Jambi Independent | 14 April 2010

Page 23

Jambi Independent

Rabu, 14 April 2010

Cuci Mata Malah Tertipu Sales - ------------------------- dari hal 24 Misinya saat itu, hanya cuci mata. Karenanya, dia membawa teman kongkownya bernama Parit (25), biar seru. Setelah berputar-putar di areal perbelanjaan tersebut, tiba-tiba langkah kedua pria ini dihadang beberapa orang sales produk alat-alat rumah tangga. Sebagiannya wanita, salah satunya Minah, sebut saja begitu, yang punya kelebihan dari teman-temannya. Lebih mantap, lebih semok, lebih manis, dan paling jago ngerayu. Cecep dan Parit seperti terhipnotis, mau menuruti perintah Minah. Akhirnya mereka pun berada dalam toko peralatan rumah tangga yang berada di lantai bawah pusat perberlanjaan itu. Dengan menjanjikan hadiah plus kepada Cecep dan temannya, Minah terus merayu korbannya. Pertama, diwawancarai, setelah itu, mengisi formulir untuk mengambil hadiah yang dijanjikan tersebut. Cecep yang sudah kepincut, mau saja.

Nah, saat sedang mengisi formulir, Cecep lalu dipaksa untuk membeli barang tersebut. Tak hanya itu, Cecep juga diminta untuk membuka dompetnya. Dengan cekatan, Minah pun menarik salah satu kartu kredit milik Cecep. Tanpa komando, Minah langsung menggesekkannya di mesin kasir (cash register) yang ada pada toko tersebut. ”Saya lihat Cecep mencoba menahan, tapi tangan cewek itu sangat cepat”, kata Parit, kepada Jambi Independent usai melapor ke Poltabes Jambi. Setelah “menguap”, Cecep baru sadar. Apalagi dia melihat nominal yang lumayan besar dalam billing mesin tersebut. Cecep pun serta merta protes kepada Minah. Diprotes bukannya takut, Minah malah menenangkan Cecep. Dia berjanji akan mengembalikan uang tersebut seminggu kemudian, dalam berupa barang. Mendengar itu, Cecep tidak terima dan terus melancarkan protes. Dia terus meminta

uangnya dikembalikan. Karena sudah membayar, Minah tetap bergeming. Merasa tertipu dan tidak puas dengan reaksi Minah dkk, Cecep pun melapor ke Poltabes Jambi. “Sebenarnya kami tidak mau beli apa-apa, hanya cuci mata,” kata Parit yang diamini Cecep. Minah dan manajemen produk yang menjual alat-alat dapur saat dikonfirmasi mengenai permasalahan itu, malah mengusir para wartawan. Dengan kasarnya, mereka juga mendorong wartawan dan ada yang sampai kameranya hampir terjatuh. “Yang jelas kita masih melakukan pemeriksaan dan mengumpulkan bukti-bukti dulu,” jelas Condrat. Menurut perwiran pertama itu, polisi sudah memanggil beberapa orang saksi, salah satunya Minah. “Kita tidak bisa sembarangan menahan orang, kita harus punya dasar,” pungkasnya. (cr09)

Masturo Tetap di Lapas------------------------------------- dari hal 24 Dia mengatakan, tim penasehat hukum juga berharap agar permohonan mereka dikabulkan majelis hakim, mengingat terdakwa lainnya, Shopian Wairata, permohonan pengalihan penahanannya sudah dikabulkan. “Agar tidak timbul diskriminasi,” tukasnya.(cr09)

Bidan Puskesmas Depati Tujuh --------------------------- dari hal 24 Tapi, dia tidak menyangka yang membuntutinya adalah penjahat. “Saya dari rumah, mau ke kantor, tapi ada yang membuntuti. Perkiraan saya, warga biasa. Namun, di dekat rumah potong, orang itu langsung menjambret tas saya,” katanya. Mereka menggunakan mo-

tor bebek dan memakai helm tertutup berwarna hitam. “Tapi, saya tidak tahu nomor polisi motornya,” katanya. Kapolsek Sungaipenuh AKP Sutriono yang dikonfirmasi kemarin, mengaku sudah menerima laporan korban. Bahkan, Sutriono menyebutkan pihaknya

sudah melakukan olah TKP di Jalan Baru tersebut. Meski begitu, Sutriono belum bisa menangkap pelakunya. “Anggota kita masih melakukan lidik. Kita akan terus berupaya mengungkapkan dan mengupayakan pelaku tertangkap,” tandasnya. (ian)

DAK Tanjabtim Disorot ------------------------------------ dari hal 24 ‘'Berapa anggarannya juga belum tahu,'' katanya, lagi. Berapa anggaran yang diduga ada penyimpangan sebagaimana yang dilaporkan masyarakat itu, Manalu juga belum dapat m emastikan. ‘'Kita selidiki dulu lah, jika memang ada penyimpangan,

n a n t i k i t a m i n t a a u d i t ke BPKP,'' terangnya. Ditanya tepatnya lokasi serta nomor SD tersebut, Manalu mengaku lupa. Tiga SD itu, katanya, berada di Kecamatan Rantau Rasau dan Berbak. “Aduh! Nomor SD-nya saya lupa. Berkasnya tadi sudah saya

serahkan ke penyidik,'' katanya. Begitu juga saat ditanya siapa rekanan yang mengerjakan proyek DAK di tiga SD tersebut, Manalu juga mengaku belum tahu. ‘'Rekanannya belum tahu. Kita selidiki dulu lah,'' tandasnya. (usr)

Main Judi, 5 Wanita Ditangkap JAMBI – Gara-gara nekad bermain judi, lima wanita yang merupakan warga Kecamatan Jambi Timur harus berurusan dengan polisi. Kelimanya adalah Senem (60) warga Perum Pelita Asri, Amon (52) warga Talang Banjar, Clara (47) warga Lorong Durki, Ratna (57) warga Jalan Bambu Kuning, dan saloma (52) warga Jalan Bhayangkara. Kelima wanita tersebut ditangkap kemarin (13/4) sekitar pukul 16.00 WIB,

sedang asik bermain judi kartu di sebuah ruko di Pasar Baru, RT 19, Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Jambi Timur. Informasinya menyebut k an , p en an g k ap an i t u b e rawal saat polisi mendapat informasi bahwa di lokasi itu ada orang yang sedang asik berjudi. Berbekal info itu, anggota Sat I Dit Reskrim Polda Jambi pun mengintai tempat yang dimaksud. Ternyata benar, di sana polisi melihat ada lima

orang wanita yang sedang asik berjudi. Tak ingin terlambat, anggota pun langsung menggerebek tempat itu. Kelima wanita yang sama sekali tak menyadari kalau kegiatan mereka sudah diketahui aparat itu, hanya bisa pasrah saat digiring ke Mapolda Jambi. “Mereka saat ini sudah diamankan di Mapolda Jambi untuk proses pemeriksaan lebih lanjut,” kata Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Almansyah, saat dikonfirmasi. Selain ke-

lima wanita itu, polisi juga mengamankan enam kotak kartu remi, dan uang tunai Rp 1.064.000 yang diduga dipakai untuk taruhan. Sementara itu, informasi yang diperoleh menyebutkan, saat digerebek kelimanya sempat menghamburkan barang bukti di atas meja. Akibatnya, polisi sempat kesulitan untuk memisahkan barang bukti. Kelimanya juga disebutsebut memberi keterangan yang berbelit-belit pada penyidik. (rib)

Nyatakan Dakwaan JPU Kabur -----------------------------------------------------dari hal 24 Seusai sidang Masturo, Pengadilan Negeri Jambi juga menggelar sidang Indra Sahputra, mantan bendahara pengeluaran. Dalam sidang yang dipimpin NJ Marbun ini juga mengagendakan penyampaian ek s ep s i p en as eh at h u k u m terdakwa. Dalam eksepsinya, penasehat hukum terdakwa mengatakan uraian dakwaan JPU, tentang mekanisme pelaksanaan pembayaran atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara

karena dilakukan tanpa adanya pengajuan surat perintah pembayaran (SPP) dianggap tidak cermat. Mereka juga membantah tanda tangan Sri Martiani selaku pejabat penguji SPP dipalsukan, sehingga dianggap memalsukan dokumen. “Perbuatan terdakwa belum ada putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Jadi, terdakwa tidak bisa dikatakan bersalah telah memalsukan tanda tangan atau menggunakan surat palsu,”

terang M Taufik. Terkait hal tersebut, tim penasehat hukum Indra Sahputra meminta majelis hakim untuk mengabulkan eksepsi mereka untuk seluruhnya. Mereka juga meminta dakwaan JPU batal demi hukum. “Dakwaan JPU tidak dapat diterima dan membebaskan terdakwa dari segala dakwaan jaksa,” katanya. “Kalau majelis hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya,

berdasarkan hukum dan keadilan berdasarkan hukum,” timpalnya. Dikonfirmasi usai persidangan, Endang Kuswardani, salah s eor ang penasehat hukum Masturo dan Indra Shaputra, mengatakan, dakwaan JPU sebelumnya dianggap tidak cermat, karena ada beberapa poin yang dinilai tidak substantive atau prematur. “Namun, semuanya kita serahkan sepenuhnya kepada majelis hakim, untuk menilainya,” tandasnya. (cr09)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.