KERETA CEPAT SAMPAI TEGALLUAR

Page 11

EDUKASI

KAMIS, 3 DESEMBER 2015

www.inilahkoran.com

B3

FOTO-FOTO : ISTIMEWA

UKM KABUMI UPI

Bersama Melestarikan Seni Tradisional TIGA dekade sudah UKM Kabumi turut mengawal pelestarian seni tradisional di Jawa Barat, khususnya di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Oleh : Okky Adiana

S

alah besar jika Anda menganggap, pelestarian seni tradisional di kalangan mahasiswa sudah padam. Sekali waktu datanglah ke Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Jalan Dr Setiabudhi, Kota Bandung, untuk membuktikan sendiri. Di kampus yang banyak menghasilkan calon guru dan tenaga pendidik berkualitas ini, ada satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang pelestarian seni tradisional di Jawa Barat. UKM yang didirikan sejak 30 tahun lalu ini, yaitu Keluarga Besar Bumi Siliwangi (Kabumi) UPI. Datanglah ke kampus ini saat para mahasiswa anggota Kabumi UPI berlatih. Latihan rutin biasa mereka lakukan setelah jam kuliah selesai. Ti-

dak jarang kegiatan latihan teknik bermain angklung, tari tradisional, serta gamelan, diiringi diskusi kecil di ruang sekretariat. Diskusi itu dapat berupa evaluasi atau menyusun rencana ke depan. Selama 30 tahun terakhir, UKM Kabumi UPI memang terkenal sangat aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan di kampus. Ini tak lepas dari jumlah anggota aktif di dalamnya. Menurut data yang tercatat pada 2015 ini, lebih dari 300 mahasiswa baru UPI dari berbagai fakultas dan jurusan ikut bergabung di UKM Kabumi UPI. “Adanya UKM Kabumi UPI ini supaya anak muda khususnya mahasiswa UPI ini mengenal seni tradisional, khususnya di Jawa Barat. Karena anak muda zaman sekarang cenderung lebih mengidolakan band-

band dari luar. Sementara kita punya alat musik angklung dan lain-lain yang tak kalah bagusnya. Banyak mahasiswa yang masuk UKM Kabumi UPI karena kecintaannya terhadap seni budaya,” papar Lurah/Ketua Kabumi UPI Andi Aji, saat ditemui INILAH, Jumat (27/11). Dia mengatakan, saat ini UKM Kabumi UPI fokus mengembangkan di cabang seni tradisional Jawa Barat. Masing-masing orkestra angklung, tari tradisional, dan gamelan. Anggota UKM Kabumi UPI boleh memilih salah satu antara tari tradisional dan gamelan. “Sementara untuk orkestra angklung, seluruh anggota Kabumi UPI diwajibkan untuk mengikutinya,” katanya. Ketika berlatih angklung, para mahasiswa ini akan belajar teknik-teknik dasar cara menggetarkan alat musik angklung. Ini dilakukan untuk menghasilkan harmonisasi musik yang baik. Cara menggetarkan angklungnya pun memang tidak mudah, mereka harus menggetarkan angklung itu secara halus, sehingga bunyi yang dihasilkan akan terdengar bagus dan tentunya enak untuk didengar. “Biasanya kita berlatih membawakan lagu dangdut, lagu barat, lagu tradisional, lagu Sunda, Betawi, dan lagu-lagu

TUTUR KATA

“Bagi saya Kabumi bukan hanya sebuah UKM, melainkan kampung halaman. Di sini saya menempa mental akhlak dan moral, berkarya dan bebas mengembangkan kreativitas.” lainnya,” katanya. Andi Aji menambahkan, untuk latihan tari tradisional, anggota Kabumi UPI akan belajar mulai dari pengenalan, gerak dasar, olah tubuh, dan aspek lainnya. Ketika berlatih, mereka akan diiringi gamelan yang merupakan salah satu cabang seni yang dikembangkan di Kabumi UPI. “Latihan tari dan gamelan itu barengan. Jadi, kalau latihan gamelan, mereka belajar teknik-teknik dasarnya, setelah itu masuk ke lagu untuk mengiringi tari itu sendiri. Latihannya satu minggu dua kali,

biasanya anggota yang ikut sekitar 20-30 orang,” ucapnya. Menurut Andi, UKM Kabumi UPI kerap tampil dibeberapa event besar, baik di dalam kampus ataupun di luar kampus. Bahkan UKM ini pernah mengisi sebuah acara di Festival Folklore di Jerman. “Kita juga pernah pentas di Istana Negara sebanyak 126 kali pentas waktu zaman Orde Baru dulu. Tampil di Gedung Sate juga pernah, di kampus kita juga kalau ada event-event pasti kita diundang,” ucapnya. Dia menilai, ketertarikan mahasiswa terhadap seni budaya ini bisa dikatakan cukup

tinggi, selain jumlah anggota pertahunnya cukup banyak. Saat latihan berlangsung, para mahasiswa juga sangat antusias dan menunjukan kemampuan kerjasama tim maupun individu. Dengan adanya UKM Kabumi UPI, Andi berharap, mahasiswa UPI tidak sekadar bisa menyalurkan bakat di bidang seni. Lebih dari itu mereka pun bisa tetap belajar berorganisasi dan melestarikan seni tradisional yang ada di Jawa Barat. “Semoga anak-anak muda di UPI khususnya dan di Indonesia umumnya bisa tetap melestarikan seni budaya,” pungkasnya. (rey)

Selalu Mengedepankan Asas Kekeluargaan UKM Kabumi UPI tidak hanya mengajarkan anggotanya pandai bermain angklung, menari tarian tradisional, ataupun gamelan. Sejumlah mahasiswa yang telah menjadi anggota UKM Keluarga Besar Bumi Siliwangi (Kabumi) UPI memperoleh satu nilai positif lain, yaitu ikatan silaturahim yang semakin kuat. Perasaan ini tumbuh karena sudah terbina sejak UKM Kabumi UPI berdiri, 30 tahun lalu. Bagi Lesty Nastitie, boleh jadi UKM Kabumi UPI merupakan keluarga kedua. Lesti yang kini termasuk salah seorang pengurus UKM Kabumi UPI ini mengatakan, UKM yang usianya sudah terbilang tua ini sangat mengedepankan asas kekeluargaan.

Sehingga bagi siapapun mahasiswa UPI yang aktif di UKM Kabumi UPI, akan merasa senang dan nyaman. Ini terbukti, di sekretariat mereka ang-

gota yang datang tidak hanya saat latihan saja. Sekretariat itu selalu penuh setiap hari. “Menurut saya UKM Kabumi UPI itu sudah kayak keluarga

sendiri. Di sini kita tidak hanya belajar tari, angklung atau gamelan saja, tapi seniornya itu benar-benar merangkul. Jadi tidak hanya sekadar datang,

latihan kemudian pulang, tapi rasa kekeluargaan sangat tinggi,” papar Lesty Nastitie saat ditemui INILAH, Jumat (27/11). Selain itu dia juga dapat belajar cara berorganisasi yang baik dan mengenal berbagai macam karakter orang lain. Dan tentu saja, penguasaan tentang teknik tari tradisional juga bertambah. Tari tradisional yang dia pelajari antara lain rampak kendang, topeng, jaipong, dan lainnya. “Kebetulan saya di UKM ini di bidang promosi komunikasi, jadi di UKM ini saya juga bisa mendapatkan banyak link, cara berkomunikasi dengan orang yang berbeda, di dalam maupun luar organisasi,” kata mahasiswi Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) UPI. Dia menambahkan, sejauh

ini program UKM Kabumi UPI sudah cukup baik. Namun, Lesty ingin UKM Kabumi UPI terus meningkatkan kualitas agar tetap menjadi yang terbaik di Kampus UPI bahkan di Kota Bandung sekalipun. “Kalau untuk fasilitasnya sih, sudah cukup lengkap. Di sini kita punya alat-alatnya, angklung kita lumayan lengkap, kostum untuk tari juga ada,” terangnya. Dia berharap, UKM Kabumi UPI dari tahun ke tahunnya terus meningkat, baik itu dari jumlah anggota ataupun kualitas dari UKM tersebut. Selain itu, untuk mahasiswa-mahasiswanya sendiri, diharapkan tetap mencintai UKM Kabumi UPI dan tetap loyal terhadap organisasi. (okky adiana/rey)

Putra Pamungkas SPd Jurusan Teknik Mesin UPI

“Senang sekali di Kabumi. Banyak ilmu, pengalaman, dan keluarga baru. Jika mendengar pengalaman dan kisah para senior terdahulu, saya jadi tambah semangat dan sayang pada Kabumi.” Sinta Mawar Dini Jurusan Manajemen Pemasaran Pariwisata UPI

“Selama 2 tahun berada di Kabumi UPI, saya mendapatkan banyak ilmu berkesenian dan manajemen organisasi. Banyak pula teman yang satu tujuan, sehingga semua ini jadi perjalanan menyenangkan.” Aditya Rifki Rahmandika S Jurusan Teknik Sipil UPI


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
KERETA CEPAT SAMPAI TEGALLUAR by inilah koran - Issuu