Buku pengantar korea ke 12 belajar dari korea

Page 64

Belajar dari Keberhasilan Korea

individualisme dari dunia Barat. Akan tetapi, kita tidak bisa mengabaikan latar belakang sejarah dan geografi. Karena Korea mengalami masa penjajahan Jepang dan perang saudara, Korea terpaksa menderita keterpurukan ekonomi yang sangat parah. Pada masa krisis ekonomi pada saat semua penduduk Korea tidak bisa makan kenyang dan berpakaian compang-camping, keinginan hati seluruh warga negara adalah mendapatkan kehidupan yang lebih makmur. Oleh karena itu, nilai-nilai moral seperti kerajinan dan ketekunan serta kesuksesan dianggap lebih penting daripada kerukunan, etika, dan kesetiaan. Faktor geografi dan iklim juga mempengaruhi sistem nilai warga negara Korea. Musim salju di Korea sangat panjang dan dingin sekali. Kalau tidak menaburkan benih pada musim semi, tidak menyirami tanaman pada musim panas, tidak memanen pada musim gugur, maka orang Korea pasti tidak bisa bertahan hidup pada musim dingin karena kelaparan. Empat musim yang jelas berbeda di Korea mempengaruhi mental bangsa ini, sehingga membentuk orang Korea yang mempunyai sifat rajin dan bersemangat. Oleh karena itu, di mana-mana orang Korea dianggap sebagai orang yang sangat rajin. Namun, sebaliknya bagi orang Korea nilai-nilai moral seperti sopan santun, kerukunan dan kesetiaan dianggap tidak begitu penting kalau dibandingkan dengan nilai-nilai di atas. Sedangkan, Indonesia mempunyai cuaca yang cukup stabil dan tanah yang subur. Tidak begitu sulit mencari makanan dan tidak perlu khawatir tentang musim kelaparan. Meskipun Indonesia mempunyai target perkembangan ekonomi, namun negara ini tetap melestarikan budaya yang mementingkan swasembada dan kekeluargaan. Tidak perlu disangsikan lagi, ciri-ciri budaya Indonesia seperti ini adalah obat untuk mengatasi fenomena zaman yang lebih mementingkan individualisme dan materi.

Kesimpulan Di zaman modern dan serba instan ini, perubahan begitu cepat bergulir dan menyentuh segala penjuru aspek kehidupan masyarakat di dunia. Tidak ketinggalan pula, proses perubahan ini menyentuh pilar-pilar kehidupan keluarga dan rumah tangga. Konsep keluarga tradisional Jawa tersebut juga telah mulai bergeser mengikuti trend yang sedang berlangsung. Pada zaman dahulu, konsep keluarga merupakan sebuah ikatan yang terjalin atas dasar perkawinan dan hubungan darah yang terdiri dari kakek, nenek, orang tua dan saudara maupun kerabat. Namun, pada masa sekarang ternyata konsep keluarga telah berubah. Keluarga tidak harus lagi seperti apa yang telah disampaikan di atas. Apalagi, menjadi orang tua pada saat sekarang ini bukan suatu hal yang mudah terutama dalam mengajarkan dan menanamkan budaya tradisi kepada anak-anaknya.

64


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.