Kumpulan Makalah - Pelatihan Analisis Data dan Keuangan Daerah

Page 40

LEMBAGA PENYELIDIKAN EKONOMI DAN MASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA

Kumpulan Makalah

Selanjutnya, bagaimana dengan PAD dan DBH yang berkorelasi positif dengan SiLPA? SiLPA dengan PAD secara umum mempunyai korelasi positif, namun dengan koefisien yang lebih kecil dibandingkan koefisien korelasi antara SiLPA dengan DBH, yaitu 0,2502 di Tahun 2006 dan 0,1926 di Tahun 2008. Selanjutnya, ketika sampel kemudian dikelompokkan menjadi Daerah dengan DBH besar dan Daerah dengan DBH kecil. Dari hasil korelasi, terlihat bahwa korelasi positif yang terjadi secara umum lebih banyak disebabkan oleh Daerah yang mempunyai DBH kecil. Hal ini ditunjukkan oleh nilai korelasi PAD dan SiLPA pada Tahun 2006, di mana untuk Daerah dengan DBH kecil mempunyai nilai korelasi 0,3255. Sedangkan untuk Daerah dengan DBH besar nilai korelasinya sangat lemah, yaitu -0,0134. Kemudian, pada Tahun 2008 nilai korelasi antara SiLPA dan PAD untuk Daerah dengan DBH kecil tetap positif, yaitu 0,2098. Sedangkan untuk Daerah dengan DBH besar nilai korelasinya menjadi positif, yaitu 0,1283. Dengan rasio rata-rata kurang dari 0,06 untuk Tahun 2006 dan 2008 dan dengan mayoritas Daerah mempunyai rasio PAD antara 0 hingga 0,075 kecil kemungkinan jika korelasi positif tersebut menempatkan PAD sebagai variabel yang mempengaruhi. Hanya beberapa Daerah saja, yang mempunyai rasio PAD yang tinggi, memungkinkan menempatkan PAD sebagai variabel yang mempengaruhi SiLPA. Bila melihat fakta bahwa terdapat SiLPA sebesar Rp45 triliun pada awal Tahun 2008 dan sebesar Rp51 triliun pada awal Tahun 20093, yang kemudian diendapkan dalam bentuk SBI dan SUN ada kemungkinan bila justru SiLPA berperan sebagai variabel yang mempengaruhi PAD. Namun, untuk dapat membuat kesimpulan yang lebih akurat perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam. Kemudian untuk variabel DBH, yang mempunyai besaran nilai korelasi hampir sama dengan DAU namun dengan arah yang berkebalikan, secara teori tidak mungkin dipengaruhi oleh SiLPA. Hal ini disebabkan dalam perhitungan DBH sama sekali tidak menyertakan SiLPA sebagai salah satu variabel penentunya. Nilai DBH lebih banyak dipengaruhi oleh faktor realisasi penerimaan pajak dan sumber daya alam. Sehingga, tanpa perlu diuji lagi dapat diketahui bahwa variabel DBH yang mempengaruhi variabel SiLPA. Pengaruh DBH terhadap SiLPA setidaknya disebabkan oleh dua faktor, yaitu besaran nilai realisasi DBH dan ketepatan waktu transfer. Nilai

3

www.mediaindonesia.com, tanggal 29 April 2009

Pelatihan Analisis Data dan Keuangan Daerah

32


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.