Jambi Independent | 23 Agustus 2011

Page 22

Selasa, 23 Agustus 2011

Lebaran, 9 Puskemas Disiagakan KOTABARU – Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriyah ini, sembilan puskemas di Kota Jambi disiagakan untuk melayani masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi Irawati Sukandar, kemarin (22/8). Sembilan puskesmas tersebut merupakan puskesmas yang

Jambi Independent

SAMBUNGAN

berada di jalur mudik Lebaran. “Kami akan menyiagakan sembilan puskesmas yang berjaga dan standby selama 24 jam. Puskesmas itu terutama yang berada di jalur mudik seperti di Pall V, Pall X, Olak Kemang, Aurduri, Simpang Kawat, Pakuan Baru, Putri Ayu dan Puskesmas Kenali Besar,” sebutnya. Dia juga menegaskan, para medik tidak mendapatkan libur Lebaran. “Pihak kita sudah mengambil keputusan pahwa para medik yakni petugas puskesmas dan rumah sakit tidak ada libur selama Lebaran,” tegasnya. Paramedik tersebut akan bertugas dengan sistem shift untuk bersiaga. Disebutkan Irawati, jumlah petugas

per-shift-nya berjumlah tiga atau empat petugas. “Tiga atau empat orang per shiftnya, mereka akan bersiaga, dan bergantian selama dua puluh empat jam,” ujarnya. Menurut Ira, kebijakan tersebut diambil setelah dilakukan rapat dengan Polresta Jambi beberapa waktu lalu. Rapat itu sendiri dilakukan dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri nanti. “Berdasarkan rapat di Polresta waktu itu, kita sepakat akan menyiagakan petugas kita di jalur mudik tersebut,” uajrnya. Dicontohkan Irawati, untuk Alam Barajo, yang akan standby adalah Puskesmas Kenali Besar. “Kita memang diminta selalu standby di kantor, makanya siaga di kantor

bukan di poskotis lagi,” sambungnya. Ketika ditanyakan, kenapa tidak ada para medik di poskotis, Irawati mengatakan agar pelayanan terhadap masyarakat tetap bisa dilaksanakan. “Tujuan tidak adanya para medik di poskotis adalah untuk melayani warga yang tidak mudik. Kita jamin akan standby terus dan kita sudah berikan surat atas itu,” ujar Irawati. Terkait dengan jumlah per-shift-nya adalah tiga orang, Irawati mengatakan secara rinci, yakni satu dokter dan dua para medik. Untuk menunjang pelayanan, juga disiapkan satu mobil ambulan untuk bersiaga. “Kita mulai seminggu sebelum hingga seminggu setelah Lebaran,” tandas Ira.(enn)

BKD Belum Terima Hasil Verifikasi Kota Jambi- Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Jambi hingga kini belum menerima hasil verifikasi terhadap 42 tenaga honorer kategori I dari Badan Kepegawaian Nasional (BKN). Itu diakui Plt Kepala BKD Kota Jambi Rasyid Ridho. Disebutkan, meskipun pelaksanaan verifikasi sudah selesai dilaksanakan, namun pihaknya tak pernah menerima laporan secara resmi hasil verifikasi tersebut. “Dilihat dari jadwalnya, verifikasi sudah selesai. Tapi kita belum pernah menerima hasilnya secara resmi atau tertulis,” ujar Rasyid Ridho, kemarin (22/8). Ketika ditanyakan, apakah 42 tenaga honorer kategori tersebut lolos pendataan? Dirinya juga mengaku tak mengetahui secara pasti, karena belum menerima penjelasan dari pusat. Akan tetapi, ke 42 tenaga honorer tersebut hanya merupakan tenaga honorer yang tercecer sehingga gagal diangkat di tahun 2009 lalu. Lantas, apakah ketika lulus pendataan bisa langsung jadi CPNS? Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menpan No 05 tahun 2010, tenaga honorer kategori I yang tercecer bisa diangkat tanpa mengikuti ujian atau tes. “Kalau kita berpedoman pada SE itu dan mereka hanya yang tercecer, mungkin bisa langsung diangkat tanpa ujian,”

dok/jambi indepedent

BERHARAP: Pelaksanaan tes CPNS di Kota Jambi beberapa waktu lalu. Hingga kini hasil verifikasi honorer kota belum juga turun dari Kemenpan. Padahal para honorer telah berharap agar segera diangkat jadi PNS.

imbuhnya. Dia juga tak mengetahui kapan para honorer tersebut bisa diangkat sebagai CPNS, “Kalau ditanya kapan, Kita masih menunggu dari pusat,” sebutnya. Selain tenaga honorer kategori I, pemkot juga memiliki tenaga honorer kategori II sebanyak 600 orang. Yang

membedakan kategori I dan II, menurut Rasyid adalah pada pembiayaannya. Tenaga honorer kategori I mendapatkan honorer dari pemerintah baik pusat atau daerah. Sedangkan untuk kategori II, honornya diberikan oleh SKPD yang bersangkutan. Untuk tenaga honorer kat-

egori II sendiri, verifikasi belum dilaksanakan. Menurutnya, yang disampaikan ke BKN beberapa waktu lalu, bukan merupakan data mengenai tenaga honorer, tapi baru sebatas daftar penyebaran di SKPD mana saja tenaga honorer tersebut mengabdi. “Untuk kategori II bukan daftar nama yang yang dikirim,

tapi data dimana saja tenaga-tenaga honorer tersebut tersebar,” ucapnya. Sementara itu, dari 600 tenaga honorer kategori tersebut, yang paling banyak bertugas di Dinas Pendidikan Kota Jambi. “Mereka kebanyakan menjadi tenaga honorer di sekolah-sekolah,” tandas Rasyid.(enn)

Fasha Fogging di Kelurahan Bagan Pete-Beliung gasapan) berantas nyamuk demam berdarah. “Setelah kami mendengar, melihat, kami langsung berbuat. Semua ini adalah tugas kita yang merasa peduli daerah,” beber Fasha. Fokus kegiatan fogging itu dilakukan di RT 03, 26 Kelurahan Bagan Pete dan RT 6, 7, 8, 9 Kelurahan Beliung. Warga menyambut kegiatan yang menyentuh langsung kepentingan masyarakat tersebut.

Menurut salah seorang warga, Ebron, kasus deman berdarah di daerah itu memang sudah banyak. Seperti di RT 9, malah sudah ada korban meninggal dunia. “Kami sudah mengkoordinasi kepada Dinas Kesehatan dan menunggu lama, tetapi yang datang malah Pak Fasha. Begitu haru saya melihat kepedulian beliau, kami ucapkan terima kasih kepada Pak Fasha yang telah peduli kepada kami,” tandasnya.(edz)

eddy djunaedi/jambi indepedent

SOSIAL: Fasha beserta rombongan saat melakukan fogging di Bagan Pete dan Kelurahan Beliung Kota Jambi.

Ribuan Botol Miras Dimusnahkan --------------------------------------------------------------- dari hal 21 Pemusnahan barang bukti hasil Operasi Pekat Siginjai 2011 ini, untuk Polres atau Satwil lainnya, juga dilaksanakan secara serentak, kemarin. Miras dimusnahkan dengan cara dilindas menggunakan alat berat. Sedangkan petasan disiram pakai air. Sasaran operasi itu, kata Kapolda Jambi Brigjen Pol

Bambang Suparsono adalah orang atau kelompok yang menjadi pelaku kejahatan atau membekingi perjudian, minuman keras, prostitusi, premanisme, penyalahgunaan senpi serta ketertiban umum lainnya. Kemudian, tempat atau lokasi terjadinya kejahatan serta tempat yang diduga sebagai lokasi

pertemuan pelaku kejahatan (meeting house). Sasaran lainnya adalah semua barang atau kendaraan yang digunakan untuk melakukan kejahatan atau yang berasal dari hasil kejahatan. Pemusnahan ribuan botol minuman keras (miras) dan ratusan ribu butir petasan hasil Operasi Pekat I Siginjai

2011, dengan cara digiling menggunakan alat berat. Pemusnahan tersebut diawali oleh Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA), dan Kapolda Jambi Brigjen Pol Bambang Suparsono dan unsur muspida lainnya dengan memasukkan beberapa bungkus mercon ke dalam air yang telah disediakan.

Sebelum melakukan pemusnahan, Kapoda Jambi Brigjen Pol Bambang Suparsono mengatakan, Operasi Pekat Siginjai 2011 yang dilaksanakan selama satu bulan penuh tersebut, terfokus melakukan pemberantasan segala bentuk tindak pidana terorisme, curat, curas, curanmor, petasan, perjudian dan minuman keras.(can)

Tertinggi Rp 24.500 -------------------------------------------------------------- dari hal 21 Apakah itu ketua RT kepada KUA atau lainnya. Kita coba menghitung se-Provinsi Jambi ini total zakat fitrah yang dibayarkan. Kita sangat mengharapkan laporannya,” imbau Kadir Husien.

Untuk diketahui, Kota Jambi baru saja melaksanakan MOU KUPPAS APBDP antara Legislatif dan eksekutif. Dikatakan Hamid, Kota Palembang baru akan membahas APBD P setelah lebaran nanti. Pada saat berdialog tersebut, Hamid mengatakan banyak hal yang bisa dicontoh dari Kota Palembang. Yakni pendidikan gratis dan kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat. “Mereka itu bahkan lebih bagus dari Solo. Di Solo, dari 532 ribu penduduknya, 335 di antaranya mendapatkan pelayanan kesehatan gratis. Kalau di Palembang mereka gratis semua, kesehatan dan pendidikan,” katanya. Lantas, apakah bisa Kota

Jambi memberikan pelayanan serta pendidikan gratis seperti kota tersebut? Hamid mengatakan Kota Jambi harus bisa belajar untuk menggratiskan pelayanan kesehatan dan pendidikan, namun tetap disesuai dengan kemampuan Kota Jambi. “Namun harus kita lihat juga bagaimana kemampuan kita,” katanya. Diakuinya, APBD Kota Palembang memang sudah tinggi sehingga tidak musthail memberikan pelayanan kesehatan dan pendididkan gratis terhadap masyarakat. Tapi tidak ada salahnya Kota Jambi mulai menguasahakan hal yang sama. “Kalau untuk yang baik, apa salahnya kita tiru,” tegas Hamid.(enn)

Jarang Dikunjungi ---------------------- dari hal 21

nadvertorial

JAMBI - Atas informasi warga Bagan Pete dan Kelurahan Beliung Kota Jambi, dikarenakan adanya kasus demam berdarah hingga menelan jiwa di kelurahan itu, tokoh muda Kota Jambi yang juga ketua AMPG Provinsi Jambi H SY Fasha, langsung turun tangan memberantas sarang nyamuk. Pada Sabtu (20/8) lalu, Fasha beserta rombongan turun langsung melakukan fogging (pen-

Dewan Sarankan ------------ dari hal 21

Sedangkan, ditanya soal waktu yang tepat untuk membayar zakat fitrah, Kakawil menyatakan untuk membayar zakat fitrah, sunnah hukumnya dibayarkan pada hari terakhir bulan Ra-

madhan. Karena konsepnya untuk membantu orangorang miskin. Ini agar pada Hari Raya Idul Fitri, fakir miskin dapat bersama-sama menikmati makan bersama seluruh umat Islam saat Idul

Fitri. “Maka di dala m a g a m a disunnahkan pada hari terakhir Ramadhan. Tapi mempertimbangkan dalam masyarakat Provinsi Jambi ini orang yang tidak memi-

liki beras untuk dimakan saat hari raya hampir tidak ada, maka tidak ditutup kemungkinan untuk membayarkan zakat fitrah beberapa hari sebelum Hari Raya Idul Fitri,” tandasnya.(*)

“Sendiri, begini dari tahun ke tahun,” katanya dengan penuh perasaan. Sambil terus merangkai berbagai manik menjadi berbagai kerajinan, lelaki ini mengaku dia adalah anak tunggal. Saat kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan, dia ditinggal sendiri. Mantan tentara ini mengaku dirinya tidak memiliki anak sama sekali. Padahal dia sudah menikah sebanyak sembilan kali. “Datuk Nas ini kalau harta dan duit ada, tetapi kalau anak belum dipercaya Tuhan untuknya. Padahal sembilan kali menikah dengan maksud mendapat keturunan,” timpal Sismarni. Lelaki yang masih terang penglihatan maupun pendengaran itu mengatakan, dirinya juga sudah mengangkat beberapa anak. Namun dirinya mengaku enggan dan tak pernah dijenguk. Bahkan salah satu cucu dari anak angkatnya pernah tak bertemu dirinya di panti tersebut. Saat itu, cucu dari anak angkatnya sedang melakukan praktek kerja lapangan (PKL) di panti. “Saya cukup menghabiskan waktu di sini, tidak perlu dijenguk,” katanya dengan mata berkaca-kaca. Sambil tertunduk, tangannya terus merangkai manikmanik. Kisah berbeda lagi datang dari Darwati dan Roni. Mereka satu-satunya kakek-nenek yang masih berstatus suami istri di panti itu. Keduanya mengaku bertemu saat sama-sama menjadi penghuni panti dan akhirnya menikah setelah hampir enam tahun tinggal di panti. Darwati (60) mengaku masih punya anak-anak. Tapi dengan alasan tertentu, dia memilih tidak tinggal bersama anak-

anakanya. “Dengan anak-anak ada yang tidak sesuai, ada saja yang tidak sesuai. Lebih baik tinggal di sini,” kata nenek tiga anak itu. Namun sesekali saja anaknya datang menjenguk. Ketika ditanyakan bagaimana perasaan saat lebaran, diakuinya tetap ada perasaan lain. Namun karena terbiasa, akhirnya merasa tetap bahagia. “Di sini semuanya sudah dipenuhi anak-anak. Bahagialah, pakaian untuk Lebaran, sandal dan perlengkapan lain sudah dibeli kepala panti. Biarlah anakanak,” tambah Roni. Lelaki asal Pelembang itu memiliki anak-anak yang lebih memilih ikut mantan istrinya ke pulau Jawa. Sedangkan untuk mengisi kegiatan sehari-hari, selain kegiatan yang sudah ditetapkan panti, Darwati juga membuat berbagai kerajinan. Dulu, dia membuat kerajinan taplak meja, bunga, sulaman dan se bagainya. Sekarang hanya membuat kerajinan dari manik-manik. Menurut beberapa petugas di panti milik pemerintah Provinsi Jambi itu, sebagian ada yang masih dijenguk anak-anak maupun sanak saudara. Namun sebagian besar sudah sebatangkara. “Atau mereka dengan berbagai latar belakang dan masalah, akhirnya memilih tinggal di sini daripada terlantar,” kata salah seorang petugas. Namun diakuinya, untuk menghimbur para kakek nenek itu, para petugas membuat suasana panti bagai keluarga bagi para penghuninya.(*)

Kado Fitri untuk ------------- dari hal 21 Salah satu kegiatan tersebut, yakni memberikan paket sembako dengan total paket yang disediakan sebanyak 1.000 paket,” ujar Tony Attan, Direktur PT Sinar Sentosa Primatama, kemarin (22/8). Pada pemberian kado Idul Fitri tersebut, Nani, Manajer HC3 Honda Sinar Sentosa dan Kepala Bagian Umum Jambi Independent Soleh Rofiki langsung turun memberi kado kepada masyarakat. Kado-kado tersebut diberikan kepada orang yang mendapatkan secara langsung. Kado yang diberikan berisi bingkisan Lebaran untuk para kaum duafa. Masyarakat yang mendapat kado Idul Fitri merupakan masyarakat yang telah dipilih oleh panitia acara. Sebab, sebelum acara, para panitia turun ke lapangan, langsung mensu-

rvei penerima guna benarbenar mencari yatim piatu dan kaum dhuafa. Sebelumnya, PT Sinar Sentosa Primatama dan Jambi Independent juga telah memberikan bingkisan Ramadhan kepada 200 yatim piatu dan kaum duafa yang ada di Kota Jambi. Pemberian bingkisan juga dilakukan dengan melakukan survei langsung ke kelurahan-kelurahan. Sebanyak 200 bingkisan Ramadhan yang diberikan tersebut berisi paket-paket sembako. Dengan paket bingkisan Ramadhan tersebut, diharapkan dapat membantu masyarakat yang kurang mampu. Karena di bulan Ramadhan ini, kebutuhan akan sembako semakin tinggi dibanding hari biasa.(iis)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.