RADAR TEGAL 29 agustus 2013

Page 15

RADAR TEGAL

KAMIS, 29 AGUSTUS 2013

Identitas Korban Munjaroh Masih Misterius DUA jenazah korban pembunuhan dukun pengganda uang Munjaroh, masih belum diketahui identitasnya. Hasil tes DNA yang dilakukan Polda Jateng terhadap dua jenazah korban ternyata memberikan hasil negatif terhadap dua nama yang sebelumnya dilaporkan bernama Sunaryo (39) warga Cilacap dan Nurudin (49) warga Banjarnegara. Sebelumnya dua nama itu diakui identik secara ciri-ciri fisik dari jenazah yang ditemukan di lereng gunung Sumbing tersebut. Keduanya dilaporkan hilang oleh keluarga masingmasing. Bahkan saat berpamitan, keduanya sempat bertemu dan mengatakan hendak ke Windusari. ”Hasil DNA dari kedua pelapor sudah keluar Senin (26/8) kemarin, hasilnya negatif, DNA tidak cocok,” kata Kabid Dokkes Polda Jateng, Kombes Pol Musyafak. Musyafak menambahkan, secara fisik keluarga pelapor masing-masing yakin jenazah tersebut adalah anggota keluarganya yang hilang. Yakni Sunaryo (39) guru SMP 5 Cilacap dan Nurudin (49) guru SMP 1 Pagetan Banjarnegara. Keduanya dikabarkan hilang keluarga sejak 18 Desember 2011 dan sempat bersamasama dengan kepentingan mencari orang pintar. ”Jadi

ADITYO DWI/RADAR SEMARANG

sementara identitas dua mayat masih misterius, karena belum ada kecocokan DNA,” tambahnya. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Djihartono menambahkan, sementara dua je-

nazah masih berada di RS Bhayangkara Semarang. Pihaknya masih terus berupaya melakukan berbagai cara untuk membuka identitas kedua jenazah tersebut. Kedua jenazah akan terus disimpan demi ke-

pentingan penyidikan kasus tersebut. ”Jika memang perlu dikuburkan akan dilakukan, dengan diberi tanda,” tambahnya. Djihartono mengaku masih mengembangkan kasus ter-

sebut. Bila dibutuhkan polisi siap menyisir kembali lokasi penemuan tiga jenazah untuk mencari tahu ada atau tidak korban baru. ”Kami jelas akan menuntaskan kasus ini,” tambahnya. (ton)

Klaimnya Kalah Cepat AGAKNYA Nendro (23) sedang jadi don yuan cap kampak. Pacaran tidak cukup dengan satu wanita tapi dirangkap dua sekaligus. Yang kasihan kemudian Dina (18). Meski sama-sama hamil, karena kalah cepat mengajukan klaim, enteng saja Nendro menolak mengawininya dengan alasan sudah kawin dengan gadis lain. Bah! Kisah cinta muda-mudi jaman sekarang kadang ironis. Yang satu, mencari pacar satu saja sulitnya minta ampun, tapi yang lain hanya dengan sekali lirik dua tiga wanita bisa digaet. Cuma ya itu tadi, di era gombalisasi seperti sekarang ini, pacaran jika sekedar jajan dan nonton saja tidak afdol, harus pakai acara tidur bersama segala. Akhirnya, terjadilah peristiwa seperti yang dialami Dina dan Nendro dari Tuban Jawa Timur ini. Sebagai lelaki sebetulnya penampilan Nendro sangat standar. Ibarat mobil, belum pakai AC, tanpa power stering, tak ada wiper belakang, dan kuncinya belum central lock. Tapi dia punya kelebihan pinter ngomong sehingga berbakat jadi pengacara. Karena kelebihannya tersebut, dia mudah meyakinkan perempuan, minimal untuk diajak jalan bareng. Tak mengherankan, dalam usia belum seperempat abad dia sudah punya koleksi dua cewek sekaligus. Sebagai lelaki yang hidup di era gombalisasi, rupanya Nendro saat pacaran tak cukup hanya jalan dan jajan bakso bareng. Ini sangat berbeda dengan muda-mudi jaman dulu. Baru memimpikan lawan jenis saja sudah merasa berdosa. Lihat lirik lagu “Aryati” karya Ismail Marzuki: “Dosakah hamba, mimpi berkasih, dengan tuan... Kucium mesra, ujung jarimu, tadi malam...” Coba, remaja sekarang mana mau hanya cium ujung jari thok, bisa rugi di modal! Wanita gebedan Nendro masing-masing bernama Dina dan Dini (20). Dina koleksi yang kedua sedangkan Dini kekasih perdana. Bagaimana bisa memacari dua perempuan sekaligus? Ya itulah kelebihan Nendro. Saat ketemu Dina kali pertama, dia mengaku masih jomblo, tak punya gacoan. Kepada Dini juga begitu, dia mengaku hidup sendiri belum punya kekasih. Akhirnya, secara terpisah kedua gadis itu dengan mantap menerima cinta Nendro tanpa reserve. Sebagai don yuan, dia ternyata sangat mahir dalam menejemen pacaran, sehingga tak pernah bentrok waktu maupun fisik. Walhasil, selama 6 bulan lebih mendua wanita, Nendro tak ketahuan belangnya. Karena gaya pacaran Nendro tak mau seperti lagunya Ismail Marzuki, diam-diam Dina dan Dini digauli secara periodik. Dan ternyata keduanya pun hamil nyaris bersamaan. Hanya saja Dini lebih cepat mengajukan klaim, sehingga mereka pun dinikahkan dan kini punya anak usia 3 bulan. Dikala asyikasyiknya punya anak perdana, eh unclug-unclug Dina datang minta tanggungjawab karena dirinya sudah hamil 6 bulan. Meski mengakui hasil karyanya, karena sudah kadung kawin dengan Dini, enteng saja menampik. “Ora bisa, aku wis nduwe bojo. Ora mungkin aku poligami, sebabe melanggar PP 10,” kata Nendro sekenanya, padahal dia bukan PNS. Tentu saja keluarga Dina tak terima, sehingga Nendro warga Desa Penidon, Kecamatan Plumpang, Tuban ini dilaporkan ke Polres Tuban. Sebagai barang bukti, jam tangan merek Seiko yang hanya seiko-seikoan itu disita, karena itu pemberian dari Nendro kepada Dina. Nembe Seiko wis KO, pimen Rolex, pasti tergolex... (wan)

CMYK

Karyawan Permata Finance Disidang Gelapkan Uang Setoran Nasabah

TIDAK COCOK - Polisi menunjukkan barang bukti pakaian pada 2 jenazah yang diduga merupakan korban pembunuhan yang dilakukan Munjaroh.

RIYAD ZUHDI/RADAR PEKALONGAN

BACA SURAT PERNYATAAN - Pelaku (mengenakan jaket) membaca surat pernyataan yang isinya pelaku tidak akan mendatangi rumah wanita selingkuhanya.

16

TEGAL - PT. Permata Finance Jalan Kolonel Sugiono Kota Tegal, akhirnya memejahijaukan Mafruki Amri, karyawannya, yang bertugas sebagai Account Officer (AO) karena diduga menggelapkan uang setoran nasabah sebanyak Rp 37 juta. Perkara pidana Mafruki disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Tegal, Rabu (28/8). Selain membacakan dakwaan, Jaksa Penuntut Umum (JPU), Sagala SH, kepada majelis hakim Heru Prakosa SH MH, Chairil Anwar SH MH dan Rustam SH, menghadirkan saksi Uut. “Benar, terdakwa Mafruki adalah karyawan PT Permata Finance Tegal. Berdasarkan hasil audit perusahaan, terdakwa telah memanfaatkan jabatannya untuk mendapatkan uang dari nasabah yang telah menyetorkan angsuran. Terdakwa menggunakan kuitansi palsu (ilegal) yang dibuat sendiri sebagai tanda bukti pembayaran maupun pelunasan,” terang Uut. Terbongkarnya kasus tersebut, lanjutnya, bermula ketika ada nasabah yang mengadu ke perusahaan meminta BPKB karena mengaku sudah melunasi kredit pinjaman. Manajemen mencoba mengklarifikasi ke karyawan tapi tidak ada yang me-

ngaku. “Akhirnya, manajemen melakukan audit dan terbongkarlah aksi terdakwa,’’ jelas Uut. Menurutnya, ada 8 nasabah yang menyatakan jika mereka sudah membayar setoran termasuk pelunasan. Akibat perbuatan terdakwa, PT Permata Finance mengalami kerugian Rp 37 juta. Menanggapi hal itu, terdakwa Mafruki yang mendapatkan kesempatan menjawab membenarkan kesaksian Uut. Namun saat terdakwa mencoba memberikan pertanyaan, oleh saksi dibantah karena pertanyaan yang diajukan bukan kewenangannya. ‘’Soal itu bukan kewenangan saya. Karena setahu saya dan dari data yang ada, terdakwa telah menggunakan uang setoran nasabah,’’ jelas Uut. Sementara, Kepala Koordinator Wilayah Jawa Tengah-Jawa Barat PT Permata Finance, Sabar Tambunan, menegaskan, bahwa tindakan tegas yang dilakukan manajemen kepada terdakwa sebagai bentuk syok terapi bagi karyawan lainnya agar bisa bekerja dengan jujur dan baik. “Kami terus berusaha melayani yang terbaik bagi nasabah, terutama masyarakat menengah ke bawah. Kadang saya berpikir, bagaimana jika nasabah itu orangtua atau saudara kami yang berusaha melunasi atau membayar setoran dengan baik ternyata uangnya digelapkan,’’ katanya. (gus)

Ketahuan Selingkuh, Diarak Pakai Rebana BANDAR - Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Rabu (28/8), menggrebek lelaki berinisial War (46) yang tengah berduaan dengan wanita selingkuhanya di dalam rumah. Meski sempat mengelak dikatakan selingkuh dan menyatakan telah menikah siri, namun warga tetap menggelandang kedua pasangan tersebut ke balai desa. Warga mengarak keduanya sambil diiringi musik rebana, sehingga memancing perhatian warga di sepanjang jalan yang dilalui. Kejadian bermula ketika warga

tengah mengadakan acara gotong royong membersihkan desa. Secara tidak sengaja, salah satu warga melihat War sedang berada di rumah seorang wanita yang kebetulan tetangganya sendiri. Warga tidak berpikir panjang dan menggrebek keduanya, karena aksi selingkuh keduanya sudah lama jadi bahan pergunjingan warga. Sehingga warga langsung menggrebek dan mengarak keduanya ke balai desa. Sesampainya di balai desa, warga kemudian melakukan mediasi dengan perangkat desa terkait aksi pelanggaran moral yang

dilakukan Warsito dan pasangan selingkuhnya. Setelah berdebat, akhirnya pelaku bersedia membuat surat pernyataan tidak akan berkunjung ke rumah selingkuhannya atau yang diakuinya sebagai istri sirinya tersebut. Jika masih kedapatan berkunjung, maka War ikhlas diadili warga. Menurut warga setempat, Romadhon, aksi selingkuh pelaku sudah lama berlangsung. Namun baru kemarin digrebek karena masih pagi dan kebetulan warga sedang gotong royong bersih-bersih desa. (ap2)

AGUS WIBOWO/RADAR TEGAL

BERI KESAKSIAN - Saksi Uut menunjukan bukti rekapan uang setoran nasabah kepada majelis hakim yang digelapkan terdakwa Mafruki di PN tegal, kemarin.

Oknum Polisi Diduga Cabuli Pelajar HR (39) bersama keluarganya, Rabu (28/8), mendatangi Mapolrestabes Semarang. Warga Tembalang itu mengadukan nasib anaknya Ly (18) yang diduga dicabuli oleh tetangganya sendiri. Terlapor adalah oknum polisi yakni Aiptu Sg, yang merupakan anggota Satuan Sabhara Polda Jateng. Hr menceritakan, kejadian bermula ketika terlapor menawarkan untuk mengobati anaknya. Kebetulan, sejak dari kecil, anaknya mengidap penyakit pencernaan sehingga sering sakit-sakitan. Terlapor menawarkan untuk mengobati penyakit Ly. ”Terlapor terus saja memaksa untuk bisa mengobati anak saya,” katanya. Lantaran terus dipaksa, akhirnya Hr luluh dan mempersilakan terlapor mengobati anaknya. Awalnya, terlapor bilang hendak memijat refleksi agar penyakit Ly bisa segera sembuh. Bahkan terlapor mengatakan, Ly terkena penyakit guna-guna. ”Akhirnya 12 Agustus saya mengantarkan ke rumah terlapor untuk dilakukan pemijatan,” kenangnya. Hr mengaku, saat itu terlapor mengajak anaknya Ly masuk ke dalam kamar. Saat di dalam ka-

mar itulah, diduga Ly diperlakukan tidak senonoh oleh terlapor. Kejadian terus berlanjut pada 15 dan 18 Agustus. Dengan dalih menyembuhkan dan memijat terlapor melancarkan aksinya. Di tengah penyembuhan terlapor sempat mengatakan jika dalam waktu dekat tubuh Ly akan bertambah besar. ”Bilangnya tidak apa-apa, setelah dipijat akan banyak makan,” tambahnya. Aksi cabul ini terbongkar ketika Ly cerita kepada teman-temannya dan meminta untuk memberitahukan sang ibu. Sebab Ly takut untuk memberitahukan langsung. Setelah didesak, akhirnya Ly menceritakan semua kejadian yang dialaminya selama masa penyembuhan di rumah terlapor. ”Sempat digerayangi dan diminta oral, tapi tidak sampai berhubungan intim,” kesalnya. Kuasa hukum korban, Taruna Jaya, menjelaskan, pada hari pertama dipijat tidak terjadi apaapa. Pasalnya, ibu korban mendampingi ketika korban dipijat pelaku. ”Hari pertama pulang. Memang dipijat.” Kemudian, tiga hari setelahnya, Kamis (15/8), korban kem-

bali mendatangi rumah terlapor tanpa didampingi orang tuanya. Saat itulah terjadi aksi pencabulan tersebut. Terlapor melakukan aksinya sampai 3 kali. Minggu (18/8), korban kem-

bali dijemput salah satu anak pelaku. Alasannya tetap akan dipijat. Korban kembali mendatangi rumah pelaku seorang diri. ”Kali ini pelaku semakin nakal.

Pelaku melucuti pakaian korban lalu menggerayanginya,” jelas Taruna. Rupanya, selama disuruh pelaku melayani nafsu bejatnya, korban merasa ada yang ganjil. (fth)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.