Buku Saku (120 x 170 mm)

Page 1


Aksesibilitas PenyandangDisabilitas padaTransportasi Publik BukuSaku

Accessibility for Everyone

Husnul Fitri

KajianPengembanganPerkotaan SekolahKajianStratejikdanGlobal

Bukusaku iniberisi....

Pembangunan Inklusif: Sebuah Catatan

Inklusi sosial dan Penyandang Disabilitas

Mobilitas dan Karkteristik Perjalanan Disabilitas

Isu Aksesibilitas

Perbedaan (diversifikasi) Disabilitas: Jenis

Disabilitas

Apa yang Harus Dilakukan untuk Meningkatkan

Aksesibilitas?

Strategi Peningkatan Aksesibilitas berdasarkan

Desain

Pembangunan Inklusif Sebuah Catatan

Istilah “inklusif” seringkali menjadi salah satu tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai dalam pembangunan di masa kini.

Pembangunan yang bersifat inklusif mengandung arti adanya pengakuan terhadap inklusi sosial, yaitu proses perbaikan dan peningkatan partisipasi berbagai kelompok masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang selama ini termarjinalisasi dalam proses pembangunan, melalui peningkatan kesempatan, akses terhadap sumber daya, dan penghormatan terhadap hak-hak berbagai kelompok masyarakat (UN DESA, 2016).

Dengan demikian, pembangunan inklusif mensyaratkan adanya: pengakuan dan penghormatan terhadap berbagai perbedaan kelompok dalam masyarakat pelibatan dan peningkatan kolaborasi berbagai kelompok masyarakat pembangunan kapasitas untuk semua kelompok masyarakat peningkatan akses yang setara untuk semua

Pembangunan Inklusif

memerlukan transformasi

sistem dan struktur masyarakat agar aksesibel, setara, adil, dan memenuhi hak seluruh kelompok masyarakat

Inklusi sosial dan Penyandang Disabilitas

Penyandang disabilitas adalah salah satu kelompok yang seringkali termarjinalisasi dalam proses pembangunan. Saat ini diperkirakan terdapat 16% penyandang disabilitas dari total populasi di dunia (WHO, 2023).

Sementara itu, di Indonesia jumlah penyandang disabilitas mencapai 22,5 juta jiwa dengan kategori disabilitas dewasa (usia 18-59 tahun) mencapai 22% (BPS, 2020). Namun, data ini bersumber dari data Susenas tahun 2020 yang tidak secara khusus melakukan survei tentang disabilitas sehingga jumlah real disabilitas mungkin dapat lebih tinggi dari data resmi.

MOBILITAS

Mobilitas adalah hak asasi bagi semua individu. Mobilitas menjadi salah satu aspek kunci dalam masyarakat yang inklusif. Bagi penyandang disabilitas mobilitas menjadi krusial karena memberikan peluang untuk memperoleh kesempatan ekonomi, meningkatkan otonomi dan kualitas hidup, serta terhindar dari eksklusi sosial.

KARAKTERISTIK

PERJALANANDISABILITAS

Mobilitas penyandang disabilitas memiliki perbedaan dengan masyarakat secara umum yang membentuk karakteristik

perilaku perjalanan spesifik. Informasi tentang perilaku perjalanan ini menjadi penting untuk dapat merumuskan kebijakan transportasi yang inklusif.

Dimensi PerilakuPerjalanan

Frekuensi,jarak,dandurasi

perjalanan

Modatransportasi

perjalananlebihsedikit jaraklebihpendek durasiperjalananlebih panjang

ketergantunganterhadap transportasiumum preferensiterhadap kendaraanpribadi pilihanmodatransportasi terbatas

*Berdasarkansystematicliteraturereview(Parketal.,2023)

PERILAKUPERJALANANKOMUTINGPENYANDANGDISABILITAS DIJABODETABEK

Mutlmodaltrips

Modatransportasi utama

Transportasi umum: BRTTransjakarta

Kendaraanpribadi: mobildansepedamotor Persepsiterhadap transportasi umum Cepatdanmurah

Waktutempuhlama,tidak praktis,waktutunggulama, aksesjauh,biayalebih mahal,tidaknyaman

ISU AKSESIBILITAS

Permasalahan yang seringkalli dialami oleh penyandang disabilitas dalam melakukan mobilitas atau perjalanan adalah terkait dengan isu aksesibilitas.

Aksesibilitas artinya: memberikan kemudahan dan fleksibilitas untuk mengakomodasi kebutuhan dan preferensi masyarakat secara adil dan merata

Pasal 18

Hak Aksesibilitas untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak:

a. mendapatkan Aksesibilitas untuk memanfaatkan fasilitas publik; dan

b. mendapatkan Akomodasi yang Layak sebagai bentuk Aksesibilitas bagi individu.

Pasal 105

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib

menyediakan Pelayanan Publik yang mudah diakses oleh Penyandang Disabilitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

(2) Pelayanan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk pelayanan jasa transportasi publik.

UU No. 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas

Isu aksesibilitas penyandang disabilitas dapat meliputi, antara lain: kesulitan akses jalan menuju ke transportasi umum (misalnya stasiun/halte) karena infrastruktur jalan bagi penyandang disabilitas yang tidak memadai

minimnya akses keluar/masuk ketika di halte/stasiun/tempat pemberhentian transportasi umum bagi penyandang disabilitas

masih minimnya transportasi umum yang ramah disabilitas

minimnya akses terhadap informasi perjalanan yang ramah disabilitas

minimnya fasilitas/layanan disabilitas di halte/stasiun/tempat permberhentian transportasi umum

Secara umum, isu aksesibilitas meliputi:

Infrastruktur pada lingkungan terbangun

Perlunya perbaikan infrastruktur yang mendukung mobilitas penyandang disabilitas untuk melakukan perjalanan, mulai dari jalan khusus, halte/stasiun/tempat pemberhentian, maupun layanan fisik pendukung pada transportasi umum (misalnya, toilet dan loket khusus disabilitas)

Moda transportasi umum

Adanya ketersediaan moda transportasi umum yang ramah disabilitas baik secara kualitas dan kuantitas termasuk moda layanan khusus menuju moda transportasi utama

Informasi dan teknologi pendukung mobilitas

Perlunya perbaikan terkait aspek informasi perjalanan ang dapat diakses oleh beragam jenis disabilitas termasuk peningkatan dan pengembangan teknologi pendukung (assistive technology) untuk meningkatkan mobilitas dan akses penyandang disabilitas pada transportasi umum

SDGs

Goal 11

Make cities and human settlements inclusive, safe, resilient and sustainable

Target 11.2

By 2030, provide access to safe, affordable, accessible and sustainable transport systems for all, improving road safety, notably by expanding public transport, with special attention to the needs of those in vulnerable situations, women, children, persons with disabilities and older persons

Aksesibilitas bagi disabilitas tidak hanya terkait penyediaan transportasi umum yang ramah disabilitas tapi juga meliputi keseluruhan fasilitas, layanan, dan infrastruktur yang berkaitan dengan perjalanan penyandang disabilitas.

TAHAPAN PENGGUNAAN

TRANSPORTASI UMUM OLEH PENYANDANG DISABILITAS

Sumber: ITDP (2020)

PERBEDAAN(DIVERSIFIKASI) PENYANDANGDISABILITAS: JENISDISABILITAS

Menurut UU No. 8 tahun 2016, penyandang disabilitas meliputi: penyandangdisabilitasfisik; penyandangdisabilitasintelektual; penyandangdisabilitasmental; penyandangdisabilitassensorik.

Ragam penyandang disabilitas ini memiliki karakteristik yang berbeda dan terlihat pada perbedaan kebutuhan dan tantangan dalam berbagai aspek termasuk mobilitas dantransportasi.

Perbedaan Hambatan Aksesibilitas karena

Perbedaan Jenis Disabilitas (Shen et al., 2023)

Penyandang disabilitas memiliki perbedaan hambatan dan tantangan dalam aksesibilitas perjalanannya. Hambatan dan tantangan akses yang dialami oleh disabilitas motorik akan berbeda dengan disabilitas sensorik. Hal ini menunjukkan perlunya pemahaman tentang diversifikasi pada disabilitas agar dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan solusi akses yang terbaik untuk beragam disabilitas yang ada.

PERBEDAAN

(DIVERSIFIKASI) DISABILITAS: GENDER

Faktor lain yang dapat membedakan karakteristik perjalanan penyandang disabilitas adalah bersumber dari perspektifperbedaangender.

Secara umum terdapat perbedaan pola dan perilaku perjalanan antara perempuan dan laki-laki yang menjadi referensi penting untuk merumuskan kebijakan transportasti yang berbasis gender. Apakah hal ini juga berlaku pada penyandang disabilitas? Apakah perilaku perjalanan perempuan penyandang disabilitas memiliki perbedaandenganperempuansecaraumum?

Sayangnya, studi ini belum banyak dilakukan sehingga belum diperoleh informasi yang akurat untuk dapat menjadi masukan dalam merencanakan akses transportasiyanginklusifbagidisabilitasperempuan.

APA YANG HARUS DILAKUKAN

STRATEGI PENINGKATAN AKSESIBILITAS BERDASARKAN DESAIN

Penerapandesaininklusif

Menggunakandesainyangkhususdirancang untukmengakomodasikebutuhanpenyandang disabilitas

Penerapandesainuniversal

Mengimplementasikan desain lingkungan agar dapat diakses, digunakan, dan dipahami oleh semua orang

Ayo Berkolaborasi Mewujudkan Aksesibilitas untuk Semua

REFERENSI

BPS, 2020. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2020: Kesempatan Penyandang Disabilitas terhadap Pendidikan dan Pekerjaan. BPS RI, Jakarta.

Fitri, H. 2024. Commuting behaviors of people with disabilities and the implication for transport planning and policy: A preliminary study. Journal of Regional and City Planning, 35(2), 110128. https://doi.org/10.5614/jpwk.2024.35.2.1

ITDP, 2018. Menuju Transportasi Jakarta Ramah Disabilitas V 2.0. ITDP and GAUN FGD Report. Retrieved June 27, 2023, from https://itdp-indonesia.org/publicati on/menuju-transportasijakarta-ramah-disabilitas/ Park, K., Esfahani, H.N., Novack, V.L., Sheen, J., Hayadeghi, H., Song, Z., Christensen, K., 2023. Impacts of disability on daily travel behavior: A systematic review. Transp. Rev. 43 (2), 178 – 203. https://doi.org/10.1080/01441647.2022.2060371.

Shen, X., Zheng, S., Wang, R., Li, Q., Xu, Z., Wang, X., & Wu, J. 2023. Disabled travel and urban environment: A literature review. Transportation Research Part D, 115, 103589. https://doi.org/10.1016/j .trd.2022.103589

UN DESA. 2016. Report on the World Social Situation 2016 Leaving no one Behind: The Imperative of Inclusive Development. UN DESA, Geneva.

UU No. 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas WHO. 2023. Disability. Diakses dari https://www.who.int/newsroom/fact-sheets/detail/disability-and-health

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Buku Saku (120 x 170 mm) by hufi50 - Issuu