Antisipasi Bencana, BPBD Bentuk Kader Tanggap DONGGALA-Kepala Badan Pengulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Donggaa Akris Fattah Yunus mengungkapkan pihaknya terus melakukan upaya membentuk dan mengkader masyarakat peduli bencana di Kabupaten Donggala. Ha ini dilakukan setelah dalam kurun beberapa tahun belakangan ini karena sering dilanda bencana baik gempa bumi, gelombang pasang, angin puting beliung, banjir dan tanah longsor. Termasuk ancaman tsunami sangat rawan pada kawasan Pantai Kabupaten Donggala karena memiliki intasan sesar Palu – Koro dengan lempengan Lariang di sebelah selatan Donggala, lempengan Jonuoge dan lempengan TambuKasimbar di bagian utara Kabupaten Donggala. “Selain Tsunami, potensi banjir cukup besar baik sungai besar maupun kecil, karena sejumah wilayah di Donggala memiiki karakteristik berair dan tadah hujan. Sedimentasi sangat tinggi akibat anomali iklim curah hujan tinggi dan lebat yang menyebabkan banjir dengan frekuensi kejadian tiga sampai lima kali per tahun, sehingga berpotensi tanah longsor, abrasi pantai, gelombang pasang,” ungkap Akris akhir pecan alu. Berdasarkan catatan sejarah tentang potensi gempa bumi di wiayah Donggala, termasuk Teluk Palu pernah diguncang gempa tektonik disertai tsunami dengan Magnitude 6,3 Skala Richter (SR) sekitar tahun 1927 silam. Gempa serupa pernah terjadi di Kecamatan Dampelas dan Balaesang tahun 1968, mengakibatkan Desa Mapaga dan Tambu mengaami tsunami dengan kekuatan magnitude 6,0 SR. Gempa tektonik juga pernah terjadi di kecamatan Banawa 11 Oktober 1998 silam. Gempa yang berkekuatan magnitude 5,5 SR dan 6,1 SR ber-pusat pada ± 40 kilometer (KM) arah utara Kota Donggala. Selain gempa Banawa peristiwa Banjir Bandang setinggi tiga meter juga terjadi pada tahun 1999. Demikian hanya tahun 2000 gempa bumi yang mengakibatkan bangunan tua di Donggala, belum termasuk seringnya bencana banjir. Berdasarkan catatan BPBD Kabupaten Donggaa, banjir besar yang terjadi dalam kurun tahun 2013 – 2014 yang mengakibatkan sejumlah kecamatan di Donggala terendam air terutama di Kecamatan Banawa Selatan, Banawa, Rio Pakava, Labuan, Tananovea, Sojol, Sojol Utara, Sindue Tobata, Sindue, Sirenja dan Balaesang. Bahkan pada Agustus lau terjadi gelombang pasang dan abrasi pantai menghantam rumah warga di pesisir pantai di desa Mbuwu, Watatu, Surumana, Salumpaku dan desa Salungkaenu mengakibatkan warga harus relokasi. Termasuk dalam kota Donggala dengan meuapnya sungai mengakibatkan robohnya sejuymah warga di Kelurahan Maleni dan Tanjung Batu. “Karena itu kami minta seuruh warga untuk tetap waspada dan tanggap darurat menghadapi bencana yang bias saja dating setiap saat, terutama jeang bulan Desember hingga Januari mendatang,” pesan Akris, mantan Kadis Pekerjaan Umum Kabupaten Donggala. (JAMRIN AB)