FAJAR BALI EDISI 27 JUNI 2016

Page 2

METRO KOTA

2

FAJA R BALI

SENIN, 27 JUNI 2016 l Tahun XVI

Balapan Liar Resahkan Warga Mengwi Meski berulang kali ditertibkan aparat kepolisian, aksi trek-trekkan alias balap liar yang terjadi di perbatasan Banjar Binong, Werdibhuana-Desa Sembung, Mengwi, Badung, kian membuat warga marah. Apalagi para pembalap liar kebanyakan anak muda ini nekat melempari warga dan kendaraan yang melintas dengan batu dan botol. MENGWI-Fajar Bali Keresahan warga itu dijelaskan seorang pedagang sayur asal Baturiti. Saksi mata ini mengatakan setiap harinya ia mengirim sayur ke Denpasar dan

melintasi jalur tersebut, sekitar pukul 01.00 atau 02.00 dini hari. Aksi balap liar ini terjadi setiap seminggu bisa terjadi 3-4 kali diseputaran jalanan selatan Desa Sembung. Para pembalap liar ini

jumlahnya ratusan orang, melaju dengan kecepatan tinggi. Bahkan suara sepeda motor digeber hingga menebar kebisingan. “Jumlahnya ratusan ada wanita juga, motornya digeber geber, bising sekali,” jelas Kadek pedagang sayur itu, kemarin. Parahnya kata Kadek, aksi balap liar ini tidak hanya menggangu pengguna jalan, tapi mereka bertindak anarkis, mengumpat ornag yang melintas dengan kata kata kotor. Tak hanya itu, geng motor ini melempari mobil dengan batu botol yang menerobos saat balapan terjadi.

“Saya waktu itu naik mobil dan disuruh ngebut. Kalau tidak saya dilempari batu. Saya diteriaki kata kata kotor,” ujarnya. Patut diketahui, aksi balap liar ini tidak hanya sebagai ajang kebut-kebutan semata. Mereka dipastikan bertaruh uang mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Para pelakunya pun berasal dari sejumlah daerah di Bali. “Kalau polisi datang mereka biasanya biasanya pindah-pindah lokasi. Terkadang di perbatasan Banjar Binong, WerdibhuanaDesa Sembung dan di utara Desa Anggungan, Mengwi, Badung,”

Belum Ditemukan Perlawanan Hukum

Kasus Bagi-bagi PHR Terancam Dihentikan

kata warga lainnya. Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Mengwi AKP Patrem, mengaku telah menerima laporan dari warga dan pengguna jalan terkait balap liar itu. Bahkan setiap malam anggota Polsek Mengwi melakukan patroli di dua wilayah tersebut. “Kami sudah patroli tapi mereka cerdik pindah lagi. Di cari ke Anggungan, mereka pindah ke perbatasan Desa Sembung. Kami akan terus mengejarnya sampai dapat,” ujarnya sembari mengatakan akan menindak tegas para pelakunya. R-005

Ribuan Pil Koplo Diamankan dari Dua Pengedar

DENPASAR-Fajar Bali Ribuan pil nitrazepam yang akrab disebut pil koplo diamankan dari dua tangan pengedar, SY alias Deno (36) dan MR (25) keduanya tinggal di Jalan Merpati Tegal Kerta Denpasar Barat. Kedua pengedar itu ditangkap saat menempelkan barang haram tersebut di Jalan Kargo Taman Ubung Kaja, Denpasar, pada Sabtu (25/6) siang. Kasat Reserse Narkoba Polresta Denpasar Kompol Gede Ganefo menjelaskan, kedua tersangka mengendarai motor Beat warna putih Nopol P 2890 UO masuk ke Jalan Kargo Taman Satu, Denpasar sekitar pukul 13.00 Wita. Kedua tersangka yang sudah diikuti seharian oleh petugas narkoba itu terlihat masuk menuju Jalan Kargo Taman Satu. Tersangka Deno langsung turun dan menaruh 1 bungkus bekas kopi kapal api yang didalamnya berisi sabu. Bungkusan berisi sabu itu disembunyikan di dalam lobang pipa pembuangan air,” jelas Kompol Ganefo, Minggu (26/6) kemarin. Sedangkan tersangka MR turun dari sepeda motor dan memantau situasi. Melihat gelagat yang mencurigakan itu, petugas Narkoba yang sudah mengintai sejak pagi langsung menangkap dan menggeledah. “Saat penggeledahan tidak ditemukan barang bukti. Namun anggota me-

Bule Perancis Tewas Duduk di Kursi

PENGEDAR-Dua tersangka (kiri Deno, kanan MR) pengedar sabu dan pil koplo diamankan di Sat Narkoba Polresta Denpasar.

nyuruh mengambil bungkusan tadi disaksikan warga setempat,” terang mantan Kapolsek Kuta ini. Bungkusan berisi dua paket sabu diamankan petugas. Selanjutnya petugas menggiringnya ke rumah kos kedua tersangka di Jalan Merpati Tegal Karta, Denpasar

barat. Setelah digeledah, petugas menemukan 1200 pl koplo warna putih dan 1 bal plastik klip kosong yang disimpan di almari pakaian tersangka MR. Selain itu, petugas menemukan tas pinggang milik tersangka Deno yang didalamnya berisi 1 buah bong dan timbangan

elektrik. Menurut tersangka MR, ribuan pil koplo dibeli dari salah satu apotik di Jember. Pil penenang itu sengaja dipasok tersangka dari Jember untuk dipakai dan diperjualbelikan di Denpasar. Sedangkan paketan

Pasca Penangkapan Gitaris Roby Geisha

FB/HS

sabu diperoleh tersangka Deno dari seseorang yang tinggal di dekat terminal ubung Denpasar. “Peran tersangka Deno sebagai peluncur. Pil koplo dipasok dari Jember dan di jual di Denpasar,” ujar mantan Kasat Intelkam Polresta Denpasar ini. R-005

Pak Jaksa, Kapan Empat Teman Roby Dituntut..? DENPASAR-Fajar Bali Sidang kasus ganja yang menjerat empat terdakwa Via Permata Suci, Ariadnya Oktavianus, Christian Halim alias Boy, dan Willy Saputra alias Koco pasca enangkapan Gitaris Band Geisha, Roby Satria, belum sepenuhnya mendapat perhatian khusus. Bagaimana tidak, sidang dengan agenda pembacaan tuntutan jaksa yang sudah diagendakan sejak sebulan lalu, hingga berita

DENPASAR-Fajar Bali Kasus dugaan penyimpangan PHR (Pajak Hotel dan Restoran) yang selama ditangani Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali terancam dihentikan. Pasalnya, Kasipenkum/ Humas Kejati Bali, Ashari Kurniawan yang dihubungi, Minggu (26/6) kemarin mengatakan, kasus ini, belum ditemukan PMH (perbuatan melawan hukum) Lebih lanjut Ashari mengatakan, dalam kasus ini tim sudah pernah melakukan expose. Expose dilakukan berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi sebelumnya. "Dari hasil expose diambil kesimpulan bahwa penyidik belum menemukan adanya perbuatan melawan hukum," tegas pejabat asal Jogjakarta itu. Sebelumnya mantan Aspidsus Erna Normawati, dalam kasus PHR ini dikeluarkan sprinlid baru, dan jaksa penyelidiknya dirombak. Dibentuknya tim baru ini dengan harapan bisa mendalami kasus yang sudah memeriksa pejabat berkait seperti Kepala Dispenda dan Kabag Keuangan. Namun hasilnya tetap saja nihil karena tidak ditemukan adanya PMH. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan temuan anggota dewan sebelumnya. Dugaan penyimpangan PHR ini, bermula dari kicauan salah satu anggota DPRD Badung. Dikatakannya, pembagian PHR Badung yang diberikan ke enam Kabupaten di Bali, tidak sesuai dengan peruntukkannya. Bagi-bagi PHR itu, sebenarnya untuk mendukung pariwisata namun ada indikasi digunakan keperluan lain. Nah karena tidak sesuai peruntukkannya, pembagian PHR yang diambil dari APBD Badung 2014 ini diindikasikan ada penyimpangan. Hal itu juga tidak sesuai dengan surat kesepakatan bersama di luar Perda, bahwa dana bagi hasil itu hanya untuk pariwisata. Sementara mengenai jumlah nominal pembagian dana yang didapat dari PHR Badung tersebut, ada dugaan selisih dalam pelaporan pertanggungjawaban di APBD Badung tahun 2014. Ditengarai ada selisih dari nominal yang dilaporkan. Besaran nominal yang disebutkan dibagi sekitar Rp 260 miliar lebih. Ada dugaan selisih mencapai Rp 41 miliar.W-007

ini ditulis belum juga terlaksana. Padahal Roby Satria, terdakwa dalam berkas terpisah malah sudah menerima vonis dan sedang menjalani masa rehabilitasi. Setelah diselidiki, sidang mengalami penundaan kurang lebih sebanyak 4 kali itu dikarena Jaksa Penuntut Umum (JPU) Pegy Ellen belum siap dengan tuntutanya. Hal ini juga dibenarkan oleh Jaksa Pegy yang ditemui belum lama ini. "Tuntut belum siap, makanya

sidang tidak bisa digelar,"katanya. Sementara empat terdakwa sendiri, sudah beberapa kali datang ke Pengadilan Negeri (PN) Denpasar untuk menjalani persidangan. Tapi karena sidang tidak jadi digelar, keempat terdakwa yang tidak menjalani penahanan itu langsung meninggalkan Pengadilan. Informasi yang beredar, sejatinya Jaksa Pegy sudah siap dengan rentutnya. "Jaksa yang menyidangkan sebenarnya sudah

siap dengan rentut. Tapi tidak tahu kok belum juga selesai," kata sumber yang enggan namanya dikorankan, kemarin. Perjalanan kasus empat terdakwa ini memang terbilang sangat mulus. Mulai sampai tidak ditahan, juga sampai tarik ulur rencana tuntutan. Terkait tidak ditahannya empat terdakwa ini, hingga kini belum juga ada kejelasan pasti dari Kejaksaan. Bahkan, Kasipidum Kejari Denpasar,

Ketut Maha Agung tidak bisa memberi jawaban pasti. Lucunya, dia meminta wartawan untuk bertanya langsung kepada Jaksa Pegy. Akibatnya, muncul dugaan bahwa kasus yang ditangani oleh Kejari Denpasar ini mendapat intervensi dari Aspisdus Kejati Bali. Informasi teranyar, Jaksa Pegy pernah dipanggil Aspidus. Tapi itu langsung dibantah oleh Kasipenkum/Humas Kejati Bali, Ashari Kurniawan. W-007

KUTA UTARA-Fajar Bali Warga yang tinggal diseputaran Jalan Tangkuban Perahu Banjar Pengipian Kerobokan Kelod Kutara Utara, digemparnya tewasnya seorang bule asal Perancis, Pierre Paul Jean (64). Yang unik, korban ditemukan tewas merenggang nyawa di atas kursi rumahnya, pada Sabtu (25/6) malam lalu. Korban ditemukan meninggal sekitar pukul 22.00 Wita setelah dijenguk oleh temannya, Aseng (51), menjenguk kerumahnya. Pemuda ini memang sudah biasa datang ke rumah Paul dan mengobrol hingga larut malam. Namun, sebelum masuk ke kamar Paul, saksi Aseng sempat bertanya kepada karyawan rumah, Komar (25). Oleh saksi Komar, Paul dikatakan sedang berada di dalam kamar. Begitu saksi Aseng masuk, dia terkejut melihat Paul posisi terkulai lemas di kursi dekat tempat tidur. “Temannya Aseng kemudian melaporkan kepada Komar kejanggalan itu dan ternyata korban sudah meninggal di kursi,” ujar sumber Polsek Kuta Utara, Minggu (26/6) kemarin. Setelah menghubungi jajaran Polsek Kuta Utara, petugas membawa jenasah korban ke RSUP Sanglah untuk menjalani visum et revertum. “Kami tidak menemukan paspor Paul karena masih diperpanjang di imigrasi karena overstay,” imbuh polisi yang enggan disebut namanya itu. Sumber saksi menyebutkan, sebelum meninggal dunia, sekitar pukul 16.00 korban mengeluh sakit dan sempat berbincang-bincang dengan karyawannya. Kemudian sekitar pukul 20.00 korban manuju kamarnya untuk beristirahat. “Korban diketahui belakangan kerap mengeluh sakit di leher, paru-paru dan sesak pada karywanya,” ujar polisi. Dikonfirmasi, Kanit Reskrim Polsek Kuta Utara Iptu Julkipli Ritonga membenarkan tewasnya Bule Perancis di dalam rumahnya. “Tidak ada tanda tanda kekerasan dan korban meninggal diduga karena sakit, terangnya kemarin. R-005

Pengakuan ABG Pesta Sabu

PM: Ibu dan Bapak Cerai, Saya Dititip di Panti Asuhan DENPASAR-Fajar Bali Ada pengakuan miris yang diceritakan salah seorang ABG, berinisial PM (16), yang ditangkap jajaran Badan Narkotika Provinsi (BNNP) Bali Selasa (21/6) lalu. Remaja cantik ini tidak malu-malu mengatakan bahwa kehidupan keluarganya morat-marit, setelah ibunya kawin cerai dengan seorang lelaki pengangguran. Yang menyedihkan, wanita lugu dan polos ini dititipkan ke Panti Asuhan selama 6 tahun, dengan alasan ekonomi seret. Cewek asal Tabanan ini mengatakan orang tuanya sudah bercerai sejak ia masih

kecil. Akibat perceraian inilah, PM mulai merasakan ekonominya sangat sulit. Tidak bisa lagi meminta uang, apalagi sang ibu hanya berjualan canang. Dalam kondisi keuangan yang memprihatinkan itulah sang ibu menitipkannya di sebuah Panti Asuhan di Tabanan. Selama itu pula, PM mengurus dirinya sendiri dan jauh dari orang tua. “Ibu saya cerai dan kemudian saya tinggal di Panti Asuhan hingga kelas 6 SD. Kemudian ibu saya menikah lagi dengan pemuda asal Angantaka. Jadi, saya ikut mereka tinggal di Angantaka, Abiansemal," kata sepemilik rambut sebahu ini.

PM mengaku tinggal bersama bapak tiri hidupnya tidak nyaman. Ia pun bergaul dan keluar malam bersama teman-temannya. Tak jarang PM tidak pulang ke rumah dengan alasan tidur bersama temannya. Perilaku buruk PM yang kerap keluar malam, ternyata tidak disenangi oleh bapak tiri dan kakak tirinya. Bahkan, wanita ini sering mendapat tamparan apabila ditemukan pulang pagi. Kekerasan dalam rumah tangga itu tidak membuat PM jera, bahkan semakin parah. Pun sebelum ujian mau tamat SMP, ia batal masuk sekolah karena paginya nonton trek-

trekan di Jalan Gunung Soputan, Denpasar. “Ternyata asik juga menonton trek-trekkan. Saya makin keterusan nonton dan jarang pulang,” jelasnya sambil senyam-senyum. Setelah beberapa minggu sekolah di salah satu SMK swasta di Denpasar, ternyata ibunya tidak punya uang untuk biaya sekolah. Akhirnya PM memilih berhenti sekolah. Mirisnya, sang ibu mempersilahkan PM ngekos sendiri. PM kemudian mencari kosan di Jalan Tukad Badung dan dibayarin oleh ibunya. Tak lama, kosanya pindah ke Jalan Raya Sesetan Denpasar. Semula PM berniat minta

pulang kepada ibunya dan mau tinggal di rumah saja. Tapi apa lacur, ibunya melarang dengan alasan bapak tirinya malu melihat perbuatanya. “Saya sedih saja. mau tinggal di rumah tidak dikasih ibu. Padahal saya ingin hidup bersama ibu dan janji tidak keluar malam lagi," ujar PM sedih. Selain itu, PM mengaku sempat kerja di butik tapi tidak betah dan akhirnya berhenti. Nah, kemudian dia berkenalan dengan seorang pemuda remaja, (tersangka PA) pada Bulan Mei lalu dan resmi pacaran. Keduanya tinggal satu kos di Jalan Gunung

Tangkuban Perahu, Denpasar. Apes, ternyata PA pecandu sabu-sabu (SS) dan sering mengajak teman-temannya pesta narkoba di kos. Awalnya PM dirayu untuk mengkomsumsi sabu tapi ditolak. Namun karena cinta, PM akhirnya mau mengkomsumsi sabu. “Awalnya saya tidak mau, tapi akhirnya mau. Saya baru dua kali makai sabu, sebelum ditangkap BNN. Ternyata kalau makai sabu tidak bisa tidur ya dan susah menelan makanan," bebernya sambil ketawa. Sementara itu, PM berjanji sekeluar dari BNNP Bali, ia akan pulang ke rumahnya

dan melanjutkan sekolah. “Saya sudah kapok karena narkoba. Saya mau pulang saja dan mau melanjutkan sekolah. Semoga ibu dan bapak tiri saya mau menerima saya,” pintanya. Pasca penangkapan sembilan tersangka, satu diantaranya PM, orang tua ABG ini mendatangi kantor BNNP Bali di Jalan Kamboja Denpasar. Para orang tua mereka marah dan kecewa melihat anak anaknya ditahan di BNNP Bali. Meski demikian, orang tua ABG menyerahkan anak anaknya untuk menjalani rehabilitasi di BNNP Bali. R-005

 Pemimpin Umum Perusahaan: I Gusti Made Arya Wisnu Mataram  Direktur Perusahaan: I Gusti Agung Galuh Ardhaningrat  Manajer Pemasaran, Iklan & Pengembangan Bisnis : Ida Bagus Sudarsana  Keuangan: Supartini  Admin: Mikayanti  Koordinator Sirkulasi: Putu Lera Atmaja Staf Sirkulasi: Wayan Sumadita, Ida Putu Juliartana, Kadek Edi Suresta Jaya, Ida Ketut Ngurah Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Redaksi: KERETA KENCANA-Pelepasan dengan warnaiPelaksana/Koordinator sertijab Kapolres Gianyar Emanuelkereta Dewatakencana Oja  Redaktur Liputan: Gusti Agung Paramita  Redaktur: Ida Bagus Putu Bagus, Gde Carmyaka, Hence Silalahi, Hery Subagio, I Nyoman Sukadana  Staf Redaksi: Eliazar Patun, Ayu Diah, Agung Gde, Angga Wijaya, I Gede A. Adnyana , Putu Puspa Artayasa (Gianyar), Gde Sarjana (Klungkung), Made Doni (Tabanan), Wayan Sumertha (Bangli), Wisnaya (Buleleng), Pramono (Negara), Budiasa (Karangasem)  Kontributor:Ketut Suarja Sekretaris Redaksi: Merta Yoga Desain Grafis/Tata Letak: Dejerie, Wiadnyana, Manik, Ari  Fotografer :Kasturi, Redy  Alamat Redaksi Sirkulasi/Iklan: Jl. Indrajaya No. 8, Ubung Kaja, Denpasar. Telepon: (0361) 411283, Fax.: (0361) 411283, e-mail: berita_fajar@yahoo.co.id, berita_fajar@fajarbali.co.id.  Rekening: Bank BPD Bali Cabang Mangupura No.: 009.01.11.000160, Bank BRI KCP Gatot Subroto Denpasar No.: 0572-01-000064-30-0 a/n PT. ARTHA MEDIA FAJAR BALI UTAMA PRESS Tarif Iklan: Umum BW: Rp. 35.000 mm/ klm, Umum FC: Rp. 55.000 mm/klm, Keluarga/Sosial: Rp. 20.000 mm/klm, Iklan Lelang/Neraca: Rp 15.000,-/mmk, Advertorial: Rp. 15.000 mm/klm, Baris: Rp. 20.000/baris, Tarif Iklan Jaket (Coat Ad): Rp 225.000/mmk.  Penerbit: PT. Artha Media Fajar Bali Utama  Percetakan: PT. Temprina

WARTAWAN FAJAR BALI DALAM MELAKUKAN KEGIATAN JURNALISTIK SELALU DIBEKALI KARTU PENGENAL DIRI, DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA IMBALAN DALAM BENTUK APAPUN. Layouter: Ari


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.