Sejarah Arsitektur Masjid Raya Sultan Riau

Page 1

Arsitektur

Masjid Raya Sultan Riau, Pulau Penyengat

Kata

Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan tugas Laporan sejarah masjid sultan riau di pulau penyengat dan hasil bentuk identifikasi arsitektur saat itu pada mata kuliah Sejarah Arsitektur.

Laporan ini kami tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Arsitektur. Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak terutama Ibu Gladies Imanda Utami Rangkuty, S.T., M.Arch selaku pembimbing dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penyelesaian Laporan ini.

Akhir kata, selamat membaca karya tulis ini dan dengan senang hati menerima saran dan kritik dari berbagai pihak untuk perbaikan kedepannya. Terima Kasih

Title: Arsitektur Masjid Raya Sultan Riau, Pulau Penyengat Writer: Kelompok 5 David / 2212012 Nabilla Putri Adinda / 2212019 Jihan Fahira / 2212025 Rafly Noor Adam / 2212039 Lecturer: Gladies Imanda Utami Rangkuty, S.T., M.Arch Courses: Sejarah Arsitektur Year: 2022

Daftar Isi Pendahuluan Pembahasan Penutup

01 02 03

Pendahuluan

01

Belakang Latar

Eksistensi suatu bangsa tidak terlapas dari sejarah bangsa tersebut. Bangsa Indonesia yang beraneka ragam bangsa dan budaya pun memilikibanyak untaian sejarah yang saling berakitan. Dalam penyebaran agama Islam yang hingga saat ini menjadi mayoritas agama di Negara Indonesia dan tercatat dalam Undang-Undang sebagai agama yang diakui oleh negara. Tidak terlepas dari peran suku melayu di daerah Sumatera hingga ke Malaka. Kerajaan kerajaan berbentuk Kesultanan pun banyak tersebar di daerah yang kaya minyak ini.

Dalam perkembangannya, saat ini peninggalan peninggalan sejarah Islam di Indonesia ini tidak banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia sendiri. Padahal sejarahnya sangat urgen dalam penyebran Islam di daerah Sumatera hingga ke Malaka. Salah satu penanda adanya suatu peradaban di suatu wilayah dapat ditandai dengan situs situs peninggalan sejarah, berupa bangunan maupun arsitektur. Peninggalan Kerajaan Islam yang masih dapat ditemui biasanya berupa bangunan Masjid. di daerah Riau ada salah satu masjid dengan keunikan bangunan dan sejarah nya tersendiri.

PEMBAHASAN 02

Sejarah terbentuknya Arsitektur Masjid Raya Sultan Riau

Masjid Raya Sultan Riau atau disebut juga Masjid Sultan Riau merupakan salah satu masjid tua dan bersejarah di Indonesia yang berada di pulau Penyengat, Kecamatan Tanjung PinangBarat, berjarak sekitar dua km dari Kota Tanjungpinang, provinsi Kepulauan Riau dengan jarak tempuh sekitar 15 menit dengan perahu motor. Masjid Sultan Riau ini terletak di pelataran. Kemungkinan,lokasi tersebut bekas bukit kecil yang diratakandengan tinggi sekitar tiga meter dari permukaan jalanUntuk naik ke Masjid dibuat tangga yang cukup tinggi Masjid ini mulai dibangun sekitar tahun 1761 1812. Pada awalnya, masjid ini hanya berupa bangunan kayu sederhana berlantai batu bata yang hanya dilengkapi dengan sebuah menarasetinggi lebih kurang enam meter. Namun, seiring berjalannya waktu, masjid ini tidak lagi mampu menampung jumlah anggota jemaahyang terus bertambah sehingga Yang Dipertuan MudaRaja Abdurrahman, Sultan Kerajaan Riau Linggga pada 1831 1844 berinisiatif untuk memperbaiki dan memperbesar masjid tersebut Masjid yang menjadi kebanggaan orang Melayu ini diperbaiki dan diperluaspada tanggal 1Syawal 1249 H (1832 M)

Untuk membuat sebuah masjid yang besar, Sultan Abdurrahman berseru kepada seluruh rakyatnya untuk beramal dan bergotong royong di jalan Allah Panggilan tersebut ternyatatelah menggerakkan hati segenap warga untuk berkontribusi pada pembangunan masjid tersebut.Orang orang dari seluruh pelosok teluk, ceruk, dan pulau di kawasan Riau Lingga berdatangan ke Pulau Penyengat untuk mengantarkan bahan bangunan, makanan, dan tenaga, sebagai tanda cinta yang tulus kepada Sang Pencipta dan Sang Sultan. Bahkan, kaum perempuan pun ikut serta dalam pembangunan masjid tersebut sehingga proses pembangunannya selesai dalam waktu yang cepat Terbukti, fondasi setinggi sekitar tiga meter dapat selesai hanya dalam waktu tiga minggu

Konon, karena banyaknya bahan makanan yang disumbangkan penduduk, seperti beras, sayur, dan telur, para pekerja sampai merasa bosan makan telur sehingga yang dimakan hanya kuning telurnya saja. Karena menyayangkan banyaknya putih telur yang terbuang, sang arsitek memanfaatkannya sebagai bahan bangunan. Sisa sisa putih telur itu kemudian digunakan sebagai bahan perekat, dicampur dengan pasir dan kapur, sehingga membuat bangunan masjid dapat berdiri kokoh, bahkan hingga saat iniDi dalam masjid, tersimpan kitab kitab kuno ( terutama yang menyangkut agama Islam) , bekas koleksi perpustakaan yang didirikan oleh Raja Muhammad Yusuf al Ahmadi. Benda menarik lain yang terdapat dalam masjid adalah mimbar indah dan kita bsuci Al Qur’an tulisan tangan.

Konsep Arsitektur Masjid Raya Sultan Riau

Masjid ini sangat unik karena memadukan gaya Timur Tengah dan Melayu. Hal tersebut tidak menjadi aneh mengingat arsitek pembangunan masjid adalah pedagang dari India. Dalam kawasan masjid terdapat beberapa bagian bagunan yakni bangunan utama, yang terletak di tengah, dan beberapa bagian pendukung.

Wujud

Langgam Bangunan Masjid Atau

Masjid pertama yang tercatat memakai kubah di Indonesia ini berada dalam kompleks mesjid dengan luasareal54,4x32,2meter.Bangunanmesjidmemiliki6 jendela besar, 7 pintu dilengkapi, 13 kubah dan 4 menara beratap hijau berdinding kuning setinggi 18,9 meter. Dilengkapi dengan beberapa bangunan penunjang di bagian depan dan kuburan di bagian belakangnya serta tempat wudhu di bagian kiri dan kanannya. Bangunan penunjang ini berupa 2 buah bangunan rumah sotoh dan 2 buah balai tempat pertemuan berada di bagian kanan dan kiri halaman depanmasjid.

Sultan Riau

Konsep penggunaan arsitektur Melayu terlihat jelas pada rumah Sotoh yangberupabangunanbalebaleyangterletakdisebelahkanandankiri halamanmasjid.Bangunaniniberbentukpangggungdandibuattanpa dindingdikeempatsisinya.

Rumah sotoh, bangunan dengangaya arsitektur menyerupai rumah di Arabnamunberatapgentingini,sebelumnyamerupakantempatuntuk bermusyawarah dan mempelajari ilmu agama. Beberapa ulama terkenalRiaupadamasaitu,sepertiSyekhAhmadJabrati,SyekhArsyad Banjar, Syekh Ismail, dan Haji Shahabuddin,

pernah mengajarkan ilmu agamaditempatini Gambar perspektif bangunan masjid
Denah
Ruang Masjid Raya

Masjid ini berukuran 18x19,80 m, sementara luas lahan sekitar 55x33 m.

Dalam kompleks masjid, dari tangga hingga mihrab, terdapat unit bangunan yang terpisah pisah, masing masing dalam posisi simetris. Dari tangga, terdapat jalan setapak pada sumbu tengah dari unit bangunan simeris tersebut.

Di halaman kiri dan kanan masjid, ada bangunan beratap limasan batu. Masyarakat setempatmenyebut bangunan kembar tersebut dengan nama sotoh. Tempat ini berfungsi sebagai tempat permusyawaratan para ulama cendikiawan. Sekarang difungsikan sebagai ruang tamu sekaligus tempat rehat para pelancong yang baru saja menunaikan sholat. Tidak mengherankan jika ruangan di dalamnya dibiarkan lapang tanpa perabot. Selain rumah Sotoh, di halaman masjid terdapat dua bangunan lain yang lebih luas. Bentuk bangunan ini menyerupai rumah Gadang khas Melayu. Selain itu, juga terdapatbangunan kembar disisi kiri dan kanan, masing masing berbentuk persegi empat panjang. Sisi terpanjangnya sejajar dengan arah kiblat. Kedua bangunan ini semacam gardu, tapi besar dan panjang tak berdinding, mempunyai kolong, degan konstruksi kayu. Pintu utama masjid berada di tengah, menjorokke depan seperti beranda (porch) dan diatapi kubah. Di tiap sudutnya terdapat pilaster.

Gambar Masjid dari tampak atas

Gambar bangunan/denah masjid dari tampak atas

Elemen-Elemen Arsitektur

Masjid Raya Sultan Riau

Denah dan semua elemen yang ada di dalam masjid berada dalamsusunansimetris.Atap ruang utama masjid sangat unik, dan menunjukkan adanyapengaruh India, dimana arsiteknya berasal.

KUBAH / ATAP

Keunikan itu berupa deretan melintang kubah dan deretan membujurnya. Kubah berbentuk bawang, berbaris empat mengarah kiblat dan berbaris tiga dengan arah melintang. Secara keseluruhan berjumlah

12.

Beranjak pada bangunan utama masjid, bentuknya sepintas miripdengan Taj Mahal di Agra, India. Bangunan utama tempat beribadah ini menerapkan arsitektur Timur Tengah yang identik dengan kubah, dan menara yang megah dan tinggi menjulang. empat menara yang dibangun di sudut masjid tingginya mencapai 15 meter, dengan bentuk atap yang runcing dan tiang penompang yang ramping.

Gambar kubah Masjid
MINARET / MENARA

Keempat menara ini berbentuk bangunan klasik yang biasa ditemui di Turki pada masa Bizantium. Sementara itu, dari rancangan interior nuansa arsitektur Mughal khas India begitu kuat mencocok mata. Ciri khas dilihat dari penggunaan bingkai gerbang pemisah antaruangan yang berbentuk lengkung dan berwarna senada dengan ornamen ukiran di langit langit kubah.

Menara masjid bisa dinaiki melalui sebuah pintu kecil yang terdapat di ruang utama. Di dalam ruang menara terdapat tangga spiral terbuat dari semen menuju ke atap. Terdapat juga tangga dari kayu yang sudah tidak bisa digunakan lagi. Selain untuk mengumandangkan adzan (dahulunya), menara ini juga berfungsi sebagai tangga menuju ke atap dimana terdapat 13 kubah.

MUQARNAIS / DEKORASI 3D

Satu-satunya perabotan dalam interior ruangan yang bergaya nusantara adalah Mimbar Masjid. Mimbar yang terbuat dari kayu jati ini, menurut sejarah sengaja didatangkan oleh Raja Abdurrahman dari Jepara sebuah kota kecil di pesisir pantai utara Jawa yang terkenal dengan kerajinan ukirnya sejak lama. Sebenarnya, ada dua mimbar yang dipesan waktu itu, yang satu adalah mimbar yang diletakkan di Masjid Sultan Riau ini, sedangkan yang satunya lagi, yang berukuran lebih kecil, diletakkan di masjid di daerah Daik Lingga.

Keistimewaan dan keunikan masjid ini juga dapat dilihat dari benda benda yang terdapat di dalamnya. Di dekat pintu masuk utama, pengunjung dapat menjumpai Mushaf Al Quran tulisan tangan yang diletakkan di dalam peti kaca di depan pintu masuk. Mushaf ini ditulis oleh Abdurrahman Stambul, putera Riau asli pulau Penyengat yang diutus oleh Sultan untuk belajar di Turkipada tahun 1867 M.Sebenarnya, masih ada satu lagi mushaf Al Quran tulisan tangan karya Abdullah Al Bugisiyang terdapat di masjid ini, namun tidak diperlihatkan untuk umum. Usianya lebih tua dibanding mushaf yang satunya karena dibuat pada tahun 1752 M. Di bingkai mushaf yang tidak diketahui siapa penulisnya ini terdapat tafsiran tafsiran dari ayat ayat Al Quran.

Hal ini mengindikasikan bahwa orang orang Melayu tidak hanya menulis ulang mushaf, tetapi juga mencoba menerjemahkannya. Sayangnya, mushaf tersebut tidak dapat diperlihatkan kepada pengunjung lantaran kondisinya sudah rusak. Mushaf ini tersimpan bersama sekitar 300 kitab di dalam dua lemari yang berada di sayap kanan depan masjid. Pengunjung juga dilarang untuk mengambil foto di dalam masjid.

Disamping mimbar terdapat piring berisi pasir yang konon dibawa dari pasir tanah Makkah al Mukarramah bersama benda benda lain dari tanah Arab. Pasir Mekah ini dibawa oleh Raja Ahmad Engku Haji Tua, yang merupakan bangsawan Riau Lingga pertama yang menunaikan ibadah haji ke tanah Mekah pada tahun 1820 M. Di depan pintu masuk utama masjid terdapat Lampu kristal hadiah dari Raja Prusia karena terkesan oleh kebaikan Kesultanan Riau Lingga yang telah menerima Eberhardt Herman Rottger, yang menjalankan misi gereja, sebagai warga di kesultanannya.

MASHRABIYA/JENDELA Masjid yang memiliki tujuh pintu dan enam jendela. MIHRAB/TEMPAT ARAH KIBLAT

Makna Simbol atau Ornamen

Sesuai dengan adanya study tour serta artikel dan jurnal yang kami cari,belum menemukan makna serta arti dari ornamen tersebut

Material Bahan

Dahulu, masjid ini terbuat dari papan kayu.Bangunan sederhana dengan berlantai batu dan berdinding kayu serta menara dengan tinggi sekitar 6 meter. Namun di tahun 1832, Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman mengumumkan akan membangun masjid tersebut. Masyarakat pun sontak bergotong royong untuk membangun masjid ini. Konon karena putih telur yang digunakan sebagai perekat material bangunanlah yang telah membuat masjid ini tetap kokoh berdiri hingga saat ini.Karena sudah melakukan proses renovasi bangunan sudah terbuat dari beton.

Penutup

03

Kesimpulan

Dari paparan diatas, penulis dapat menyimpulkan dari laporan ini yaitu Masjid Sultan Riau adalah masjid tertua sekaligus bersejarah yang ada di provinsi Riau.Masjid yang sekarang sudah menjadi bagian cagar budaya,banyak sekali objek bersejarah disekeliling masjid ini yang masih berkaitan.Keunikan dan ciri khas yang ada di masjd ini membuat daya tarik pengunjung untuk datang.Masjid ini meruapakan masjid pertama di Indonesia yang menggunakan kubah.Ada banyak peninggalan islam yang ada di dalamnya,masjid ini menjadi tempat ibadah sekaligus destinasi wisata yang ada di pulau penyengat.

Daftar Pustaka https://www.riaumagz.com/2016/10/masjidpenyengat mesjid sultan riau.html https://hakiemsyukrie.wordpress.com/2016/07/20/mas jid-raya-sultan-riauhttps://hypeabis.id/read/14602/indahnya harmoni arsitektur timteng dan https://attayaya.tumblr.com/post/156394424135/mihra b masjid raya sultan https://nationalgeographic.grid.id/read/131939128/pe ninggalan berharga LinkVideoDokumentasi: https://drive.google.com/drive/folders/1WT0JSK1o61HO2 M01BqlIwf 8RIsMHvtX?usp=sharing

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.