Muhammad Luthfi Ismail Tanjung-DA-45-A_TUGAS 3

Page 1

DERMAGA

Pelabuhan

Dumai

; 60 Tahun menjadi Gerbang

Distribusi Minyak Indonesia

Dumai memiliki pelabuhan di mana kapal-kapal tanker merapat untuk membawa dan mendistribusikan minyak mentah baik ke dalam negeri maupun tujuan ekspor ke belahan dunia lain.

LEADING IN PORT INFORMATION
EDISI 261/ SEPTEMBER 2020
TABLE OF CONTENTS 03 Akhlak In Action Menerjemahkan Akhlak dalam Quick 09 Apa Kabar Pembaca New Normal, New Style 10 Stevedoring Change is Good Improvement is Better 14 Bergerak dengan AKHLAK, Cetak Rekor MURI 28 Portizen Keniscayaan Adaptasi di Tengah Pandemi 20 Opini BUMN Memulai dari Lapangan

30

Gantry

Kehilangan Relevansi Akibat Gagal Adaptasi

32 36 44

Garbarata

Diawali di Bali

Pelabuhan Dumai ; 60 Tahun menjadi Gerbang Distribusi Minyak Indonesia

kota Dumai memegang peranan penting dalam rantai pendistribusian hasil produksi minyak mentah dari lapangan-lapangan migas di Provinsi Riau

Behandle

Pelindo Marine Service Gelar Virtual Customer Visit

50 Alur

Nol PHK, Disnaker Apresiasi Pelindo 3

52 Cek Kesiagaan, Meminimalkan

53 Haluan

Kirana Larasati Gemar Eksplorasi

Kedalaman

60 Haluan Change is Good Improvement is Better

66 Problematika

Nelayan Indonesia

Pelabuhan Dumai ;

60 TAHUN MENJADI GERBANG DISTRIBUSI MINYAK INDONESIA

Jakarta, Indonesia, 2 Mei 2018 – Kota Dumai memang bukan merupakan wilayah penghasil migas. Namun, kota tersebut memegang peranan penting dalam rantai pendistribusian hasil produksi minyak mentah dari lapangan-lapangan migas di Provinsi Riau. Dumai memiliki pelabuhan di mana kapal-kapal tanker merapat untuk membawa dan mendistribusikan minyak mentah baik ke dalam negeri maupun tujuan ekspor ke belahan dunia lain.

Sebelum dikapalkan, minyak mentah dari lapangan disalurkan melalui sistem jaringan pipa menuju tangki penyimpan atau disebut Tank Farm yang berlokasi di Dumai. Tangki penyimpan PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) berjumlah 16 unit dan memiliki kapasitas total 5,1 juta barel. Dari sana, minyak kemudian disalurkan ke kilang minyak Pertamina UP II dan ke kapal tanker yang merapat di pelabuhan. Pelabuhan CPI mampu mengisi empat kapal tanker sekaligus secara simultan.

“Pelabuhan Dumai yang dibangun PT CPI pertama kali dioperasikan pada 1958, atau sejak 60 tahun silam. Kehadiran pelabuhan ini kemudian turut mendorong perkembangan kota Dumai dan tumbuhnya industri serta usaha lainnya,” kata Sr. VP Policy, Government, and Public Affairs Chevron Yanto Sianipar.

Pelabuhan PT CPI merupakan yang pertama di Indonesia yang menerima sertifikat standar keselamatan International Ship and Port Facility Security, atau yang dikenal dengan ISPS Code, dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada Desember 2004. Pelabuhan Dumai bahkan telah menerima penghargaan internasional untuk pemenuhan standar yang tinggi “Gold Medallion” saat diadakan inspeksi oleh US Coast Guard dan Direktorat Gamat (Penjagaan dan Penyelamatan) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada 2005.

Pada pertengahan 1950-an, Dumai yang

terletak 180 kilometer timur laut Kota

Pekanbaru dan 61 kilometer timur laut

Duri merupakan sebuah desa nelayan kecil

yang dihuni tidak lebih dari 5.000 orang. Saat itu, hubungan ke tempat-tempat lain masih sangat sulit, kecuali melalui air.

Perjalanan Dumai-Pekanbaru, misalnya, memakan waktu lebih dari satu hari.

Denyut pembangunan mulai terasa sejak 1956 setelah CPI memutuskan untuk mengalihkan pelabuhan ekspor minyak mentah dari Sungai Pakning. PT CPI melirik potensi Dumai sebagai lokasi pelabuhan alternatif. Selain membangun dermaga minyak yang dapat dimasuki kapal-kapal besar, PT CPI juga membangun tangki penyimpanan minyak, perkantoran, kompleks perumahan modern, lapangan olahraga dan gedung-gedung sekolah.

Pada tahun 1958, PT CPI menyelesaikan

pembangunan jalan Duri – Dumai, menyambungkan jalan raya Pekanbaru – Duri yang telah dibangun PT CPI sebelumnya. Selain untuk meningkatkan mobilitas, jalan ini dimaksudkan untuk mendukung perawatan jaringan pipa minyak yang membentang di satu sisinya dan jaringan listrik di sisi lainnya.

Dalam perkembangannya, jalan Pekanbaru – Dumai kemudian dimanfaatkan juga oleh masyarakat umum, membuka isolasi dan memberikan kemudahan akses untuk mencapai berbagai fasilitas umum. Dengan adanya jalan ini, perjalanan Dumai – Pekanbaru bisa ditempuh hanya dalam tempo sekitar 4-5 jam.

Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi terdepan di dunia dan melalui anak-anak perusahaan di Indonesia telah beroperasi di negeri ini selama 94 tahun. Dengan inovasi dan komitmen karyawan kami yang memiliki keahlian dan dedikasi tinggi, Chevron Indonesia menjadi salah satu produsen minyak mentah terbesar di Indonesia. Dari lapangan-lapangan migas darat kami di Riau, Sumatera dan lapangan-lapangan migas lepas pantai di Kalimantan Timur, kami telah memproduksi lebih dari 13 miliar barel minyak untuk pemenuhan kebutuhan energi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dalam mengoperasikan blok migas, Chevron bekerja di bawah pengawasan SKK Migas berdasarkan kontrak kerja sama atau Production Sharing Contract (PSC). Informasi lebih lanjut mengenai Chevron di Indonesia, kunjungi indonesia.chevron.

Problematika

NELAYAN INDONESIA

Indonesiabaik.id - Kawasan perairan yang luas dan kekayaan sumber daya perikanan dan kelautan yang melimpah ternyata belum 100 persen dioptimalkan oleh nelayan di Indonesia. Berbagai problematika terus melingkari kehidupan nelayan di Negeri ini. Apa sajakah isu-isu yang dihadapi oleh nelayan di Indonesia? Adakah solusinya?

Kementerian Komunikasi dan Informatika beserta

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia sendiri mencoba untuk memetakan isu-isu yang dihadapi oleh nelayan di Negeri ini. Masalah pertama adalah pada aset, di mana antara lain nelayan masih sulit mendapatkan bantuan kapal, lalu belum semua nelayan mendapatkan asuransi jiwa yang diberikan oleh KKP, hingga tingginya biaya

Kemudian masalah berikutnya ada pada sektor keuangan. Nelayan disebut masih kurang dalam akses permodalan untuk biaya operasional melaut (contohnya perlengkapan laut). Juga masih ada pemanfaatan solar oleh pihak yang seharusnya tidak berhak. Nelayan juga masih kurang pengetahuan mengenai pemanfaatan pendapatan untuk pengembangan usaha.

Isu sektor penangkapan ikan juga penting dicarikan solusinya, di mana akses nelayan Indonesia untuk mendapatkan informasi cuaca, gelombang perairan, arah angin masih terbatas. Lantas informasi lokasi persebaran ikan masih didapat secara konvensional, penanganan kondisi darurat masih kurang, hingga akses informasi mengenai ikan yang dibutuhkan pasar masih kurang.

Masalah berikutnya yang dihadapi nelayan di Indonesia adalah penyimpangan dan pengelolaan, di mana informasi lokasi dan kapasitas penyimpanan pendingin masih terbatas. Lalu fasilitas penyimpanan pendingin di pelabuhan masih kurang dan hasil tangkapan akan menurun kualitasnya jika tanpa kepastian penjualan dan fasilitas penyimpanan pendingin. Sedangkan permasalahan yang terakhir ada pada bidang pemasaran, di mana nelayan masih kurang akses untuk mengetahui harga pasar hasil tangkap yang dapat menyebabkan fluktuasi harga. Kemudian masih munculnya tengkulak dalam jalur distribusi, dan kurangnya dukungan untuk pengembangan pemasaran elektronik.

x Beli Bensin & Gas Gak Pake Boros! Beli Bensin & Gas Gak Pake Boros! SUBSIDI BBM 50 % OFF SUBSIDI BBM 50 % OFF BELI SEKARANG

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.