kami disana memang muncul suara gemrisik angin menghatam hamparan pasir sehingga menimbulkan efek suara seperti bisikan, memang tempat ini memiliki angin yang jauh lebih kencang dibanding daerah lain mungkin karena pengaruh morfologi bukit-bukit disekitar lokasi. Setelah berhenti di kawasan Pasir Berbisik kami pun melanjutkan kembali perjalanan, 30 menit berkendara kami pun disuguhi oleh pemandangan hamparan rumput hijau yang dihembus oleh tiupan angin dan bukitbukit yang memiliki lengkungan yang unik, bukit-bukit ini dinamai Bukit Teletubies karena memiliki bentukan yang unik seperti acara teletubies di televisi.Kami dan beberapa pengunjung lainnya menyempatkan mendaki bukit-bukit mungil ini dan bersantai diatas bukit sembari menikmati pemandangan yang ada.


Suku Tengger memberihkan tempat sesajen untuk persiapan hari upacara kasada

Seorang warga mengecat ulang tempat persembahan untuk memperingati upacara Kasada

Persiapan suku Tengger untuk memulai doa dan persembahan


Seorang wanita suku Tengger berdoa sebelum melemparkan persembahan ke dalam kawah

Dua orang warga suku Tengger berusaha mencari uang dan hasil bumi yang telah dilemparkan untuk dibawa kembali untuk keuntungan pribadi

Tidak semua persembahan yang telah dilemparkan mencapai Dewa, karena sebagian diambil kembali oleh warga setempat


Suasana perjalanan menuju lokasi puncak B29 di kawasan Lautan Pasir Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Bukit, hamparan rumput hijau dan tebing yang mengelilingi menghentikan perjalanan kami untuk menikmati pemandangan alam disini,




SAVANA HIJAU BROMO

“Pasir Berbisik, Bukit Teletubies , serta rindangnya pohon ditengah hamparan rumput hijau itu sempat menghentikan perjalanan menuju tempat tujuan karena keindahan alam yang belum pernah kami temui sebelumnya�


PUNCAK B 29 SENDURO JAVA’S HIGHEST MOTORABLE ROAD

G

elapnya langit saat itu menuntut kami untuk terus berkendara ke Ranupane basecamp pendakian Gunung Semeru, beberapa saat berjalan kami pun sampai di Ranupane. Genangan air di jalan berlumpur terlihat di semua sisi jalan ketika memasuki gerbang Ranupane, hal itu sempat menghambat perjalanan kami. Tak sedikit truk yang terjelembab pada kubangan lumpur tersebut, kami dan warga ingin membantu truk tersebut keluar dari kubangan namun karena keterbatasan alat kami hanya bisa melihat kejadian itu. Beberapa saat di Ranupane kami melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Lumajang via lereng Gunung Semeru, awalnya jalan beraspal turut menemani perjalanan kami, namun seiring berjalannya waktu jalan beraspal mulai menghilang digantikan jalan berbatu. Sejauh mata memandang hanya ada hutan lebat yang terlihat gelap dan lembab karena hujan deras beberapa saat lalu, di jalanan ini kami tidak menemui pengendara lainnya hanya ada kami berempat di sepanjang jalan. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah jalan yang kami lalui ini benar? pertanyaan ini selalu mengiang di kepala kami, namun mau bagaimana lagi kami sudah jauh berjalan dan tidak ada tempat untuk bertanya. Akhirnya kami tetap melanjutkan perjalanan dengan penuh harap, setelah hampir 1 jam perjalanan kami menemukan sebuah titik cerah berupa jalanan beraspal yang muncul di depan mata. Tak lama kemudian kami melihat beberapa pegawai proyek yang sedang mengaspal jalan, dan kami mulai bertanya tentang keberadaan jalur yang kami lalui ini. Ternyata benar, jalan ini sedang dalam perbaikan dan pertama kalinya diaspal, sebelumnya jalan ini hanya berupa susunan batu saja sehingga jarang dilalui kendaraan. Walau terlihat sederhana jalan ini dapat menghubungkan Ranupane dan Kabupaten Lumajang, jalan ini sering digunakan oleh pedagang dan petugas Taman Nasional yang berjaga di Ranupani untuk pergi ke daerah kota. Dari Ranupane perjalanan ke kota terdekat di Kabupaten Lumajang dapat ditempuh 2 jam. Setelah menuruni lereng Gunung Semeru kami menemui sebuah daerah pemukiman padat penduduk, disana kami menyempatkan membersihkan diri dan istirahat sejenak sebelum menuju ke Senduro. Pemukiman padat ini merupakan ibukota kecamatan Senduro, dari ibukota kecamatan ini masih mebutuhkan waktu 1,5 jam untuk menuju puncak B29. Secara administratif lokasi puncak B29 terletak di desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Perjalanan pun dimulai, jalan

127

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

menanjak nan berkelok di jalan ini tidak menyurutkan semangat kami, perkebunan sayur dan buah-buahan semakin memperindah suanana perjalanan ini. 40 menit berlalu, petunjuk jalan menuju puncak B29 semakin banyak di sisi jalan, kami pun menambah kecepatan kendaraan untuk mengejar tenggelamnya matahari di puncak B29. Tak lama kemudian terdapat persimpangan jalan yang membingungkan, disana tertulis “puncak B29 lurus” dan “perkampungan belok kanan”. Kami sempat bingung karena jalan lurus adalah jalan terjal dan bertanah licin sedangkan jalan ke kanan tampak beraspal bagus, akhirnya kami bertanya kepada warga setempat sembari membeli air mineral, setelah bertanya kepada pemilik warung tersebut kami mendapatkan jawaban “kalau mau ke puncak B29 lurus saja mas, jalan ke kanan itu hanya untuk warga sedangkan lurus untuk wisatawan” ujar pemilik warung, dan kami pun menuruti perkataan dan saran pemilik warung . Jalan bertanah licin itu pun kami pilih, beberapa saat berjalan terdapat beberapa kendaraan yang mengikuti secara tidak wajar karena mereka terlihat ugal-ugalan dan mempunyai pendangan mata yang tajam. Rasa khawatir terus menghantui kami seiring perjalanan ini dan akhirnya kami berhenti untuk sesaat agar para pengendara itu mendahului kami. Alih-alih mendahului, para pengendara itu malah ikut berhenti dan salah satu dari kami akhirnya berinisiatif untuk menanyakan maksud dan tujuan para pengendara tersebut, setelah menanyakan pertanyaan “pak ada apa ? mengapa bapak mengikuti kami ? ujar seorang teman, dan bapak itu menjawab “jalan dulu saja mas, nanti juga paham” jawab salah satu dari pengendara tersebut. Perasaan semakin campur aduk mendengar jawaban bapak itu, akhirnya sembari menaklukan tanjakan yang terjal kami menyiapkan alat keamanan kami berupa pisau dan parang di dalam tas pinggang. Tanjakan di depan kami semakin terjal, untuk memandang jalan itu pun kepala harus menengadah ke atas, belum lagi kondisi tanah licin semakin mempersulit keadaan. Ketika keadaan semakin sulit, bapak-bapak yang mengikuti pun mendahului dan menutup jalan, kami hampir saja terjatuh akibat kejadian ini. Akhirnya dengan nada tinggi kami menggertak bapak-bapak ini, setelah keadaan mulai menegangkan bapak tersebut malah menawarkan jasa Ojek untuk mendaki tanjakan terjal ini, mereka berkata bahwa kendaraan yang kami pakai tidak kuat untuk mendaki tanjakan-tanjakan terjal selanjutnya karena


spesifikasi ban yang kami pakai tidaklah sesuai. Kami pun terkejut melihat kendaraan bapak-bapak ini ternyata dililit sebuat rantai besi, dalam hati kami pun bergumam “warga daerah ini memang cukup kreatif untuk menaklukan tanjakan-tanjakan ini� namun cara yang dipakai untuk menawarkan jasa tidaklah begitu sopan sehingga kami tidak akan bersimpatik dengan penyedia jasa ini. Akhir kata kami menolak tawaran mereka dan melanjutkan perjalanan keatas, namun ternyata para penyedia jasa ini terus mengikuti dan melakukan tindakan tidak wajar, berupa memotong dan memaksa kendaraan kami untuk keluar jalur. Karena merasa tidak nyaman kami pun menghentikan kendaraan sedikit lebih lama dan membiarkan penyedian jasa tersebut jauh di depan kami terlebih dahulu. 30 menit berhenti, kami mengampiri seorang petani dan bercerita tentang kejadian

hampir usai. Jalanan ini merupakan jalan tertinggi di pulau Jawa yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor dengan ketinggian 2900 mdpl. Pengalaman ini sungguh sangat mengagumkan, tak banyak pemuda yang dapat merasakan sensasi berkendara di atas ketinggian 2900 mdpl, keadaan mesin kendaraan yang seharusnya panas sekarang hanya terasa hangat karena udara dingin yang menyelimuti daerah ini. Tibanya diatas bukit, makanan ringan dan minuman hangat yang sudah disediakann para pemilik warung tentu dapat mengembalikan semangat dan kehangatan tubuh kami. Beberapa saat bersantai di warung tersebut kami memutuskan untuk berlanjut membangun tenda dan menikmati matahari tenggelam di puncak B29. Beberapa tenda di puncak B29 tampak sudah berdiri

“Tanjakan terjal, tanah yang licin dan permukaan jalan yang tidak rata membuat kami memutar otak untuk menaklukan jalan tertinggi di Pulau Jawa ini�

tidak wajar ini. Petani tersebut berkata hal itu sudah biasa diakukan para penyedia jasa karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan mereka mendapatkan pelanggan dengan melakukan sedikit paksaan dan yang mengagetkan lagi ternyata jalur yang seharusnya dilalui bukanlah jalur ini melainkan jalan yang melewati kawasan pemukiman penduduk, dengan kata lain kami telah dijebak oleh pemilik warung dibawah tadi yang bersekongkol dengan penyedia jasa. Hal ini tentunya memberikan pelajaran untuk tidak mempercayai saran dari seseorang saja, kita harus menggali informasi dari berbagai sumber yang ada dalam kawasan baru. Setelah berbincang dengan petani itu perjalanan pun dilanjutkan, tak lama berjalan tampak warung-warung berjejeran diatas bukit yang menandakan perjalanan sudah

untuk melindungi para pengunjung dari dinginnya malam. Sorot matahari dari barat pun telah memberikan warna jingga yang sangat indah saat itu, terdengar beberapa pengunjung mengeluhkan betapa dinginnya senja di B29 sembari menyeduh coklat hangat buatan mereka. Udara dingin disini memang terasa sangat menusuk berbeda dari kawasan Bromo beberapa hari lalu, wajar saja puncak B29 tidak memiliki pepohonan untuk menghalangi datangnya hembusan angin sehingga terpaan angin di ketinggian 2900 mdpl langsung mengenai tubuh para pengunjung dan suhu dingin ini lumayan membuat jemari kami susah digerakkan. Setelah menikmati senja itu kami pun beristirahat dalam hangatnya tenda dipinggir perapian yang kami buat dan bersiap menghadapi ganasnya udara malam di tempat ini. A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

128




PUNCAK B29

KEDATANGAN DI PUNCAK B 29

“Puncak B29 merupakan sebuah nama yang diambil dari lokasi puncak bukit dengan ketinggian 2900 mdpl, menikmati suasana senja yang dingin setelah kedatangan kami tidak menyurutkan semangat untuk melewati ganasnya malam disini�

131

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


Negeri diatas awan adalah sebutan yang pantas untuk Puncak B29, tempat alternatif untuk menikmati keidahan gunung Bromo dan Lautan Pasir dari sisi timur, Sebuat tempat wisata yang diprakarsai secara mandri oleh warga Argosari , Senduro ini membuktikan telah bangkitnya kesadaran warga tentang potensi wisata di desanya.

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

132




“Puncak B29 Sebuah Negeri Diatas Awan� Datangnya mentari pagi di Puncak B29 menandai usainya petualangan bermotor kami , jalanan berliku di ketinggian 2900 mdpl ini memberikan pengalaman dan kesan lain tentang bagaimana menikmati pemandangan Gunung Bromo dari sudut pandang lain.

135

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA


Terimakasih, “keluarga, teman, dan sahabat yang telah mendukung serta membawa kami merasakan hal-hal yang luar biasa di luar sana, semoga kita akan selalu bersama sekarang, nanti dan seterusnya�. Salam,

ADVENTURE

ZINE DIVISION

A BOOK OFJOURNEY TO EAST JAVA

136


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.