Kabare Magazine edisi Oktober 2013

Page 12

REGOL KABAR UTAMA

Majapahit,

Babak Penting

Sejarah Nusantara Teks: Agus Yuniarso, Foto: Budi Prast

M

ajapahit, atau yang dalam bahasa Sanskerta disebut Wilwatikta, tercatat dalam sejarah sebagai kerajaan besar di Pulau Jawa pada abad ke-14 Masehi yang kekuatan dan pengaruhnya telah mewarnai peradaban di Kawasan Asia Tenggara. Kerajaan ini kokoh berdiri dengan bertumpu sekaligus pada dua basis kekuatan: agraris dan maritim, diilhami oleh basis-basis kekuatan yang dimiliki oleh dua kerajaan besar yang sebelumnya pernah berjaya, yaitu Kerajaan Mataram Hindu di Jawa dengan kekuatan agrarisnya, serta Kerajaan Sriwijaya di Sumatera dengan kekuatan maritimnya. Lokasi ibukota kerajaan Majapahit di hilir Sungai Brantas menunjukkan dengan tepat bagaimana ramuan visi agrarismaritim itu diwujudkan. Titik strategis ini menjadi pusat kendali lalu lintas perdagangan di wilayah pesisir serta armada perang di laut lepas, sekaligus menjadi pusat kendali produksi pertanian di wilayah pedalaman. Majapahit lahir sebagai babak lanjutan dari keberadaan sejumlah kerajaan pendahulu yang pernah berkuasa di sisi timur Pulau Jawa, dari zaman Kahuripan, Jenggala, Daha atau Kediri, serta Singhasari. Awal kisah berdirinya Majapahit dapat ditarik mundur dari rangkaian sejumlah peristiwa yang sebelumnya, saat di 12

Oktober 2013

mana Kerajaan Singhasari berada di bawah pemerintahan Kertanegara (1268-1292 M). Alkisah, seorang utusan dari Dinasti Yuan yang berkuasa di Tiongkok berkunjung ke Singhasari. Utusan bernama Meng Khi ini menyampaikan perintah Sang Kaisar, Kubilai Khan, agar Kertanagara sebagai penguasa di Tanah Jawa bersedia tunduk di bawah kekuasaannya. Tentu saja, sebagai seorang raja besar dengan wilayah kekuasaan luas, Kertanagara menolaknya dengan tegas. Utusan Kubilai Khan itu tak hanya diusir dari Singhasari, bahkan konon dilukai sebagai peringatan dan ketegasan penolakannya. Kertanagara bukan tak memahami risiko atas keputusannya itu, terlebih mengingat ketenaran Kubilai Khan sebagai maharaja dengan kebengisan dan kedigdayaannya di penjuru dunia. Karenanya, sebagai pengimbang kekuatan pasukan Kubilai Khan di kawasan Asia Tenggara, Kertanagara memerintahkan ekspedisi untuk membangun armada militer dengan menyatukan kekuatan di antara kerajaan-kerajaan di wilayah ini. Upaya ini kemudian dikenal dengan “Ekspedisi Pamalayu�. Perhatian ke mancanagara ini tanpa disadari melengahkan perhatiannya terhadap masalah di dalam negerinya sendiri. Saat itu, ketika pasukan Singhasari

terkonsentrasi dalam persiapan Ekspedisi Pamalayu, Jayakatwang yang berkuasa sebagai raja bawahan di Kediri, melihat secercah peluang untuk mencuri kesempatan dan mengambil alih kekuasaan Singhasari. Tepat setelah ekspedisi diberangkatkan oleh Kertanagara, pasukan Kediri di bawah pimpinan Jayakatwang melancarkan pemberontakan terhadap Singhasari. Menyusutnya jumlah pasukan Singhasari dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Jayakatwang. Penyerangan dilakukan dari delapan penjuru arah angin. Sebagaimana tercatat di Kitab Pararaton, Singhasari dapat dikuasai dalam waktu yang sangat singkat. Kertanagara sendiri gugur dalam peristiwa ini (1292 M). Tanpa mengetahui perubahan drastis peta politik di Tanah Jawa, pada tahun yang sama, Kubilai Khan, Kaisar Dinasti Yuan di Tiongkok, mulai memberangkatkan ekspedisi sebagai balasan atas penghinaan dan pengusiran utusannya yang telah dilakukan oleh Kertanagara. Pada tahun 1293 M, ekspedisi di bawah pimpinan Shi Bi, Gao Xing dan Ike Mese ini mendarat di Pulau Belitung dan mempersiapkan penyerangan besar-besaran ke Singhasari. Sementara itu, pusaran konflik yang berlangsung semenjak berkuasanya Jayakatwang, menyulitkan posisi Raden


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.