
4 minute read
Caleg Muda Batch 1 Dinilai Dapat Menambah Intelektualitas dan Layak
Disebut Ruang Eskalasi Keilmuan Politik
Caleg Muda merupakan salah satu program dari TurunTangan berbasis gerakan sosial politik yang berdiri sejak tahun 2013. Program ini dapat meningkatkan peluang keterpilihan bagi calon anggota legislatif muda melalui materi penguatan kapasitas diri dan strategi pemenangan.
Advertisement
Program Caleg Muda, bootcamp batch 1 telah dilaksanakan pada 1-4 Maret 2023. Diikuti oleh 18 peserta dari bacaleg lintas partai politik yang menjadi peserta Pemilu 2024. Program ini didesain inklusif dan untuk kepentingan anak muda.
Kemudian, program ini akan kembali digelar batch 2 pada 13-15 Juli 2023 mendatang. Hal tersebut berangkat dari suksesnya gelaran Caleg Muda batch 1 beberapa bulan yang lalu. Berikut testimoni dari para peserta batch 1:
Kirei, caleg asal PPP, mengatakan bahwa program Caleg Muda batch 1 ini merupakan salah satu langkah menuju parlemen. Program ini dianggap bisa menambah intelektualitas dan koneksinya.
“Acara Caleg Muda yang diadakan oleh TurunTangan kemarin sangat impresif dan berbobot. Betul-betul layak disebut ‘ruang eskalasi keilmuan politik’. Caleg Muda berhasil mengemas rangkaian agenda tidak monoton hanya mendengarkan saja, tapi turut serta memvisualisasikan gambaran parlemen dalam wujud nyata. Program muda harus terus dilanjutkan, untuk menghasilkan banyak politisi muda yang cerdas dan berintegritas,” kata Kirei.
Sejak kecil Kirei yang merupakan lulusan dari International Relation
Majority in Politics Student of University of Meulbourne, sudah aktif dalam berbagai kegiatan. Saat itu, ia sudah menjadi telah entrepreneur dan aktivis.
“Saya juga menjalankan usaha bisnis saya di bidang ekspor dan produksi kertas packaging. Dan juga saya aktif di bidang sosial di Yayasan Raudhatul Jannah, Rumah Tahfiz Quran dan Yatim Piatu Dhuafa. Kemudian, saya juga aktif di karang taruna daerah saya dan mengkuti aktivitas sebagai remaja-remaja masjid,” imbuhnya.
Ada 3 poin yang membuat Kirei menemukan semangat barunya untuk menjadi salah satu penerus bangsa melalui legislatif. Yang pertama, ia merasa mendapat semangat baru.
“Saya cukup sering dan saya cukup pernah melakukan yang tadi saya bilang, sekolah politik atau pendidikan politik di luar. Akan tetapi, saya mendapatkan ilmu bukan mendapatkan semangat baru. Di Caleg Muda batch 1 ini, saya malah mendapatkan semangat baru yang lebih besar, yang membara, di mana mengingatkan saya untuk semangat lagi, bangkit lagi bagi kebermanfaatan banyak orang, terutama masyarakat dan lingkungan sekitar,” pungkas Kirei.
“Yang kedua nih, alasannya selama 4 hari saya udah dapetin, yang pasti ilmu ya. Ilmu itu enggak bohong. Saya dapat ilmu dari penasihat yang luar biasa, dari pemberi materi yang luar biasa, juga saya dapat insight-insight dari peserta-peserta lainnya.
Kita share ilmu, sharing pengalaman, sharing tips and trick gitu loh. Dan juga bahkan dari panitia pun memberikan ilmu-ilmu baru yang saya belum tentu saya dapat di pengalaman saya yang kemarin-kemarin,” lanjutnya.
Dan, yang ketiga, adalah koneksi. Kirei mengatakan bahwa dirinya ingin memperkuat ilmu dan koneksi melalui teman-teman dari daerah dan kota-kota lainnya. Bahkan kata Kirei, pertemuan semacam workshop lintas partai di Caleg Muda batch 1 sangat jarang ditemui
Sementara itu, caleg muda dari PKS, Ridwan Akbar mengungkap alasan mengikuti program Caleg Muda batch 1 karena ingin menambah ilmu dan pengalaman yang dapat menunjang potensinya sebagai anggota legislatif ke depannya.
Kemudian menurut Ridwan, orang-orang yang bergabung di program Caleg Muda batch 1 adalah orang-orang yang bermutu dan berkualitas.
“Artinya saya berharap bertemu, mendapatkan ilmu yang mengembangkan diri saya untuk memperbesar potensi menjadi anggota dewan. Dan yang kedua, jejaring yang berkualitas. Karena Caleg Muda ini kan program TurunTangan. Saya pribadi bukan anggota TurunTangan. Tetapi, sudah mengikuti dari lama gitu ya, dan saya lihat rata-rata orangnya orang-orang baik yang ikut turun tangan, orang-orang yang tulus ikhlas berjuang,” kata Ridwan.

Sebagai informasi, Ridwan merupakan mahasiswa Pengembangan Perkotaan, Universitas Indonesia. Sebagai bekalnya untuk maju menjadi anggota dewan, sejak remaja Ridwan sudah menjadi aktivis pegiat sosial dan menjabat sebagai Ketua PKS Muda Kota Tangerang.
“Kenapa ingin nyaleg? Mungkin simpel ya, karena saya tinggal di dapil tersebut. Jadi, dari lahir juga sudah tinggal di dapil tersebut dan ketika PKS meminta saya untuk nyaleg. Maka, ya bismillah gitu, saya diskusi dengan keluarga dan berniat untuk maju,” pungkasnya.
Kemudian, program Caleg Muda batch 1 juga dirasa bermanfaat oleh Muhammad Rizky, caleg yang maju lewat Partai Gelora. Ia mengatakan, program ini merupakan sebuah program yang fundamental bagi para politisi-politisi muda.
“Di sini kita berkawan dengan beberapa rekan dari lintas partai dan juga kawan-kawan yang hebat di bidangnya masing-masing. Saya mendapatkan ilmu-ilmu fundamental yang harus dimiliki oleh para politisi. Sebelum saya mengikuti caleg muda, saya hanya bermodal door to door dan grasak-grusuk, tidak ada fundamentalnya. Dan itu saya tidak dapatkan di program caleg muda. Materi tentang bagaimana cara segmentasi, positioning, targeting, cara fundraising, itu semua diberikan di program Caleg Muda,” ujar Rizky.


Rizky memutuskan untuk menjadi bacaleg di tanah kelahirannya, Tangerang Karawaci. Pengusaha Kreatif dan Relawan TurunTangan itu ingin mematahkan stigma buruk di kampung halamannya itu.
“Kelurahan Tanah Tinggi menjadi sebuah tempat yang mendapatkan stigma yang buruk di masyarakat, khususnya di Kota Tangerang. Oleh karena itu, saya dari kelurahan Tanah Tinggi berikhtiar untuk mengubah wujud kelurahan, citra kelurahan saya Kelurahan di tanah tinggi untuk menjadi lebih baik,” katanya.
Lalu berikutnya, Ridho Ikhsan yang merupakan caleg asal Partai Golkar, maju sebagai anggota dewan berbekal hobi dan berkomunitas. Modal ‘crowdfunding’ lah yang membuat Ridho selalu berkegiatan sosial di tengah daya jangkau dan keterbatasannya dalam membantu masyarakat.
“Saya melihat banyak hal yang tidak tepat sasaran dari beberapa kebijakan yang dibuat untuk di dapil saya. Berkegiatan sosial dengan modal ‘crowdfunding’ memiliki keterbatasan daya jangkau untuk membantu masyarakat. Dengan segala pertimbangan, saya memutuskan untuk mengikuti Pileg 2024,” pungkas Ridho.
Tidak hanya diikuti partai peserta Pemilu 2024, caleg muda asal Partai Hijau Indonesia yang tidak lolos verifikasi dalam pencalonan legislatif pun ikut serta dalam acara ini. Dia adalah Chitra Alyani yang merupakan editor buku serta mahasiswa pascasarjana jurusan pariwisata.
Meskipun partainya tidak lulus verifikasi, Chitra berharap ke depannya ingin fokus di Indonesia bagian timur.
“Saat ini dari Partai Hijau sendiri dikarenakan tidak lolos verifikasi jadi tidak ada pencalonan legislatif, namun ke depannya saya ingin berfokus di daerah Indonesia bagian timur karena saya sempat melakukan penelitian di beberapa wilayah yang ada di sana, doakan ya!” ujar Chitra.
Isu lingkungan membuatnya ikut program ini, ingin berdiskusi serta menyampaikan pendapatnya. Chitra berharap, isu ini menjadi bahan untuk persoalan politik ke depannya.
“Aku merasa isu lingkungan jarang sekali terekspos atau awareness untuk isu lingkungan seringkali hanya sebagai salah satu isu pendukung saja. Aku ingin membawa permasalahan lingkungan ini sebagai salah satu hal yang harus dicermati secara serius oleh para teman-teman di program Caleg Muda,” imbuhnya.