PLANO NEWS RESILIENSI DESA SERIES: Edisi Desember

Page 1

plano news edisi desember

RESILIENSI DESA BERBASIS SOCIO-CULTURAL DI TUGUREJO-PONOROGO DIVISI KEILMUAN & KEPROFESIAN HMP PL ITB KOMISARIAT



outline Deskripsi Penerapan & Approach Keberhasilan Aktor Kelebihan Kekurangan Di Terapkan di Indonesia


plano Resiliensi Desa news : Berbasis Socio-Cultural

Resiliensi Desa

The Resilient Mountain

Berbasis Socio-cultural (RMV) diVillage Tugurejo-Ponorogo

The Resilient Mountain Desa/kelurahan Tangguh Program atau pendekatan ini dikembangkan Village (RMV) merupakan bencana (destana) adalah oleh International Centre for Integrated suatu pendekatan untuk Mountain Development (ICIMOD) yang berasal desa/kelurahan yang data dari BPBD Jawa Timur, pembangunan di kawasanBerdasarkan dari elemen climate smart agriculture dan memiliki kemampuan termasuk kedalam salah satu dari pegunungan yangPonorogo climate smart villages yang merupakan konsep mandiri untuk beradaptasi mengintegrasikan aspek20 wilayah yang dikategorikan rawan longsor, dari Food and Agriculture Organization (FAO) danekonomi, menghadapisosial, ancamandan mulai tinggi, sedang, sampai dandari the kategori Consultative Group on International bencana serta memulihkandari lingkungan rendah. Pergerakan KabupatenRMV Agriculture Research tanah (CGIAR).diPendekatan yang diri pembangunan dengan segera dari ini berfokus 3 hal,diyaitu ketahanan iklim, Ponorogo lebihpada umum daerah dengan berkelanjutan dengan dampak bencana yang ketahanan sosial-ekonomi, dan ketahanan proses adaptasi, ketahananpemanfaatan hutan serupa dan hutan lebat. merugikan jika terkena masaair depan. hujan/curah hujan meru pakan dan kesiapan perubahanKondisi bencana (BNPB, 2012). Di iklim untuk risiko di masafaktor penting yang bisa memicu pergerakan wilayah ada salah yangPonorogo akan datang. Programtanah. Pertambahan bobot massa tanah satuiniDestana yang sudah bertujuan untukakibat hujan, jika didukung oleh faktor lain membekali masyarakat menjadi model, yaitu Desa seperti lereng yang curam dan/atau dengan alat Tangguh Bencana (Destana)dan pengetahuan Slahung, yangpenggunaan lahan yang tidak sesuai, akan Tugurejo, diperlukan untukmemicu pergerakan tanah. Ponorogo. Menurut Kepala meningkatkan ketahanan Badan Penanggulangan mereka terhadapTerdapat 5 jenis bencana yang terjadi di Bencana Daerah (BPBD), perubahan dan mendorong Ponorogo dengan total 155 peristiwa (BPBD, Drs.pembangunan Imam Bashori, M.Si yang2019). Tanah longsor merupakan yang paling berkelanjutan. (Imam Bashori, 2019) ada 11 sering terjadi dengan total 85 kejadian, desa ditetapkan sebagai menyebabkan 31 orang meninggal / hilang, 24 desa bencana (Destana) di orang terluka, 1349 orang mengungsi, 218 Ponorogo dan terbagi rumah rusak berat, 89 rumah rusak sedang, menjadi tiga cluster, Main dan 69 rumah rusak ringan. Selain itu juga category, Middle category, merusak 1 fasilitas kesehatan, 2 fasilitas dan Primary category. ibadah, dan 1 fasilitas pendidikan.

11


plano Resiliensi Desa news : Berbasis Socio-Cultural pada air,terdampak yaitu Fokus pertama yang memiliki Pada 2016, adalah di Desaketahanan Tugurejo,iklim Slahung, Ponorogo,Intervensi terdapat 39 rumah mengatasi kelangkaan air dan dua oleh aspek penting, yaitu beradaptasi dengan pergerakan tanah di area tersebut. Setelah berulang kali mengalami variabilitas iklim dan menjadi ramah lingkungan. ketidakpastian ketersedian air retakan tanah, Dusun Krajan, Desabagi Tugurejo, Slahung, irigasi Kecamatan dan kebutuhan Intervensi RMV pada tepatnya ketahanandiiklim berfokus pada sehari-hari dengan Kabupaten Ponorogo, tanah longsor terjadi. ini juga terjadi karena hujan sistem pertanian, air, dan energi. Intervensi pada Hal menggunakan konsep sistem pertanian dapat lebat sehari sebelumnya denganmemungkinkan intensitas air sedang meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan dalam konservasi air yang sederhana (Siswanto, Tugurejo, 2019). pertanian, wanatani, dan sumber daya alam dengan dan irigasi yang eďŹ sien. pada intervensi melalui cara pengelolaan tanah dan hama yang lebih Terakhir energi, yaitu dengan baikStudi dan memperbaiki tanam akhir-akhir yang nantinya mengenai pola bencana ini penggunaan dapat meningkatkanbahwa hasil sekaligus menghemat air mendukung menunjukkan telah terjadi perubahan dan tenaga kerja, serta dapat memperkecil efek energi yang ramah lingkungan. dalam orientasi, yang awalnya lebih negatif dari pupuk dan pestisida kimia.

membahas terkait masalah teknis tentang peristiwa yang memicu bencana dan penanganan korban bencana, menjadi pendekatan yang menekankan pada pendekatan manusia dan komunitas (Thomas E. Drabek, 1986). Hal ini mengarah pada Fokus kedua adalahbencana ketahanan sosial-ekonomi yang penanganan yang terintegrasi terbagi menjadi tiga komponen utama, yaitu pengembangan komunitas. Penanggulangan pembangunan ekonomi dan infrastruktur, gender, seharusnya dan bencana kelembagaan. Komponendilakukan pertama secara yaitu pembangunan ekonomi dan infrastruktur yang berkelanjutan sesuai dengan kehidupan sosialbertujuan untuk memperkuat rantai pasokan ekonomi serta budaya masyarakat lokaluntuk yang produksi pertanian yang berkelanjutan dan adaptif. rentan dan terpengaruh oleh bencana. Komponen selanjutnya yaitu jenis kelamin (gender)

BAGAIMANA PENERAPANNYA? APPROACH DARI MANA?

Komponen terakhir yakni kelembagaan, yang bertujuan mempromosikan kelompok tingkat desa dan lembaga lokal untuk pengambilan keputusan bersama, berbagi informasi dan layanan penyuluhan.

yang bertujuan untuk menciptakan keadilan dan mendukung akses ke memiliki informasiilmu dandan pengambilan Setiap komunitas cara untuk keputusan. menghadapi/menangani lingkungan untuk

bertahan. Pengetahuan dan metode ini dikenal dengan “Local wisdom�. Ini merupakan sistem pengetahuan lokal yang disimpan dalam memori komunitas dan akan segera mulai bekerja saat terjadi kondisi yang membutuhkannya untukketahanan bekerja. masa depan Fokus yang terakhir adalah

yang terbagi menjadi tiga bidang utama, yaitu layanan digital, keamanan ďŹ nansial, dan kesiapsiagaan bencana. Bidang pertama yakni layanan digital, yang bertujuan mengurangi hambatan bahasa dan teknologi untuk memberikan informasi penting kepada petani. Bidang kedua yakni keamanan ďŹ nansial, yang memiliki tujuan adanya pengurangan kerugian, kerusakan, dan mengamankan aset yang rentan dengan menggunakan pelatihan mengenai manfaat dan biaya asuransi.

22

Bidang yang terakhir yakni kesiapsiagaan menghadapi bencana, yang bertujuan menyiapkan masyarakat untuk menghadapi bencana yang nantinya dapat mengurangi resiko dan mengurangi dampak bencana tersebut terhadap masyarakat.


plano Resiliensi Desa news : Berbasis Socio-Cultural Local wisdom merupakan nilai yang tercipta, dikembangkan, dan dipertahankan di masyarakat karena kemampuannya untuk bertahan dan menjadi pedoman bagi kehidupan manusia. Local wisdom mencakup berbagai macam mekanisme dan cara berperilaku dan bertindak sebagai diuraikan dalam tatanan sosial. Enam dimensi local wisdom yaitu pengetahuan lokal, budaya lokal, keterampilan lokal, sumber daya lokal, mekanisme pengambilan keputusan lokal, dan kelompok. Enam dimensi ini adalah The Resilient Mountainsolidaritas Program atau pendekatan ini dikembangkan lokal yang bertransformasi menjadi Village (RMV) merupakankecerdasan oleh International Centre for Integrated suatu pendekatan untukkreativitas, dan (ICIMOD) inisiatif yang sehingga Mountain karya, Development berasal pembangunan di kawasanmasyarakat bisa mandiri dalam menghadapi dari elemen climate smart agriculture dan pegunungan yangberbagai perubahan iklim yang sosial.merupakan konsep climate smart villages mengintegrasikan aspek dari Food and Agriculture Organization (FAO) ekonomi, sosial, dan dan the Consultative Group on International lingkungan dari Agriculture Research (CGIAR). Pendekatan RMV pembangunan yang ini berfokus pada 3 hal, yaitu ketahanan iklim, Penanggulangan di berkelanjutanbencana dengan ketahanan sosial-ekonomi, dan ketahanan Desa Tugurejo, Kecamatan proses adaptasi, ketahanan depan. Slahung, dan Kabupaten kesiapan perubahana) masa Membangun sistem manajemen bencana Ponorogo, terkoordinasi iklim untuk risiko di masa yang sistematik, terencana, terstruktur, melalui program kegiatan yang akan datang. Program terintegrasi, dinamis dan berkelanjutan; danini pencegahan yang bertujuan untuk memiliki visi “Tetap Jaya membekali masyarakatb) Memberikan perlindungan bagi komunitas dari ancaman bencana; Berbudaya dengan dan Religius�, alat dan sebagaimana diuraikan pengetahuan yangc) Mendorong antusiasme partisipatif, gotong dalam Peraturan Desa diperlukan untuk royong, dan solidaritas; (Perdes) nomor 07 tahun meningkatkan ketahanand) Membangun partisipasi dan kemitraan 2017. Tujuan regulasi terhadap mereka politik dan dunia pribadi; sebagaimana perubahandinyatakan dan mendorong dalam (Pasal 4), yaitu: pembangunan yange) Hormati budaya dan kearifan lokal.

The Resilient Mountain Village (RMV)

berkelanjutan.

31


24

plano Resiliensi Desa news : Berbasis Socio-Cultural Intervensi pada air, yaitu Fokus ketahanan iklim yang memiliki A. pertama Dalam adalah upaya penanggulangan bencana, kecepatan, mengatasi kelangkaan air dan dua aspek penting, yaitu beradaptasi dengan kewaspadaan yang tepat dan terintegrasi, serta kesiapan variabilitas iklim dan menjadi ramah lingkungan. ketidakpastian ketersedian air terkoordinasi keterlibatan generasi bagi irigasi dan kebutuhan Intervensiyang RMV pada ketahanan membutuhkan iklim berfokus pada dengan muda/Karang Taruna Organisasi sistem pertanian, air, dan energi. dengan Intervensi membentuk pada sehari-hari menggunakan konsep sistem Pemuda pertanian dapat memungkinkan Tahan Bencana (TAGANA). Tugas TAGANA diperkuat meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan dalam konservasi air yang sederhana oleh SK Nomor 01 Tahun 2018 tentang terjalinnya kerjasama pertanian, wanatani, dan sumber daya alam dengan dan irigasi yang eďŹ sien. dalam memelihara hutan di wilayah TerakhirWonodadi pada intervensi melalui cara pengelolaan tanahkeamanan dan hama yang lebih energi, yaitu dengan Masyarakat Hutan (LMDH) dengan baik danLembaga memperbaiki pola tanam Desa yang nantinya penggunaan dapat meningkatkan hasil sekaligus menghemat air mendukung Organisasi Pemuda Desa Tugurejo (TAGANA), yaitu: energi yang ramah lingkungan. efek dan tenaga kerja, serta dapat memperkecil a) Bersama dalam aktivitas untuk melestarikan hutan negatif dari pupuk dan pestisida kimia. Perhutani dan lingkungannya. b) Bersama-sama mencegah bahaya kebakaran hutan di Perhutani dan daerah sekitarnya. c) Bersama dalam konteks pencegahan awal longsor di hutan kawasan Perhutani dan sekitarnya.

B.

Upaya

penanggulangan

bencana

juga

membutuhkan

Fokus kedua adalah ketahanan sosial-ekonomi yang Komponen terakhir yakni yangkomponen segera, terintegrasi, dan terkoordinasi yang terbagi persiapan menjadi tiga utama, yaitu kelembagaan, yang bertujuan pembangunan ekonomi dan infrastruktur, gender, Perempuan melibatkan perempuan untuk membentuk Desa kelompok mempromosikan dan kelembagaan. Komponen pertama yaitu Tahan Bencana (PERTAHANA). tingkat desa dan lembaga lokal pembangunan ekonomi dan infrastruktur yang untuk pengambilan keputusan bertujuan untuk memperkuat rantai pasokan untuk bersama, berbagi informasi C. Selain itu,yang untuk memperkuat upaya penanggulangan produksi pertanian berkelanjutan dan adaptif. dan layanan penyuluhan. Komponen selanjutnya yaitu jenis (gender) bencana, persiapan yang kelamin cepat, tepat dan terintegrasi, perlu yang bertujuan untuk menciptakan dan untuk membentuk Forum keadilan Pengurangan Risiko Bencana mendukung akses ke informasi dan pengambilan (PRB), yang memiliki tugas mencegah munculnya bencana; keputusan.

mengurangi risiko bencana secara holistik dan terintegrasi sebelum, selama dan sesudah bencana; mengkoordinasikan dan mengelola penerimaan dan distribusi bantuan; membawa pemulihan keluar melalui program lintas sektoral, dan terus melaporkan hasil tugas implementasi.

Fokus yang terakhir adalah ketahanan masa depan kebingungan dan tumpang terkait tugas yangUntuk terbagimencegah menjadi tiga bidang utama, yaitu layanan tindih Bidang yang terakhir yakni dan keamanan wewenang, ďŹ nansial, organisasidandankesiapsiagaan tata kerja pengelolaan kesiapsiagaanDesamenghadapi digital, Tugurejo diatur melalui keputusan Kepalayang Desa bencana, Tugurejo nomor yang bertujuan bencana. Bidang pertama yakni layanan digital, bertujuan mengurangi hambatan bahasa dan menyiapkan masyarakat untuk 33 tahun 2018. teknologi untuk memberikan informasi penting menghadapi bencana yang kepada petani. Bidang kedua yakni keamanan nantinya dapat mengurangi dan mengurangi ďŹ nansial, yang memiliki tujuan adanya pengurangan resiko kerugian, kerusakan, dan mengamankan aset yang dampak bencana tersebut rentan dengan menggunakan pelatihan mengenai terhadap masyarakat. manfaat dan biaya asuransi.


plano Resiliensi Desa news : Berbasis Socio-Cultural

KEBERHASILAN

Program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang dilakukan di Desa Tugurejo selama tahun 20172018 ini cukup dinamis dan produktif, termasuk program penghijauan rutin di daerah rawan bencana daerah bersama dengan tagana pertahana dan komunitas vespa, agroforestry untuk mengurangi risiko bencana di lahan kritis, pengembangan konservasi lahan melalui program hutan kemasyarakatan, konservasi lahan menggunakan sistem terasering, dini bencana, dan lainnya. The Resilient Mountainpencegahan Program atau pendekatan ini dikembangkan Village (RMV) merupakan oleh International Centre for Integrated suatu pendekatan untukKeunggulan Tangguh(ICIMOD) Bencana Tugurejo MountainDesa Development yang berasal pembangunan di kawasanselain kesiapan aspek kelembagaan dan program dari elemen climate smart agriculture dan pegunungan yangadalah semangat yang masih ada climate smart gotong villages royong yang merupakan konsep mengintegrasikan aspek Food and Agriculture (FAO) di dari masyarakat Tugurejo. Organization Selain itu, ekonomi, sosial, dan dan the Consultative Group on International lingkungan darikepemimpinan kepala desa dengan tegas Agriculture Research (CGIAR). Pendekatan RMV pembangunan yangmenjaga eksistensi apa yang disebut dengan ini berfokus pada 3 hal, yaitu ketahanan iklim, berkelanjutan dengan“Local wisdom”, yaitu bentuk kolaborasi aspek ketahanan sosial-ekonomi, dan ketahanan proses adaptasi, ketahanansosial budaya sebagai kekuatan pembangunan depan. dan kesiapan perubahandan masa kemampuan membangun sinergi dengan iklim untuk risiko di masapemangku kepentingan. Dengan visi yang akan datang. Program kepemimpinannya “Tetaplah Jaya Berbudaya dan ini bertujuan untuk membekali masyarakatReligius”, memiliki tanggung jawab, kreativitas, dengan alat daninovasi dan kemandirian. Hal ini bisa dilihat dari pengetahuan yangketerlibatan Desa Tugurejo dalam berbagai diperlukan untukperlombaan baik di tingkat Kabupaten Ponorogo meningkatkan ketahananmaupun Provinsi Jawa Timur. Diantaranya Desa mereka terhadap Tugurejo telah memenangkan juara ke-1 sebagai perubahan dan mendorong pembangunan yangTim Terbaik Implementasi Gotong Royong di Kabupaten Ponorogo 2019, sehingga dapat berkelanjutan. mewakili Kabupaten Ponorogo dalam kompetisi TP-PKKE dan Penilaian Pembangunan Ekonomi Desa Provinsi Jawa Timur 2019. Selain itu desa ini juga meraih Juara 1 PERTAHANA dan Bursa Inovasi Desa (BID) Kabupaten Ponorogo, serta mewakili Ponorogo dalam lomba Desa Tangguh Bencana tingkat Jawa Timur (2019).

The Resilient Mountain Village (RMV)

51


26

plano Resiliensi Desa news : Berbasis Socio-Cultural Intervensi pada air, yaitu Fokus pertama adalah ketahananyang iklim yang memiliki Kesuksesan dan prestasi diperoleh tidak mengatasi kelangkaan air dan dua lepas aspek penting, yaitu beradaptasi dengan dari keseriusan, antusiasme, dan kerjasama variabilitas iklim dan menjadi ramah lingkungan. ketidakpastian ketersedian air yang baik dari semua elemen masyarakat bagi irigasi dan kebutuhan Intervensi RMV pada ketahanan iklim berfokus padadan sehari-hari dengan aparatur desa. bekerja secara pada sinergis sistem pertanian, air,Semua dan energi. Intervensi menggunakan konsep sistem memungkinkan untuk pertanian mencapai dapat target yang disepakati. meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan dalam konservasi air yang sederhana Semangat pantang menyerah dan Tanggon pertanian, wanatani, dan sumber daya alam dengan dan irigasi yang efisien. (andal) (kuat) dan Tutug pada intervensi melalui caraTangguh pengelolaan tanah dan hama(berkomitmen) yang lebih Terakhir energi, yaitu dengan dengan dukungan danyang doa dari seluruh baikbersama dan memperbaiki pola tanam nantinya penggunaan dapat meningkatkan sekaligus menghemat air mendukung masyarakat Desahasil Tugurejo dengan motto “Guyub dan tenaga kerja, serta dapat memperkecil efek energi yang ramah lingkungan. rukun mbangun deso tumuju rahayuning bumi negatif dari pupuk dan pestisida kimia.

Tugurejo” (membangun kesejahteraan Desa Tugurejo bersama) untuk mendapatkan yang terbaik. Semangat inilah yang senantiasa menggerakan gerakan Bencana Tugurejo.

Fokus kedua adalah ketahanan sosial-ekonomi yang Komponen terakhir yakni Berikut ini aktor-aktor yang berperan dalam terbagi menjadi tiga komponen utama, yaitu kelembagaan, yang bertujuan pengembangan Destana Tugurejo. pembangunan ekonomi dan infrastruktur, gender, mempromosikan kelompok dan kelembagaan. Komponen pertama yaitu tingkat desa dan lembaga lokal pembangunan ekonomi dan infrastruktur yang untuk pengambilan keputusan bertujuan untuk memperkuat rantai pasokan untuk bersama, Peran Aktor/Stakeholders berbagi informasi produksi pertanian yang berkelanjutan dan adaptif. dan layanan penyuluhan. BNPB, BPBD Kabupatenyaitu Ponorogo Ɣ Sebagai yang mengadakan program Desa Komponen selanjutnya jenis kelamin (gender) yang bertujuan untuk menciptakan keadilan dan Tanpa Bencana (Destana) mendukung akses ke informasi dan pengambilan Kepala Desa Tugurejo Ɣ Mengkoordinasi pembentukan dan keputusan. pengembangan Destana di Desa Tugurejo

AKTOR

Masyarakat Desa Tugurejo

Ɣ

Berpartisipasi aktif dalam TAGANA, PERTAHANA, Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB), serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya pembentukan Destana dan pencegahan Fokus yang terakhir adalah ketahanan masa depan bencana.yang terakhir yakni yang terbagi menjadi tiga bidang utama, yaitu layanan dini Bidang menghadapi digital, keamanan finansial, dan kesiapsiagaan kesiapsiagaan yang bertujuan bencana. Bidang pertama yakni layanan digital, yang bencana, bertujuan mengurangi hambatan bahasa dan menyiapkan masyarakat untuk teknologi untuk memberikan informasi penting menghadapi bencana yang kepada petani. Bidang kedua yakni keamanan nantinya dapat mengurangi dan mengurangi finansial, yang memiliki tujuan adanya pengurangan resiko kerugian, kerusakan, dan mengamankan aset yang dampak bencana tersebut rentan dengan menggunakan pelatihan mengenai terhadap masyarakat. manfaat dan biaya asuransi.


plano Resiliensi Desa news : Berbasis Socio-Cultural

KELEBIHAN /KEKURANGAN /SYARAT-SYARAT JIKA DI TERAPKAN DI INDONESIA

Resiliensi desa yang diterapkan di Desa Tugurejo atau bisa disebut juga Destana Tugurejo ini berbasis socio-cultural dimana lebih menekankan kepada pendekatan manusia dan komunitas yang mengarah pada penanganan bencana yang terintegrasi pengembangan komunitas secara berkelanjutan sesuai dengan kehidupan sosialekonomi masyarakat lokal yang rentan dan terpengaruh oleh bencana.

The Resilient Mountain Village (RMV)

Pengetahuan atau metode “Local wisdom� yang The Resilient Mountain Program atau pendekatan ini dikembangkan diterapkan memiliki beberapa keunggulan Village (RMV) merupakan oleh disini International Centre for Integrated suatu pendekatan untuk diantaranya jika diterapkan di Indonesia Mountain Development (ICIMOD) yangdapat berasal pembangunan di kawasan memiliki peluang keberhasilan yang lebih banyak dari elemen climate smart agriculture dan pegunungan yang karenaclimate kebanyakan masyarakat di Indonesia smart villages yang merupakan konsep mengintegrasikan aspek dari Food and Agriculture Organization (FAO) masih sadar akan kebersamaan dan gotong ekonomi, sosial, dan thesesama. Consultative Group on International royongdan antar lingkungan dari Agriculture Research (CGIAR). Pendekatan RMV pembangunan yang ini sejalan berfokusdengan pada 3 hal, yaitu metode ketahanan iklim, Hal ini konsep local berkelanjutan dengan ketahanan sosial-ekonomi, dan ketahanan proses adaptasi, ketahanan wisdom yang membutuhkan kerjasama dan masa depan. dan kesiapan perubahan solidaritas kelompok. Namun penerapannya di iklim untuk risiko di masa Indonesia juga memiliki tantangan tersendiri, yang akan datang. Program yaitu keberhasilannya dipengaruhi oleh sikap dan ini bertujuan untuk karakteristik masyarakat dan pemangku membekali masyarakat kepentingan lainnya, apabila mereka kurang dengan alat dan pengetahuan yang dalam keseriusan, antusiasme, dan kerjasama, diperlukan untuk maka resiliensi desa dengan metode ini akan meningkatkan ketahanan sulit untuk tercapai. mereka terhadap perubahan dan mendorong REFERENSI pembangunan yang Fajar berkelanjutan. Pramono, M., Bin Lahuri, S., & Ghozali, Muhammad. (2020). Disaster RQesilient Village Based on Sociocultural Aspect in Ponorogo. MIMBAR, Vol. 36 No. 1st (2020) pp. 63-73. https://doi.org/10.29313/mimbar.v36i1

7


plano Resiliensi Desa news : Berbasis Socio-Cultural Fokus pertama adalah ketahanan iklim yang memiliki dua aspek penting, yaitu beradaptasi dengan variabilitas iklim dan menjadi ramah lingkungan. Intervensi RMV pada ketahanan iklim berfokus pada sistem pertanian, air, dan energi. Intervensi pada sistem pertanian dapat memungkinkan meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan dalam pertanian, wanatani, dan sumber daya alam dengan melalui cara pengelolaan tanah dan hama yang lebih baik dan memperbaiki pola tanam yang nantinya dapat meningkatkan hasil sekaligus menghemat air dan tenaga kerja, serta dapat memperkecil efek negatif dari pupuk dan pestisida kimia.

Intervensi pada air, yaitu mengatasi kelangkaan air dan ketidakpastian ketersedian air bagi irigasi dan kebutuhan sehari-hari dengan menggunakan konsep konservasi air yang sederhana dan irigasi yang eďŹ sien. Terakhir pada intervensi energi, yaitu dengan mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan.

The Resilient Mountain Village (RMV)

The Resilient Mountain Program atau pendekatan ini dikembangkan Village (RMV) merupakan oleh International Centre for Integrated suatu pendekatan untuk Mountain Development (ICIMOD) yang berasal pembangunan di kawasan dari elemen climate smart agriculture dan pegunungan yang climate smart villages yang merupakan konsep mengintegrasikan aspek dari Food and Agriculture Organization (FAO) ekonomi, sosial,sosial-ekonomi dan Fokus kedua adalah ketahanan yang dan the Komponen Consultative terakhir Group onyakni International lingkungan terbagi menjadi tiga komponen dari utama, Agriculture yaitu kelembagaan, yang bertujuan Research (CGIAR). Pendekatan RMV pembangunan yang gender, mempromosikan pembangunan ekonomi dan infrastruktur, kelompok ini berfokus pada 3 hal, yaitu ketahanan iklim, dan kelembagaan. Komponen dengan pertama yaitu tingkat desa dan lembaga lokal berkelanjutan sosial-ekonomi, dan ketahanan pembangunan ekonomi dan ketahanan infrastruktur ketahanan yang untuk proses adaptasi, pengambilan keputusan bertujuan untuk rantai pasokanmasa untukdepan. dan memperkuat kesiapan perubahan bersama, berbagi informasi produksi pertanian yang berkelanjutan dan adaptif. dan layanan penyuluhan. iklim untuk risiko di masa Komponen yang selanjutnya yaitu jenis kelamin (gender) akan datang. Program yang bertujuan untuk menciptakan keadilan dan ini bertujuan untuk mendukung akses ke informasi dan pengambilan membekali masyarakat keputusan. dengan alat dan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan ketahanan mereka terhadap perubahan dan mendorong pembangunan yang Fokus yangberkelanjutan. terakhir adalah ketahanan masa depan

yang terbagi menjadi tiga bidang utama, yaitu layanan digital, keamanan ďŹ nansial, dan kesiapsiagaan bencana. Bidang pertama yakni layanan digital, yang bertujuan mengurangi hambatan bahasa dan teknologi untuk memberikan informasi penting kepada petani. Bidang kedua yakni keamanan ďŹ nansial, yang memiliki tujuan adanya pengurangan kerugian, kerusakan, dan mengamankan aset yang rentan dengan menggunakan pelatihan mengenai manfaat dan biaya asuransi.

8

Bidang yang terakhir yakni kesiapsiagaan menghadapi bencana, yang bertujuan menyiapkan masyarakat untuk menghadapi bencana yang nantinya dapat mengurangi resiko dan mengurangi dampak bencana tersebut terhadap masyarakat.


plano Resiliensi Desa news : Berbasis Socio-Cultural Kesuksesan dan prestasi yang diperoleh tidak lepas dari keseriusan, antusiasme, dan kerjasama yang baik dari semua elemen masyarakat dan aparatur desa. Semua bekerja secara sinergis untuk mencapai target yang disepakati. Semangat pantang menyerah dan Tanggon (andal) Tangguh (kuat) dan Tutug (berkomitmen) bersama dengan dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Desa Tugurejo dengan motto “Guyub rukun mbangun deso tumuju rahayuning bumi Tugurejo” (membangun kesejahteraan Desa Tugurejo bersama) untuk mendapatkan yang terbaik. Semangat inilah yang senantiasa menggerakan gerakan Bencana Tugurejo.

Berikut ini aktor-aktor yang berperan pengembangan Destana Tugurejo.

dalam

Aktor/Stakeholders

6

AKTOR Peran

BNPB, BPBD Kabupaten Ponorogo

Ɣ

Sebagai yang mengadakan program Desa Tanpa Bencana (Destana)

Kepala Desa Tugurejo

Ɣ

Mengkoordinasi pembentukan dan pengembangan Destana di Desa Tugurejo

Masyarakat Desa Tugurejo

Ɣ

Berpartisipasi aktif dalam TAGANA, PERTAHANA, Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB), serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya pembentukan Destana dan pencegahan dini bencana.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.