Salut Edisi 8

Page 24

Suasana upacara. Kiri: Penghormatan kepada Bendera Merah Putih oleh peserta upacara. Kanan: Pemimpin upacara (Nurrahmah Fauziah Hanifianti, mahasiswi Licence tahun pertama (L1), UBO, sekretaris PPI Brest 2014-2015)

M

engikuti upacara pengibaran bendera merah putih dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI, bagi mereka yang merantau di luar negeri tentu menjadi pengalaman istimewa tersendiri. Seperti di negara-negara lainnya, pada setiap tanggal 17 Agustus, masyarakat Indonesia di Prancis ikut melaksanakan upacara pengibaran bendera di KBRI Paris (Prancis centrale) atau di KJRI Marseille (Prancis selatan). Masyarakat yang tinggalnya jauh sulit berpartisipasi mengingat besarnya jarak yang harus ditempuh, seperti misalnya untuk mereka yang tinggal di Provinsi Bretagne, sebelah barat laut Prancis. Persatuan pelajar di kota Brest (PPI Brest) dan masyarakat INDO-FRANCO di Bretagne, hampir setiap tahun berinisiatif menyelenggarakan peringatan hari kemerdekaan yang disertai upacara pengibaran bendera merah putih. Hasil musyawarah bersama menetapkan kegiatan ini dilaksanakan di Kota Pleyber-Christ. Pleyber-Chirst merupakan sebuah Commune, di Departement Finistère - Région Bretagne, berlokasi di barat laut Prancis atau tepatnya berjarak sekitar 500 km di sebelah barat Kota Paris. Commune dalam administrasi Prancis secara sederhana dapat dipadankan dengan kota atau kotamadya. Departement merupakan sebuah wilayah adminsitratif yang mirip dengan kabupaten, sementara Région dalam bahasa Indonesia berarti Provinsi. Peringatan hari kemerdekaan, selain bertujuan untuk memenuhi kerinduan kampung halaman, menghormati dan mengenang pengorbanan para pahlawan, juga untuk memberi pengalaman dan pengajaran. Hal ini demi menanamkan dan memupuk rasa cinta tanah air, baik bagi pelajar Indonesia di luar negeri, maupun kepada anak-

24

anak keturunan Indonesia di sini. Di Région Bretagne, ada cukup banyak masyarakat Indonesia. Selain mahasiswa atau yang bekerja, sebagian besar adalah mereka yang menikah dengan orang Prancis atau yang bersama keluarga. Walaupun di negara ini, mereka telah tinggal lama dan Prancis kini telah menjadi rumah kedua, namun sebagian besar tetap berkewarganegaraan Indonesia. Kalau ditanya mengapa? Jawabannya pasti berbeda-beda, namun intinya karena cinta. Ada seorang cendekiawan yang berkata: « Alihkan cintamu kepada si A, atau si B, namun cinta sejati selalu tertuju kepada cinta pertama » Demikian tanah kelahiran yang selalu dirindukan. Kemana-pun kita mencari, sejauh apapun kita pergi, tetapi hati selalu ingin kembali, ke tanah tumpah darah tempat bersemayam cinta sejati. Kerinduan akan rumah, dengan masyarakatnya yang selalu tersenyum ramah, serta kekayaan makanan dengan berjuta cita rasa, memang tidak ada duanya. Tidak heran, banyak orang mengibaratkan Indonesia sebagai sekeping taman surga. Sebuah survei yang dilakukan oleh The Organization for Economic Co-operation and Development tentang kehidupan siswa yang paling bahagia di sekolah, menempatkan Indonesia pada urutan pertama1. Kesadaran akan kekayaan Indonesia memang bisa muncul tiba-tiba setelah kita jauh darinya. Seorang cendekiawan Indonesia mengatakan: Kalau ingin melihat keindahan arsitektur sebuah rumah, maka keluarlah darinya. Tentang semangat belajar ke luar negeri, seorang pelaut Rusia juga mengibaratkannya seperti sebuah kapal, yang


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.