Warta IATMI #3

Page 1

Warta IATMI IATMIIATMI Digantinya Direktur Utama Pertamina Oleh: Miranda Meidistira TK’16

Biografi Singkat Elia Massa Manik lahir di Kabanjahe, Karo, Sum atera Utara. Ia merupakan alumni dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Sebagai alumni dari perguruan tinggi ternama, Elia Massa Manik seringkali menduduki jabatan penting di berbagai perusahaan, seperti PT. Indofood Sukses Makmur (INDF), Suez Group, PT. Kiani Kertas, dan PT. Jababeka (Nurlissalmi, 2017).

Elia Massa Manik

Sebelum dilantik menjadi Dirut Pertamina, Elia Massa Manik merupakan seorang Direktur Utama PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) III. PT Perkebunan Nusantara III atau disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budi daya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet (Ptpn3.co.id, 2017). Saat menjabat sebagai Dirut PTPN III, dia mengelola 14 perusahaan perkebunan negara dengan jumlah pegawai sebanyak 139.000. Elia Massa Manik sukses menjalankan restrukturisasi dengan memangkas jumlah direksi PTPN menjadi maksimal hanya tiga orang, yang sebelumnya, satu PTPN dapat mempunyai empat sampai lima direktur (Nurlissalmi, 2017). Alasan Ditunjuknya Elia Massa Manik sebagai Dirut Pertamina Kementrian BUMN mengungkapkan beberapa alasan ditunjuknya Elia Massa Manik sebagai Dirut Pertamina menggantikan Dwi Soetjipto. Berdasarkan penjelasan dari Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan BUMN,


komponen-komponen yang dinilai oleh pemegang saham untuk menentukan pemimpin baru perusahaan BUMN ada empat, yaitu kinerja, kepemimpinan, pengalaman, dan kapabilitas. Selain itu, Gatot Trihargo menjelaskan bahwa keberhasilan Massa saat memimpin PTPN III juga merupakan salah satu alasan kuat dan Massa mampu melakukan pembenahan operasional, finansial, teknologi, sampai sumber daya manusia saat memimpin PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) sejak 13 April 2016 silam (Gatot dalam CNNIndonesia, 2017)

Progress Transisi Kepemilikan Blok Mahakam Oleh: Irfan Danu Rahatwan TK’15

Bridging dan Funding Agreement Pada tanggal 13 Maret 2017, PT Pertamina Hulu Mahak am (PHM) dan Total

E&P

Indonesia

(TEPI)

menandatangani persetujuan bridging agreement dan funding agreement. Proses penandatanganan agreement ini dilakukan setelah perjanjian tersebut disetujui oleh SKK Migas. Agreement

Daerah Operasi Total E&P Indonesie

ini dilakukan untuk melancarkan koordinasi semasa masa transisi pengelolaan Blok Mahakam. Pertamina, melalui Pertamina Hulu Mahakam (PHM), telah ditunjuk pemerintah sebagai operator wilayah kerja Blok Mahakam pasca-2017. Pada 29 Desember 2016 lalu PHM telah menandatangani kontrak kerja sama untuk pengelolaan Mahakam mulai 1 Januari 2018. Selama masa peralihan sejak tanggal penandatanganan kontrak hingga tanggal efektif 1 Januari 2018, Total tetap melakukan aktivitas operasi migas, termasuk aktivitas fisik pengeboran di wilayah kerja Mahakam. PHM akan mengambil alih wilayah kerja Blok Mahakam setelah selama 40 tahun saham dimiliki oleh Total E&P Indonesia dan Inpex dengan Total sebagai operatornya. Kepemilikan Blok Mahakam oleh Total dan Inpex akan berakhir pada 31 Desember 2017, dan Pertamina akan menagmbil alih mulai 1 Januari 2018. Bridging agreement (BA) akan mengatur proses dan mekanisme operasi yang dilakukan oleh Total, dimana keuntungan dan sirkulasi dana akan dialokasikan kepada Pertamina. Sedangkan Funding Agreement (FA) mengatur biaya finansial operasi yang akan


ditanggung Pertamina, dimana operatornya tetap dari pihak Total. Persetujuan ini diharapkan akan melancarkan koordinasi antara Pertamina dan Total selama masa transisi sehingga produksi yang dihasilkan tidak berkurang dalam masa transisi.

Operasi dan Pengeboran Pada awalnya Pertamina akan mengebor 19 sumur pada Blok Mahakam tahun ini.. Pengeboran bisa berkurang sampai 6-8 sumur karena keekonomian lapangan menurun dengan tambahan beban biaya berupa PPN. Menurut Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, faktor utama karena pajak, sehinggan sumur yang dibor berkurang. Menurut Amien, masalah perpajakan akan didiskusikan lagi dengan Kementerian Keuangan agar rencana pengeboran 19 sumur bisa berjalan. President Director & General Manager Total E&P Indonesie, Arividya Noviyanto mengatakan kegiatan yang dilakukan Total seperti pengeboran enam sumur selesai pada Sabtu, 11 Maret 2017 hari ini. Seharusnya, bulan ini Total mulai mengerjakan kegiatan yang didanai Pertamina. Namun, hingga kini belum di ketahui berapa sumur yang akan dibor dan kapan bisa dieksekusi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, menekankan agar masa transisi pada Blok Mahakam ini tidak menjadi alasan penurunan produksi. Pasalnya, Blok Mahakam berkontribusi terhadap produksi gas nasional 20 persen. Produksi tahunan wilayah kerja Mahakam saat ini 1.635 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd) gas serta minyak bumi 63 ribu barel per hari (bph).

Sumber: http://bit.ly/ProfilEMM1 http://bit.ly/NahkodaBaruPertamina http://bit.ly/AlasanDipilihnya http://bit.ly/RekamJejakEMM http://bit.ly/TentangPTPN-III http://bit.ly/PajakMahakam http://bit.ly/AgreementMahakam http://bit.ly/PertaminaMahakam


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.