PAMERAN SENI BINGKAI EKSPRESI

MENAMPILKAN KARYA DARI 15 SENIMAN TERPILIH

KURATOR OLEH IGNATIA NILU

Pameran Seni 'Bingkai Ekspresi'
Berkolaborasi bersama Summary Collective Store
23-29 Juni 2023
Karya 15 seniman terkurasi
Seleksi Karya oleh : Ignatia Nilu
Pembukaan pameran
23 Juni 2023
Seniman
yang Terlibat
Akbar Warisqia
Agung Bule
Alfian Nugroho
Azarine Dewita Permadi
Dinar Wahyu Herlambang
Fajar Patmawan
Moh. Kholilur Rahman
Miftahul Khoir
M Ryan N H
Nani Nurhayati
Nujaraska
Ragib Noer
Rahmad Poetra
Safitri
Tanya Erina
PENGANTAR
Dinding dan pilar yang berada di gedung ini menyimpan memori dan DNA seni rupa Indonesia sejak 1955 dimana
tempat ini dulu didirikan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) yang kemudian bertransformasi menjadi Institut
Seni Indonesia Yogyakarta. Sehingga kemudian setelah kepindahan ISI ke area baru di Sewon, Panggungharjo beralih fungsi menjadi Jogja National Museum hingga hari ini.
Perjalanan Jogja National Museum dari institusi pendidikan menjadi ruang seni budaya menemukan rimpangan dari berbagai perjumpaan, proses pemikiran, kelahiran seniman-seniman muda, hingga menjadi rumah untuk retrospeksi para maestro dan sejarah penting seni rupa Indonesia.
Tahun 2021 sejarah baru telah terukir ditempat ini JNM Bloc ruang yang berada didepan kita saat ini, kembali menjadi ruang sejarah untuk generasi muda dengan
ekspresinya. Ekspresi seni yang mungkin terbingkai sederhana, kecil dan perlu dicermati bernas benihnya.
Letupan yang terus menjaga atmosfer kreatif di ruang ini.
Dengan bentuk penyajian yang tidak lagi terpusat pada
episentrum aktifitas seni rupa. Bangungan ini memasuki
ruang-ruang seni yang cair dan melebur dengan dinamika masa dan generasi. Pilar kecil ini adalah bingkai
kecil yang terbuka untuk siapapun menjadi sejarah
selanjutnya untuk seni rupa kita, kini dan kedepannya.
Selamat menikmati bingkai gagasan yang terpajang!
Yogyakarta, Juni 2023
Ignatia Nilu
Akbar Warisqia
Pemaknaan Luka,Purple Sunday, Hamparan, 2023
19x28 cm, 12,5x12,5 cm, 12,5x12,5 cm

Mix Media on Canvas

Karya ini merupakan sebuah refleksi ‘luka’ yang dimaknai ulang sebagai sebuah tanda dari proses kehidupan. Luka
tidak hanya ditampilkan dalam sebuah visual yang kelam
namun sebuah luka juga dapat divisualkan dalam guratan halus dengan kontras warna fluorescent.

Hal itu juga dapat dimaknai bahwa sebuah luka memiliki
arti dan peranannya dalam sebuah proses tumbuh kehidupan seseorang.


Agung Bule

Melampaui Alfabet, 2023
33x27 cm
Mix Media on Paper
“Spektrum pemikiran hayati”
Penciptaan karya visual ini merupakan spektrum pemikiran hayati yang entah berantah tercurah dalam sebuah media kertas dengan bentuk visual yang tampak dengan mudah di identifikasi kebentukannya walaupun memiliki unsur deformatif melalui ekspresi pembuatnya.
Proses pembuatan karya ini berada dalam satu waktu yang bersamaan dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari 49 lainnya. Upaya menghadirkan beragam elemen visual dalam karya ini kian tampak ambigu, membosankan bahkan menggairahkan dan bahkan apabila ia dibahasakan sudah tak terbahasakan lagi kecuali dihayati. Namun realitas ini seakan akan menolak rasa ingin tahu yang tinggi sehingga penghayatan pun tak terelakkan lagi. Saya lebih suka menyebutnya dengan melampaui alphabet, sebab bahasa apa yang dapat menjembati jika berujung pada kekeliruan persepsi.
Maka dari situ
upaya
menjembatani
dan reaksi ini menjadi
alternatif
gagasan
seniman yang
agaknya
dapat diterima
dengan baik.
Besar

harapan dapat
di diskusikan
secara
langsung
nantinya.

Alfian Nugroho

Siasat, 2021
15x30 cm

Acrylic on Canvas
Tak ubahnya makhluk lain kita (manusia) juga kerap bersiasat.
Azarine Dewita Permadi

When They Didn’t See You, 2023
20x25 cm, 20x30cm, 20x25 cm

Oil Painting on Canvas
Mereka tidak mendengarmu. Mereka tidak melihatmu.
Terbutakan oleh karangan yang menghilir dari mulut ke mulut. Kau bersuara pun seolah mencincang air. Sia-sia.
Dinar Wahyu Herlambang
Rukun Agawe Santosa, 2020

29,7x42 cm
Print on Paper
Rukun Agawe Santosa - Karya kaligrafi Aksara Jawa yang dibuat secara manual dengan style/gaya penulisan Black Letter dan dibuat dengan layout khusus menyerupai suatu bentuk lazim disebut dengan calligram.
Menggunakan bentuk menyerupai bunga yang mekar, pesan dan tulisan aksara Jawa dalam karya ini adalah kita hidup di dunia ini tidak mungkin hanya dengan orang/makhluk yang sama/seragam dengan kita, banyak sekali keanekaragaman yang ada di sekitar kita. Contoh paling nyata mungkin Jogja sendiri.
Di Jogja, banyak orang datang dari berbagai wilayah, suku, budaya, serta agama yang berbeda-beda. Masingmasing dari mereka membawa warna sendiri, yang jika itu dipersatukan dalam kerukunan tentu akan menjadi sesuatu yang indah, berwarna-warni, menyenangka mata dan batin, layaknya bunga yang sedang mekar.


Fajar Patmawan

Let A Thousand Flowers Bloom, 2022
20x20 cm
Acrylic on Canvas
Terinspirasi dari musik minimalism yang dipopulerkan oleh Steve Reich. Lukisan ini mencoba menghadirkan repetisi.
Counterpoint dan ritmis yang improvisasi.
Tekstur-tekstur visual tersebut sedikit banyak
dipengaruhi oleh kecintaanku terhadap eksplorasi
sound gitar dengan efek pedal yg beragam. Seperti
kesan raw dari pedal overdrive, kesan movement dari pedal chorus/vibrato/univibe,repetisi dari pedal delay
maupun kesan ruang dari pedal reverb.
Secara singkat, proses kreatif seniman melukis banyak
dipengaruhi dari proses dalam bermusik. Menulis
maupun bermusik serta aktivitas seni lainnya adalah
perjalanan spiritual yang magis dan personal. Seperti judul dalam karya ini, ‘Let A Thousand Flowers Bloom’
setiap kita adalah bunga yg memiliki wangi, warna dan pesona masing-masing.
Teruslah tumbuh dan berkembang.


Sampah menjadi masalah dunia yang sulit terselesaikan sampai saat ini baik dalam sosial ekonomi dan budaya. Dari sampah, berbagai masalah muncul, seperti bencana alam, rusaknya habitat di sungai maupun di lautan.
Tak hanya di perkotaan padat penduduk. Di desa, sampah sudah mulai merajai lingkungan hidup, di pinggir jalan bahkan di saluran irigasi. Miris rasanya ketika
melihat genangan air di saluran irigasi yang tercemar oleh sampah, padahal saluran irigasi adalah salah satu sumber kebutuhan hidup masyarakat.
Kalau memang kita peduli terhadap diri kita, lingkungan dan makhluk hidup sekitar, mari sama-sama kita kurangi penggunaan sampah plastik kita agar tak mencemari lingkungan.



Miftakhul Khoir



Tetap Tenang, 2023
20x15cm (6 panel)


Acrylic on Canvas
Sebagai mahluk hidup terkadang kita harus berani
mengambail sebuah resiko dalam perjalan kehidupan dengan keadaan tetap tenang, walaupun terkadang situasi dan kondisi tidak mendukung.






M Ryan N H
Wait #3, 2023
20x20 cm
Acrylic on Canvas
Setiap mata memandang, kita kerap melewati hal yang kurang kita sadari keberadaannya. Semisal ruang perantara yang sering terabaikan maupun objek-obyek mengisi dan meliputinya.

Keberadaan cahaya kerap hadir mampu mendominasi dan memberi penyadaran lebih, membuat perbedaan keberadaan objek tampak memiliki nilai daya tarik lebih yang tak terduga. Hal tersebut tersebut terkesan remeh namun mampu merangsang psikis dan membuat mata tercengang untuk berhenti sejenak memandanginya meskipun dengan durasi yang tak terduga.
Pengalaman menjumpai fenomena baru menciptakan pemandangan baru yang terasa akrab, mengadopsi percakapan antara mata direproduksi ke alam bawah sadar dalam kenyataan yang membangkitkan ingatan masa lalu, seolah-olah itu sebuah fenomena baru yang tercipta namun hal tersebut terjadi dalam waktu yang berbeda dari landscape realitanya.


Nani Nurhayati

The Concrete Roses, 2023
30x42 cm
Acrylic on Canvas
Belakangan ini seniman lebih senang menyamarkan sesuatu yang ‘problematik’ dibalik kiasan komposisi warna kontras melalui bentuk-bentuk geometris dari benda-benda terbuang yang keras dan berat.

Karya ini dibuat ketika ada temuan puing beton yang ditemukan pada setiap jalan di sudut kota untuk bahan proyek karya lain. Tanpa disadari, seniman

‘The Concrete Roses’ adalah pemaknaan ulang dari kehadiran sifat puing beton dan
asosiasi mawar dalam makna kontradiktif
tentang refleksi perjalanan problematik diri dan

lingkungan saya saat itu. Citra roses dengan
warna magenta memiliki kemungkinan yang
memiliki potensi menampakkan makna
sebaliknya. Mengeras dan terbentuk lalu
terpecah dan rusak adalah sifat material dari
puing beton yang bersembunyi di balik itu.
Nujaraska (Arjuna Kresna Wisnu Murti)

In A Perfectly Beautiful Limnbo, 2023
54x41,5cm Acrylic on Paper
In a Perfectly Beautiful Limbo
Trapdoors that open
Shrouded with cloths of golden
I’ve never tasted the ocean
But I’m in motion
Devour…devour
Will i be devoured?
Motioning through the crossroads
Emotion’s waiting to explode
Pour my endless devotion
And I’m in motion
It is not a fantasy
It is just a reality
A beautiful reality
And in limbo i will bloom
In a Perfectly Beautiful Limbo merupakan sebuah
gambaran suasana psikologi seseorang saat mengalami
persimpangan dalam kehidupan. Berada tepat diantara
ketidakpastian, masa-masa transisi, dan momen
pengambilan keputusan.
Namun dengan adanya penggambaran tanaman dan tetumbuhan yang mengarah ke
atas mengindikasikan adanya harapan untuk
melewati kondisi liminal tersebut.


Ragib Noer (JABONOV)
Ragam Ekspresi , 2023
29,7x42 cm
Chinese Ink on Paper
Bagi perupa, karya seni yang tercipta merupakan sebuah refleksi diri dan sebuah perwujudan representasi dari kepekaan dalam menyikapi suatu hal yang terjadi pada diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

Menurut KBBI, ekspresi adalah pengungkapan atau proses menyatakan (memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dan sebagainya). Makna lainnya ekspresi adalah pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang.
Ekspresi tentunya identik dengan wajah. Ekspresi wajah atau mimik adalah hasil dari satu atau lebih gerakan atau posisi otot pada wajah. Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal, dan dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang yang mengamatinya.
Manusia dapat mengalami ekspresi wajah tertentu secara sengaja, tetapi umumnya ekspresi wajah dialami secara tidak sengaja akibat perasaan atau emosi manusia tersebut.
Di dalam karya ini saya memberikan beberapa cuplikan ekspresi wajah yang menunjukan perasaan seseorang. Keseluruhan objek dalam
karya ini merupakan hasil dari penglihatan pandangan saya sendiri selaku pembuat karya ini.

Rahmad Poetra

Stuck In Maze Mind, 2023
30x30 cm
Oil Painting on Canvas
Suatu kekacauan pada perasaan manusia dimana situasi keadaan manusia dalam kekacauan itu membuat manusia berada pada keaterlelapan oleh sebuah kekacauan itu. Mereka mencoba untuk mencari jalan keluar dari kekacauan itu dengan apa yang terlintas dalam kepala mereka disertai emosional yang tidak stabil. Kerap kali, manusia melampiaskan/jalan keluar dari situasi kekacauan itu dengan sebuah alkohol agar melupakan apa yang sedang terjadi pada kehidupan.
Tetapi pada kenyataan hal itu tidak bisa menyelesaikan hal terjadi, lalu mereka menjadi hampa sebab tak ada yang bisa diselesaikan, kekacauan itu tetap ada seperti bayangan kita sendiri sebab ia tak pernah lari dan kita manusia menjadi sebuah ruangan berantakan dan hampa.
Karya ini mencoba menyampaikan bagaimana kekacauan yang terjadi dalam kehidupan bisa menjadi sebuah boomerang bagi manusia. Ketika manusia dihadapkan dengan situasi kekacauan mereka menjadi tak terkontrol secara emosional.
Karya ini secara intim menghadirkan sudut

pandang perupa arti dari kekacauan yang
terjadi dalam kehidupan yang kita hadapi
sebagai manusia.
Safitri

Terjebak dalam Putaran
Kehidupan, 2023
20x20cm, 25x35cm, 20x20cm


Acrylic on Canvas
Perjalanan dalam kehidupan tidaklah mudah, banyak cerita dan peristiwa yang datang silih berganti menemui. Kekecewaan, kepedihan, hingga keputusasaan yang menyelimuti dapat terus menghantui. Rasa itu dapat menghampiri dan menjebak semua insan. Tidaklah mudah untuk lepas dari belenggu itu semua, jika tidak ada mimpi dari diri sendiri.
Tidak seharusnya insan terjebak dalam kubangan kegelapan yang dapat menghancurkan diri dan masa
Saat insan memiliki motivasi, tidak ada hambatan yang dapat memutuskan perjalanannya. Baik berliku maupun terjal hingga terputus, insan yang memiliki motivasi akan dapat menemukan jalannya melangkah.

Tanya Erina
Jejak, Tabur, Tuai, Tutur, 2023
29x21 cm

Print on Paper

Manusia yang konon adalah makhluk hidup dengan derajat tertinggi, memiliki akal, nalar, dan kesadaran dalam melakukan berbagai hal. Pun mereka mampu mencipta dengan akal, nalar, dan kesadaran itu.
Disadari atau tidak, selain mencipta, mereka juga meninggalkan jejak atas apa yang mereka kerjakan, baik dari tangan, kaki, maupun tutur dan suka atau tidak, jejak-jejak itu tak selalu indah, pun tak selalu buruk. Pertanyaannya sekarang, sebagai manusia yang berakal, bernalar, dan memiliki kesadaran, jejak-jejak apa yang sudah, sedang, dan akan kita tinggalkan?







