2 minute read

TOGEAN INTERNATIONAL OCEANIC,

Pamerkan Wajah Wisata Bahari

Lewat Festival Kelas Dunia

Advertisement

Penulis: Maharani Rachmawati Purnomo – TRITON 21-055 | Editor: Ahmad Faujan – TRITON 22-015

Kepulauan Togean merupakan bagian dari Taman

Nasional Kepulauan Togean (TNKT) Kabupaten Tojo UnaUna, Provinsi Sulawesi Tengah

Gugusan 221 pulau tersebut memiliki potensi sumber daya yang cukup besar untuk pemanfaatan wisata bahari karena terletak di segitiga terumbu karang dunia (Sulawesi, Filipina, dan Papua Nugini) Kegiatan pariwisata di wilayah Togean dihidupkan oleh empat kategori wisata, yakni wisata bahari (wisata selam, snorkeling, dan mancing), wisata pantai (rekreasi, berjemur dan menyusuri jembatan hutan mangrove), wisata alam (jelajah hutan alam/trekking), dan wisata berbasis budaya.

Lautan di Kepulauan Togean menyuguhkan pemandangan yang mampu membuat mata mengerjap kagum. Salah satu festival yang cukup dinantikan kehadirannya adalah Togean International Oceanic Festival (TIOF) Festival ini menjadi ajang promosi untuk menunjukkan pesona Kepulauan Togean ke mata dunia Keberadaan festival ini mampu menggeliatkan perekonomian, budaya, dan tentunya pariwisata bagi masyarakat Kepulauan Togean.

Dalam perhelatan TIOF, dibangun panggung yang unik, menggunakan teknologi konstruksi kayu suku Bajo. Nantinya, penonton dapat melihat panggung tersebut dari atas tribun terapung yang mengelilingi panggung. Tribun yang disediakan oleh panitia merupakan kapalkapal terapung. Penggunaan tribun apung ini akan membuat pengunjung lebih leluasa menikmati pertunjukan. Para pengunjung dapat menikmati alunan musik sambil melihat pemandangan laut. Fashion show juga digelar untuk menjadi daya tarik. Beberapa baju adat dari suku Bajo yang masih jarang mendapat sorotan kamera tak luput ditampilkan. Masyarakat setempat biasanya menjajakan banyak kerajinan unik nan cantik khas Sulawesi.

TIOF pertama kali diadakan pada tahun 2008 dan umumnya digelar di pertengahan tahun. Festival ini terbuka untuk seluruh khalayak umum. Ketika datang, pengunjung tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun alias gratis. Akan tetapi, ketika pengunjung ingin mencoba makanan khas dari Kepulauan Togean yang menggoyang lidah, maka harus mengeluarkan kocek yang tak akan membuat kantong kering Tentunya kebijakan ini akan berubah ketika pengunjung datang ke Kepulauan Togean di luar waktu festival.

Terdapat banyak kegiatan yang ditawarkan saat festival ini berlangsung. Pengunjung dapat berenang bersama ratusan ubur-ubur yang tidak menyengat di Danau Mariona. Kegiatan ini dapat dilakukan di pagi atau siang hari karena ubur-ubur sangat peka pada sinar matahari. Tak perlu khawatir, karena di Kepulauan Togean ini terdapat beberapa jasa yang menyewakan peralatan lengkap untuk snorkeling maupun diving. Selain itu, pengunjung juga akan diajari untuk melakukan snorkeling dan juga diving oleh petugas penyewaan alat.

Ketika siang hari, pengunjung dapat menyelami keindahan bawah laut Kepulauan Togean. Salah satu spot terbaik yang masih sepi adalah Pulau Tahiti. Selain itu, pengunjung juga bisa berjalan-jalan di sekitar kawasan Kepulauan Togean, terdapat sebuah jembatan sepanjang 1,8 km yang menghubungkan Pulau Malange dan Pulau Papan. Jembatan ini cukup instagramable untuk mengabadikan foto. Salah satu desa yang dapat dikunjungi adalah Desa Orang Bajau. Masyarakat desa setempat membangun rumah di atas terumbu karang. Mereka mendulang rupiah lewat penjualan teripang, penjualan sirip hiu, dan juga beberapa ikan eksotis lainnya. Pasar utama mereka adalah orang Cina yang memanfaatkan ikan tersebut untuk menjadi ramuan tradisional.

Bagi pengunjung yang menyukai olahraga outdoor dapat menjajal aktivitas mendaki Gunung Una-Una. Gunung berapi ini hanya memiliki ketinggian kurang dari 500 m, tetapi sangat disayangkan jika tidak melihat keindahan permukaan laut dari puncaknya. Waktu pendakiannya hanya memakan waktu dua jam Namun, lebih baik jika menggunakan jasa panduan selama naik ataupun turun gunung

Program Penghijauan Bawah Laut turut dilangsungkan Kegiatan ini disponsori oleh TNKT berupa penanaman terumbu karang Diharapkan agar masyarakat Togean mengingat budaya nenek moyang yang menjadikan laut sebagai sahabat

This article is from: