
P-ISSN1693-4539/E-ISSN3048-0299

https://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/turats
DOI: https://doi.org/10.33558/turats.v17i2.9871
ISLAMIC PARENTING ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF JAMAL ABDURRAHMAN
Suci Nuraini nurainisuci1412@gmail.com UniversitasIslam45Bekasi,Indonesia
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan prophetic parenting pada anak usia dini berdasarkan pandangan Jamal Abdurrahman. Penelitian dilakukan melalui studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif-analisis. Data primerdiperolehdaribuku Islamic Parenting: Pendidikan Anak Metode Nabi SAW.Penelitian dilakukan dengan analisis isi terhadap karya Jamal Abdurrahman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prophetic parenting bertujuan membentuk anak yang bertakwa kepada Allah SWT, shalih/shalihah, berakhlak mulia, taat, bertanggung jawab, dan pemberani. Materi yang diajarkan meliputi pendidikan keimanan, akhlak, ibadah, dan keilmuan. Metode yang digunakan Nabi meliputi memberi teladan, memberikan nasihat, membiasakan kebaikan, memanfaatkan waktu luang, memberi hukuman, serta menanamkan motivasi. Evaluasi dilakukan secara sistematis melalui observasi harian, pencatatan mingguan, dan bulanan dengan indikator yang mengacu pada target materi pembelajaran. Penelitian ini menegaskan pentingnya penerapan nilai-nilai Islam dalam mendidikanak.
Kata Kunci : Parenting, Islamic Parenting, Anak Usia Dini, dan Metode Nabi SAW.
Abstract: This study aims to analyse the application of prophetic parenting in early childhood based on the views of Jamal Abdurrahman. The research was conducted through a literature study with a qualitative approach and is descriptive-analytical in nature. Primary data was obtained from the book Islamic Parenting: Child Education The Prophet's Method. The research was conducted by content analysis of Jamal Abdurrahman's work. The results showed that prophetic parenting aims to form children who are devoted to Allah SWT, shalih/shalihah, noble, obedient, responsible, and brave. The material taught includes faith education, morals, worship, and science. The methods used by the Prophet include setting an example, giving advice, getting used to goodness, utilising free time, giving punishment, and instilling motivation. Evaluation is carried out systematically through daily observations, weekly and monthly records with indicators that refer to the target learning material. This research confirms the importance of applying Islamic values in educating children.
Keywords: Parenting, Islamic Parenting, Early Childhood, and Prophet's Method.
Pendahuluan
DalampendidikanIslam,pusatpendidikandapatdibagimenjadiempatpusat pendidikan, yaitu keluarga, masjid, sekolah dan masyarakat. Pola asuh keluarga merupakan pendidikan tertua dan terpenting bagi setiap anak, yang memiliki pengaruh pertama terhadap kepribadian anak. Anak- anak untuk pertama kalinya mengenal norma-norma dalam Islam, memaknai nilai- nilai baik dan buruk, semuanya dimulai dari orang tua dan orang-orang terdekat di lingkungan keluarganya, sehingga keluarga disebut sebagai pusat pendidikan pertama. Sedangkan keluarga merupakan pusat utama pengasuhan anak, karena orang tualah yang sebenarnya bertanggung jawab atas pendidikannya, meskipun anak mengenalsekolah,masjiddanmasyarakat.1
Keluarga merupakan suatu struktur yang saling berhubungan satu sama lain, Akibatnya tumbuh rasa tanggung jawab, rasa saling memiliki dan harapan dari hubungan tersebut, yang juga menimbulkan hak dan kewajiban antar anggota keluargayangharusseimbang.2 Singkatnya,sebuahkeluargayangterdiridariayah, ibu dan anak memiliki hak dan kewajiban tersendiri yang harus dijalani dan dipenuhi.Hakdankewajibanorangtuaterhadapanaksertahakdankewajibananak terhadaporangtua.
Salah satu buku yang menjelaskan mengenai pola mendidik anak Rasulullah SAW adalah buku karya Syaikh Jamal Abdurrahman yang merupakan salah satu pemikir dan pemerhati pendidikan Islam, terutama pendidikan anak. Beliau memaparkan secara mendalam dan luas mengenai konsep pendidikan anak yang diajarkan Rasulullah SAW dalam kitab karangannya “Athfalul Muslimin Kaifa Rabahumun Nabiyyul Amin” yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan dengan judul Islamic Parenting: Pendidikan Anak Metode Nabi SAW.
Konsep yang Syaikh Jamal tawarkan dalam bukunya yaitu mendidik anak dengan meneladani Rasulullah SAW. Mulai dari anak berusia 0 hingga anak sudah siap untuk menikah, serta beliau juga menguraikan secara detail bagaimana RasulullahSAWmendidikdanbergauldengananak-anak.
Syaikh Jamal Abdurrahman memberikan referensi yang terpercaya dalam semua problem pendidikan“dan selalu menyertakan rujukan di setiap kesimpulan yang telah dipetiknya guna memberi penekanan padayang diuraikannya. Beliau selalumenyertakanhadistdalamsetiappemikirannyadancontoh-contohaplikatif dari para ulama salaf. Pembahasan yang diuraikan olehnya selalu penulis buku menyertakan dasar-dasar pendidikan mengacu kepada pendidikan yang telah diberikanolehsangguruteragung,NabiMuhammadSAW.
LatarbelakangSyaikhJamaldalammenuliskanbukuinikarenamasihbanyak ditemukan orangtua-orangtua yang kebingungan bagaimana mendidik anaknya. Ada yang merasa sudah sangat berhati-hati dalam mendidik, ternyata ketika sang anak dewasa, orang tua sudah tak mengenalnya lagi. Pendidikan yang selama ini diajarkanseolahbergugurandanterbangbersamaangin.
1 ShobronSudarno, Studi Islam (Surakarta:LembagapengembanganIlmu-IlmuDasar,2010).
2 M.SaefulAmriandTaliTulab,“Tauhid:PrinsipKeluargaDalamIslam(ProblemKeluargaDi Barat),” Ulul Albab 1,no.2(2018):95–134.
Bahkan dikarenakan kurangnya wawasan perihal kewajibannya terhadap anak dan kesibukannya dalam bekerja, meniti karir atau disibukkan dengan gaya hidup modern, banyak orangtua yang kemudian sepenuhnya melemparkan tanggungjawabmerekakepadapihaksekolahataulembagapendidikanformal.
Mereka hanya fokus menginginkan anaknya menjadi anak emas di usia dini, yangjustruakanmenjadibumerangkarenatidakselarasdenganminatdanpotensi anaknya.Padahalanakdiusiasaatiniyangharusberkembangadalahperasaannya, karena perasaannya berkembang pertama-tama. Anak usia dini seharusnya menjadianakyangbahagia,bukananakyangpintar.
Dalam keadaan mengasuh anak ini, anak mungkin merasakan tekanan terusmenerus, kurang perhatian, kurang kasih sayang, bimbingan dan pendidikan langsung dari orang tua. Pada akhirnya mempengaruhi kepribadian atau akhlak anak, anak bisa tumbuh menjadi orang yang mengalami gangguan jiwa, karena selalu ditekan, tidak diimbangi dengan kasih sayang, anak menjadi kekurangan dalamhalagamanya,menjadianakyangkeraskepala,sulitdikendalikanolehorang tua.
Merasa tertarik untuk menggali dan menganalisis lebih dalam buku yang dikarang oleh Syeikh Jamal Abdurrahman, maka penulis menjadikan topik penelitiannyadenganjudul“Islamic Parenting PadaAnakUsiaDiniPerspektifJamal Abdurrahman (Telaah Buku Islamic Parenting: Pendidikan Anak Metode Nabi SAW)”Penelitianinidilakukanuntukmengkajibagaimanacaraorangtuamendidik anaknyadenganbenardansesuaidengansyariatIslam.
Matode Penelitian
Kajian ini menggunakan jenis penelitian library research atau kepustakaan, yaitu serangkaian penelitian yang menggunakan metode pengumpulan data pustaka biasanya objek penelitiannya digali dari berbagai macam informasi kepustakaan(jurnalilmiah,buku,dokumen,koran,ensiklopediadanmajalah)yang terkait dengan tema yang akan diteliti, baik berupa data primer maupun data sekunder.3 Datayangdiperolehtersebutdiolahdandikajiuntukmemperolehsuatu kesimpulanyangsesuaidenganrumusanpenelitian.
Pengumpulan data pada penelitian ini penulis melakukan analisis baik terhadap sumber data primer maupun sumber data sekunder, kemudian dikumpulkan menjadi dokumen. Penulis akan menelusuri dokumen-dokumen ini melalui proses mencatat, memilah, dan menelaah isi yang relevan dengan pembahasandalampenelitianini.
Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku karya
JamalAbdurrahmandenganjudulasli Athfalul Muslimin Kaifa Rabahumun Nabiyyul Amin. Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Islamic Parenting: PendidikanAnakMetodeNabiSAW.Dalampenelitianinimetode analisisdatayangpenulisgunakanyaitu content analysis ataubiasadisebutdengan analisis isi. Analisis isi adalah sebuah teknik dengan tujuan untuk menarik kesimpulan dalam menemukan karakteristik pesan. Metode analisis ini dilakukan
3 NanaSyaodihSukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:PT.RemajaRosdakarya, 2009).
secaraobjektifjugasistematis.
Biografi Jamal Abdurrahman
Syaikh Jamal Abdurrahman lahir pada tahun 1969 di Minya El-Qamh, sebuah kotadiProvinsiSyarqiyah,Mesir.4 Beliautumbuhdalamlingkungankeluargayang sangat taat beragama, sehingga sejak kecil telah menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu syar’i. Ketertarikannya pada ilmu agama mendorongnya untuk menempuh pendidikan di Universitas Zaqaziq, Mesir, di mana beliau berhasil meraih gelar sarjana di bidang Sastra Arab. Masa mudanya dihabiskan untuk mendalami ilmu syar’i di bawah bimbingan para ulama dari organisasi Anshar AsSunnah Al-Muhammadiyyah, sebuah lembaga keagamaan yang berpengaruh di Mesir.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Mesir, Syaikh Jamal Abdurrahman melanjutkan safari ilmiahnya ke Kerajaan Arab Saudi. Di sana, beliau aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dakwah yang menjadi jalan untuk memperluas wawasan dan memperdalam pengetahuan agamanya. Selama berada diSaudi,khususnyadidaerahselatanMekkah,beliaudiberiamanahsebagaiimam dan khatib. Jabatan ini dipegangnya selama sepuluh tahun, sebuah periode yang digunakan dengan sangat baik untuk belajar dari ulama-ulama senior di wilayah tersebut.
PengalamanselamasatudekadediArabSauditidakhanyamemperkayailmu beliau tetapi juga memperkokoh komitmennya dalam berdakwah. Setelah menyelesaikantugasnyadiSaudi, SyaikhJamalAbdurrahmankembalikeMesir. Di tanahkelahirannya,beliaumelanjutkanmisidakwahnyadengansemangatyangtak surut. Beliau menyebarkan ajaran Islam ke berbagai pelosok negeri Sungai Nil, membawa pesan-pesankebaikan yang diilhami dari pengalaman dan pengetahuan yangtelahdiperolehnya.
Selain aktif dalam dakwah, Syaikh Jamal Abdurrahman juga dikenal sebagai seorang penulis yang produktif. Salah satu karya pentingnya adalah dalam bidang Ulumul Qur’an, berjudul Al-Iqaazh li Tadzkiir Al-Huffaazh bi Al-Aayuat AlMutashaabiha Al-Alfaazh. Buku ini ditujukan untuk mengingatkan para penghafal Al-Qur’an mengenai ayat-ayat yang memiliki kesamaan lafaz. Karya ini mencerminkan dedikasi beliau terhadap ilmu Al-Qur’an dan upayanya dalam mempermudahumatIslammemahamikitabsuci.
Dalam bidang aqiqah, beliau juga menulis buku berjudul Al-Bid’ah wa Atsaaruha As-Sai’ ‘Alaa Al-Fard wa Al-Mujtama’.Bukuinimembahasdampakburuk bid’ah terhadap individu dan masyarakat. Penjelasan dalam karya ini tidak hanya memberikanwawasanyangmendalamtetapijugamenekankanpentingnyakembali kepadaajaranIslamyangmurni.Pesaninimenjadisalahsatubenangmerahdalam dakwahdantulisanbeliau.
Karya lainnya yang tak kalah penting adalah di bidang akhlak, dengan judul Wa Laa Taqrab Al-Fawaahisy. Buku ini berisi panduan bagi umat Islam untuk menjauhi perilaku tercela serta memperkuat karakter yang berbasis nilai-nilai
4 AqmiHanavami,“MetodePendidikanAkhlakPadaAnakUsia15-18TahunDalamBuku IslamicParentingKaryaSyaikhJamalAbdurrahman,” Tarbiya Islamica 3,no.1(2015):22–34.
keislaman. Melalui tulisan ini, beliau ingin membangun masyarakat yang memiliki akhlakmuliadanmenjadikanIslamsebagaipedomanhidupyangnyata.
Dalam bidang tarbiyah, Syaikh Jamal Abdurrahman menulis buku Athfaal AlMuslimin: Kaifa Rabbaahum An-Nabiyyul Al-Amiin. Buku ini menjadi panduan bagi para orangtua dalam mendidik anak sesuai dengan metode yang dicontohkan oleh
Nabi Muhammad SAW. Karya ini mencakup berbagai aspek penting dalam pendidikan anak, mulai dari pembentukan akhlak hingga pengembangan potensi anaksecaramenyeluruh.Pesanutamabukuiniadalahpentingnyapendidikanyang berbasisnilai-nilaiIslamsejakusiadini.
Secara keseluruhan, Syaikh Jamal Abdurrahman adalah sosok ulama yang tidak hanya berdedikasi dalam berdakwah tetapi juga dalam menulis karya-karya yang bermanfaat bagi umat. Melalui perjalanan hidup dan karyanya, beliau telah memberikan kontribusi besar dalam memperkaya khazanah ilmu Islam.
Keberhasilanbeliaumenjadicerminandarisemangatbelajaryangtakpernahsurut serta komitmen yang kuat untuk menyebarkan ajaran Islam ke seluruh penjuru dunia.
Parenting Islam
Islamic Parenting adalah dua kata yang berasal dari bahasa inggris, Islamic merupakan kata sifat (adjektif) bagi parenting. Islamic Parenting dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan parenting Islami. Kata “Parenting” mempunyai katadasarParentyangdalambahasaInggrisberartiorangtua.
Penggunaan kata “parenting” untuk aktifitas-aktifitas orang tua disini memang belum ada kata yang tepat, yang sepadan dalam bahasa Indonesia. Sedangkan kata Islami jika dilihat dari pengertian secara harfiyah kata Islam yang artinyadamai, selamat,tundukdan bersih.KataIslamituterdiridari3huruf yaitu sin, lam, mim yang bermakna dasar “selamat”. Adapun secara istilah, Sebagai Nabi danRasulterakhirdansuritauladanbagiseluruhumatmanusiadiakhirzaman.5
Parenting Islami dikenal dengan Tarbiyah al-Awlad dan berlandaskan atas prinsip tauhid, keimanan dan akhlak mulia. Orangtua mempunyai tugas bertanggungjawab untuk mengajarkan kepada anak-anaknya tentang pendidikan akhlak, pendidikan jasmani, pendidikan nalar, dan pendidikan untuk bertanggungjawabdalammasyarakat.6
Menurut Darajat, Pola asuh Islam ialah suatu pengasuhan yang utuh berdasarkansikapdanperilakuorangtuaterhadapanaksejakdinimeskipundalam hal mendidik, membina, membiasakan dan membimbing anak secara maksimal berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah 7 Disini tugas orangtua adalah memberikan pengarahan yang positif dan memberikan bimbingan kepada anaknya agar bisa menerapkanajaranpendidikanIslamyangbenarberdasarkanperilakuyangbaik.
Berdasarkan pendapat tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa parenting
5 NadiaQurrotaAyuninaZakiyahZakiyah,“IslamicParentingSebagaiUpayaMendidik KarakterIslamiGenerasiAlpha,” Alhamra Jurnal Studi Islam 3,no.1(2022):48–57.
6 TiaraAmaliaetal.,“ParentingIslamiDanKedudukanAnakDalamIslam,” Jurnal Multidisipliner Bharasumba 1,no.002(2022):156–163.
7 ZakiahDrajat, Membina Nilai-Nilai Moral Di Indonesia (Jakarta:BulanBintang,1985).
Islami adalah pola asuh yang dilakukan oleh orang Islam yang mendidik dan mengasuh anak berdasar pada ajaran, aturan dan nilai-nilai agama Islam kepada anaknyayangbersumberpadaAl-Qur’andanAl-Hadis.
Pola asuh Islami lebih menekankan pada praktik pengasuhan, tidak hanya fokus pada gaya pengasuhan dalam keluarga, akan tetapi lebih fokus pada bagaimana orangtua membentuk insan al-kamil pada anak- anaknya. Orangtua memiliki kewajiban membimbing dan mendidik anak berdasarkan syariat agama. Islam memandang bahwa dalam membentuk anak yang memiliki perilaku baik itu harusdiawalidari perilakuorangtuasejakdini. Islammemandangbahwaperilaku anak dimasa depan itu merupakan cerminan dari orangtua dan pendidikan dari orangtuayangmerekaajarkansejakdini.
Dalam Al-Qur’an menjelaskan bahwa pola asuh Islami di contohkan oleh Luqman. Luqman memberikan pembelajaran ataupun nasihat yang luar biasa kepada anaknya, agar anaknya selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Diantara pola asuh yang diterapkan oleh Luqman Hakim terhadap anak-anaknya antara lain: menerima, melindungi, menuntut kepada anak.8 Abdullah Nashih Ulwan menyebutkan pengasuhan secara Islami dibagi menjadi 5 (lima) metode, metode tersebut adalah metode keteladanan, metode kebiasaan, metodenasihat,metodeperhatiandanmetodehukuman.9
Selanjutnya,jikaberbicaratentangpendidikananaksertatujuannya,tentulah tidakdapatdipisahkandaritujuanpendidikanIslam,yaitumenciptakankehidupan yangIslami.ChabibThohamengemukakanbahwa,tujuanpendidikansecaraumum yaitu untuk mencapai tujuan hidup umat Islam, yaitu meningkatkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT.10 Agar mereka tumbuh dan berkembang sebagaimanusiayangberakhlakmuliadanberibadahkepada-Nya.
Setiap orang tua memiliki harapan besar agar anak-anak mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk mewujudkan harapan tersebut, orangtua memiliki tanggung jawab utama sebagai pendidik pertama bagi anakanaknya.Dalamsituasiapapun,orangtuatetapmenjadipihakyangpalingberperan dan bertanggung jawab terhadap perkembangan anaknya, sebagaimana telah ditakdirkan oleh Allah untuk mendampingi dan membesarkan anak yang telah merekalahirkan.
Pendidikan dalam keluarga menjadi pondasi awal dan utama dalam membentuk perkembangan anak. Pendidikan ini bertujuan untuk mendukung perkembanganoptimalanak,mencakupaspekintelektual,fisik,danspiritual.Selain itu, pendidikan keluarga juga berfungsi melengkapi peran sekolah atau lembaga
8 RussuliIzzatur,“TipologiPolaAsuhDalamAl-Qur’an:StudiKomparatifIslamDanBarat,” slamika Inside: Jurnal Keislaman dan Humaniora 6,no.1(2020):60–87.
9 DedeDarisman,“KonsepPendidikanAnakMenurutAbdullahNashihUlwan,” Online Thesis 9, no.2(2016):61–92.
10 SitiKhodijah,MustopaKamal,andYosepFarhanDafikSahal.,“AnalisisNilai-Nilai PendidikanIslamDalamFilmSerialAnakUpin&IpinSeasonKe10,” Tarbiyat Al-Aulad: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini 4,no.1(2020):58–86.
kursus dalam membentuk kepribadian anak.11 Dalam keluarga, peran pendidik dijalankan oleh ayah dan ibu, serta pihak-pihak lain yang merasa bertanggung jawabatastumbuhkembanganak,sepertikakek, nenek, paman, bibi, dan saudara. Meskipunbegitu,peranayahdanibutetapmenjadiyangpalingpenting.
Pendidikandalamkeluargamerupakanpendidikanyangpertamasertautama untuk seorang anak. Pendidikan dalam keluarga bertujuan untuk membekali anak dengan perkembangan yang optimal, yang meliputi seluruh aspek perkembangan kepribadian anak, yaitu akal, jasmani serta rohani. Tujuan lainnya adalah untuk membantu sekolah atau lembaga kursus dalam mengembangkan kepribadian peserta didiknya. Dalam rumah tangga yang bertindak sebagai seorang pendidik adalah ayah dan ibu, serta seluruh pihak yang merasa bertanggung jawab atas tumbuhkembanganak,sepertikakek,nenek,paman,bibi,dansaudara.Tetapitetap yangterpentingyaituibudanayah.
Kepribadian seorang anak dapat dipengaruhi oleh suri teladan yang dapat memberikandampakpositifbagimereka. Anak-anak akan memperhatikansertameniruperilakuorangdewasadisekitarnya.Figuryangbakal menjadifaktorutamapadamasa perkembangan serta pertumbuhan seorang anak tentunya adalah orangtuanya.12 Oleh karena itu,sudah seharusnya orangtua itu memberikan suri teladan atau contoh perilaku yang baik bagi anakanaknya.
Metode dan Evaluasi dalam Parenting
Manajemenwaktuyangtepatdalammemberikannasihatkepadaanakadalah salah satu metode efektif yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Orangtua yang mampu memilih momen terbaik untuk mendidik anak akan mendapatkan hasilyanglebihoptimal,karenaanak-anaklebihmudahmemahamidanmenerima nasihat dalam kondisi yang tepat. Rasulullah SAW memberikan perhatian besar pada waktu dan tempat ketika membimbing anak-anak.12 Dengan pendekatan ini, beliau tidak hanya mengajarkan perilaku baik tetapi juga membangun pola pikir yangsehatdanmenumbuhkanakhlakmulia.PendekatanNabiMuhammadSAWini menjaditeladanpentingdalammendidikgenerasiyangberbudipekertiluhur. Rasulullah SAW menyampaikan bahwa ada tiga momen utama yang sangat baik untuk memberikan nasihat kepada anak-anak, yaitu saat makan, dalam perjalanan, dan ketika anak sedang sakit. Saat makan adalah waktu yang ideal karena anak berada dalam suasana tenang dan terbuka untuk mendengarkan. Dalam perjalanan, anak-anak cenderung lebih santai, sehingga nasihat yang diberikan lebih mudahditerima.13 Ketika anak sakit, hati mereka lebihlembut dan cenderung mendengarkan dengan lebih perhatian. Ketiga waktu ini menunjukkan pentingnyasensitivitasorangtuaterhadapkondisiemosionalanak-anak.
11 WiraFirmansyah,“PengaruhPolaAsuhOrangTuaTerhadapPembentukanKarakterAnak DiEraGlobalisasi,” Primary Education Journal Silampari (PEJS) 1,no.1(2019):1–6
12 NugraheniNurlailaandHenryAditiaRigianti,“HubunganManajemenWaktuBelajarDengan PrestasiBelajarMenujuEraSociety5.0,” Polyglot: Jurnal Ilmiah 20,no.1(2024):170–184.
13 YuyunYulianingsihandArifNursihah,“PropheticParenting:Ide,SpiritDanKontekstualisasi Hadis-HadisPendidikanAnak,” JAPRA: Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal 4,no.2(2017):1–18.
Selain waktu yang tepat, bersikap adil terhadap semua anak juga menjadi prinsip penting dalam mendidik. Sikap adil ini sangat berpengaruh dalam membentukkarakteranak,terutamadalammenumbuhkansikaptaatdanberbakti. Anak-anak yang merasa diperlakukan tidak adil cenderung sulit diatur dan berpotensimenyimpanrasa iriterhadap saudara-saudaranya. KisahNabiYusufAS menjadi pelajaran penting, di mana ketidakadilan yang dirasakan oleh saudarasaudaranya melahirkan kecemburuan hingga memicu perbuatan buruk. Oleh karenaitu,keadilanorangtuaadalahkuncikeharmonisandalamkeluarga.14
Setiap anak memiliki hak yang harus dipenuhi oleh orangtuanya. Hak ini meliputikebutuhan fisik, emosional, dan spiritual.15 Memenuhihak-hakanaktidak hanya berdampak pada kebahagiaan mereka tetapi juga membangun kepercayaan dan rasa hormat terhadap orangtua. Anak-anak yang merasa dihargai akan lebih mudah berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan percaya diri. Rasulullah SAW menegaskan bahwa hak-hak anak adalah amanah yang harus dipenuhidenganpenuhtanggungjawab.
Sebagai bagian dari pemenuhan hak, anak-anak juga berhak menyampaikan pendapat mereka. Mendengarkan dan mempertimbangkan pendapat anak adalah bentuk penghargaan terhadap eksistensi mereka. Ketika pendapat mereka relevan dan layak diterapkan, orangtua sebaiknya mewujudkannya untuk menunjukkan bahwa suara mereka dihargai. Namun, jika pendapat tersebut tidak sesuai dengan keadaan, orangtua harus bijak dalam menjelaskan alasannya. Penolakan yang dilakukan dengan cara yang bijaksana akan menjaga perasaan anak tetap nyaman tanpamerasadiabaikan.
Menggunakanbahasayanglembutdanbijaksanasaatmenasihatianakadalah bagian penting dari pendekatan dalam mendidik. Kata-kata yang penuh kasih sayang dapat menenangkan hati anak-anak dan membuat mereka lebih terbuka untuk mendengarkan. Sebaliknya, penggunaan kata-kata yang kasar atau menyakitkan dapat merusak hubungan antara orangtua dan anak. Rasulullah SAW selalu mengedepankan kelembutan dalam berbicara kepada siapa pun, termasuk kepadaanak-anak,sehinggapesanyangdisampaikandapatditerimadenganbaik.16
Pentingnya memberi contoh nyata dalam mendidik anak. Tidak cukup hanya dengan nasihat verbal, tetapi juga melalui perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yangdiajarkan.Anak-anakbelajarlebihbanyakdariapayangmerekalihatdaripada apa yang mereka dengar. Oleh karena itu, orangtua harus menjadi teladan dalam berperilaku, seperti menunjukkan sikap sabar, jujur, dan bertanggung jawab. Dengan demikian, anak-anak akan tumbuh dengan mencontoh perilaku baik yang merekasaksikansetiaphari.
Pendidikan yang efektif adalah kombinasi dari waktu yang tepat, keadilan
14 DeviYuliaandAnelNailulMuna,“PengembanganPendidikanKarakterJujurDanAdil: AnalisisDariPerspektifAl-Qur’an,” Jurnal Pendidikan Indonesia 4,no.12(2023):1374–1386.
15 MohammadHifni,“HakAsuhAnakPascaPerceraianSuamiIstriDalamPerspektifHukum Islam,” Bil Dalil: Jurnal Hukum Keluarga Islam 1,no.02(2016):49–80.
16 TriEndangJatmikowati,“EfektifitasKomunikasiOrangTuaTerhadapKepribadian IntrapersonalAnak,” Pedagogi: Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak Usia Dini 4,no.2(2018): 1–15.
dalam perlakuan, pemenuhan hak-hak anak, dan pendekatan yang penuh kasih sayang. Metode yang dicontohkan Rasulullah SAW menunjukkan bahwa mendidik anak adalah tanggung jawab besar yang memerlukan kesabaran, kebijaksanaan, dan ketulusan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, orangtua dapat membantu anak-anakmerekatumbuhmenjadiindividuyangberakhlakmuliadanbermanfaat bagi masyarakat. Pendidikan dalam keluarga yang didasari nilai-nilai Islam akan melahirkangenerasiyangtidakhanyacerdastetapijugaberbudipekertiluhur.
Sementara itu, evaluasi adalah bagian penting dalam dunia pendidikan yang berfungsi untuk mengukur proses dan hasil dari suatu pembelajaran. Dari aspek proses, evaluasi bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan konsep pendidikan yang ideal.17 Konsep ini mencakup berbagai elemen,sepertiapresiasiterhadaptujuanpembelajaran,kesesuaianmuatanmateri, perilaku dan kualitas pendidik, pandangan serta perlakuan terhadap peserta didik, hingga penggunaan metode dan media pembelajaran. Melalui evaluasi yang komprehensif, kita dapat memastikan bahwa proses pendidikan berjalan sebagaimanamestinyadanmendukungpencapaianhasilyangoptimal.
Menurut Ifat Fatimah Zahro, evaluasi pada anak usia dini memiliki tujuan utamauntukmengumpulkaninformasisecaraakuratmengenaiperkembangandan proses belajar anak. Informasi ini menjadi dasar dalam memberikan pelayanan pendidikan yang tepat bagi anak di masa depan.18 Pendapat ini sejalan dengan pandangan Wahyudin dan Agustin yang menyatakan bahwa evaluasi berfungsi untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dengan evaluasi, tujuan pembelajaran dapatdicapaisecaramaksimalkarenamemberikanumpanbalikyangberhargabagi perbaikanmetodedanpendekatanpendidikan.19
Salahsatutujuanutamaevaluasipadaanakadalahuntukmengetahuiberbagai aspek perkembangan anak secara individu. Hal ini meliputi perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, serta aspek sosial dan emosional. Evaluasi memberikan informasiyangspesifiktentangkondisidan kemajuananak,sehinggaorangtuadan pendidikdapatmemahamikebutuhanmerekadenganlebihbaik.Informasiinijuga bermanfaat untuk mendiagnosis adanya hambatan perkembangan serta mengidentifikasipenyebabmasalahbelajaryangmungkindihadapiolehanak.
Selain itu, evaluasi juga membantu guru dalam menetapkan tujuan dan merencanakan program pendidikan yang sesuai. Dengan evaluasi, guru dapat mengetahuiapakahanakmemerlukanpelayanankhususataumetodepembelajaran yangberbeda.Evaluasijugaberfungsiuntukmenentukantempatdanprogramyang paling tepat bagi anak, sehingga mereka dapat berkembang secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan potensinya. Dengan demikian, perencanaan program pendidikanmenjadilebihefektifdanterarah.
17 TatangHidayatandAbasAsyafah,“KonsepDasarEvaluasiDanImplikasinyaDalamEvaluasi PembelajaranPendidikanAgamaIslamDiSekolah,” Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam 10,no.1 (2019):159–181.
18 IfatFatimahZahro,“PenilaianDalamPembelajaranAnakUsiaDini,” Tunas Siliwangi: Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung 1,no.1(2015):92–111.
19 WahyudinUandAgustinM, Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini: Panduan Guru, Tutor, Fasilitator Dan Pengelola Pendidikan (Bandung:RefikaAditama,2011).
Evaluasimemilikiperanpentingdalammerencanakankurikulumpendidikan. Melalui evaluasi, kemajuan anak dalam mencapai tujuan program dapat diukur secara objektif. Evaluasi ini juga memberikan kesempatan untuk memodifikasi kurikulum sesuai kebutuhan, menentukan metode pembelajaran yang lebih efektif, dan memberikan umpan balik (feedback) kepada guru maupun anak. Dengan cara ini,evaluasiberkontribusipadaperbaikankualitaspendidikansecarakeseluruhan.
Selain itu, evaluasi bertujuan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah perkembangan pada anak. Ketika hambatan atau kesulitan terdeteksi melalui evaluasi, pendidik dapat segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya. Hal ini penting agar anak tidak hanya terbantu dalamaspekakademistetapijugadalamperkembanganfisik,emosional,dansosial mereka. Evaluasi yang tepat dapat mencegah masalah kecil menjadi lebih besar di masadepan.20
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah langkah strategis dalam proses pendidikan yang tidak hanya mengukur keberhasilan tetapi juga menjadi alat untuk perbaikan. Melalui evaluasi, pendidik dapat memberikan perhatian yang lebih spesifik kepada anak, menciptakan programpendidikanyangrelevan,danmemfasilitasiperkembanganmerekasecara optimal. Dengan demikian, evaluasi menjadi kunci untuk mewujudkan pendidikan yangberkualitasdanberorientasipadakebutuhanpesertadidik.
Penerapan Prophetic Parenting menurut Jamal Abdurrahman
Islamic Parenting Menurut Jamal Abdurrahman, tujuan utamanya pada anak usia dini adalah melahirkan anak yang bertakwa kepada Allah SWT, shalih dan shalihah, berakhlak mulia, taat kepada perintah Allah, bertanggung jawab, dan pemberani.Halinidiharapkandapatmenciptakangenerasiyangungguldanmampu menghadapi tantangan di setiap zaman dengan iman sebagai pondasi utamanya. Generasi seperti inilah yang diharapkan dapat membangun peradaban yang kuat danmaju.21
Pentingnya Pendidikan Keimanan (Tauhid) Keimanan atau tauhid menjadi pondasi utama yang harus ditanamkan sejak dini. Dalam buku Akidah Islam karya SayyidSabiq,disebutkanbahwakeimananadalahpokokataudasaryangmelandasi syariat Islam. Dari keimanan ini lahir cabang-cabangnya, termasuk perbuatan baik yangmenjadibuahdariimandanakidah.Olehkarenaitu,pendidikananakusiadini seharusnya menanamkan aqidah Islamiyah agar terbentuk karakter yang beriman danberakhlakmulia.
Mengajarkan AkhlakMuliaSejakDiniAkhlakmulia merupakan aspekpenting dalam pendidikan anak. Ibnu Qayyim menekankan bahwa akhlak yang buruk jika dibiarkansejakkecilakansulitdiubahsaatdewasa.Sebaliknya,kebiasaanbaikyang ditanamkansejakdiniakanmenjadikarakteranak.Orangtuaharusbijaksanadalam
20 LaraFridani,SriWulan,andSriIndahPujiastuti, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta:UniversitasTerbuka,2011).
21 JamalAbdurrahman, Islamic Parenting: Pendidikan Anak Metode Nabi SAW (Solo:Aqwam, 2017).
menanamkan nilai-nilai akhlak agar anak tumbuh menjadi individu yang berkepribadianmulia.
PentingnyaPembiasaandalamIbadahPendidikanibadahjugamenjadibagian penting dalam Islamic Parenting. Rasulullah SAW memberikan contoh dengan mengajak Umamah binti Zainab mengikuti shalat berjamaah. Orang tua dapat mengajarkanibadahsepertishalatdengancarayangsederhanadanbertahap,mulai darigerakanhinggabacaannya.Denganpembiasaanini,anakakantumbuhmenjadi individuyangmencintaiibadah.22
Mengajarkan Keilmuan yang Luas Islamic Parenting juga mencakup pengajarankeilmuan,sepertisyair,sejarah,danbahasaasing.Denganmengenalkan syair dan sejarah melalui cerita, anak dapat memahami nilai-nilai Al-Qur'an dan sejarah Islam. Selain itu, pengajaran bahasa asing memberikan wawasan luas kepadaanakagarmerekalebihsiapmenghadapitantanganglobal.
Pentingnya Belajar Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah SAW sangat memperhatikankemampuanmembacadanmenulisdikalangananak-anaksahabat. Halinibertujuan agarmerekadapat memahamiberbagai cabangilmusyariat yang bersumberdariAl-Qur'andanhadis.Orangtuadianjurkanuntukmengenalkananak pada bacaan Al-Qur'an sejak dini agar terbentuk kecintaan terhadap kitab suci tersebut.
Metode Keteladanan dalam Pengasuhan Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya menyebutkan lima metode dalam Islamic Parenting, salah satunya adalah metode keteladanan. Anak-anak diajarkan untuk mencintai Rasulullah SAW dan meneladani kepribadiannya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengenalkan kisahkisah Nabi dan sahabat sehingga anak tumbuh dengan cinta kepada teladan mereka.23
Bimbingan dan nasihat merupakan salah satu metode penting dalam pengasuhan Islami. Dalam metode ini, orang tua memiliki peran untuk mengarahkan anak agar selalu mengaitkan setiap persoalan hidup dengan Allah SWT. Hal ini bertujuan agar anak memiliki kesadaran spiritual yang kuat dan menjadikan Allah sebagai pusat kehidupannya. Orang tua juga perlu menanamkan pemahaman bahwa mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya adalah jalan menuju kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat. Proses ini dilakukan melalui komunikasi yang terbuka, penuh kasih sayang, dan disesuaikan dengan usia anak. Dengan cara ini, anak tidak hanya memahami nilai-nilai Islami tetapijugatermotivasiuntukmenerapkannyadalamkehidupansehari-hari. Pembiasaanmerupakanmetodeefektifuntukmembentukkarakteranaksejak dini.DalamIslam,metodeinimencerminkankeseimbanganantarakasihsayangdan ketegasandalammendidik.Orangtuadiajarkanuntukmenanamkankebiasaanbaik secara konsisten, seperti membaca doa sebelum makan atau shalat tepat waktu. Pentinguntukmenerapkandisiplinyangtidakberlebihanagaranakmerasanyaman dan tidak tertekan. Disiplin yang berlebihan dapat membuat anak menjadi takut atau memberontak, sementara kurangnya disiplin bisa membuat anak tumbuh
22 Abdurrahman, Islamic Parenting: Pendidikan Anak Metode Nabi SAW
23 MuhammadNurAbdulHafizhSuwaid, Prophetic Parenting: Cara Nabi Saw Mendidik Anak (Yogyakarta:Pro-Umedia,2010).
menjadi manja. Melalui pembiasaan yang tepat, nilai-nilai Islami dapat melekat dalamdirianaksecaraalami,membentukkepribadianyangkokoh.24 Penanaman motivasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pendidikanIslami.Orangtuaharusmengenalibakatdanminatanaksejakdiniagar dapatmemberikandukunganyangsesuai.Dalamprosesini,pentingbagiorangtua untuktidakmemaksakankehendakatauharapanyangtidakrelevandenganpotensi anak. Sebaliknya, dorongan yang tepat dapat membantu anak merasa dihargai dan termotivasiuntukberkembang.Misalnya,jikaanakmenunjukkanminatdalamseni, orang tua bisa mendukung dengan menyediakan alat menggambar atau mendaftarkan anak ke kelas seni. Dengan pendekatan ini, anak tidak hanya berkembangsesuaipotensinya,tetapijugamerasapercayadiridanbahagia.
Dalam Islam, hukuman diberikan sebagai bentuk bimbingan dan pembelajaran, bukan sebagai balas dendam. Orang tua harus bijaksana dalam menentukan jenis hukuman, memastikan bahwa hukuman tersebut tidak melukai fisik maupun psikologis anak. Sebelum memberikan hukuman, orang tua perlu memahami situasi yang melatarbelakangi kesalahan anak dan menjelaskan dengan jelas apa yang salah. Pendekatan ini akan membantu anak memahami akibat dari perbuatannya tanpa merasa dipermalukan. Hukuman yang bijaksana, seperti pengurangan waktu bermain, dapat menjadi sarana bagi anak untuk belajar memperbaiki diri. Dengan demikian, anak tumbuh dengan rasa tanggung jawab, bukanketakutan.25
Evaluasi merupakan langkah penting dalam Islamic Parenting untuk memantau perkembangan anak secara menyeluruh. Evaluasi dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, mencakup harian, mingguan, dan bulanan. Penilaian harian biasanya dilakukan melalui observasi langsung terhadap aktivitas anak, seperti perilaku saat bermain atau hasil karya mereka. Penilaian mingguan adalah rekap dari penilaian harian yang dianalisis lebih mendalam untuk melihat kemajuan atau tantangan yang dihadapi anak. Sedangkan penilaian bulanan mengakumulasi datamingguanuntuk mengevaluasicapaian pembelajaran. Dengan evaluasi yang terstruktur, orang tua dapat menyesuaikan metode pendidikan agar lebihefektifdansesuaidengankebutuhananak.26
Dalam konsep Prophetic Parenting yang merujuk pada teori Kuntowijoyo, pengasuhananakdikelompokkanmenjaditigakategoriutama:humanisme,liberasi, dan transendensi. Humanisme mencakup pendidikan moral dan sosial, seperti mengajarkan anak untuk jujur dan sopan. Liberasi menekankan pembebasan anak dari ketidaktahuan melalui pendidikan yang mencerahkan, seperti pengenalan ibadah dan nilai-nilai Islami. Transendensi mengajarkan anak untuk memahami hubungan mereka dengan Allah melalui tauhid. Kategori-kategori ini dirancang untuk disesuaikan dengan tahapan usia anak, sehingga setiap nilai yang diajarkan dapat diterima dan diterapkan dengan optimal. Pendekatan ini bertujuan membentukanakmenjadiindividuyangberkarakterkuatdanberiman.
24 Abdurrahman, Islamic Parenting: Pendidikan Anak Metode Nabi SAW.
25 Abdurrahman, Islamic Parenting: Pendidikan Anak Metode Nabi SAW.
26 Abdurrahman, Islamic Parenting: Pendidikan Anak Metode Nabi SAW.
Perlu diketahu bahwa pendidikan ini merupakan bagian dari pendidikan karakter pada anak. Pendidikan ini termasuk bagian yang komprehensif dengan pendidikan Islam.27 Pada dasarnya Pendidikan Islam sangat holistic termasuk membentukkarakteranakyangmenghargaiperbedaan,toleransi,danmemberikan kebebasanberpikir.28
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas mengenai "Islamic Parenting pada Anak Usia Dini Perspektif Jamal Abdurrahman," dapat disimpulkan bahwa tujuan utama Islamic Parenting adalah untuk melahirkan anak yang bertakwa kepada Allah SWT, yang shalih dan shalihah, berakhlak mulia, taat kepada perintah Allah, bertanggung jawab, dan pemberani. Materi yang diajarkan dalam Islamic Parenting meliputi pendidikankeimanan,akhlakmulia, ibadah, dan keilmuan. Metodeyangdigunakan dalam pengasuhan anak usia dini menurut Jamal Abdurrahman mencakup menjadi teladan bagianak,memberikannasihat dan bimbingan, membiasakananakdengan kebaikan,pemberianhukumanyangbijaksana,sertapenanamanmotivasi.Evaluasi terhadap perkembangan anak dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan untuk memantau kemajuan belajar dan perkembangan anak. Evaluasi ini dilaksanakan secara sistematis, dimulai dengan observasi harian, pencatatan mingguan,danbulanan,yangmencakupmateripendidikankeimanan,akhlakmulia, ibadah, dan keilmuan, sebagaimana yang dijelaskan secara rinci oleh Syekh Jamal Abdurrahmandalambukunya.
Bibliografi
Abdurrahman, Jamal. Islamic Parenting: Pendidikan Anak Metode Nabi SAW. Solo: Aqwam,2017.
Amalia, Tiara, Farika Lasmib, Rismana Septianic, Meutia Adelia Putrid, and Yecha Febrieanitha Putri. “Parenting Islami Dan Kedudukan Anak Dalam Islam.” Jurnal Multidisipliner Bharasumba 1,no.002(2022):156–163.
Amri, M. Saeful, and Tali Tulab. “Tauhid: Prinsip Keluarga Dalam Islam (Problem KeluargaDiBarat).” Ulul Albab 1,no.2(2018):95–134.
Darisman,Dede.“KonsepPendidikanAnakMenurutAbdullahNashihUlwan.” Online Thesis 9,no.2(2016):61–92.
Drajat,Zakiah. Membina Nilai-Nilai Moral Di Indonesia.Jakarta:BulanBintang,1985.
27 Irham, “Al-Ta‘līmal-Islāmīal-Maftūḥ Ladá KH. Sahal Mahfudz (1937-2014),” Studia Islamika 29, no. 1 (2022): 143–188.
28 Irham Irham, “Islamic Education at Multicultural Schools,” Jurnal Pendidikan Islam 3, no. 2 (2017): 141; Irham Irham and Sansan Ziaul Haq, “MEETING POINTS AND DIFFERENCES ISLAMIC MULTICULTURALISM AND WESTERN MULTICULTURALISM AS UNIVERSAL HUMAN VALUES,” Wahana Akademika (2024), http://journal.walisongo.ac.id/index.php/wahana/article/view/19379; Irham Irham, Sansan Ziaul Haq, and Yudril Basith, “DERADICALISING RELIGIOUS EDUCATION,” Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman 15, no. 1 (June 16, 2020): 39–54; Irham and Yudril Basith, “Revitalisasi Makna Guru Dari Ajaran Tasawuf Dalam Kerangka Pembentukan Karakter,” Ulul Albab 19, no. 1 (2018): 44–68; Siti Khodijah, Siti Nurajizah, and Irham Irham, “Kontribusi Organisasi Terhadap Pendidikan Karakter Dan Kesiapan Profesional Mahasiswa,” Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan 18, no. 3 (April 3, 2024): 1773.
Firmansyah, Wira. “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter Anak Di Era Globalisasi.” Primary Education Journal Silampari (PEJS) 1,no.1(2019):1–6.
Fridani,Lara,SriWulan,andSriIndahPujiastuti. Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini.Jakarta:UniversitasTerbuka,2011.
Hanavami, Aqmi. “Metode Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia 15-18 Tahun Dalam
Buku IslamicParenting KaryaSyaikh JamalAbdurrahman.” Tarbiya Islamica 3,no.1(2015):22–34.
Hidayat,Tatang,andAbasAsyafah.“KonsepDasarEvaluasiDanImplikasinyaDalam
Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah.” Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam 10,no.1(2019):159–181.
Hifni, Mohammad. “Hak Asuh Anak Pasca Perceraian Suami Istri Dalam Perspektif Hukum Islam.” Bil Dalil: Jurnal Hukum Keluarga Islam 1, no. 02 (2016): 49–80.
Irham.“Al-Ta‘līmal-Islāmī al-MaftūḥLadáKH. SahalMahfudz(1937-2014).” Studia Islamika 29,no.1(2022):143–188.
Irham, and Yudril Basith. “Revitalisasi Makna Guru Dari Ajaran Tasawuf Dalam KerangkaPembentukanKarakter.” Ulul Albab 19,no.1(2018):44–68.
Irham, Irham. “Islamic Education at Multicultural Schools.” Jurnal Pendidikan Islam 3,no.2(2017):141.
Irham, Irham, and Sansan Ziaul Haq. “MEETING POINTS AND DIFFERENCES ISLAMIC MULTICULTURALISM AND WESTERN MULTICULTURALISM AS UNIVERSAL HUMAN VALUES.” Wahana Akademika (2024). http://journal.walisongo.ac.id/index.php/wahana/article/view/19379.
Irham, Irham, Sansan Ziaul Haq, and Yudril Basith. “DERADICALISING RELIGIOUS EDUCATION.” Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman 15,no.1(June 16,2020):39–54.
Izzatur, Russuli. “Tipologi Pola Asuh Dalam Al-Qur’an: Studi Komparatif Islam Dan Barat.” slamika Inside: Jurnal Keislaman dan Humaniora 6, no. 1 (2020): 60–87.
Jatmikowati, Tri Endang. “Efektifitas Komunikasi Orang Tua Terhadap Kepribadian Intrapersonal Anak.” Pedagogi: Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak Usia Dini 4,no.2(2018):1–15.
Khodijah, Siti, Mustopa Kamal, and Yosep Farhan Dafik Sahal. “Analisis Nilai-Nilai PendidikanIslamDalamFilmSerialAnakUpin&IpinSeasonKe10.” Tarbiyat Al-Aulad: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini 4,no.1(2020):58–86.
Khodijah, Siti, Siti Nurajizah, and Irham Irham. “Kontribusi Organisasi Terhadap PendidikanKarakterDanKesiapanProfesionalMahasiswa.” Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan 18,no.3(April3,2024):1773.
Nurlaila, Nugraheni, and Henry Aditia Rigianti. “Hubungan Manajemen Waktu Belajar Dengan Prestasi Belajar Menuju Era Society 5.0.” Polyglot: Jurnal Ilmiah 20,no.1(2024):170–184.
Sudarno,Shobron. Studi Islam.Surakarta:LembagapengembanganIlmu-IlmuDasar, 2010.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009.
Suwaid,MuhammadNurAbdulHafizh. Prophetic Parenting: Cara Nabi Saw Mendidik Anak.Yogyakarta:Pro-Umedia,2010.
U, Wahyudin, and Agustin M. Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini: Panduan Guru, Tutor, Fasilitator Dan Pengelola Pendidikan. Bandung: Refika Aditama, 2011.
Yulia, Devi, and Anel Nailul Muna. “Pengembangan Pendidikan Karakter Jujur Dan Adil:AnalisisDariPerspektifAl-Qur’an.” Jurnal Pendidikan Indonesia 4,no.12 (2023):1374–1386.
Yulianingsih, Yuyun, and Arif Nursihah. “Prophetic Parenting: Ide, Spirit Dan Kontekstualisasi Hadis-Hadis Pendidikan Anak.” JAPRA: Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal 4,no.2(2017):1–18.
Zahro, Ifat Fatimah. “Penilaian Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini.” Tunas Siliwangi: Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung 1,no.1(2015):92–111.
Zakiyah, Nadia Qurrota Ayunina Zakiyah. “Islamic Parenting Sebagai Upaya MendidikKarakterIslamiGenerasiAlpha.” Alhamra Jurnal Studi Islam 3,no.1 (2022):48–57.