Jambi Independent | 12 Deptember 2011

Page 23

Jambi Independent

Senin, 12 September 2011

Ajak Korban Kebakaran Nge-Dance

eddy djunaedi/JAMBI INDEPENDENT

HAPUS TRAUMA: Anak-anak korban kebakaran di Kelurahan Legok, berjoged bersama anggota Dance For Life. Kegiatan ini diharapkan bisa sedikit menghibur mereka yang kehilangan tempat tinggal.

lintas

Pengusaha Diminta Salurkan Bantuan JAMBI – DPRD Provinsi Jambi meminta seluruh pengusaha membantu korban kebakaran di Pulau Pandan, Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi. Kejadian beberapa waktu lalu itu telah menghanguskan sekitar 169 rumah. Imbauan ini disampaikan langsung Ketua DPRD Provinsi Jambi Effendi Hatta. “Saya akan melayangkan surat kepada perusahaanperusahaan yang ada. Hal ini juga telah saya koordinasi kepada pak Gubernur. Ini menyangkut hak orang banyak dan meringankan beban bagi korban kebakaran tersebut,” katanya kemarin (11/9). Dia mengatakan, di Provinsi Jambi sangat banyak para pengusaha yang menjalankan aktivitas. Jadi tidak salah, jika rezeki yang diterima pengusaha sedikit disumbangkan pada korban kebakaran, khususnya di Pulau Pandan. Soal bentuk bantuan, politisi Partai Demokrat ini mengatakan, yang penting bisa dimanfaatkan bagi korban kebakaran. “Yang jelas bisa berguna bagi korban kebakaran. Kita sangat berharap pengusaha-pengusaha bisa melihat dan mendengarkan apa yang dikeluhkan warga tersebut,” tandasnya. Untuk diketahui, pasca kebakaran tersebut, warga korban kebakaran tersebut hampir setiap harinya mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik itu dari pemerintah, partai politik, perusahaan swasta, organisasi masyarakat dan mahasiswa serta berbagai pihak lainnya. “Dalam waktu dekat ini kita akan layangkan surat kepada perusahaan yang ada untuk bisa memberikan bantuan tersebut,” tandas Effendi lagi. (roz)

LOWONGAN KERJA Perusahaan Otomotif Terbesar di Jambi membutuhkan tenaga terpilih, untuk:

A. BAGIAN GUDANG B. PEMBANTU MEKANIK C. ADMINISTRASI D. SALES COUNTER E. SOPIR F. MARKETING EXECUTIVE Persyaratan: - Pria (A, B, E, C), Wanita (C, D) - Pendidikan Min. SMP (A), Pendidikan Min. SMA Jurusan Otomotif (B), Pendidikan Min. D1 Komputer (C), Pendidikan Min. SMA (D) - Memiliki SIM A/B1 (E) - Memiliki kendaraan & SIM C (F) - Ulet dan pekerja keras dan dapat berkomunikasi dengan baik Lamaran ditujukan/diantar ke:

PT. SINAR SENTOSA PRIMATAMA Jl. Kolonel Abunjani No. 09 Sipin, Jambi PALING LAMBAT 1 MINGGU SETELAH IKLAN TERBIT

JAMBI- Anak-anak korban kebakaran di Pulau Pandan, Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, sedikit terhibur. Mereka diajak bergoyang oleh anggota Dance For Life. Tim Dance For Life sengaja membawa anak-anak bergembira untuk melepaskan beban trauma mereka akibat kehilangan tempat tinggal. Kegiatan kreatif membawa anak-anak korban kebakaran ini nge-dance dilakukan oleh divisi Edukatif Yayasan Sentra Informasi dan Komunikasi Orang Kito (SIKOK) Jambi. Ini bertujuan menyembuhkan psikologis anak-anak korban kebakaran mereka sengaja datang dengan program game dengan kreasi dance. Berbekal satu unit soundsystem, laptop dan beberapa instruktur, mereka mengajak anak-anak bermain dan berjoget. “Kami memiliki program menghibur anak-anak

untuk sejenak mengobati kesedihan akibat kehilangan tempat tinggal. Caranya belajar sambil fun,” kata Direktur Eksekutif YY SIKOK, Sumina, kemarin (11/9). Di samping ingin menghibur anak-anak, mereka yang datang dengan kekuatan 20 personel juga melakukan kegiatan sosial berupa pembagian handuk kepada setiap anak-anak yang mengikuti kegiatan. Di samping itu juga memberikan snack dan masker. Malam harinya, SIKOK juga berencana memutar video hasil karya mereka sendiri. Akan tetapi, mengingat situasi lingkungan yang masih rawan, pemutaran film pada malam hari masih akan dikordinasikan dengan pihak terkait di lokasi bencana. Aneka permainan yang ditampilkan oleh tim kreatif dari SIKOK terlihat dinikmati

oleh anak-anak. Bahkan mereka larut dalam setiap game dan kegiatan yang diberikan. Meskipun debu akibat hentakan kaki mereka mengepul tebal, baik intruktur maupun anak-anak peserta sudah tidak merasakan. Latipa, anak RT 28 yang duduk di kelas VI SD, mengaku senang dengan kegiatan tersebut. Diakuinya kegiatan seperti ini baru pertama kali ada di sana. Dia mengaku menikmati bermain dan ngedance bersama para instruktur. “Rasanya senang. Bisa belajar nari dan bergembira kemudian dikasih hadiah,” ungkap Latipa lugu. Latipa sendiri mengaku masih belum hafal gerakan dance yang diajarkan para instruktur. Namun, diakuinya, sebisa mungkin untuk tetap mengikuti gerakangerakan tersebut. Dengan pola lingkaran dan berbanjar mereka bermain dan ngedance bareng. (edz)

Banyak Sekolah Kekurangan Kelas Temuan Dalam Reses DPRD Provinsi sofian hadi, Jambi D u nia P e n d i d i k a n d i Provinsi Jambi masih memprihatinkan. Ini terlihat dari banyaknya sekolah yang melebihi kapasitas daya tampung siswa, tapi ada sekolah yang hanya memikili siswa sedikit dengan fasilitas cukup. Banyaknya Sekolah Dasar (SD) yang melebihi daya tampung atau kekurangan kelas ini menjadi temuan anggota DPRD Provinsi Jambi saat reses. Selain itu ada beberapa sekolah yang sudah mendapatkan bantuan pembangunan, namun belum dilaksanakan. Syahbandar, Wakil Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jambi, menemukan itu saat reses di Kasang Pudak. “Untuk SD di sini perlu perhatian lebih, jumlah siswanya sudah mencukupi untuk dijadikan dua sekolah,” katanya. Dia mengatakan, SD 61 di Kasang Pudak memiliki ham-

pir 800 siswa. Dengan kondisi demikian siswa terpaksa berlajar secara bergiliran. Oleh karena itu, Syahbadar mengatakan masyarakat meminta perhatian pemerintah agar mendapatkan penambahan kelas atau dibangun SD baru. “jumlah ini sudah cukup untuk dua sekolah, saat ini mereka belajar berdesakdesakan dan bergiliran. Demikian jumlah guru tidak lagi sebanding,” katanya. Dengan kondisi ini Syahbandar menilai pemerintah tidak memperhatikan perkembangan msyarakat dan kebutuhan pendidikan. “Seharusnya hal ini tidak lagi terjadi, pemerintah daerah dan pemprov bisa bekerjasama. Ini juga menunjukan tidak ada perencanaa dan data lengkap di Dinas Pendidikan,” katanya. Agus Salim, tokoh masyarakat Kasang Pudak menambahkan, standar siswa di satu sekolah seharusnya 300 siswa. “Kami minta perhatian dan dibangun SD baru, bagimana anak-anak mau belajr dengan kondisi ini,” katanya. Hal yang sama ditemui oleh Madian Sawandi, Wakil Ketua Komisi III DPRD

Provinsi Jambi saat melakukan reses di Dapilnya, Kabupaten Merangin. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga menemukan sekolah yang melebihi daya tampung. “Mereka (sekolah) kekurangan lokal karena jumlah siswanya melebihi daya tampung. SD ini berada di Kota Bangko dan Sungai Manau,” katanya. Selain itu, diakuinya sekolah yang bernasib sama, namun sudah mendapatkan bantuan rehab sekolah hingga kini belum juga dikerjakan. Dia mengaku akan mempertanyakan pada pemerintah dan Dinas Pendidikan. “Banyak kondisi sekolah yang perlu perhatian lebih. Sampai saat ini masih menjadi masalah yang tak berkesudahan. Dinas Pendidikan tidak memiliki berapa SD yang layak, berapa sekolah yang kekurangan lokal,” katanya. Hal ini diakuinya menjadi catatan penting dalam Sidang Paripurna maupun pandangan fraksinya. Terkait hal ini ini, Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Abdul Manaf menyarakan sekolah yang bersangku-

tan mengusulkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jambi. “Silahkan Kepala Sekolahnya membuat proposal dan setujui Dinas Pendidikan Kabupaten Kota dan diajukan ke Bidang Perencaan Dinas Pendidikan Provinsi Jambi,” terangnya. Saat ini diakuinya untuk perencanan pembangunan atau penambahan lokal baru sudah selesai. Terkait kekurangan kelas dan Sekolah Dasar (SD) yang tidak layak, Abdul Manaf mengakui belum ada data pastinya. “Kami tidak ada data kekurangan kelas dan sekolah yang demikian. Saran saya untuk sekolah seperti tadi diajukan ke Bidang Perencanaan,” katanya. A Shomad, pengamat dan Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Jambi mengatakan hal seperti ini sudah menjadi masalah sejak lama. Bahkan merupakan masalah dari tahun ke tahun. Bahkan diakuinya tidak sedikit sekolah yang mengalami demikian. “Bila tadi ada banyak kekurangan kelas dan sekolah yang melebihi daya tampung, juga ada sekolah yang hanya memiliki sedikit siswa.

Temaun kami misalnya SD di Jambi Seberang,” akunya. Hal ini dikatakn Shomad menunjukan disparitas (kesenjangan) antara sarana prasarana dan kebutuhan yang tidak sebanding. Bahkan ini juga menunjukan tidak meratanya distribusi angaran pendidikan. “Ada sekolah yang siswanya sedikit memiliki berbagai fasilitas, tetapi ada sekolah yang tidak memiliki listrik sama sekali. Ini menunjukan tidak meratanya distribusi angaran pendikan,” terangnya. Menurutnya hal ini terjadi akibat lemahnya perencanaan di Dinas Pendidikan Provinsi Jambi. Bahlan hingga kini Dinas Pendidikan tidak memiliki database kebutuhan sekolah ke depan. “Data kelas, dan jumlah kebutuhan sampai saat ini tidak ada. Perencanaan di Dinas Pendidikan tidak ada,” terangnya. Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan pemerataan dan mengatasi kesenjangan tersebut. “Diknas haru punya pemetaan kebutuhan kedepan, kebutuhan keas hingga anggaran,” katanya. (pia)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.