

Persoalan Sial IDepras
Bukan fiksi, hanya karma yang diselimuti permainan kata.

"Ahh ,muaknya." itulah
kata yang ku pikirkan. Tiap romansa yang coba ku bangun jalannya selalu menemui titik buntu.
Dan itulah anehnya ,aku tak bisa terbiasa dengan kehampaan ini.
Aku hanya ingin memukul sesuatu karena amarahku dibendung oleh sifat rasional yang sedikit semu.
AkuHarap
sekali saja aku ingin mereka merasakan kekacauan yang terjadi dalam batinku lewat mukjizat itu.

AkuTanya
"Ohh,bajingan! " kenapa kita tak diberi kekuatan supranatural bak tokoh dalam novel fantasi?

Lumrah
isak tangis.. umpatan.. berebut tempat ternyaman dalam keterbatasan egoku.

HeyJalang!, maumuapa?

Pertanyaan tanpa etika ini kadang terlintas di kepalaku. Mau kukatakan takut terjadi keretakan. Jika tak kukatakan aku sendiri yang gila. Semua terasa tak begitu jelas.
Mati aku kalau saja tiap rasa ini menyebabkan goresan di lapisan kulitku. Berapa banyak darah yang kutumpahkan?

Butaranahjuga Lupatanah
"Ahh,sudahlah." Keluhan ini hanya untuk mengelabui diriku sendiri.
Sebenarnya aku ditikam sangat dalam, namun aku memilih untuk membiarkan lukanya menganga sembari menempuh jalan yang disebut pelarian.
Padahal...aku mudah tersesat juga.
Inilah yang terjadi jika aku memaksa lari dari sesuatu yang sudah jadi bagian dari raga dan jiwaku.
"Persetan!"

Bayangkan!
Aku suka bola ,dia mulai menontonnya. Aku suka menulis ,dia lebih pandai meracik dilema.
Aku suka menonton film, tapi dia sudah seperti sutradara. Jadi apa? aku harus apa? memilih matipun aku akan tersiksa dalam keabadian.
Jadi....apa bedanya?

Kadang kala, aku
ingin kehilangan
indra perasa yang hanya membuatku merasakan kekosongan ini.
"Siapapun,tolong aku." aku
selalu berharap ada sosok yang tahu betul akan situasi kacau balau ini.
Dalam wadah yang diisi ruh ini, ada harapan kecil dimana aku bisa melepas benalu yang menggerogoti jiwaku.



SegalaDelusi DanIlusi
Lagi-lagi mataku terasa berair, tapi aku mencoba menaruh tawa di sela sela tetesnya.
Pada akhirnya aku hanya bisa menatap langit langit bilikku, terus berusaha keras agar aku tertidur dan beristirahat.
berharap besok lupa akan drama keparat ini.
Fin!

Halusinasi tahun 2025. Terima kasih telah ikut merasakan sedikit sup alfabet tadi
IDepras