KAMIS, 18 AGUSTUS 2016 | TAHUN XVII
7
Kado Manis di HUT RI ke-71
Kabupaten Badung Dominasi Penghargaan ‘Widya Kusuma’ 2016 Dalam dunia pendidikan, Widya Kusuma merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan Provinsi kepada Kepala Sekolah, guru maupun sosok yang peduli terhadap pendidikan, seni dan budaya dinilai dari ketokohannya. Jika seorang menyandang gelar tersebut, otomatis ditetapkan sebagai tokoh di Provinsi masing-masing. Tahap seleksi kandidat peraih Widya Kusuma cukup panjang. Dimulai dari seleksi tingkat gugus, kecamatan, dan Kabupaten/Kota. Dari setiap jenjang pendidikan
(TK,SD,SMP,SMA,SMK), per Kabupaten/Kota memiliki dua orang wakil. Kemudian diseleksi kembali oleh Tim Visitasi dari Biro Kesra Setda Pemprov Bali. Kriteria penilaiannya meliputi
I Gusti Ayu Padmi, M.Pd.
wawancara pengalaman pribadi, pengaruh di lingkungan kerja maupun di masyarakat, pandangan terhadap kehidupan sosial. Dan spesialnya di tahun 2016, tiga orang wakil Kabupaten Badung meraih tiga penghargaan Widya Kusuma, yang diserahkan langsung oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, beberapa hari lalu di Monumen Bajra Sandhi Renon, Denpasar. Dengan demikian, tokoh pendidikan di Kabupaten Badung bertambah tiga orang. Mereka diantaranya, I Gusti Ayu Padmi,M.Pd., I Gede Ngurah Dharma Setyawan dan Drs. I nyoman Supartha, M.Pd.
F awa
I Gusti Ayu Padmi, M.Pd., saaat ini menjabat Kepala TK Indra Prasta, Kuta, sejak tahun 2010. Ia diangkat menjadi guru sejak 31 tahun silam dan kaya pengalaman berorganisasi, membuatnya berhasil menyabet penghargaan Widya Kusuma tahun 2016. Sebelumnya, ibu dua anak ini mencatat beberapa prestasi, seperti, Juara Lembaga UKS, Kabupaten Badung tahun 2014, Juara Gugus Jepun 1 hingga ke tingkat nasional, Juara 1 guru teladan Kabupaten Badung, Juara Kepala Sekolah berprestasi Kabupaten Badung 2016. Menyoal, pengalaman organisasi, istri dari Gusti Made Suta ini, mengatakan aktif sejak tahun 1958. Bahkan saat ini ia tercatat masih aktif sebagai pengrus organiasai. Berikut pengalaman organisasi IGA Padmi, Ketua IGTKI PGRI tahun Kecamatan Kuta, tahun 1985-1988, Pengurus IGTKI Kabupaten Badung tahun 1988-1993, dan Pengurus Pembantu 1998-2006, Wakil Ketua IGTK Kabupaten Badung 20052010, Pengurus Kopkar Kuta Jaya tahun 2010-sekarang, Pengawas di Kospin tahun 2007-sekarang, Bendahara Gugus Jepun, Pengurus PGRI Kabupaten Badung tahun 2014-sekarang dan Pengurus Paiketan Pasemetonan Warga Arya Sentong Provinsi Bali tahun 2015.
Drs. I Nyoman Supartha, M.Pd. Penghargaan Widya Kusuma dari jenjang SMK, berhasil disabet oleh Drs. I Nyoman Supartha, M.Pd. Saat ini ia menjabat Kepala SMKN 1 Kuta Selatan sejak tahun 2012. Pria yang mengenyam pendidikan S1 di IKIP Negeri Yogyakarta ini mendedikasikan prestasinya kepada sekolah tempatnya mengabdi. Prestasinya diawali sejak tahun 2008 sebagai juara III Kepala Sekolah berprestasi tingkat kabupaten. Prestasiinya meningkat tahun berikutnya, 2013 berhasil menjadi juara II dan 2014 juara I. “Tahun 2015 saya mewakili Kabupaten Badung ke tingkat Provinsi,” paparnya. Supartha mengaku sangat bersyukur atas penghargaan yang diraihnya. Kendati demikian, ia mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekannya di SMKN 1 Kuta Selatan atas dukungan selama ini. “Saya uacpkan terimakasih pada teman-teman, tanpa bantuan mereka saya tidak bisa seperti ini,” katanya. Ditemui terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemida dan Olahraga (Kadisdikpora) Kabupaten Badung, I Ketut Widia Astika, mengatakan, hasil yang positif ini membuktikan mutu pendidikan di Badung semakin menunjuukan peningkatan yang signifikan. “Saya ucapkan terimakasih kepada guru yang meraih Widya Kusuma. Semoga ke depan prestasi semakin bisa ditingkatkan demi mengharumkan nama pendidikan Badung pada khususnya,” ucap Widia, usai mengikuti apel peringatan HUT RI, Rabu (17/8) kemarin.
I Gede Ngurah Dharma Setyawan, S.Pd., M.Pd Pria kelahiran Banyuwangi ini, saat ditemui usai menerima piagam Widya Kusuma, mengatakan, penghargaan yang diraihnya adalah buah dari komitmen atas pilihan hidupnya menjadi guru. Awal karirnya menjadi pendidik, ia pernah ditugaskan di daerah rawan konflik Timor-Timur, dengan segala keterbatasan yang ada, ia bertahan tanpa berfikir beralih profesi. “Saya harus berjalan kaki, nyebrang sungai untuk menjangkau sekolah. Selang beberapa tahun saya kembali ditugaskan ke Bali” kenangnya. Dharma Setiawan, sapaan akrabnya, saat ini menjabat Wakil kepala sekolah bidang akademik di SMAN 1 Kuta Utara dari tahun 2007 hingga sekarang. Pada tahun 2012-2014 ia dipercaya sebagai anggota Tim Pengembang Kurikulum Provinsi Bali. Karirnya beranjak ke kancah nasional, terbukti sejak tahun 2013 hingga sekarang , sarjana kimia ini ditunjuk sebagai Instruktur Nasional mata pelajaran Kimia. Prestasi nasionalnya kian bertambah sejak tahun 2015 dirinya tergabung dalam Tim Pengembang Kurikulum Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kepala Sekolah SMAN 1 Kuta Utara, Dr. I Ketut Kerta mengatakan, sudah sepantasnya Dharma Setyawan meraih predikat tokoh pendidikan. Kertha beralasan, rangkaian prestasi yang diraihnya sudah menjadi bukti kuat. “Setiap guru di SMAN 1 Kuta Utara, kami dorong agar menjadi contoh bagi siswa, bukan sekedar memberi contoh,” tandas Kertha.
Disdikpora: Pengangkatan Kepala Sekolah Sesuai Aturan
FB/GEDE
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, foto bersama usai penyerahan surat keputusan (SK) pengangkatan, ketika itu turut disaksikan oleh Wakil Bupati I Ketut Suiasa, Kadisdikpora Ketut Widia Astika, serta para pejabat struktural di lingkungan Disdikpora Badung. Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, bulan lalu mengangkat 10 kepala sekolah (kepsek) tingkat sekolah dasar (SD). Saat penyerahan surat keputusan (SK) pengangkatan, ketika itu turut disaksikan oleh Wakil Bupati I Ketut Suiasa, Kadisdikpora Ketut Widia Astika, serta para pejabat struktural di lingkungan Disdikpora Badung. Pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Badung Kabupaten Badung menepis bila pengangkatan 10 kepsek ini bagian dari mutasi atau sarat aroma politis. Pihak Disdikpora menegaskan, pengangkatan 10 kepsek murni dalam rangka penyegaran. Masing-masing kepsek yang diangkat, yakni, I Nyoman Gede Wiryadana sebagai Kepala SD 2 Werdibuwana, Ida Bagus Suastika sebagai Kepala SD 1 Jagapati, I Made Sudarma sebagai Kepala SD 8 Ungasan, I Gusti Made Surtadina
sebagai Kepala SD 1 Canggu, I Made Artana sebagai Kepala SD 2 Belok Plaga, Ni Luh Suriati sebagai Kepala SD 2 Taman, Dewi Kartikasari sebagai Kepala SD 5 Kuta, I Nyoman Bonogoro sebagai Kepala SD 3 Abianbase, I Wayan Paramarta sebagi Kepala SD 3 Taman, dan I Wayan Arjana sebagai Kepala SD 2 Sulangai. Dalam pengarahannya Bupati Giri Prasta, mengingatkan agar kepala sekolah atau guru melaksanakan tugas secara bertanggungjawab, jangan malas mengajar, karena kesejahteraan guru saat ini sudah diperhatikan pemerintah seperti tunjangan sertifikasi dan lain-lain. “Kepala sekolah juga harus cepat tanggap dengan lingkungan sekolah dan mau memelihara bangunan sekolah yang dipimpinnya, harus kreatif, dan berinisiatif,” pesannya. Oleh karena itu, imbuh pejabat
Langkung Nunas Sinampura
asal Plaga, Kecamatan Petang, tersebut para kepala sekolah yang telah menerima SK harus memahami kepercayaan yang diberikan dan bertanggungjawab dengan tugas dan fungsinya sebagai seorang pendidik. “Para guru yang telah diberi tugas dan fungsi yang baru yakni sebagai kepala sekolah, merupakan suatu amanah dan tanggung jawab dalam memimpin sekolahnya. Kami harapkan dapat memberikan yang terbaik untuk para anak didiknya untuk kemajuan pendidikan dan pembangunan di Kabupaten Badung,” kata Bupati Giri Prasta. Kepala Disdikpora Badung Ketut Widia Astika menambahkan, pengangkatan 10 kepala SD ini murni karena penyegaran. Sebab yang sebelumnya telah memasuki masa pensiun. Berarti tidak ada kaitannya dengan mutasi? “Tidak ada. Ini karena kepala sekolah sebelumnya pensiun,” tegasnya. M-009
FB/GEDE
Kabupaten Badung meraih tiga penghargaan Widya Kusuma, yang diserahkan langsung oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, beberapa hari lalu di Monumen Bajra Sandhi Renon, Denpasar. Mereka diantaranya, I Gusti Ayu Padmi,M.Pd., I Gede Ngurah Dharma Setyawan dan Drs. I nyoman Supartha, M.Pd.
Tahun 2017 Sekolah di Badung Targetkan UNBK Meskipun dari Kemendikbud tidak mewajibkan sekolah melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), namun Pemda Badung komitmen melaksanakan UNBK mulai tahun depan. UNBK menurut Kadisdikpora Badung, I Ketut Widia Astika, adalah tolok ukur indeks integritas suatu sekolah. Pihaknya akan melakukan evaluasi ke sekolah-sekolah yang ada di Badung terkait kesiapan fasilitas penunjang dalam melaksanakan UNBK. Diakuinya, persiapan kearah itu akan menemui banyak kendala, namun pihaknya akan membantu fasilitas semaksimal mungkin. Hal lain yang disampaikannya adalah penataan manajemen guru. Menurutnya kekurangan tenaga guru merupakan masalah serius yang harus cepat ditangani. Pihaknya mengambil solusi dengan memperbantukan guru honor yang dibiayai APBD. Menurutnya, dalam manajemen guru pertama yang diperhatikan adalah jumlah, setelah itu, kualitas dan kompetensinya. “Kami terus berupaya meningkatkan kesejahteraan guru honor. Bagaimana mungkin mereka mencerdaskan kehidupan bangsa jika belum sejahtera?,” tegasnya.
Nyoman Nuryantara, S.Sos., M.Ap FB/GEDE
Kedepan, lanjutnya, pihaknya akan membatasi siswa dari luar Badung. hal ini dilakukan karena memprioritaskan warga Badung. “Tidak ada cerita anak Badung sampai tidak dapat kursi di daerahnya sendiri,” ujarnya. Terkait adanya usulan rayonisasi dalam PPDB SMA/SMK yang mengarahkan siswa mencari sekolah di wilayah kecamatan tempat tinggalnya, Widia mengatakan, biarkan anak memilih sekolah sesuai keinginannya, terlebih selama masih dalam wilayah Badung. “Misalnya dia anak Petang, ingin sekolah ke Kuta Utara, kalau tidak dikasi kasian juga. Selama mereka siap dengan konsekuensi saya rasa tidak ada masalah,” tuturnya. Terkait seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Widia Astika, tetap mempertahankan komitmenya melarang sekolah negeri memungut biaya dengan alasan apapun. Pihaknya tidak ragu memberikan sanksi tegas kepada sekolah yang melakukan pungutan dalam PPDB. Sikap tegasnya itu didasari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, adanya informasi dari masyarakat, bahwa ada oknum yang memanfaatkan momen PPDB dalam mencari keuntungan yang berkedok uang registrasi, uang map dan sebagainya. Begitupun kepada orang tua calon siswa, ia menghimbau agar lebih berhati-hati saat seleksi berlangsung. “Sikap tegas ini terus kita pertahankan,” tegasnya. Tahun 2016 Badung Ajukan Akreditasi 152 Sekolah-Kepala Sesi Pendidikan Dasar (Kasi Dikdas) Disdikpora Badung, sekaligus Koordinator Unit Pelaksana Akreditasi (UPA), Nyoman Nuryantara, S.Sos., M.Ap., menjelaskan tahun 2016 pihaknya mengajukan permohonan akreditasi ke Badan Akreditasi Provinsi (BAP) terhadap 152 sekolah di wilayah Kabupaten Badung. Jumlah 152 tersebut terdiri dari 128 SD, 18 SMP, dan 6 SMA. Setelah diajukan ke BAP, SD diakreditasi sebanyak 118, SMP 16 dan 2 SMA. “BAP memiliki ketentuan kuota. Kami sudah ajukan semua namun memang ada beberapa yang belum bisa diakreditasi tahun ini,” katanya. Nuryantara menjelaskan proses pelaksanaan akreditasi diawali dengan permohonan akreditasi ke UPA Kabupaten. Selanjutnya UPA mengajukan ke BAP. “Syaratnya suatu sekolah harus pernah menamatkan siswa,” uacapnya, sembari menambahkan pihaknya memprioritaskan akreditasi sekolah yang baru berdiri dan sekolah yang masa akreditasinya berakhir. Menurutnya, status akreditasi merupakan sebuah wibawa yang dapat dijadikan acuan mutu pendidikan di suatu daerah. selain itu, tambahnya, akreditasi mempu mengangkat citra dari suatu sekolah. “Di Kabupaten Badung, semua sekolah sudah terakreditasi,” ujarnya. Dalam mendukung proses akreditasi, pihaknya melakukan kordinasi dengan sekolah yang akan diakreditasi guna melakukan evaluasi data pendukung sebelum tim Asesor BAP datang ke sekolah untuk melakukan visitasi. “Kami tetap melakukan evaluasi sebelum tim BAP datang. Mengingat banyak data pendukung yang harus disediakan,” tandasnya. M-009 Layouter: Manik