2 minute read

TEKNOLOGI BAGI MASYARAKAT PESISIR

Berbagai teknologi kelautan dan perikanan perlu diterapkan untuk mendukung aktivitas nelayan, pembudidayaan ikan, dan masyarakat pesisir lainnya Wilayah pesisir memiliki potensi untuk pengembangan sektor kelautan dan perikanan Hal ini tentunya membutuhkan upaya realisasi dengan program KKP yang praktis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan baik bagi nelayan, pembudidaya ikan, pemangku kepentingan pengolahan, maupun pemangku kepentingan lain. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perikanan Kelautan (P3TKP) adalah salah satu departemen kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Perikanan Kelautan (Balitbang KP) yang bertanggung jawab atas penelitian dan pengembangan teknologi kelautan dan perikanan Lembaga ini menghasilkan teknologi kelautan dan perikanan yang digunakan di beberapa wilayah pesisir Indonesia

Sudah jelas bahwa program pembangunan sumber daya manusia (SDM) dari pemerintah kedepannya harus memprioritaskan masyarakat nelayan dan masyarakat pesisir lain sehingga mereka dapat menyerap teknik pengelolaan sumber daya laut yang disesuaikan dengan kearifan budaya lokal Kata kuncinya adalah “pendidikan” sebagai upaya reformasi pola pikir Sejarah peradaban manusia membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan mempengaruhi gaya hi- dup masyarakat. Hanya teknologi yang dapat memaksimalkan sumber daya alam. Namun pada saat yang sama, inovasi teknologi juga memiliki risiko berdampak kuat pada perubahan nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat. Teknologi yang dikembangkan KKP diadaptasi berdasarkan kebutuhan masyarakat pesisir pada umumnya, di antaranya adalah: budidaya udang galah di Pamarican, Ciamis Menurut pembudidaya, teknologi ZWD mendukung produktivitas panen hingga dapat meningkat 25% pada panen pertama dan 37 - 50% pada panen berikutnya

Advertisement

Teknologi bernama Ice Maker, saat ini telah dimanfaatkan oleh nelayan dan masyarakat di beberapa daerah Spesifikasi teknologi ice maker yang diaplikasikan yaitu bisa menghasilkan es kristal per 30 menit dengan output produksi kurang lebih 10 kg Produksi es kristal membutuhkan beberapa alat seperti pompa, filter I (pasir dan mangan), filter II (karbon aktif), tower (penampung air), dan mesin ice maker Komponen ini mendukung suplai air bersih ke alat ice maker yang menjadi proses akhir dari teknologi tersebut sehingga menghasilkan es kristal Teknologi ice maker sangatlah membantu nelayan, bahkan pedagang es, yang selama ini harus menempuh jarak relatif jauh untuk mendapatkan es. Dengan adanya ketersedian es, nelayan dapat lebih mudah menjaga kesegaran hasil tangkapan, baik untuk proses penyimpanan maupun pengiriman.

Selanjutnya, terdapat Antiline Test Kit, yaitu teknologi berupa alat penguji cepat (test kit) untuk pengujian kualitatif residu formalin pada bahan (ikan) dengan menggunakan campuran pararosanilin dan sulfit jenuh dalam lingkungan asam Alat uji ini sangat praktis dan mudah digunakan untuk menguji residu formalin (minimal 2 ppm) pada bahan cair maupun padat hanya dengan mengamati perubahan warna larutan uji Test kit yang dihasilkan Balitbang KP ini sudah ada sejak lama Antilin dapat mendeteksi penggunaan bahan berbahaya seperti formalin dalam makanan sehingga memungkinkan untuk peningkatan kinerja pemantauan serta kepercayaan konsumen

Yang kedua adalah teknologi ZWD (Zero Water Discharge) atau biasa dikenal sebagai sistem budidaya tanpa pergantian air. Teknologi ini memiliki banyak keunggulan, antara lain dapat meminimalkan penggunaan air tawar, mengoptimalkan area kecil, mempertahankan kondisi sistem yang stabil, menghasilkan produktivitas tinggi, dan mengurangi kerusakan lingkungan Konsep ZWD sangat cocok untuk daerah dengan ketersediaan air tawar yang terbatas serta dapat meningkatkan produktivitas panen setiap sepanjang tahun Dalam penerapannya, teknologi ini telah diaplikasikan dan efeknya terasa pada budidaya

Lalu, yang keempat ada teknologi Reverse Osmosis. Teknologi ini menggunakan prinsip perbedaan tekanan antara zat dengan konsentrasi yang berbeda. Penerapan teknologi Reverse Osmosis (RO) di Indramayu, Jawa Barat bertujuan untuk menyediakan air siap minum bagi masyarakat nelayan di sekitar Pelabuhan Eretan Kulon di Indramayu. Teknologi ini menggunakan membran semipermeabel sebagai medianya. Dalam reverse osmosis, air dipaksa melawan sifat alaminya untuk mengalir dari larutan pekat melalui membran semipermeabel ke larutan encer Dengan bantuan pompa, tekanan osmotik yang lebih tinggi dari normal disediakan, sehingga air murni mengalir melalui membran dengan arah yang berlawanan dari osmosis Teknologi reverse osmosis dioperasikan selama 3-4 jam dengan kapasitas 500 liter/jam Teknologi ini dapat menghasilkan 2 000 liter air siap minum, atau sekitar 105 galon (berukuran 19 liter)

This article is from: