e-SURAT 38

Page 8

yang tak memuaskan dibuang saja dengan mudah. Dan voila!, jadilah karyanya ciamik dan sedap di mata. Jangankan sekadar merapi kan. Manipulasi bentuk secara lebih ekstrim pun bisa dilakukan dengan mudah secara digital. Distorsi? Bukan masalah. Filter? Ada. Alterasi? Gampang. Memberi bayangan? Pencahayaan? Kesan tiga dimensi? Semua tinggal drag dan klik. Dan demikian banyaknya fasilitas manipulasi yang tersedia, hingga kini para artist bisa mencipta bentuk-bentuk figuratif (atau bentuk lain yang nonrepresentatif) yang hanya ada dalam imajinasi dunia digital. Contoh lain, fasilitas ctrl+Z atau “undo”. Fasilitas ini sederhana, tapi dahsyat: ia mampu membentuk mentalitas bahkan modus berkarya. Fasilitas ini membuat para pegrafis atau komikus merasa lebih aman menjelajah. Tapi di tangan yang salah, fasilitas ini malah membuat sembrono –proses kreatif direduksi tak lebih dari proses coba-coba. Jika sudah begini,

sang “manipulator” (pengguna teknologi digital) termanipulasi.

2. Seni Tanpa Tubuh? Seni Tanpa Jiwa? Memang, teknologi digital membuat proses produksi komik lebih cepat, lebih murah, dan lebih mudah. Secara ekonomi, ini bagus sekali. Apakah secara estetik-artistik, ini bagus juga? Sebermula, aktivitas menggambar dan melukis adalah aktivitas yang melibatkan tubuh secara total. Tentu saja, dalam menggambar atau melukis, praktis hanya tangan yang (kelihatan) bekerja. Tapi, seperti terbaca dalam beberapa buku teks pelajaran menggambar, aktivitas tangan itu harus didukung oleh tubuh yang prima. Gurisan dan ayunan kuas atau pena yang terbaik melibatkan disiplin tubuh yang tinggi. Ada sebuah hubungan mesra antara karya dan tubuh sang seniman. Karena hubungan mesra dan intim antara aktivitas berkarya dan tubuh si pembuat karya, terbit sebuah totalitas berkarya.

8

Awas Penguasa Tipu Rakya, Eko Prasetyo dan Terra Bajraghosa 2006

Dengan kata lain, di situlah kita bisa bicara tentang sebuah karya yang berjiwa atau tidak. (Oh, dan jangan kira ini hanya terjadi pada dunia seni rupa saja. Musik juga demikian. Begitu pula –yang ada hubungannya dengan komik—menulis. Seperti ungkap Goenawan Mohamad dalam sebuah esai di jurnal Kalam tentang menyair, dan Rendra dalam beberapa tulisannya, menulis adalah juga sebuah totalitas kerja tubuh.) Karya digital, karya yang diproses teknologi digital, seringkali membuyarkan hubungan karya dan tubuh. Tangan direduksi menjadi kerja jari, tubuh diminta duduk saja. Memang, ada teknologi digital


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.