RADAR TEGAL 14 JANU 2013

Page 16

RADAR TEGAL

SENIN, 14 JANUARI 2013

16

Pasang Antena, Achmad Kesetrum

Siapakah Gerangan Nastiti? DARI dulu hingga sekarang, perangai sopir tak pernah berubah, setiap ngaso pasti mampir! Warno (41) sopir dari Bumiayu Brebes begitu juga. Manakala ngaso dia tak hanya makan minum, tapi pakai “nyetrum” segala. Akibatnya, istri di rumah nyap-nyap ketika didatangi wanita hamil mencari sang suami. Apa yang dilakukan Ny. Sumi (38) memang tidak salah. Maklum, Warno suaminya selama ini kondang sebagai lelaki tukang kawin bin mata keranjang. Setiap melihat perempuan cantik, doyan sekali. Maka sebagai istri kesekian kalinya, Sumi merasa perlu untuk meningkatkan kewaspadaan nasional demi kelangsungan rumahtangganya. Sudah habis air matanya untuk meratapi kebengalan suami. Warno memang lumayan cakep. Karenanya, meski profesinya hanya sopir bus tuyul banyak wanita yang menaruh hati. Khususnnya para perempuan gatel yang rindu belaian lelaki, yang setiap ketemu lawan jenis berwajah keren langsung ngjeplak: “Halo cowok, godain enyong dong...” Akan tetapi, meski kondang mata keranjang, Warno tidak asal caplok saja. Dia tak mau “nyetrum” di warung makan di kala ngaso, karena biasanya tidak dijamin kebersihannya. Maka sasarannya adalah kaum wanita yang jadi langganannya, yang dijamin wangi dan cantik-cantik. Salah satunya adalah Nastiti (26) janda muda lumayan cantik yang sering ketemu dengannya ketika hendak belanja ke pasar. Memang yang namanya rejeki takkan lari ke mana. Setiap numpang mobilnya, Nastiti sering dapat kesempatan duduk di samping Warno. Lama-lama mereka jadi kenal akrab. Saking akrabnya, Warno sudah berani sembrono (sedikit kurang ajar) dengan main towel lengan dan pantat segala. Anehnya Nastiti tak memberikan penolakan. “Ssst, mengko ana sing nilang lho,” paling begitu kata-kata sang janda. Yang namanya lelaki dapat angin tentu saja tambah nekad. Di kala Warno sedang off air (tidak narik), Nastiti diajak jalan-jalan cari pemandangan indah. Tapi pada akhirnya, “pemandangan indah” itu justru terletak di daerah tertentu di tubuh Nastiti sendiri. Ya sudah, setan ketemu lelaki mata keranjang, akur jadinya. Pada kesempatan itu pula Nastiti dilalap habis oleh Warno. Biasanya di bus si janda duduk di jok depan, kini gantian Warno yang minta “gendong” di depan. Anehnya, sejak acara jalan-jalan lihat “pemandangan indah” tersebut, Nastiti tak pernah lagi nampak batang hidungnya. Sampailah kemudian 6 bulan berikutnya, tiba-tiba dia muncul di rumah Warno menanyakan keberadaannya. Merujuk dengan kelakuan suaminya selama ini, Ny. Sumi pun curiga bahwa wanita hamil dan cukup cantik itu pastilah gendakan Warno juga. “Ajaaja janin nang wetenge karya bojoku,” batin Ny. Sumi. Nah, ketika suami pulang narik, langsung saja diklarifikasi tentang siapakah gerangan wanita hamil dan cantik itu. Tapi ternyata jawaban Warno mbulet saja, sehingga Sumi makin curiga. Belum dapat jawaban kok malah ditinggal mencuci mobil, istri Warno langsung memburunya ke tempat cucian mobil. Tapi jawaban itu tak didapat, bahkan Warno tega menempeleng istrinya hingga jatuh terjengkang. Sementara Sumi ditolong orang, Warno minggat meninggalkan mobilnya yang sedang dicuci. Angger balik siapna palang lawang, Bu! (wan/jpnn)

CMYK

SIRAMPOG - Kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bagi warga agar berhati-hati jika hendak memasang antena televisi. Sebab, bisa-bisa kesetrum aliran listrik dan nyawa taruhannya. Seperti dialami Achmad Royani (21) RT 03 RW 04, Dukuh Karangmulya, Desa Bendan, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, mengalami luka bakar serius akibat tersetrum sewaktu memasang antena televisi, Minggu (13/1) sekitar pukul 15.30 WIB. Fahrulrozi (23) rekan korban mengatakan, saat kejadian Achmad bermaksud memasang tiang antena berbahan pipa besi. Saat akan mengangkat pipa antena, secara tidak sengaja besi yang dipegangnya tersebut menyentuh kabel listrik yang melintang di atas rumah. “Jadi, saat baru akan menegakkan tiang antena, dia sepertinya tidak sadar bahwa ada kabel listrik yang melintang,” kata Fahrul. Melihat situasi seperti itu, rekan-rekan korban berupaya menyelamatkan Acmad yang sempat terlempar dengan membawanya ke RSUD Bumiayu. Beruntung rekan-rekan Achad tanggap dan mengerti upaya penyelamatan saat terjadi insiden dengan tidak secara langsung bersentuhan dengan

TEGUH SUPRIYANTO/RADAR BREBES

DIRAWAT - Achmad Royani, korban sengatan listrik dirawat di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Bumiayu, kemarin.

sumber listirk. Dari hasil pemeriksaan oleh petugas medis setibanya korban di RSUD Bumiayu, korban mengalami luka bakar tahap II. “Dua titik luka bakar yakni tangan dan perut. Dimana pada

bagian tangan di ketahui luka bakar akibat bersentuhan dengan media penghantar listrik, sedangkan di perut akibat ground,” terang dr Dedy Iskandar, di IGD RSUD Bumiayu. Dijelaskan, untuk kasus luka

bakar akibat sengatan listrik penanganan yang dilakukan adalah terhadap titik sentuh atau bagian tubuh yang terkena media penghantar listrik dan juga luka yang diakibatkan oleh ground pada tubuh.

“Pada kasus ini penghantar ada di tangan dan groun pada bagian dada dengan kondisi stage II. Untuk itu kita perlu lakukan observasi untuk memastikan tidak ada gangguan di organ vital,” jelasnya. (pri)

Pencarian ABK Libatkan Helikopter TNI JEPARA - Selain Kantor Badan SAR Nasional (Basarnas) Semarang, pencarian 15 anak buah kapal (ABK) Tirta Samudra XXI yang kandas akibat cuaca buruk, Kamis (10/ 1), juga melibatkan TNI. Pelibatan ini karena Basarnas tidak memiliki helikopter. ’’Yang memiliki helikopter adalah TNI. Kami belum punya, sehingga untuk pencarian kami meminta tolong TNI,” jelas Kepala Kantor Basarnas Semarang, Riyadi, saat dihubungi, kemarin. Pencarian lewat udara terpaksa dilakukan, karena sebelumnya pencarian lewat laut tidak membuahkan hasil. Bahkan kapal pencari yang berpenumpang 20 personel Basarnas terpaksa kembali ke pantai

Semarang. Saat itu, lanjutnya, kapal yang ditumpangi Basarnas telah sampai pada 20 mil dari pantai Semarang, hingga akhirnya kembali ke Semarang. Sementara titik lokasi kapal tenggelam diketahui pertama pada jarak sekitar 50 mil dari pantai Semarang. ’’Upaya pencarian kami batalkan, karena tinggi gelombang mencapai enam meter dengan kecepatan angin 35 knot. Kami khawatir dengan kondisi keselamatan para tim pencari,” terangnya. Dari informasi yang diterima Basarnas dari pemilik kapal yaitu Wan Sabra dari Batam, kapal tersebut merupakan kategori kapal tanker. Kapal membawa minyak dengan tujuan Palembang-Gresik. ’’Dari pemilik

kapal, diketahui kapten kapal bernama Muttaqin,” paparnya. Walaupun telah mengerahkan helikopter, hingga kemarin pencarian masih belum membuahkan hasil. ’’Informasi terakhir (sekitar pukul 16.30 kemarin-red) belum ketemu,” terangnya. Sementara, Syahbandar Jepara yang sebelumnya menjabat Syahbandar Karimunjawa Yuniarso mengaku seluruh informasi terkait hilangnya belasan ABK di perairan Jepara-Karimunjawa ditangani oleh Basarnas Semarang. Namun demikian dia mengakui perairan di sekitar Karimunjawa dan Jepara masih tinggi yaitu berkisar 4-5 meter dengan kecepatan angin antara 25-30 knot. (zen)

ZAINAL ABIDIN/JPNN

MASIH NIHIL - Kepala Kantor Basarnas Semarang, Riyadi, menunjukkan peta lokasi kandasnya Kapal Tirta Samudra yang kandas di perairan Karimunjawa-Semarang. Hingga kemarin, pencarian 15 ABK masih nihil.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.