KLIPINGMEDIA BAOIN III][{A$ $[I'DA PURBAIil{OGA
SUANA MERDEKA KAMIS, 12 FEBRUARI 2015
Demnm Batu Klnwirtg
RAmhanAruak-Anak Oleh Arief
Nugroho
DEMAM batu akik dari Kali Klawing.sedang melanda masyarakat di Purbalingga. Tak ha-
nya orang dewasa, anak-anak pun akhirnya ikut dilanda demam yang satu itu. Bedanya.dengan orang dewasa, kalau orang dewasa demam memakai batu
akik, kalau anak mencari batu Klawing untuk dibuat akik oleh
main di pinggir sungai. SamUit bermain, sambil mencari batu," kata Hanan Faras (10) sambil menunjukkan koleksi batunya. Dia mengatakan. biasanya dia dan teman-teman pergi ke sungai setelah pulang sekolah. "Pulang sekolah. makan. ganti baju, terus ke sungai," ujamya. Meski ke sungai bersama. anak-anak ifu mencari batu sendiri-sendiri. Mereka tidak meng-
Hal inilah yang sedang diala-
gerombol. Masing-masing mencari keberuntungan sendiri. "Tidak bareng-bareng," kata
mi sebagian anak Desa Penaruban, Kecamatan Kaligon-
Hermawan (9t sambil menimpali.
dang. Mereka yang tinggal tak jauh dari Kali Klawing meng-
batu bahan akik di sungai bukan-
orang dewasa
habiskan waktu bermain untuk mencari batu di sungai tersebut. "Saya sekarang jadi senang
Rupanya bermain mencari Iah dominasi anak
laki-laki.
(Bersambung hlm 22
bl
4)
Demam... (Sambungan hlm 21)
Dania (10) juga mengaku senang mencari bahr Klawing, bahkan dia seolah berlomba dengan anak laki-laki untuk mendapatkan batu. "Rumah saya dekat sungai jadi saya sudah biasa main di sungai. Teman-teman kalau main di sungai mencari batu. Jadi saya ihrfikutan." katanya. Ditanyajenis batu apa saja yang bisa dijadikan akik, Dania dengan tangkas menjawab "Nagasui, pancawama, badar besi, badar lumut, sulaiman madu, telur kodok," ujamya. Untuk mendapatkan batu yang bagus tidak mudah. Terkadang memang ditemukan di pinggir sungai, namun terkadang mereka harus bersusah payah mendapatkan. "Kalau airnya keruh saya memakai teropong dari paralon besar unhrk mencari batu di dalamair," kata Arif Pumomo (9) danArdi Tantana (9). Batu itu hanyauntukbermain atau apa? "Dijual samabapak. Ada yang laku Rp 100.000, ada yang Rp 150.000. Batunya masih utuh belum diolah," kata anak-anakitu. Namun tak semua uang hasil penjualan itu diberikan kepada mereka. Mereka mengaku hanya diberi sebagian uang oleh orang tuanya. "Lairurya ya diberikan kppada ibu untukbeli beras," ujar anak-anakitu polos.( l7.t BAGIAN HLTMAS SETDA KABI-IPATEN PI-.IRBAIINCGA