Diary LSPR Choir Goes to Spain

October 23, 2016

LSPR CHOIR GOES TO SPAIN 5th Canta Al Mar Festival Coral Internacional - Calella Spain

By Imanuel Hutagalung & Renata Tirta Kurniawan

Day 1 - 17 October 2016 Soekarno Hatta International Airports Banten

Mentari telah meninggalkan dunia, saatnya malampun datang. Di tengah hiruk pikuk kota Jakarta, LSPR Choir telah berkumpul di International Airport Soekarno Hatta Banten.

Airport adalah suatu tempat dimana tangisan bertemu dengan kebahagiaan. Kebahagian acap kali kita temukan di terminal kedatangan dikarenakan kita akhirnya 1

October 23, 2016

“ Air&or( adalah suat0 tempat dimana tangisan ber(emu dengan kebahagiaan…”

berjumpa dengaan orang yang kita kasihi. sementara itu, terminal keberangkatan sering kali menjadi saksi bisu betapa melepas kepergian orang yang kita kasihi dan sayangi itu merupakan salah satu hal yang begitu berat.

Malam ini, terminal keberangkatan 2d menjadi saksi bertemunya butiran-butiran air menjadi tetes air mata yang mengalir dengan begitu beratnya.

Canda tawa terlepas begitu saja, namun kita tau dibalik semua itu terdapat kekhawatiran akan kepergian anak anak mereka yang walau dengan usia yang masih muda belia sudah harus pergi jauh meninggalkan orang tua, sanak saudara, kekasih, pasangan hidup dan sebagainya demi membela merah putih di negeri matador.

Pukul menunjukan 20.30, setelah melakukan prosesi pelepasan oleh LSPR Student League (Organisasi mahasiswa tertinggi di LSPR Jakarta), kami pun pamit dengan seluruh orang tua yang mengantar. Tibalah saatnya kami meninggalkan kota Jakarta; Negara tercinta : Republik Indonesia. Kepergian kami bukanlah untuk President Student League Clara Tirta memberikan kata sambutan

berwisata maupun bersenang-senang. Namun dibalik itu semua, ada beban moral dan tanggung jawab yang mesti dipikul oleh segelintir anak muda Indonesia, yaitu 2

October 23, 2016

membuat LSPR dan Indonesia berbangga dan dikenal oleh mata dunia. Perjalanan menuju Calella akan memakan

waktu kurang lebih 18 jam. Dari Jakarta, LSPR Choir akan terlebih dahulu transit di Istanbul - Turki dan setelah itu melanjutkan perjalanan ke Barcelona. Setibanya di B a rc e l o n a , L S P R C h o i r m e l a n j u t ka n p e r j a l a n a n menggunakan bis menuju kota Calella.

Day 2 (October 18, 2016) Kami tiba di Calella tepat pukul 12.30. Calella adalah sebuah kota kecil di Spanyol. Walaupun kecil, Calella bisa diibaratkan sebagai “Balinya� Indonesia, karena memang

3

October 23, 2016

kota ini adalah kota pantai. Perjalanan dari Bandara Internasional El Prat Barcelona memakan waktu hampir 1 jam lamanya.

LSPR Choir menginap di salah satu hotel bintang 3 yaitu H.TOP OLYMPIC hotel. Secara singkat hotel ini sungguhlah Pemandangan dari Hotel H. TOP Olympic

besar sekali. Di kompetisi ini, ada 6 - 7 paduan suara dari berbagai negara yang menginap di hotel yang sama dengan kami. Paduan suara lainnya juga tersebar menginap di hotel lainnya di sudut-sudut kota ini.

Setelah melakukan proses Check In terlebih dahulu, kami pun segera melakukan makan siang. Enaknya di kompetisi kali ini, mulai dari makan pagi hingga makan malam, semuanya disediakan oleh pihak hotel sehingga kami tidak perlu keluar hotel untuk mencari makanan.

4

October 23, 2016

Makanan yang tersedia selama beberapa hari kompetisi ini adalah makanan yang menurut kami semua lebih dari cukup. Bayangkan saja, bukan hanya 4 macam menu pilihan, namun bisa lebih dari 15-20 menu pilihan setiap harinya baik dalam bentuk booth maupun prasmanan.

Untuk masalah dunia makanan, hotel ini dapat dikategorikan TOP banget.

Berbagai jenis makanan tersedia

Sembari menikmati lezatnya makanan yang tersedia, tibatiba saya pun teringat jika saya dan Giovanni (conductor) harus bergegas melakukan proses daftar ulang ke pusat kota. Mulailah pembagian tugas dimulai sembari saya dan conductor ke pusat kota. Beberapa alumni ditugaskan untuk mencari tempat latihan selama di Calella, beberapa officers bertanggung jawab untuk memeriksa kelengkapan kostum dan aksesoris, beberapa dari mereka pun memiliki tanggung jawab untuk memeriksa property yang akan digunakan untuk kompetisi. Tak lupa juga, officials pun harus bertugas untuk mencari toko mini market untuk membeli erlengkapan seperti air mineral dan sebagainya.

Praktis di hari kedua ini, tidak banyak yang kami lakukan.

G u n a m e n d a p a t k a n a t m o s fi r k o m p e t i s i d a n mempersiapkan tim agar memiliki konsentrasi-fokus dan bermental juara, maka saya dan Ms. Renata memutuskan untuk mengkarantina mereka dan tidak boleh keluar dari hotel dan tidak boleh menggunakan Handphone.

Malam pun tiba, saatnya untuk beristirahat. Besok adalah dimulainya perjuangan LSPR Choir, karena esok hari kami akan melakukan General Rehearsal untuk 3 kategori dan sorenya akan mengikuti Opening Ceremony.

5

October 23, 2016

Calella - Spain : Day 3 (October 19, 2016) Full schedule. Itulah kata-kata yang mewakili hari kedua kami di Calella. Pada hari ini kami dijadwalkan untuk melakukan uji coba panggung untuk tiga kategori kompetisi yang akan kami ikuti, setelah itu kami akan mengikuti Parade of Nations dan Opening ceremony dari The 5th Canta Al Mar Coral Festival Internacional.

Udara sangatlah dingin melewati pori - pori kulit dan menusuk hingga ke tulang, suhu menunjukkan 14 derajat.

Tidak ada kata menyerah, tidak ada kata malas dan tidak ada banyak alasan, walau langit masih sangat gelap, tepat pukul 06,00 wake up call pun dijalankan. Rasa kantuk dan lelah karena jetleg dari hari pertama masih bersisa, membuat kami sedikit berat beranjak dari tempat tidur.

Tapi semua rasa dan pikiran tersebut mendadak hilang karena ternyata...surprise! Ada sedikit kejutan yang saya berikan kepada mereka. Saya memimpin mereka untuk melakukan jalan pagi mengelilingi kota kecil nan cantik dan indah ini.

6

October 23, 2016

Berkah dari jalan pagi ini mempertemukan kami dengan Sala Mozart yang notabene merupakan tempat kompetisi untuk 3 kategori kami. Sejam perjalanan pun tak terasa, setibanya di hotel kami bergegas untuk mandi dan bersiap untuk melakukan uji coba panggung.

Sala Mozart - Venue Kompetisi

Pukul 09.40 kami semua sudah berkumpul kembali di lobby karena pukul 10.15, adalah jadwal uji coba panggung kami untuk kategori pertama. Kami berjalan beriringan menuju Sala Mozart dengan mengenakan dresscode atasan merah, celana jeans, jaket dan syal.

Lamanya uji coba panggung yang diberikan kepada kami untuk kategori pertama adalah 10 menit. Tepat pukul 10.15, kami masuk ke dalam Sala Mozart, segera meletakkan tas di kursi dan naik ke panggung menuju ke blocking masing-masing.

Uji Coba Panggung LSPR Choir

Suprise kedua di pagi ini. Panggung Sala Mozart hanya memiliki 2 level dan posisi piano mereka di sebelah kanan panggung. Hal ini berbeda dengan latihan kami selama ini yang menggunakan layout panggung berdasarkan 7

October 23, 2016

referensi dari beberapa gambar kompetisi tahun sebelumnya. The Show Must Go on!!!

Alhasil beberapa penyesuaian blocking kami lakukan dengan cepat. Lagu When You Believe kami selesaikan dengan baik. Sementara itu ketika lagu Erestu baru setengah jalan, waktu 10 menit yang diberikan sudah habis dan kamipun harus meninggalkan tempat uji coba panggung. Beginilah apiknya sisi profesional panitia dalam kompetisi ini, dimana mereka benar-benar menghargai dan sangat tepat sekali dalam urusan waktu.

Kamipun menunggu di luar venue untuk giliran ujicoba panggung 2 kategori lainnya. Sembari menunggu, Ms. Renata memberikan arahan kepada choir member, khususnya yang pria, mengenai penyesuaian koreografi dengan panggung yang ada.

Suprisepun belum berakhir, pada saat itu juga, panitia mendatangi saya dan memberitahukan bahwa alat band yang akan kami gunakan belum siap di jam uji coba panggung ini. Untuk itu, panitia akan memberikan jadwal lain di malam hari setelah selesai parade dan opening ceremony.

LSPR Choir menunggu uji coba panggung kategori berikutnya

Kami kembali ke dalam untuk uji coba panggung kategori kedua. Fokus kami kali ini adalah kategori Folklore. Lagu demi lagu kami lalui selama uji coba panggung yang berlangsung 15 menit lamanya. Saya dan Ms. Renata memberikan beberapa arahan mengenai suara dan koreografi dengan menggunakan point of view dari kursi juri dan penonton. Panitia yang sangat disiplin waktu 8

October 23, 2016

memberitahukan bahwa waktu kami sudah habis dan harus gantian dengan kelompok choir lain. Kami pun keluar dari tempat kompetisi dan bersama-sama menuju ke gerai provider ponsel untuk membeli sim card lokal.

Sambil menunggu di luar tempat membeli sim card lokal tersebut, kami memanfaatkan waktu dengan latihan menyanyikan beberapa lagu. Apresiasi kami dapatkan dari orang-orang yang sedang lewat area tersebut. Mereka berhenti untuk mendengarkan lagu kami dan bertepuk tangan saat lagu selesai sembari pergi melanjutkan perjalanan mereka. Kurang lebih 1 jam lamanya urusan sim card lokal ini dan kami pun kembali ke hotel untuk makan siang serta bersiap parade.

Untuk parade, kami mengenakan dresscode batik dari Alleira yang menjadi sponsor kami. Terima kasih kepada Alleira Batik yang sudah mau mendukung LSPR Choir dalam mengharumkan nama Indonesia di benua Eropa.

Parade of Nations - Menggunakan Alleira Batik

9

October 23, 2016

Panitia pun bergegas mengatur barisan parade. LSPR Choir mendapat posisi paling depan untuk kontingen dari negara Indonesia, dilanjutkan dengan choir lainnya yang juga dari Indonesia, yaitu Iyakoko, Dwinesia, HKBP Menteng, dan Universitas Diponegoro.

Pukul 15.15, parade dimulai. Dengan diiringi oleh kelompok marching band. Dengan penuh rasa bangga,

kami kibarkan bendera merah putih ukuran besar dan kecil yang sudah kami persiapkan dari Jakarta. Lagu dari negara masing-masing dikumandangkan selama kami melakukan parade. Masyarakat setempat yang menyaksikan dari pinggir jalanan jalur parade nampak sangat senang sekali.

Beberapa warga keluar dari tempat tinggalnya dan 10

October 23, 2016

menonton parade ini dari balkon rumahnya masingmasing sembari mengabadikan acara tahunan ini.

Perjalanan parade ini menghabiskan waktu sekitar 1 jam dan membawa kami tiba di tempat Opening Ceremony.

Hamparan bukit nan indah, bersatu padu dengan pohon Parade of Nations - LSPR Choir

nan rindang dan semilir angin membuat satu kesatuan yang sangat indah, itulah tempat dimana Opening Ceremony ini dilakukan, di sebuah taman di atas bukit.

Sekitar 25 negara dengan 50 kelompok choir dengan total hampir 2000 orang penyanyi berkumpul di taman ini.

Rangkaian acara opening ceremony ini berisikan sambutan dari penyelenggara, penampilan beberapa choir dari beberapa negara, melakukan tarian tradisional Calella bersama hingga menyanyi bersama. Selama 1,5 jam acara berlangsung hingga pukul 17.40 sore. Berjalan

11

October 23, 2016

dan berdiri berjam-jam lamanya tak menyurutkan semangat kami yang masih harus uji coba panggung karena kesalahan panitia siang hari tadi.

Berjalan santai kami menuju ke Sala Mozart lagi selama 20 menit jauhnya. Tiba disana, kami sempat menunggu selama 15 menit di bagian depan dan kemudian mendapat info dari panitia bahwa ada masalah teknis dengan alat musik yang harusnya kami gunakan. Hal ini menyebabkan uji coba panggung dipindahkan lagi jadwalnya ke esok hari pukul 09.00. Hal ini membuat kami pun segera kembali ke hotel untuk beristirahat.

Seperti biasanya, sebelum malam berakhir, saya , officials dan tim ad hoc, mengadakan briefing untuk kegiatan esok harinya. Briefingpun selesai dilaksanakan, saatnya beristirahat karena esok hari akan mulai kompetisi kategori Jazz dan Pop.

22.45 p.m saatnya tidur‌ Selamat malam Calella‌..

LSPR Choir Briefing sebelum beristirahat

12

October 23, 2016

Day 3 : Competition Day 1 (October 20, 2016) Hari ini dimulai dengan uji coba panggung pada pukul 09.00 untuk selama 30 menit. Setelah itu, kamipun beranjak kembali ke hotel dan berlatih di salah satu ruangan yang sudah kami sewa beberapa hari ini sebagai tempat latihan kami selama di Calella. Latihan kategori Jazz dan Pop dilaksanakan hingga pukul 12.00 siang.

Setelah itu, kegiatan secara pararel pun dilakukan.

Beberapa members menyantap makan siang, beberapa dari mereka juga telah melakukan proses make up dan hair do. Terima kasih kepada tim makeup LSPR Choir yang sudah membantu proses ini sehingga dapat berjalan dengan lancar.

Pukul 17.30, dan kamipun harus melakukan pemanasan.

Kebetulan di samping hotel ada sebuah gang kecil yang dapat digunakan untuk pemanasan. Karena tempatnya yang terbuka, hal ini berdampak mudahnya warga sekitar untuk menonton pemanasan kami.

13

October 23, 2016

Ada satu cerita yang mengharukan ketika kami melakukan pemanasan. Salah satu lagu yang kami bawakan adalah lagu dengan judul Eres tu. Lagu berbahasa Spanyol yang bercerita tentang cinta.

Lagu mengalun dengan indah, lirik per lirik dikumandangkan, nada per nada bertabrakan menciptakan harmonisasi yang indah. Ada cinta yang keluar dari lagu tersebut. Tiba-tiba saja ketika lagupun berakhir seorang warga yang menonton pemanasan kami, menghampiri kami sembari menangis dengan terharu.

Sungguh indah rasanya jika kita bisa membuat orang lain bahagia dan berhasil membuat emosi dari lagu tersebut keluar dan membawa perbedaan terhadap hati seseorang yang mendengarnya. Itulah bedanya jika kita menyanyikan sesuatu menggunakan hati.

Kompetisi pertama yang kami hadapi adalah kategori Jazz, tepat pukul 20.00 kategori tersebut dimulai. LSPR Choir 14

October 23, 2016

mendapatkan urutan nomer 2 untuk kategori ini. Secara overall penampilan kami di kategori Jazz sudah bagus, namun kami yakin ini bukanlah yang terbaik yang pernah kami berikan. Dalam kategori ini, kami menyanyikan 3

buah lagu yaitu Words - A Nightingale in Berkeley Square dan How High The Moon menjadi lagu penutup di kategori ini. Ada strategi baru yang saya terapkan dalam kompetisi kali ini dimana kami menggunakan format band sebagai pengiring LSPR Choir. Tak disangka ternyata ini adalah strategi yang sangat jitu.

Tak sampai 15 menit selesai dari Kategori Jazz, kamipun sudah harus kembali ke warming up room untuk melakukan pemanasan dan bersiap-siap untuk pergi ke backstage dan tampil dalam kategori Pop. Pada kategori ini, kami mendapatkan nomer urut 2 untuk penampilannya. Lagu yang kami bawakan di kategori ini adalah When You Believe - Eres Tu dan Rehab.

Gemuruh tepuk tangan penonton menjadi saksi bisu pada malam hari itu. Teriakan semangat dari sisi penonton 15

October 23, 2016

semakin membuat LSPR Choir bersemangat dan percaya diri dalam penampilan mereka.

Puas dan bangga, itulah komentar saya, Ms. Renata dan Kak Gio dalam penampilan kategori Pop malam ini.

Setelah selesai kategori Pop, segera kami meninggalkan Sala Mozart untuk kembali ke hotel karena esok hari masih ada 1 kompetisi lagi untuk kategori Folklore. Kategori yang dimana LSPR Choir selalu mendapatkan nilai tertinggi.

23.55 p.m saatnya tidur‌ Selamat malam Calella‌..

Day 4 : Competition Day 2 (October 21, 2016) Folklore Day! Inilah hari pembuktian hasil latihan intensif kami berbulan-bulan lamanya dengan konsep baru untuk kategori yang selalu membuat kami membawa pulang medali emas. Kali ini target kami bukan hanya

16

October 23, 2016

mendapatkan medali emas, namun ingin juga menjadi Grand Champion di kategori Folklore.

Ada beberapa strategi yang memang sudah saya pikirkan dari awal untuk kompetisi internasional LSPR Choir. Belajar dari 3 kali membawa LSPR Choir berlaga di kompetisi internasional, ada beberapa hal yang menjadi catatan bagi saya dan saya beranikan diri untuk membuat revolusi dalam kompetisi ini.

Salah satu strategi yang saya terapkan adalah, penggabungan akting - gerakan menari - dan bernyanyi yang sering kita sebut dengan istilah Scenic Folklore. Saya paham betul jika LSPR merupakan pioner dan The Best untuk masalah Teater, dan saya pun berpikir mengapa tidak saya gabungkan antar Teater dan Singing.

Pada awal - awal persiapan LSPR Choir, saya langsung menunjuk Ms. Renata untuk membuatkan konsep cerita dari penggabungan lagu-lagu Folklore dan tak lupa juga 17

October 23, 2016

untuk urusan koreografinya saya serahkan ke beliau juga.

Sesuatu yang sudah nyaman di awal, tentunya akan sulit untuk diubah. Strategi ini juga mendapatkan sedikit banyaknya penolakan, baik dari members-alumni dan bahkan pelatih tamu. Namun saya tidak patah semangat dan pantang mundur. Sayapun siap untuk bertanggung jawab jika semua strategi yang saya buat ini tidak berjalan dengan lancar. Saya percaya dan memiliki kenyakinan teguh jika kita bersama-sama melalui dan melewati ini bersama-sama, maka hasilnyapun juga akan manis.

Kuncinya adalah Saling Percaya dan Mendukung.

Untuk itu strategi yang kami tempuh adalah menggunakan konsep scenic folklore, dimana lagu-lagu daerah yang kami pilih digabungkan dalam sebuah jalan cerita dan ditampilkan secara teatrikal dengan akting dan tarian.

Pagi itu kami bangun pukul 07.00 waktu setempat dan sarapan pukul 08.00-09.00. Tepat pukul 10.00-12.00 kami latihan di salah satu ruangan hotel yang telah kami sewa.

Latihan diawali dengan warming up dan vokalisasi.

Kemudian, Ms. Renata melakukan briefing sehubungan dengan beberapa bagian yang harus disesuaikan dengan panggung yang ada.

Perubahan kecil tapi berarti dan membuat suasana sedikit memanas antar anggota choir. Dalam keadaan seperti ini, dimana semua orang sedang naik adrenalinnya dan emosinya, kami harus berusaha saling memaklumi dan tak lupa memberikan support satu dengan yang lain.

18

October 23, 2016

Usai latihan, seperti hari sebelumnya, kami mulai sesi make up. Konsep make up untuk folklore berbeda dengan 2 kategori sebelumnya. Untuk para wanita, make up mata dibuat lebih berwarna dengan bauran merah, biru, dan emas. Tambahan lainnya adalah titik-titik putih di samping alis kanan dan kiri serta di tengah sebagai ciri khas Bali.

Sedangkan untuk pria, kami menggunakan body painting di area wajah, lengan dan kaki seperti ciri khas Papua.

Proses make up hari ini membuat setiap anggota choir lebih sibuk dari hari sebelumnya.

Sekitar pukul 17.00, semua anggota choir sudah siap dengan seragam kategori Folklore beserta aksesoris kepala masing-masing. Beberapa anggota choir yang pria, bertanggung jawab membawa properti untuk penampilan.

12 buah tombak, 12 buah kendi, 13 buah tampah atau tameng, serta 1 buah bendera merah putih siap dibawa ke tempat kompetisi.

Pukul 17.30 kami bersiap untuk pemanasan di area depan hotel seperti sebelum kompetisi kategori Jazz dan Pop. Dilengkapi syal dan jaket, kami melakukan vokalisasi di tempat terbuka tersebut. Kali ini suara dan lagu kami mendapat perhatian lebih dari orang-orang yang sedang duduk di teras hotel, maupun yang sedang lewat di jalanan depan hotel. Mereka berhenti dan mendekat untuk mendengarkan kami, kemudian bertepuk tangan meriah saat lagu selesai dinyanyikan. Energi positif lagi-lagi tercurah bagi kami dan membantu kami menaikkan adrenalin sebelum berkompetisi. Senyum sumringah pun 19

October 23, 2016

menghiasi wajah kami saat melakukan official photo group sebelum melangkahkan kaki ke Sala Mozart.

Pukul 19.00 kami tiba di Sala Mozart setelah menempuh jalan kaki seperti hari-hari sebelumnya. Bersama beberapa anggota choir yang wanita, Ms. Renata mengerjakan body painting untuk lengan amggota choir yang pria.

Sementara itu anggota choir yang wanita memasang sunting Bali serta bunga kamboja. Persiapan ini kembali diwarnai oleh salah satu anggota kami yang agak sesak nafas hingga kram di bagian tangan. Untungnya hal ini tidak berlangsung terlalu lama dan segera bisa diatasi.

Salah satu strategi berikutnya yang saya terapkan adalah, kami membuat flyers yang berisikan sinopsis jalan cerita penampilan Folklore LSPR Choir kepada semua penonton yang datang. Hal ini merupakan strategi kami untuk mengkomunikasikan tentang LSPR Choir, LSPR-Jakarta dan tentunya budaya Indonesia di mancanegara.

Rupanya beberapa menit jelang giliran kami tampil, masih ada tantangan yaitu tifa yang akan kami gunakan robek di bagian atasnya sehingga suaranya tidak nyaring. Tak ada yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya, dan apapun yang terjadi the show must go on.

Di saat saya sedang memperhatikan persiapan anak-anak ini, salah satu member dari LSPR Choir menghampiri saya dan berkata jika saya harus membangkitkan semangat mereka karena ada beberapa kejadian yang sangat drama dan tidak kondusif membuat suasanapun menjadi tegang.

20

October 23, 2016

Tantangan itu saya jawab. Ketika melakukan pemanasan di ruangan warming up saya memberikan pep up talk. Secara singkat, pep up talk biasa digunakan oleh pelatih dalam olahraga ketika beberapa saat sebelum bertanding. Tidak terasa

waktu 3 menitpun suda hampir habis. Saya bisa

melihat pancaran mata para juara, saya bisa melihat spirit mereka berbicara, saya bisa melihat merekapun kembali “berada” di kompetisi ini, dan saya pun melihat mereka sudah menjadi 1 tim yang sepenanggungan.

Teringat kata - kata terakhir saya kepada mereka sebelum mereka naik ke panggung:

“Let’s make them remember the night that they played and watched LSPR Choir. GO OUT THERE & REACH THE VICTORY!!!”

Pukul 20.00 acara dibuka oleh MC dan dilanjutkan dengan perkenalan juri. Tak sampai 5 menit, MC mempersilahkan perserta pertama dari Indonesia, London School of Public Relations Choir, dengan repertoire lagu yang dibawakan adalah Meplalian, Montor Montor Cilik, Lisoi, dan Yamko Rambe Yamko.

Sembari perkenalan berlangsung, LSPR Choir pun memasuki panggung Sala Mozart, menempati posisi sesuai blocking yang sudah dipelajari. Terakhir MC memperkenalkan conductor kami yaitu Mr. Giovanni Tomasowa. Lengkaplah sudah kami semua sudah berada di panggung dan perjuangan pun siap mulai.

21

October 23, 2016

Lagu pertama Meplalian kami senandungkan dengan mulus dan mendapat tepuk tangan meriah dari penonton.

Namun tepuk tangan itu segera surut ketika penonton mendengar ada monolog setelah lagu Meplalian sebagai jembatan ke lagu Montor Montor Cilik.

Lagu kedua berjalan makin mulus dan meriah. Kali ini di akhir lagu, penonton tak lagi bertepuk tangan. Kami pun

melanjutkan dialog dan kemudian lagu Lisoi dengan adrenalin yang semakin naik dan terasa benar sampai di bangku penonton.

22

October 23, 2016

Jelang lagu terakhir cerita makin seru dan ramai membuat penampilan LSPR Choir mencapai klimaksnya di lagu Yamko Rambe Yamko.

Usai lagu ini, tepuk tangan panjang dan standing ovation memenuhi Sala Mozart dan mengiringi kami keluar dari ruangan yang aksesnya melewati penonton. Terlebih lagi, beberapa juri juga ikut bertepuk tangan untuk kami. Luar biasa bahagia dan bangga sekali kami dengan penampilan ini.

Ketika tiba di luar Sala Mozart pecahlah tangis bahagia kami atas penampilan yang telah kami lakukan. Latihan berhari-hari selama berbulan-bulan seperti terangkum indah dalam penampilan kami di kategori Folklore yang merupakan kategori terakhir yang kami ikuti di The 5th Canta Al Mar - Festival Coral Internacional ini. Kami berpelukan satu sama lain, saling mengucap terima kasih dan bangga. Tak lupa kami berdoa bersama mengucap syukur atas berkat dan tuntunan Tuhan bagi kami.

23

October 23, 2016

Usai moment yang mengharukan ini, kami kembali ke dalam untuk bersama-sama melihat penampilan peserta lain. Hal ini kami lakukan agar paham dan mampu mengukur diri dibandingkan dengan kompetitor lain.

Benar adanya, setelah menyaksikan penampilan para kompetitor, rasa deg deg-an menghampiri kami karena semua penampilan unik dan luar biasa. Malam ini ditutup dengan makan Mc Donald bersama di pinggir jalan Calella dan kemudian kembali ke hotel untuk istirahat karena besok pagi, kami akan jalan-jalan ke Barcelona.

Day 4 : Awarding Day (October 22, 2016) Pagi ini kami mendapatkan trip gratis dari panitia lomba untuk berangkat ke kota Barcelona. Tepat pukul 07.00 kami sudah berada di lobby hotel untuk menunggu dijemput oleh panitia. Perjalanan ke Barcelona memakan waktu hingga 1 jam dengan menggunakan bis yang telah disediakan.

Setibanya di kota Barcelona, kami dibawa keliling kota Barcelona dan diantarkan ke pusat kota, tepatnya di daerah La Ramblas. Beberapa anggota dari LSPR Choir

24

October 23, 2016

memutuskan untuk memenuhi cita-cita mereka sedari lahir, yaitu berkunjung ke Nou Camp Stadium. Nou Camp adalah markas besarnya Barcelona Football Club. Tour di dalam stadion memakan waktu hampir 2 jam lamanya dan merekapun keluar dari stadion dengan wajah yang ceria tak terbendungkan.

Beberapa anggota LSPR Choir memilih untuk tetap berada di La Ramblas yang merupakan tempat shopping terkenal di pusat kota Barcelona. Beberapa dari mereka pun sibuk mencari oleh-oleh untuk sanak keluarga di tanah air, ada juga yang berhenti untuk mengisi perut, dan beberapa juga ada yang hanya berdiam diri di restaurant dan menikmati indahnya dan cantiknya sudut kota Barcelona yang satu ini.

Kami tidak bisa berlama - lama di Barcelona, tepat pukul 13.30 bis yang kami tumpangi pun menjemput kami kembali dan perjalanan pun kami lanjutkan untuk kembali ke Calella dan menghadiri Awarding Ceremony.

25

October 23, 2016

Awarding Ceremony diadakan di Gedung Fabrica Llobet pada pukul 15.00.

Sebelum acara dimulai, saya dan Kak Gio (Conductor LSPR Choir), diminta untuk memisahkan diri dari tim LSPR Choir, dikarenakan kami akan mengikuti March of the Conductors.

Acara pun dibuka oleh MC, March of the Conductor pun dimulai. Saya dan Gio memutuskan untuk membawa bendera LSPR, tempat dimana kami dipertemukan, tempat dimana kami mengabdi, tempat dimana semua ini bermula. Bangga rasanya ketika kita bisa berjalan di tengah-tengah paduan suara tingkat dunia dari berbagai lapisan dunia.

Satu per satupun pengumuman dibacakan. Pengumuman pertama adalah kategori Jazz. Saya dan Kak Gio tentunya merasa cemas, karena memang di kategori Jazz ini kami merasa kurang maksimal. Namun apa yang terjadi adalah 26

October 23, 2016

Gold Medal Level II - Jazz Category

sebuah kejutan, secara peringkat kami menempati peringkat kedua, hanya beda 0.20 point dari Grand Champion di kategori Jazz ini. Rasa bangga pun menyelimuti kami semuanya.

Namun rasa lega belum berakhir hingga disini, mulailah kita memasuki pengumuman untuk kategori Pop. Sebelum dimulai pengumuman ini, saya sudah sembari mengucap ke Kak Gio, jika feeling saya tiba- tiba berkata jika kita akan menjadi Grand Champion di kategori ini.

Perlahan demi perlahan, satu per satu nama choir sudah disebutkan, namun nama LSPR Choir pun belum juga diumumkan. Hingga akhirnya, kalimat yang selama 4 tahun ini akrab sekali di telinga saya, namun kami belum pernah mencapainya. Kalimat itu adalah :

“And now‌ The Category Winner of POP Category‌..

27

October 23, 2016

From Indonesia : The London School of Public Relations Choir “

Grand Champion Gold Medal Level IV- POP Category

Saya pun serta merta merangkul Kak Gio dan kami bergegas ke atas panggung untuk menerima award tersebut. Pada kategori POP kami dinobatkan sebagai Grand Champion dengan menggondol Gold Medal Level IV, sesuatu pencapaian yang luar biasa untuk LSPR Choir, bahkan tidak semua choir di Indonesia sering mendapatkan Gold Medal Level IV. Saya perhatikan dari atas panggung, ketika menerima penghargaan tersebut dengan Kak Gio, bertapa audience yang hadir tidak berhenti untuk bertepuk tangan. Bangga rasanya!

Kategori terakhir yang diumumkan adalah Kategori Folklore. Ini adalah kategori yang betul-betul membuat saya cemas. Saya teringat ketika di Latvia (World Choir Games 2014), saya hingga tidak berani mendengarkan pengumuman kategori ini sehingga saya kebelakang hall dan menutup kedua telinga saya,

28

October 23, 2016

Namun kali ini berbeda, saya beranikan diri untuk tetap stay di tempat duduk dan membuktikan apakah strategi dan kerja keras selama ini membuahkan hasil yang manis atau tidak. Pada saat itu, saya sudah siap menghadapi kenyataan apapun itu hasilnya. Saya siap bertanggung jawab!

Sama seperti kategori sebelumnya, satu per satu nama choir pun disebutkan. Hingga akhirnya beberapa choir yang kami anggap saingan berat kami sudah disebutkan namanya. Ingin sekali pengumuman ini cepat selesai, namun tiba-tiba di tengah acara pengumuman ini, ada pengumuman juga untuk special award. Setelah special award selesai dibacakan, MC pun mengatakan kalimat yang akrab di telinga saya:

“And now… The Category Winner of Folklore Category…..

From Indonesia : The London School of Public Relations Choir “

Grand Champion Gold Medal Level V- Folklore Category 29

October 23, 2016

Saya dan Kak Gio sempat terdiam, terpaku dan tidak percaya jika kami dinobatkan sebagai Grand Champion untuk kategori ini. Tapi ternyata ini bukan mimpi, ini adalah kenyataan!!!

Kami mendapatkan Gold Medal Level V, yang notabene sangat susah didapatkan oleh choir manapun. Sengitnya persaingan dan tingginya tingkat kompetisi adalah alasan mengapa Level V adalah sebuah level yang tidak semuanya bisa mencapainya.

Isak tangis bahagia pun pecah, semua members bahkan officials tidak dapat menahan rasa haru dan bangga.

Seketika timbulah wajah orang tua kami, teman-teman kami, pasangan kami, dosen-dosen kami, dan semua pihak yang menaruh banyak harapan kepada kami, dan kamipun bisa membuktikan rasa percaya dan kenyakinan yang diberikan kepada kami.

Saya pun memutuskan untuk membawa LSPR Choir keluar dari gedung tersebut karena acarapun sudah berakhir. Di luar gedung, kami berdoa kepada Tuhan YME karena perkenaan-Nya dan kasih karunia-Nya, kami bisa diberikan berkat yang begitu indah dan manis. Tak lupa juga, prosesi penyerahan penghargaan ini dilakukan oleh Kak Gio dan Ms Renata dan diberikan kepada saya, yang dalam hal ini saya mewakili LSPR Jakarta. Sah sudah penghargaan ini diterima dengan baik oleh LSPR Jakarta.

30

October 23, 2016

Penutup Manusia seringkali tidak percaya dengan apa yang sebenarnya dapat mereka lakukan. Kadang - kadang, mental block yang senantiasa membuat segala sesuatunya menjadi seakan-akan tidak mungkin.

Salah satu orang yang saya sangat hormati pernah berujar kepada saya; “ Iman, sesuatu yang susah bukanlah sesuatu yang tidak mungkin� - Bapak Kemal Efendi Gani (Ketua dari Yayasan Pesona Pribadi Sejahtera).

Kalimat tersebutlah yang selalu berkumandang di telinga saya. Bukan itu saja, di saat - saat saya dan team merasa sedang dalam suasana yang down, Ibu Prita Kemal Gani (Founder & Director LSPR Jakarta) senantiasa memberikan penguatan kepada kami semua. Hal ini membuktikan bahwa sehebat apapun kita, seinovatif apapun kita, sekreatif apapun kita, ada saatnya kita akan merasa tidak percaya diri dan kita perlu bantuan orang lain untuk menjadi penguat terhadap apa yang sudah kita mulai.

31

October 23, 2016

Di awal saya membuat beberapa strategi ini, banyak yang tidak setuju dan tidak percaya, namun seiring dengan berjalannya waktu, penolakan tersebut sirna dan berubah menjadi kenyakinan. Tidak ada kata mundur dan menyerah, selalu selesaikan apa yang sudah kita mulai, karena dengan begitu setidaknya kita memiliki kebanggan karena telah sampai di garis finish dan tidak berhenti di tengah jalan. Pemenang bukanlah seorang quitter. Lebih baik menjadi seorang peserta hingga garis

finish

dibandingkan dengan peserta yang berhenti di tengah jalan.

Ini bukan hasil kerja keras saya semata. I put and give all my respect to Mr. Giovanni Tomasowa (Conductor), Ms. Renata Tirta Kurniawan (Choreographer) and all LSPR Choir Goes to Spain Members, Alumni and Staff.

Merekalah yang harus mendapatkan kredit lebih banyak karena ini adalah hasil jerih payah mereka sebagai satu kesatuan tim yang hebat.

Tugas saya disini adalah hanya menemukan berlian-berlian yang belum terpoleskan dengan sempurna, berlian yang belum diasah dengan matang, berlian yang masih mentah dan ketika berlian itu diasah dan dipoles oleh kami semua, hasilnya adalah yang kami terima pada saat ini. Tugas saya adalah mempimpin team ini untuk mendapakan hasil yang maksimal dan sukses mencapai prestasi yang didambakan.

Kemenangan ini tidak akan membuat kami menjadi sombong, dan juga tidak akan membuat kami berpuas diri. Kemenangan ini membuat kami percaya bahwa sekecil apapun anda, anda tetap bisa melakukan hal yang 32

October 23, 2016

luar biasa, hal yang tidak pernah dipikirkan oleh orang lain dapat terwujud.

Kemenangan ini juga menambah satu chapter dalam hidup kami, dimana suatu saat nanti kami semua bisa bercerita kepada anak cucu kami, kalau kami pernah membuat diri kami bangga, kami pernah membuat LSPR Jakarta bangga dan terlebih lagi kami pernah membuat Ibu Pertiwi bangga terhadap kami.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar walau tahun belakangan ini banyak kejadian-kejadian yang membuat negara kita dipandang kelam. Dengan pencapaian prestasi ini, mudah - mudahan dapat menjadikan pelepas dahaga di tengah periknya matahari, dapat menjadi cahaya yang terang dari sebuah lilin di sebuah tempat yang gelap, dapat menjadi kebanggaan bagi generasi muda Indonesia; generasi yang memiliki tanggung jawab untuk memajukan Indonesia di mata dunia internasional.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung LSPR Choir Goes to 5th Canta Al Mar Festival Coral Internacional 2016. Semoga Tuhan membalas semua kebaikkan anda terhadap LSPR Choir Jakarta.

“While most are dreaming of success, winners wake-up and work hard to achieve it.”

…The End…

Imanuel Hutagalung M.Sc Deputy Director 3 LSPR Jakarta Chef de Mission LSPR Choir Goes to Spain

Renata Tirta Kurniawan M.Si Dean Dept. Performing Arts Communication LSPR Jakarta Choreographer LSPR Choir Goes to Spain 33