Jambi Independent 28 Desember 2009

Page 19

Jambi Independent

KUALATUNGKAL

Musim Utara, Nelayan Diminta Berhati-hati DINAS Kelautan dan Perikanan (DKP) Tanjab Barat mengimbau para nelayan yang akan melaut untuk berhati-hati karena musim utara masih berlangsung. Pada musim ini gelombang laut cukup tinggi dan berbahaya bagi nelayan yang akan melaut. “Gelombang masih juga tinggi, karena itu kita selalu mengimbau nelayan,” ujar Kepala DKP Tanjab Barat Zabur Rustam. Menurut dia, puncak gelombang tinggi diperkirakan berlangsung pada Desember hingga Februari 2010, karena memasuki musim utara, yakni gelombang dan hujan lebat adalah menu sehari-hari. Pada musim itu, gelombang laut makin besar. “Gelombang tinggi terjadi akibat meningkatnya kecepatan angin yang tinggi. Itu yang memicu gelombang,” jelasnya. Untuk itu para nelayan, terutama nelayan tradisional, diimbau waspada dan berhati-hati. Pasalnya, gelombang setinggi itu bisa membahayakan perahu kecil yang sedang melaut. “Sebaiknya melaut di daerah pinggiran, yang ketinggian gelombangnya lebih rendah bila dibandingkan laut bagian tengah. Apalagi nanti timbul hujan. Di laut, potensi hujan lebih bila dibandingkan di darat,” kata Zabur seraya mengaku, meski sudah diberi imbauan, nelayan masih ada yang melaut.(can)

Senin, 28 Desember 2009

Bupati Minta SKPD Hemat Untuk Menutupi Defisit Anggaran FRANCISCUS, Muarojambi MUAROJAMBI – Pemkab Muarojambi meminta agar seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tidak menghambur-hamburkan anggaran pada akhir tahun. Penegasan itu disampaikan Bupati Muarojambi Burhanuddin Mahir

baru-baru ini. Menurut dia, pada akhir tahun SKPD sangat rentan melakukan kegiatan yang tidak penting dengan tujuan menghabiskan anggaran. Menurut Burhanuddin, dana yang tidak terpakai pada 2009 masih dapat dipergunakan pada 2010. Karena itu, SKPD harus berhemat dan tidak perlu menghabiskan anggaran untuk kegiatan yang tidak penting. “Saya minta seluruh SKPD berhemat. Sisa anggaran akan kita pergunakan tahun mendatang,” katanya. Sisa penggunaan anggaran (silpa) 2009, kata Bupati, ditargetkan sebesar

Rp 17 miliar. Silpa tersebut berguna untuk menutupi APBD Muarojambi 2010 yang terancam defisit sebesar Rp 18 miliar. “Efisiensi harus dilakukan agar tahun anggaran 2010 defisit bisa tertutupi,” tegasnya. Dalam Nota Pengantar Keuangan RAPBD Muarojambi 2010, terdapat defisit sebesar Rp 18,691 miliar. Dalam RAPBD Muarojambi 2010 diproyeksikan pendapatan sebesar Rp 529,544 miliar dan belanja daerah sebesar Rp 548,235 miliar. Untuk menutupi kekurangan itu, Pemda menargetkan silpa sebesar 17 miliar

serta penerimaan piutang daerah sebesar Rp 300 juta. Dengan demikian defisit diperkirakan hanya Rp 1,391 miliar. Jika penghematan bisa dilakukan SKPD pada akhir tahun, Burhanuddin Mahir optimistis angka defisit bisa semakin mengecil. “Makanya saya berharap agar SKPD bisa berhemat supaya kekurangan ini bisa mengecil,” katanya. Kepada DPRD Muarojambi yang saat ini masih melakukan pembahasan, Bupati meminta supaya dewan menyetujui RAPBD ditetapkan menjadi Perda tentang APBD Muarojambi Tahun Anggaran 2010.(*)

BATANGHARI

Serius Tingkatkan Mutu Pendidikan

HERMAYULIS/JAMB I INDEPENDENT

MASIH MACET

Sebuah truk terguling di ruas jalan Bajubang – Tempino yang rusak parah. Hingga kemarin, di jalan lintas Tengah Jambi itu masih terjadi kemacetan dan atrean kendaraan yang cukup panjang. Diharapkan, Pemprov Jambi segera turun tangan memperbaiki jalan tersebut.

Pemkab Diminta Anggarkan Dana Pemuda Kabupaten Batanghari Kekurangan Tenaga PPL MUAROJAMBI – GP Ansor meminta Pemkab Muarojambi menganggarkan dana untuk kegiatan pemuda di Muarojambi. Selama ini Pemkab Muarojambi jarang menganggarkannya. Padahal, menurut Ketua GP Ansor Muarojambi, Sudirman, dana kepemudaan sangat penting untuk meningkatkan potensi pemuda di daerah tersebut dalam mengembangkan ideide kreatif. Masa dana kepemudaan ini terungkap pada Konfercab GP Ansor Kabupaten Muarojambi, di Hotel Matahari I, 25 - 26 Desember lalu. Dalam konfercab itu, GP Ansor juga meminta agar Pemkab dan DPRD menganggarkan dana BOS untuk Madrasah. “Saat ini Madrasah sudah matisuri. Dana dari Pemerintah Pusat sudah tidak ada lagi. Makanya, kita minta Pemkab membantu menganggarkan dana bagi madrasah. Khususnya di Kabupaten Muarojam-

bi,” kata Sudirman. Selain itu, ia juga mengharapkan program insentif guru ngaji di desa-desa tidak hanya satu orang perdesa. Transparansi penggunaan anggaran pemuda juga sangat diharpakannya. Pemilihan Ketua GP Ansor Muarojambi berjalan cukup alot. Bahkan sempat diskor dua kali oleh pimpinan sidang yang diketuai, Muslim. Akhirnya secara aklamasi, Sudirman terpilih memimpin GP Ansor Muarojambi 2009 2013. Sudirman yang juga anggota KPUD Muarojambi dalam waktu dekat akan menyusun personel Pimpinan Cabang bersama tim formatur. “Kami akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan untuk posisi Sekjen, wakilwakil ketua, akan membantu pemerintah daerah dalam pembangunan kepemudaan. Kemudian, menjadikan Ansor Muarojambi sebagai agen pencetak kader pemimpin

Sudirman Kabupaten Muarojambi,” kata putra Desa Arang-arang kecamatan Kumpeh itu. Kedepan diharapkan, yang memimpin GP ansor Muarojambi bukan pemimpin yang instant, melainkan pemimpin yang sudah terlatih, mengakar, menjiwai semangat pro rakyat, amanah dan membawa perubahan bukan hanya rutinitas belaka. Yang terpenting menjadikan GP Ansor sebagai filter mengkaji pembangunan disemua sektor di Muarojambi. (fes)

MUARABULIAN - Pemkab Batanghari masih kekurangan tenaga petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Padahal, PPL memiliki peran dan tanggung jawab yang cukup penting dalam mengembangkan sektor pertanian di daerah tersebut. Hingga sekarang, Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPKP) Kabupaten Batanghari baru memiliki sebanyak 108 orang PPL yang tersebar di setiap kecamatan. Jumlah itu belum ideal untuk ukuran wilayah daerah itu. “Saat ini kita masih kekurangan tenaga penyuluh lapangan,” kata Kepala BPKP Batanghari, Solhanuddin Rey belum lama ini. Menurut dia, jumlah tersebut belum mencukupi untuk 113 desa yang ada di Kabupaten Batanghari. Sementara ini, 4 orang PPL ditempatkan di kabupaten, 8 orang ditem-

patkan di kantor BPP yang ada di masing-masing kecamatan, dan selebihnya yang diterjunkan untuk melakukan pembinaan kepada warga di 113 desa yang ada. “Idealnya, satu orang PPL ditempatkan untuk satu desa, paling tidak kita membutuhkan 113 PPL,” ungkapnya. Dia mengatakan, untuk menutupi kekurangan tenaga penyuluh tersebut, beberapa tenaga penyuluh terpaksa merangkap dan mengakomodirkan beberapa desa yang belum memiliki PPL. “Sebagian PPL kita tugaskan untuk bertugas di dua desa, yang berdekatan, agar semua program untuk meningkatakan ketahan pangan di Batanghari bisa tercapai” jelasnya. Masih kata dia, minimal jumlah tenaga PPL yang dimiliki seharusnya sesuai dengan jumlah desa yang ada. (lis)

Dekat dengan KH Zuhdi Al-Mijri, Pengasuh Ponpes Darul Aufa, Sungai Buluh

Mendidik untuk Kebahagiaan Dunia dan Akhirat Di Batanghari, nama Drs KH Zuhdy Al-Mijri cukup dikenal. Sejak puluhan tahun silam dia telah mendidik anak-anak usia sekolah di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Aufa, Jalan Ness, Sungai Buluh, Batanghari. Apa motivasi yang mendorong kiai satu itu mengelola pesantren tersebut?

HERMAYULIS/JAMB I INDEPENDENT

MUARABULIAN-Kepedulian Pemkab Batanghari terhadap keberlangsungan dunia pendidikan di daerah tersebut cukup tinggi. Keseriusan tersebut diwujudkan dengan memberikan tunjangan kesejahteraan daerah (TKD) dan berbagai jenis tunjangan lainnya kepada para guru yang mengabdikan diri di sekolah yang tersebar di delapan kecamatan dalam Kabupaten Batanghari. Dengan adanya perhatian serius untuk meningkatkan kesejahteraan para pendidik yang menjadi ujung tombak pendidikan di Batanghari, diharapkan mampu memberi semangat kepada mereka untuk memperbaiki mutu pendidikan bagi siswa di Bumi Serentak Bak Regam. Harapannya, ke depan kemampuan sumber daya manusia (SDM) di Batanghari Syahirsah SY meningkat melalui perbaikan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah. Hal itu diungkapkan Bupati Batanghari Syahirsah SY dalam kegiatan ekspos yang digelar di Ruang Pola Kantor Bupati Batanghari pekan lalu. Menurut dia, sebagai bentuk kepedulian Pemkab Batanghari terhadap dunia penididikan, pihaknya saat ini juga memberikan bantuan dana operasional sekolah (DOS) untuk menggantikan dana BOS yang sudah ditiadakan. Dan dana tersebut diambil dari dana APBD Batanghari. “Meski dana APBD kami kecil, kami tetap perhatian dan berusaha membantu meningkatkan mutu pendidikan di Batanghari,” tandas Syahirsah.(lis)

HERMA YULIS, Muarabulian FAKTOR usia bukan hambatan bagi KH Zuhdy Al-Mijri untuk terus beraktivitas. Semangat dan keikhlasan menularkan ilmu yang dia miliki masih tetap mengalir dalam jiwanya guna memperbaiki akhlak generasi muda. Keberadaannya sangat dirasakan santriwan dan santriwati di Yayasan Pendidikan Zulyaden Pondok Pesantren Darul Aufa, yang dia dirikan sejak 1989 silam. Ramah dan bersahabat. Begitulah gambaran yang sekilas tampak dari lelaki kelahiran Kualatungkal, 23

TAK MENGHARAP PUJIAN: KH Zuhdi Al –Mijri menerima kunjungan Kapolres Batanghari AKBP Franky P Parapat Jumat lalu.

Oktober 1939, itu. Dia tak mengharapkan penghargaan atau pujian. Namun dengan penuh ketulusan dia mengabdikan diri membangun bangsa melalui perannya dalam membina akhlak masyarakat melalui dunia pendidikan di pesantren yang diasuhnya. Cita-cita mulia itu pun tercapai. Buktinya, Pon-

dok Pesantren Darul Aufa tak hanya dikenal di sekitar wilayah Muarabulian, namun juga dikenal hingga ke kota-kota lain di luar Provinsi Jambi. “Santriwan dan santriwati tidak hanya dari daerah sekitar, tapi ada juga yang dari Jambi,” ujarnya. Ketika menerima kunjungan Kapol-

res Batanghari beserta rombongan, Jumat (25/12) lalu, dia mengatakan, Ponpes Darul Aufa yang menempati lahan seluas 23 hektar tersebut merupakan lembaga pendidikan agama yang mendidik santri untuk taat kepada Allah tanpa melupakan urusan duniawi. “Di sini kami juga memiliki bengkel dan kebun sawit,” katanya. Secara keilmuan dan pengalaman, Kiai Zuhdi Al-Mijri memang tak perlu diragukan. Pendidikan S-1 dia peroleh dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada 1973. Setelah mengantongi ijazah S-1, pada tahun 1980 dia merintis lembaga pendidikan yang menjadi cikal bakal berdirinya Yayasan Pendidikan Zulyaden Pondok Pesantren Darul Aufa. Namun secara resmi pondok pesantren tersebut didirikan pada 25 Juli 1989. Ada tiga landasan utama yang diterapkan kepada semua santri, yang belajar di Pondok Pesantren Darul Aufa. Pertama adalah mengutamakan masalah ibadah, baik ibadah wajib maupun ibadah sunah. Kedua, keterampilan membaca kitab kuning. Ketiga, melakukan pembinaan akhlak. “Tujuannya untuk mendidik anak bekerja keras untuk mendapat kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat,” tuturnya.(*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.