Indonesa Media Issue Mid August 2011

Page 6

FPI Melarang Siswa SMP Menghormati Bendera Merah Putih

Massa FPI Sulsel Obrak Abrik Warung Coto Makassar Sekitar 30 orang massa Front Pembela Islam (FPI) mengobrak-abrik sebuah warung Coto Makassar di Jl AP Pettarani, Makassar. Mereka gusar warung coto ini tetap buka siang hari saat bulan puasa. Aksi obrak-abrik ini terjadi sekitar pukul 13.45 Wita, Senin (8/8/2011). Awalnya, 7 anggota FPI lebih dulu masuk ke warung dan meminta Hj Adriani, sang pemilik warung, agar menutup warungnya. Saat terjadi dialog, tiba-tiba 2 anggota FPI langsung membanting meja, padahal saat itu sekitar 20 orang tengah menikmati masakan khas Makassar ini. Sontak, para pengunjung langsung lari menyelamatkan diri. Melihat warungnya diobrak-abrik, sang pemilik dan beberapa karyawan melakukan pembelaan diri. Terjadi duel antara massa FPI dan 2 karyawan warung. Tiga karyawan yang terluka akibat penyerangan ini, yakni Ikbal, Daeng Gassing dan Rudi. Selain itu, lemari kaca pecah, 98 gelas dan 46 mangkuk coto hancur, serta sejumlah makanan rusak akibat serangan ini. Ikbal mengalami penganiayaan serius oleh 4 anggota FPI. Ia mengalami luka robek 5 centimeter di perutnya. Sebelum penyerangan, Ikbal sedang tertidur di 5 / Indonesia Media

dalam kamarnya. Ikbal terbangun dan langsung marah ketika dinding kamarnya ditendang oleh massa FPI. Beruntung saat terjadi perusakan warung, seorang anggota Polsek Rappocini melintas di lokasi kejadian dan langsung mengamankan situasi. Massa FPI pun menghentikan perusakannya saat beberapa anggota polisi yang memakai pakaian sipil datang melerai.

Menurut Rudi, pemilik warung yang ditemui detikcom, ia sangat menyesalkan aksi anarkis oleh ormas yang mengatasnamakan Islam. Ia berharap pimpinan FPI datang meminta maaf dan mengganti semua kerugian yang ditimbulkan oleh serangan tersebut. “Kami tidak terima diperlakukan seperti Bersambung ke hal. 51 WWW.INDONESIAMEDIA.COM

Setelah sempat menolak hormat kepada Merah Putih, SMP Al-Irsyad Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar akhirnya menggelar upacara bendera kemarin. Walau berlangsung lancar, pelaksanaan upacara bendera sempat tercoreng oleh ulah anggota Front Pembela Islam (FPI) Surakarta yang mencoba memprovokasi siswa untuk tidak menghormat Sang Saka Merah Putih. Berdasarkan pantauan di lokasi, rombongan Bupati Karanganyar Rina Iriani, Kapolres Karanganyar AKBP Edi Soroso, Dandim 0727 Letkol Eddy Basuki, Wakil Ketua DPRD Rohadi Widodo tiba di SMP Al-Irsyad Tawangmangu sekitar pukul 07.45 WIB. Pada saat itu, sejumlah anggota FPI dengan dipimpin Ketua FPI Surakarta Choirul telah berada di lokasi sekolah dan tepat berada di depan pintu gerbang sekolah. Pada saat bendera MerahPutih dinaikkan dengan diiringi lagu Indonesia Raya, salah seorang anggota FPI yang mengenakan penutup wajah langsung berteriak dan memerintahkan agar siswa-siswa jangan menghormat bendera dengan alasan hormat bendera hukumnya haram. Hal ini membuat sejumlah siswa yang sedang mengikuti upacara sempat kebingungan. Beruntung aksi itu dapat diredam oleh petugas dari Polsekdan KoramilTawangmangu. Kepada wartawan, Bupati Karanganyar Rina mengatakan, dengan digelarnya upacara tersebut, polemik sekolah yang menolak hormat sudah selesai. Rina berharap pihak sekolah dapat terus mengikuti aturan yang digariskan pemerintah dengan tetap menggelar upacara bendera. �Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak sekolah yang sudah bersedia melakukan upacara bendera hari ini. Ini penting agar anak-anak juga dapat ditanamkan nasionalisme sejak dini. Polemik ini tak perlu diteruskan,tandas Rina. Bersambung ke hal. 51 Mid August 2011


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.