Portofolio STUPA 7 / John Kevin Wirjawan // Metropolis Refugee

Page 1

John Kevin Wirjawan // 315200037

Dr. Olga Nauli Kumala, S.T., M.Ars.

Nina Carina, S.T, M.T.

Ir. Rudy Surya, M.M., M.Ars.

Program Studi Sarjana Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta.

Metropolis Refugee

Redefining Balance and Sensitivity through Therapeutic in Nature Infused Habitats

Studio 7
contents 1 2 3 5 7 9 15 17 25 CV Description Project Background Theme & Conceptual Program Site Massing Architectural Drawing Visualization

Curriculum Vitae

Personal Details

John Kevin Wirjawan

Sunter, Jakarta, Indonesia.

DOB : 24 July 2002

M : +62 878 7777 7668

E : johnkevinwirjawan@gmail.com

Achievements

2021, Selected Project of Public Expose 4.31 Held by Untar Architecture

July, 2022

Selected Project of Architectural Design Week " Dibalik Hijau" Exhibition 2022

July, 2022

Selected Project of Architectural Design Week " Senandung Ruang" Exhibition 2023

Educations

2020 - now

Tarumanagara University, Jakarta. 3rd year student in Faculty of Engineering, Majoring Architecture.

2018 - 2020

SMA Don Bosco II, Jakarta. Majored Science.

Organization Experience

February 2022 - July 2022

Committee

Dibalik Hijau

Architectural Deisgn Week 2022

December 2022 - July 2023

Exhibition Director

Senandung Ruang

Language

First I Indonesian

Second I English

Architectural Design Week 2023

Software Skills

3D Modelling I SketchUp

Autodesk I Autocad, Revit

Adobe Series I Photoshop, Illustrator

Rendering I Lumion, Enscape

Microsoft Office I Word, Excel, Power Point

1

Me tr o p oli s Ref u gee

Redefining Balance and Sensitivity through Therapeutic in Nature Infused Habitats

Penduduk kota padat rentan terhadap kesehatan mental dalam keberlangsungan pola dan gaya hidup perkotaan. Beberapa studi dan jurnal menungkap lingkungan bersifat fisik dan sosial dapat mempengaruhi jiwa dan mental individu. Penduduk kota memiliki resiko 40% depresi dan 20% kecemasan lebih besar dari penduduk kota, dan peneliti mengungkap 39% kaum urban memiliki kecenderungan terhadap gangguan suasana hati dan rentan terhadap PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), mental kemarahan, dan kecemasan yang disebabkan meningkatnya dampak buruk dari faktor resiko yang sudah ada sebelumnya di sosial dan fisik lingkungan perkotaan. Maka dari itu, upaya menciptakan tingkat kepekaan isu urban stress, dengan mendorong bukan hanya pemerintah, tetapi masyarakat untuk berkontribusi dan bersikap proaktif guna menciptakan lingkungan kota yang sehat dan berkelanjutan bagi kota dengan memberi penyembuhan serta perawatan kesehatan mental individu kota yang masih belum dimaksimalkan pemerintah.

Proyek dengan nama Metropolis Refugee ini berada di Jalan Setiabudi Tengah, Jakarta Selatan. Area ini berada dalam jangkauan high stress zone yang merupakan area perkantoran dengan aktivitas terpadat di Jakarta sehingga mempengaruhi produktivitas kerja dan kualitas manusia. Tapak terpilih memiliki karakter area yang dikelilingi bangunan tinggi dengan kegiatan kawasan perkantoran dan bisnis, area tapak sedang dalam proses pengembangan untuk memudahkan mobilitas manusia melalui transportasi Transjakarta dan LRT dalam radius 10 - 100 meter stasiun serta halte Dukuh Atas.

Penerapan konsep dengan pendekatan dan metode desain terapeutik yang memaksimalkan kelima indera menyatukan habitat manusia dengan terintegrasi lingkungan dan alam itu sendiri, melalui sistem modular, dimana di dalamnya menciptakan proses menenangkan dan relaksasi individu untuk meminimalisir efek negatif suasana hati dan kesehatan mental. Menyatukan manusia dengan alam lebih dekat seakan berada jauh dari peradaban kota memberi suasana baru dan efek psikologis terhadap kebiasaan pola pikir dan sistem kota urban dengan berdampingan untuk mencapai suatu aktivitas. Sistem bangunan yang memanfaatkan ruang dengan modular void bertolak belakang dengan sistem kawasan solid dan padat bangunan tinggi. Modular menciptakan fleksibilitas dan mengembangankan model degan alam menciptakan human friendly diantara solid form kawasan dengan menciptakan optimalisasi keseimbangan alam dan arsitektur melalui material, cahaya, suara, tekstur yang terintegrasi.

Program terintegrasi pada 2 golongan utama berupa relaksasi dan forestasi. Dimana terjemahan kedua ini berada pada program utama meditative space, green foresting, dan galeri seni yang terintegrasi dengan sistem terapeutik sehingga memberi pengalaman ruang dan kegiatan yang menciptakan efek psikologis tenang dan relax memberi dampak pada mental dan individu seseorang yang mengoptimalisasi keseimbangan alam dan lingkungan dalam kehidupan perkotaan.

2

Metropolis Refugee

Regional Issues

Urban Stress & Deforetation

Penduduk perkotaan padat rentan terhadap Kesehatan mental dalam menghadapi pola dan gaya kehidupan kota. Dari beberapa studi dan jurnal, mengungkap isu ini bukanlah bualan belaka. Lingkungan bersifat fisik dan sosial dapat memberi pengaruh besar pada Kesehatan jiwa dan mental individu. Apabila dibanding dengan individu pedesaan, resiko rentan depresi perkotaan mencapai angka 40% lebih tinggi dan kecemasan 20% lebih besar.

Peneliti mengungkap bahwa 39% kaum urban memiliki kecenderungan terhadap gangguan suasana hati (mood disorders). Penelitian juga mengangkat kondisi permasalahan mental dan jiwa individu kota rentan mengalami PTSD (Post-Traumatic Stress Disoreder), masalah mental kemarahan (anger management), dan gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder). Peningkatan rentan masalah Kesehatan jiwa warga kota disebabkan dengan meningkatnya dampak buruk dari factor risiko yang sudah ada sebelumnya, sosial perkotaan, dan lingkungan fisik perkotaan.

Isu ini mengangkat tingkat kepekaan atau kesadaran pengaruh lingkungan perkotaan yang padat terhadap kesehatan mental manusia yang beraktivitas di perkotaan dalam hal ini adalah penduduknya, dengan upaya untuk mengurangi dan menanggulangi efek negatifnya. Hal ini menjadi urgent karena dari studi dan data data, mengungkap tentang kesehatan mental yang buruk menyebabkan efek yang serius bagi kualitas hidup pengguna aktivitas kota, seperti gangguan fisik dan mental, isolasi sosial, dan keputusan bunuh diri. Dalam upaya menciptakan tingkat kepekaan isu urban stress, mendorong pemerintah dan masyarakat untuk berkontribusi dan bersikap proaktif guna menciptakan lingkungan kota yang sehat dan sustain bagi perkotaan, memberi healing dan perawatan pemeliharaan kesehatan mental individu kota. Penerapan arsitektur dalam mendukung program pemerintah dan masyarakat yang masih belum berjalan maksimal, dengan design sebagai prototype yang bisa dijalankan di beberapa daerah yang memiliki isu yang sama.

3

Project User

Quarter life crisis, teori perkembangan Psikososial milik Erik Erikson, terdapat sebuah tahap yang dinamakan intimacy vs. isolation yang terjadi pada individu di usia 21-39 tahun. Psikolog Tara de Thouars menjelaskan bahwa “orang di usia-usia tersebut memiliki produktivitas tinggi, dengan banyak target yang ingin dicapai, mulai dari pekerjaan hingga keluarga. berada di masa-masa mengeksplorasi hidupnya. Membuat mereka harus beradaptasi dengan hidup barunya. Mengejar hal-hal tersebut tidak mudah, inilah mengapa mereka mudah stres. Tara menyarankan ada baiknya untuk mengambil jeda sejenak di sela-sela kesibukan atau pekerjaan. Agar tubuh kembali rileks dan otak pun segar”.

Studio Perancangan 7 // John Kevin W 4

Conceptual

HUMAN HABITAT HABITAT MODEL

Sistem kegiatan manusia yang dari awal sudah terstruktur dan terorganisir membentuk efek psikologis dan jiwa terhadap pengguna yang terbentuk pada kota urban dan flat experience menciptakan problem issue. Dengan sistem kegiatan modular yang terintegrasi dengan hali lain seperti nature, menciptakan experience baru terhadap user dengan pola pikir dan sistem kota urban.

Menciptakan habitat modular baru yang berbeda dengan lingkungan kawasan lokal yang memiliki sistem model bangunan dan space yang lebih rigid dan konkrit seperti pada form dan ruang bangunan yang tergolong solid ford dan tersistematis, proyek modullar void space diantara solid form ini menciptakan suatu space baru bagi user merasakan pengalaman baru di kota urban.

MODULAR SYSTEM

Sistem modular architecture menciptakan sistem massa dan sirkulasi yang lebih fleksibel dan beragam. Sistem penerapan arsitektur modular lebih fleksibel dan mudah dalam menghadapi dan terintegrasi dan mendevelope model dengan alam. Proproporsi modul juga mendiptakan human-friendly seperti konsep human centralized. Sehingga menciptakan ruang bagi masyarakat lokal dan pekerja merasakan fleksibilitas massa yang sulit di dapatkan di kota urban Thamrin Sudirman yang memiliki bangunan highrise dan solid form.

NATURE MODUL

Keseimbangan antara building and nature dengan natural modul yang membantu penerapan penghijauan ke performa optimal dengan kualitas & kuantiti menciptakan sistem sustain mass harmoni nature and architecture.

THERAPEUTIC TYPOLOGYCENTER OF NEIGHBOURHOOD HABITAT ISSUE

Desain terapeutik, menggabungkan kelima indera, bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang menenangkan dan membangkitkan semangat untuk meningkatkan penyembuhan. Itu harus membentuk pengalaman yang meyakinkan keindahan dan integritas budaya melalui konsep desain yang menginspirasi dan melibatkan indra. Jelajahi desain perseptual dan potensinya dalam mewujudkan ruang dan material, cahaya dan bayangan, suara dan tekstur, terintegrasi ke dalam pengalaman kita sehari-hari.

Memusatkan kegiatan manusia kawasan dengan healing system terkait issue urban kawasan dengan therapeutic design yang berpusat pada human, sehingga proyek ini menjadi pusat sistem healing urban stress jejaring kawasan yang menjadi problematic issue dengan menciptakan habitat ruang untuk meningkatkan kualitas dan keseimbangan hidup manusia di kota urban.

Metropolis Refugee 5

alam di dalam dan sekitar kota. Selain itu, urbanisasi yang cepat membuat kota Jakarta semakin padat penduduk, meningkatkan tekanan terhadap infrastruktur dan lingkungan. Dalam konteks Jakarta, ketegangan perkotaan mungkin timbul akibat dampak buruk degradasi lingkungan dan meningkatnya tekanan pembangunan. Kepadatan penduduk yang tinggi dan kemacetan lalu lintas juga dapat meningkatkan stres bagi penduduk kota. Selain itu, terbatasnya akses ruang terbuka hijau dan lingkungan yang bersih dan sehat dapat memperburuk keadaan. Arsitektur berperan dalam menjawab permasalahan tersebut dengan menerapkan desain bangunan, salah satunya adalah Therapeutic Space.

Timeline Studio Perancangan 7 // John Kevin W 6
Metropolis Refugee 7
Programming

Space Path Process

Studio Perancangan 7 // John Kevin W 8

Site Project

Metropolis Refugee 9
Studio Perancangan 7 // John Kevin W 10 Environment

Urban Density

Studio Perancangan 7 // John Kevin W 12

Micro Analysis

Metropolis Refugee 13
Studio Perancangan 7 // John
W 14
Kevin

Massing Scheme

Conceptual

Studio Perancangan 7 // John Kevin W

Massing Process I Response

Block Plan Metropolis Refugee 17
Site Plan Studio Perancangan 7 // John Kevin W 18
Plan Metropolis Refugee 19
Studio Perancangan 7 // John Kevin W 20
Metropolis Refugee 21 Section
Elevation
Metropolis Refugee 23 Detail
Studio Perancangan 7 // John Kevin W 24
25 Metropolis Refugee
26
Studio Perancangan 7 // John Kevin W
27 Metropolis
Refugee
28
Studio Perancangan 7 // John Kevin W

Contact

John Kevin Wirjawan

Sunter, Jakarta, Indonesia.

M : +62 878 7777 7668

E : johnkevinwirjawan@gmail.com

Ig : @johnkevinn

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.