Radar Tegal 3 okt 2015

Page 12

RADAR BREBES

12

15

RADAR TEGAL

SABTU, 3 OKTOBER 2015

website: radartegal.com, epaper: epaper.radartegal.com

Dugaan Pungli Pelayanan KTP-el Daimun: Tak Ada Pegawai yang Minta Uang BREBES - Proses pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el) di Kabupaten Brebes dikeluhkan sejumlah kalangan. Selain kerap terhambat dengan kerusakan piranti dan server jaringan online, isu adanya dugaan pungutan liar juga

turut mewarnai dalam pengurusan kartu identitas kependudukan itu. Sumber Radar Brebes menyebutkan, pelayanan E-KTP yang dilaksanakan Pemkab Brebes masih diwarnai pungutan-pungutan oleh oknum pegawai tertentu. Kisarannya antara Rp 50 sampai Rp 100 ribu setiap pengurusan hingga rampung. Dugaan pungli tersebut bahkan kerap diterapkan kepada warga yang ingin cepat selesai pe-

TELEPON PENTING RSUD Brebes

(0283) 671431

RSU Bhakti Asih

(0283) 671279 / 673481

RSIA Mutiara Bunda Tanjung Brebes

(0283) 877222

RS Dera As Syifa Banjarharjo Brebes

(0283) 889588/ 889548

RS Dedy Jaya, Jl. A. Yani No. 57 Brebes

(0283) 672145/ 672525

- IGD/Ambulance

(0283) 3287503

WONGE DEWEK

Kampanyekan Anti Narkoba BREBES - Sebanyak 14 grup band beraliran rock akan menampilkan talenta terbaiknya dalam ajang gelaran music dengan tema Rocktober yang akan dilangsungkan di Halaman Stadion Karangbirahi, Sabtu (3/ 10) malam. Tak hanya dari Brebes, para penggemar juga akan disuguhkan penampilan sejumlah musisi muda yang datang dari daerah lain, seperti Tegal, Pemalang, Indramayu, Bandung, hingga Jakarta. Ajang tahunan yang digagas oleh Yaull Clothing Brebes ini diperkirakan akan menyedot ribuan pengunjung. Bahkan, tiket sebanyak 1.500 lembar DOK.RATEG yang disediakan oleh pihak penyelenggara telah habis Wisnu Pradopo terjual. “Kami mentargetkan ada 1500 pengunjung yang akan ikut meramaikan event tahunan ini,”ujar Panitia Penyelenggara Wisnu Pradopo ditemui, Jumat (2/10). Mahasiswa smester pertama di STIE Widiya Manggalia Brebes ini mengaku, gelaran musik yang diselenggarakan bekerjasama dengan Milisi Brebes Bermural (MBB) merupakan yang ke lima kalinya dilaksanakan. Dimana, untuk kali pertama gelaran musik diselenggarakan di Islamic Senter (2012), Hotel Dedy Jaya (2013) dan Gor Sasana Krida (2014). “Dan pada Mei 2015 kemarin kami juga menggelar music serupa di Halaman Stadion Karangbirahi,” tandasnya. Selain menampilkan musisi-musisi muda, selama berlangsungnya even tersebut, pengunjung bisa menikmati lukisan mural yang ada di sekiling stadion. Disamping, bisa membawa pulang oleh-oleh berupa kaos yang dijual di Distro Clouting yang ada di lokasi acara. Wisnu menyebut, gelaran music yang diselenggarakan juga menjadi sarana dalam menyatukan para pencinta musik di Kabupaten Brebes dan daerah lainnya. Tak hanya itu, melalui musik, Wisnu berusaha mengajak musisi rock untuk mengubah stigma buruk dan mengkampanyekan antinarkoba. “Para musisi harus menunjukkan diri jika musisi atau band rock merupakan anak muda yang baik. Mencintai perdamaian, anti-tawuran dan menolak penyalahgunaan narkoba,”pinta dia. (har/adi)

nerbitannya. “Pelayanan KTP-el mengecewakan, prosesnya lama bisa berhari-hari, katanya ada kerusakan. Tapi kalau bayar Rp 100 ribu bisa ditunggu langsung jadi,” katanya, kemarin. Kabid Pendaftaran Penduduk, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Brebes, Daimun, saat dikonfirmasi, Jumat (2/10) membantah tegas kabar tersebut. Menurutnya, selama ini proses

pembuatan KTP-el sudah sesuai aturan tanpa dipungut biaya alias gratis. “Tidak betul, tidak ada pegawai kami yang minta uang. Tapi memang ada yang bayar-bayar begitu tapi untuk jasa saja, biasanya pemohonnya itu tidak datang sendiri tapi lewat orang atau perangkat desa. Saya sudah nggak peduli lagi dengan tuduhan seperti itu karena tidak ada,” terangnya. Menurut dia, adanya perma-

MENTARI mulai menunjukan diri di ufuk timur, puluhan orang ini sudah bersiap-siap untuk pergi ke anakan sungai. Saat siang menjelang, mereka akan beramai-ramai menyiramkan air ke tubuh sang kepala desa sambil diiringi doa-doa. Warga Dukuh Jalawastu, Desa Ciseureuh, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes ini tengah menjalankan ritual memohon hujan kepada Yang Maha Kuasa setelah berbulan-bulan mengalami kemarau panjang. Tradisi adat Ngaguyang Kuwu adalah budaya warga Sunda di wilayah tersebut. Ngaguyang berarti menyiram, sedang Kuwu adalah sebutan mereka untuk kepala desa (kades). Seperti yang dilakukan, kemarin (1/10) sore, prosesi dilakukan di Curug Rambu Kasang. Seorang tetua adat atau Dewan Kokolot bernama Taryuki mengawali upacara dengan memimpin doa. Mulutnya merapalkan kalimat-kalimat tersusun dalam bahasa Sunda. Kemudian, pemangku adat lain yang berbusana serba putih itu, mengambil air yang masih tersisa dari curug tersebut ke badan kades, dilanjutkan oleh puluhan warga lain mengikuti. Sang kades pun pasrah meski tubuhnya basah kuyup. Giliran Kuwu akhirnya membalas siraman air ke tokoh adat dan warga lainnya. Semua larut dalam pesta air. “Ngaguyang Kuwu digelar ketika musim kemarau tak menunjukkan tanda tanda berakhir. Curug Rambu Kasang yang biasanya penuh air kini sudah surut, kami dilanda kemarau panjang,” ujar Pemangku Adat Jala-

IST

RITUAL - Pemangku adat Jalawatu (putih) memimpin doa pada acara Ngaguyang Kuwu di Curug Rambu Kasang, Dukuh Jalawastu, Desa Ciseureuh, Kecamatan Ketanggungan.

wastu, Dastam. Menurutnya, tradisi masyarakat Jalawastu tersebut merupakan bentuk ungkapan ikhtiar memintakan hujan pada Tuhan. Terakhir kali, adat serupa dilaksanakan pada 1989 silam, di mana saat itu terjadi kekeringan yang cukup parah. Jalawastu saat ini sudah ditetapkan oleh Pemkab Brebes sebagai kampung adat karena masih terjaganya kultur budaya dari nenek moyang mereka. Selain Ngaguyang Kuwu, di wilayah tersebut juga ma-

CONCRETE-MIXING.COM

Pabrik Batching Plant Terancam Disegel Tidak Kantongi Perijinan Legal

Kompak Memakai Batik

BREBES – Batik sebagai salah satu kebudayaan nusantara kini makin populer di kalangan masyarakat. Tak hanya pegawai instansi, sejumlah siswa di SMAN 1 Jatibarang, Jumat (2/10), dengan kompak menggunakan baju batik saat mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Bukan tanpa alasan, mereka sengaja menggunakan pakaian batik ke sekolah untuk memeriahkan peringatan Hari Batik Nasional 2015. Tak hanya siswa, para guru dan karyawan sekolah setempat juga ikut menggunakan seragam batik. “Pakaian batik yang dipakai guru, karyawan dan siswa-siswi SMAN 1 Jatibarang pada hari ini bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional. Alhamdulillah, semuanya memakai batik setelah adanya instruksi sehari sebelumnya dari pihak sekolah,” tandas Pembina OSIS SMAN 1 Jatibarang (Smanja), Ahmad Jazuli. Dia menambahkan, di Smanja Brebes ada sebanyak 58 guru dan karyawan, serta 685 siswa. Seluruhnya memakai batik dan ternyata pihak sekolah sangat antusias dengan pakaian asli produk Indonesia ini. “Pihak sekolah pun antusias agar batik bisa dipakai minimal satu kali saat hari sekolah. Terkait hal tersebut, kami sudah melakukan pembahasan agar batik bisa dipakai di sekolah. Kalau ternyata ide tersebut bisa disampaikan ke Dinas Pendidikan dan disetujui tentunya ini sesuatu yang bagus,” paparnya. Sebelumnya, Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasana Smanja Brebes, Wahyu Kusriyanto mengimbau kepada para siswanya agar mencintai batik. (har/adi)

sih lestari berbagai kegiatan upacara adat, seperti Ngasa dan aneka tetarian. Penduduk setempat juga masih mempertahankan konstruksi dan tata ruang klasik khas penduduk di masa lampau. Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Brebes melalui Kepala Bidang Kebudayaan, Bambang Haryanto menyatakan bahwa Ngaguyang Kuwu merupakan bentuk tradisi masyarakat dalam mengapresiasi tanda tanda kosmologi alam.

Tradisi ini jarang dilakukan kecuali pada saat musim kemarau yang dinilai terlalu panjang dan sumber mata air di Jalawastu, atau saat ekologi alam terancam dan sendi kehidupan masyarakat mulai terganggu. “Meski tidak sebesar upacara Ngasa, tradisi Ngaguyang Kuwu merupakan ikonik dari kampung budaya Jalawastu” ujar Bambang Haryanto, di lokasi kegiatan bersama Kasi Sejarah dan Purbakala Dinparbudpora Brebes Wijanarto. (ism/adi)

Gudang Penyimpanan Pupuk Terbakar

ILUSTRASI - Aktivitas perusahaan batching plant.

KENAKAN BATIK - Seluruh guru dan siswa SMAN 1 Jatibarang memakai batik untuk peringati Hari Batik Nasional.

kendala itu datang dari perlengkapan piranti kami atasi secepat mungkin,” tuturnya. Tidak hanya server yang ada di Disdukcapil, masalah tersebut juga sampai kini terjadi di beberapa kecamatan seperti, Bulakamba, Wanasari, Paguyangan dan Larangan. “Kalau server rusak, pasti ada ratusan pemohon yang terpaksa tertunda hingga menumpuk. (ism/adi)

Ngaguyang Kuwu, Ritual Minta Hujan

AJIB AH...

HARVIYANTO/RADAR BREBES

salahan teknis yang kerap menghambat proses penerbitan KTP-el memang benar adanya. Sejak Pemkab Brebes mengelola pencetakannya, setidaknya sudah empat kali terjadi kerusakan pada server jaringan di pusatnya. Belum lagi kerusakan insidental juga terjadi pada piranti hingga kelangkaan tinta. “Kalau soal server rusak kami juga tidak bisa ngomong apa-apa karena itu ada di pusat, tapi jika

BREBES - Pemkab Brebes melalui satuan perangkat kerja terkait bakal segera menyegel sejumlah pabrik batching plant yang masih belum mengantongi perijinan legal. Tindakan tegas serupa juga akan diterapkan pada bidang usaha galian C ilegal. Demikian terungkap dari hasil rapat dengar pendapat antara DPRD dan Pemkab Brebes, kemarin. Rapat tersebut melibatkan Komisi I dan II DPRD serta SKPD yang terdiri dari Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT), Satpol PP dan Dinas Peternakan. Para wakil rakyat meminta penjelasan terkait dengan maraknya pemberitaan usaha ilegal tanpa ijin yang kini menjamur di Kabupaten Brebes. “Salah satu poin penting yang menjadi rekomendasi adalah Satpol PP akan menyegel usaha ilegal, termasuk pabrik pengolahan beton bathcing plant,” ungkap anggota Komisi II DPRD, Waidin. “Sementara Dinas Peternakan diundang untuk diminta penjelasan terkait keberadaan rumah ternak di wilayah Salem yang berdiri di atas saluran

sungai dan tidak memiliki ijin,” imbuhnya. Disampaikan pula bahwa selama ini koordinasi antar lini Pemkab Brebes sangat lemah sehingga banyak aturan yang tidak bisa ditegakkan karena saling menunggu dan lempar kewenangan. Seperti halnya, Satpol PP dan Pemkab Brebes juga tidak bisa menindak tegas bangunan liar maupun pabrik bodong karena saling tunggu. Sehingga, setelah rapat tersebut KPPT diharuskan untuk memberikan data mana saja pabrik batching plant yang belum resmi ke Satpol PP. Kemudian, Satpol PP menindaklanjuti sesuai dengan kewenangan yang ada memberi teguran, peringatan hingga sanksi terberat yakni penyegalan operasionalnya. Sebelumnya, maraknya pabrik bodong juga menyumbang angka kerugian bagi daerah. Sejumlah pabrik pembuatan bahan beton (batching plan) juga diketahui tidak melengkapi prosedur perijinan resmi. Kepala Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT), Ratim kepada pers mengaku pihaknya sudah melakukan upaya untuk memberi peringatan kepada pabrik batching plan yang belum mengantongi perijinan produksi. (ism/adi)

TANJUNG - Insiden kebakaran kembali terjadi di Brebes. Kali ini si jago merah melalap sebuah gudang bawang yang berisi pupuk di Desa Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung-Brebes. Kebakaran yang masih diselidiki penyebabnya itu, terjadi Jumat (2/ 10) dini hari, sekitar pukul 03.00. Kapolsek Tanjung, Supriyadi mengatakan bahwa kejadian tersebut masih dalam tahap penyelidikan pihak kepolisian. Sebab, saat kejadian, gudang dalam keadaan kosong dan hanya berisi pupuk, sedangkan pemiliknya tidur di rumah.

“Memang pagi tadi kami dapat laporan kalau telah terjadi kebakaran sekitar sebelum Subuh. Kami langsung lakukan pemadaman,” jelasnya. “Kalau untuk penyebabnya kami akan mendalami kejadian tersebut dan akan memintai keterangan saksi saki yang ada,” sambungnya. Menurutnya, gudang yang diketahui milik H Wartas, 60, memang sudah lama tidak digunakan untuk penyimpanan bawang lagi. Gudang hanya difungsikan sebagai penyimpan pupuk pertanian yang jumlahnya mencapai ratuan

ton. Ditanya berapa total kerugian akibat insiden dimaksud? Supriyadi mengungkapkan, kerugian kurang lebih mencapai Rp 400 juta samapai Rp 500 juta. Adapun total pupuk yang ada di dalam gudang mencapai lebih dari 2 ton lebih, tidak semuanya hangus terbakar. Masih ada sejumlah pupuk yang berhasil diselamatkan oleh warga. “Ya kurang lebih mencapai segitu, sebab sebagian besar pupuk yang ada di gudang terbakar, sehingga menimbulkan kerugian yang sangat besar,” katanya. (ded/adi)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.