RADAR TEGAL 15 AGUSTUS 2012

Page 7

KABUPATEN TEGAL

7

RABU 15 AGUSTUS 2012

RADAR TEGAL

Jelang Lebaran, Perajin Kue Banjir Order

INDUSTRI

YERI NOVEL/RADAR SLAWI

DIPAJANG - Berbagai jenis makanan kering hasil produksi masyarakat Desa Ujungrusi Kecamatan Adiwerna, tampak dipajang di depan rumah.

ADIWERNA - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriyah tahun 2012, sejumlah perajin kue kering di Jalan Seroja Desa Ujungrusi Kecamatan Adiwerna, kebanjiran order. Order dengan jumlah partai besar itu tidak hanya dari daerah sekitar tetapi sampai luar pulau Jawa. “Yang paling banyak diminati oleh pelanggan dari luar pulau Jawa adalah kue kering jenis pilus,” kata H Gito Mahroni, salah satu perajin di Desa Ujungrusi Kecamatan Adiwerna, kemarin. Dia mengatakan, sebagian besar masyarakat Desa Ujungrusi merupakan perajin kue pilus. Selain menjadi perajin kue berwarna putih dengan bentuk yang kecil itu, masyarakat sekitar juga banyak yang membuat kerupuk, keripik singkong, dan keripik ketela. Mereka memproduksinya setiap hari, karena permintaan pasar di bulan ini terus meningkat. Produk makanan yang mereka hasilkan sebagian dikirim ke luar Tegal seperti Pemalang, Brebes,

Pekalongan, dan Semarang. Selain melayani permintaan lokal, pihaknya juga melayani permintaan dari luar pulau seperti Jambi, Medan, Bengkulu, bahkan Aceh. “Antara keripik dan kerupuk, hanya pilus yang produksinya tidak pernah berhenti. Sebab, makanan kering itu banyak sekali yang order termasuk dari lokal,” ujarnya. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, tak jarang pihaknya mengaku kewalahan. Sebab, jumlah produksi mereka sangat terbatas seiring dengan permodalan serta mesin yang dimilikinya belum canggih. Sejauh ini, alat yang digunakan untuk produksi kue kering tersebut masih manual. “Kalau ada tambahan modal, mungkin produksi kami bisa lebih meningkat. Jenis bantuan bisa penambahan modal maupun mesin pencetak,” pintanya. Sementara, salah satu sales pemasaran kue kering, Fajar Ismoyo (40), mengaku, permintaan kue kering di pasaran saat ini meningkat drastis. (yer)

Program Restrukturisasi Diminati IKM KRAMAT - Program restrukturisasi semakin diminati para pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten Tegal. Mereka saat ini sudah banyak yang mengkonfirmasi tentang program itu, bahkan sudah ada empat perusahaan yang mengajukan proposal untuk mendapatkan bantuan tersebut. Kepala Seksi Logam dan Aneka, Bidang Industri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tegal, Edy Suharno, mengatakan, setelah adanya sosialisasi dari Disperindag Provinsi Jateng beberapa hari lalu, para pelaku usaha IKM di wilayahnya berdatangan untuk mendaftar program tersebut. Mereka tertarik karena program itu sangat membantu bagi para pelaku usaha. Sampai dengan hari ini, peminat yang mendaftar merupakan pelaku usaha di bidang logam, tekstil, mebel, dan karet. Mereka diantaranya, PT Putra Bungsu, Karya Paduyaksa, dan PT Gemilang Lestari Tehnikindo. “Bagi mereka yang mengikuti program ini, akan langsung mendapat subsidi dari pemerintah setelah membeli mesin produksi,” kata Edy, saat ditemui di LIK, Dampyak, Kramat, Selasa (14/8). Kendati mendapatkan subsidi, namun bagi mereka yang akan menge-klaim mesin produksi tersebut, harus memenuhi syarat. Syarat tersebut antara lain, barang atau mesin produksi dalam keadaan baru saat membeli. Dan waktu pembelian dibatasi, yakni antara bulan September 2011 hingga Oktober 2012. Menurutnya, apabila pembelian diluar bulan itu, maka tidak bisa dimasukkan ke dalam program restrukturisasi. “Program ini diberikan kepada semua IKM baik milik perseorangan, maupun PT. Untuk besarnya potongan harga bervariasi, yaitu antara 25 persen sampai 40 persen,” terangnya. Dengan adanya program itu, dia berharap, perajin bisa menggunakan dana potongan tersebut sebagai modal awal. Sehingga, perusahaan dapat terbantu untuk mengembangkan lagi usahanya. “Pemerintah menargetkan industri di Indonesia akan lebih meningkat dari tahun ke tahun. Untuk itu, ikutilah program ini dengan sebaik-baiknya,” pungkasnya. (yer)

Rekomedasi Belum Turun Pendirian GKJ PENDIRIAN Gereja Kristen Jawa (GKJ) di Desa Mejasem Barat Kecamatan Kramat, belum mendapatkan rekomendasi. Padahal, pengajuan permohonan rekomendasi itu sudah dilayangkan sejak tahun 2008 lalu. Hal ini karena dari proses aturan yang ada, belum dapat dilaksanakan. Wakil Bupati Tegal, HM Hery Soelistiyawan SH MHUm, pada saat menemui pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tegal, Selasa (14/8) di ruang transit Bupati Tegal, menuturkan bahwa rekomendasi dari Pemkab akan segera turun bila sudah ada rekomendasi dari dua lembaga yakni FKUB dan Kemenag. Ini pun, sepanjang tidak bermasalah pada rekomendasi tersebut.

“Prinsipnya, kami akan segera menurunkan rekomendasi itu jika kedua lembaga sudah memberikan rekomendasi dan tidak bermasalah. Karenanya, kami mengaharap kepada FKUB sebelum memberikan rekomendasi juga harus melihat dan membaca secara seksama, apakah semua aturan sudah dilaksanakan,” ungkapnya. Dia menambahkan, jangan sampai rekomendasi diturunkan tapi dikemudian hari ada masalah atau “duri” yang mengganjal. Karenanya, sosialisasi harus diulang. Karena, menurutnya, lokasi pembangunan juga berubah walaupun masih di lingkungan itu juga. Dalam kesempatan itu, Kepala Kesbangpol dan Linmas, HM Agus Sunaryo, saat mendampingi Wakil Bupati menuturkan agar pengurus FKUB diminta untuk melaksanakan hasil per-

temuan yang diadakan di ruang Kesbangpol dan Linmas belum lama ini. Yakni seperti merevisi KTP, sosialisasi di desa yang bersangkutan, dan melaporkan perkembangan terakhir dengan cara pembuatan berita acara. “Jika rekomendasi akan diterbitkan, maka hasil rapat sebelumnya agar diupayakan dapat dilaksanakan,” ujarnya. Sementara, Ketua FKUB Kabupaten Tegal, H Wustadi Wuslam, didampingi jajaran pengurusnya, menuturkan bahwa proses permohonan rekomendasi yang dikirimkan oleh pengurus GKJ ini sudah begitu lama. Pihaknya akan berusaha merekomendasikan permohonan pembangunan gedung GKJ di Mejasem Barat. Rencananya, rekomendasi itu akan diambil berdasarkan surat keputusan bersama (SKB) Menteri Agama, Jaksa Agung,

dan Mentri Dalam Negeri RI nomor 3 tahun 2008. Tentunya, dengan membaca surat permohonan dari panitia pembangunan gedung GKJ yang dilayangkan ke FKUB sebanyak 9 kali dalam kurun waktu lima tahun. Namun FKUB nanti dalam memberikan rekomendasi juga tetap akan menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat bersama dinas terkait di desa

setempat, dengan mempertimbangkan banyak hal. “Tanah yang akan dipergunakan untuk GKJ, dari hasil survei kami ternyata sudah berbeda dengan tanah jaman dulu. Dan setelah semua masalah selesai, nanti akan kami berikan rekomendasi kepada bupati guna memberikan ijin pembangunan tempat ibadah,” ujarnya. (fat)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.