AGROFISIEN EDISI 2(1)

Buah Buah naga bebentuk bulat panjang, letak buah pada umumnya mendekati ujung cabang atau batang. Pada batang atau batang dapat tumbuh buah lebuh dari satu, terkadang bersamaan atau berhimpitan.

Buah naga daging putih Buah naga jenis ini memiliki daging buah putih dan biji-biji hitam yang kontras dengan kulit merahnya. Tingkat kemanisannya berkisar antara 10-13 briks, artinya lebih rendah dari jenis lainnya.

Bobotnya mencapai 650 gram denagn kulit bewarna merah bersulur hijau.

Buah naga merah Buah naga merah ini memiliki buah lebih kecil dari pada buah naga putih buah naga jenis ini mampu menghasilkan bobot rata-rata sampai 500 gram. buah naga merah memiliki kadungan rasa manis mencapai 15 briks.

Buah naga super red Buah naga super red adalah buah naga yang memiliki daging super merah.

Bentuk buahnya bulat dengan sulur berwarna merah. Bobot buah naga ini mencapai 500 gram per buah, memiliki tingkat kemanisan 13-15 briks.

Buah naga kuning Buah naga kuning memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan buah naga lainya.

Kulit buahnya berwarna kuning hampir tidak bersisik, memiliki tingkat kemanisan mencapai 18 briks. Buah naga berbentuk bulat lonjong dengan diameter 10–12 cm, berkulit tebal.

Buah naga memiliki daging yang berserat halus dan terdapat biji-biji hitam berukuran kecil yang tersebar pada daging buah, dan memiliki tekstur daging buah lunak dengan rasa manis dan sedikit masam. Umumnya buah berada didekat ujung cabang atau pertengahan cabang.

Biji Biji berbentuk bulat berukuran kecil dengan warna hitam. Kulit biji sangat tipis, tetapi tidak keras. Setiap buah terdapat sekitar 1.200 – 2.300 biji.

PERMINTAAN PASAR Buah naga sekarang mulai tersedia di toko buah dan pasar swalayan dan sejumlah perkebunan melirik komoditas ini karena budidayanya mudah dan prospek ke depan cerah dibandingkan buah lainnya. Thailand dan Vietnam merupakan pemasok buah terbesar dunia, tetapi permintaan yang dapat dipenuhi masih kurang dari 50%.

Pasar lokal saat ini dibanjiri produk ekspor berdasarkan catatan dari eksportir buah di Indonesia, buah naga ini masuk ke tanah air mencapai antara 200-400 ton/tahun asal Thailand dan Vietnam.

Produksi buah naga di Kabupaten Banyuwangi menunjukkan peningkatan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dimana pada tahun 2014 produksinya mencapai 28.819 ton dengan luas lahan 1.152 hektar meningkat dibanding tahun 2013 yang hanya 16.631 ton dengan luas lahan hanya 678 hektar. Sementara produktivitas buah naga di Banyuwangi ini mengalami peningkatan dari 245 kw/ha tahun 2013 menjadi 250 kw/ha tahun 2014.

Pemasaran buah naga Banyuwangi telah merambah pasar luar Jawa seperti Kalimantan, Makasar dan Maluku. Bahkan Kecamatan Bangorejo saja menyumbang 39 persen dari total produksi buah naga di Banyuwangi atau setara 11.000 ribu ton/ha dengan luas lahannya sendiri mencapai 449 ha.

Oleh karena itu, Kabupaten Banyuwangi saat ini terkenal sebagai lumbung buah naga tertinggi di Jawa Timur. (Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyuwangi, 2015 dalam syamsul, 2019: 2)

HARGA BUAH Dibawah ini ditampilkan list harga terbaru buah naga merah, kuning dan putih yang dijual di pasar maupun swalayan.

Jenis Buah Buah Naga Putih Buah Naga Kuning Buah Naga Super Merah Buah Naga Merah

Harga (Rp) 16.000,-/kg 200.000,-/kg 28.000,-/kg 260.000,-/karton

Buah naga (Hylocereus sp.) tumbuhan yang berasal dari daerah beriklim tropis kering.

Habitat asli buah naga berasal dari negara Meksiko, Amerika Utara dan Amerika Selatan bagian utara. Berdasarkan beberapa sumber, buah naga belum banyak dibudidayakan di Indonesia. Sementara itu, di wilayah Mojokerto, Jember, Malang, Pasuruan, Banyuwangi, Ponorogo, Wonogiri, Kalibawang, Kulon Progo, Batam dan Bandung merupakan wilayah yang mengembangkan tanaman ini. (Afri, dkk, 2019: 68)

SENTRA PRODUKSI Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi menyatakan bahwa Kabupaten Banyuwangi sebagai sentra produksi utama buah naga terbesar di Indonesia. Luasannya mencapai 2.479 ha dengan produksi 35.687 ton tahun 2019 yang memasok hampir 80% kebutuhan buah naga dalam negeri.

73

74

NEGARA PENGHASIL BUAH NAGA TERBESAR DUNIA Vietnam saat ini merupakan pemasok buah naga terbesar di dunia dengan luas total 55.000 ha, dengan pangsa tertinggi di Asia, Eropa dan kadang-kadang di Amerika Serikat. Selanjutnya ada Thailand sebagai pemasok terbesar kedua dan Israel sebagai pemasok ketiga di pasar Eropa. Sedangkan Amerika Serikat, Meksiko dan Amerika Tengah dan Selatan adalah pesaing terbesar pemasok buah naga Asia karena keunggulan geografis.

(World Perspectives, Inc., 2012).

Produsen lainnya adalah Thailand, Taiwan, Filipina, Malaysia, Sri Lanka, Australia, Israel, sedangkan produsen di Amerika Selatan antara lain Meksiko, Ekuador, Columbia, Nikaragua, dan Guatamala. Data terbaru menunjukkan bahwa China telah memulai penanaman skala besar hingga lebih dari 60.000 hektar. Vietnam mengekspor 80 – 85% dari produksinya, terutama ke China.

Sumber: http://dragonfruit.net.vn/185-world-s-dragonfruit-suppliers-anddemand.html https://www.itfnet.org/v1/2019/10/dragonfruitthe-next-potential-major-tropical-fruit/

MACAM VARIETAS Secara umum ada empat jenis buah naga yang dibudidayakan, yaitu: 1. Kulit merah, daging buah putih (Hylocereus undatus) 2. Kulit merah, daging buah merah (Hylocereus polyrhizus) 3. Kulit merah, daging super merah (Hylocereus costaricensis) 4. Kulit kuning, daging buah putih (Selenicereus megalanthus)

75

Tambahkan besi berbentuk lingkaran atau bisa juga ban motor bekas. Sehingga bagian ujung atasnya berbentuk seperti stir mobil. Buatlah tiang panjat tersebut secara berbaris, jarak tiang dalam satu baris 2,5 meter sedangkan jarak antar baris 3 meter. Jarak ini juga sekaligus menjadi jarak tanam. Di antara barisan buat saluran drainase sedalam 25 cm.

SYARAT TUMBUH 1. Tanaman ini dapat tumbuh didataran rendah, pada ketinggian 20-500 m diatas permukaan laut dengan kondisi tanah yang gembur.

2. Banyak mengandung bahan organik yang mengandung unsur hara.

3. PH 5 – 7 dan suhu rata-rata 20-30ºC 4. Air harus cukup tersedia.

5. Membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh, untuk mempercepat proses pembungaan.

Sumber: Balitbangtan RI, 2016

CARA BUDIDAYA

PERSIAPAN BUDIDAYA Kebutuhan bibit untuk budidaya buah naga seluas satu hektar sekitar 6000-1000 bibit.

Jumlah bibit yang diperlukan tergantung pada metode tanam dan pengaturan jarak tanam.

Metode budidaya buah naga dengan tiang panjat tunggal dibutuhkan sebanyak 1600 batang dengan kebutuhan bibit tanaman sebanyak 6400 bibit per hektar.

b) Pengolahan Tanah Setelah tiang panjat disiapkan, buatlah lubang tanam dengan ukuran 60×60 cm dengan kedalaman 25 cm. Posisi tiang panjat persis terletak ditengah-tengah lubang tanam tersebut.

Campurkan tanah galian dengan pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah matang sebanyak 10-20 kg. Tambahkan juga dolomit atau kapur pertanian sebanyak 300 gram, karena buah naga memerlukan banyak kalsium. Aduk bahan-bahan tersebut hingga merata.

Timbun kembali lubang tanam dengan campuran media di atas. Kemudian siram dengan air hingga basah tapi jangan sampai tergenang. Biarkan lubang tanam yang telah ditimbun kembali tersinari matahari dan mengering. Setelah 2-3 hari, berikan pupuk TSP sebanyak 25 gram. Pemberian pupuk melingkari tiang panjat dengan jarak sekitar 10 cm dari tiang.

Biarkan selama kurang lebih 1 hari. Kini lubang tanam siap untuk ditanami.

PENANAMAN Untuk satu tiang panjat dibutuhkan 4 bibit tanaman buah naga. Bibit ditanam mengitari tiang panjat, jarak antar tiang panjat dengan bibit tanaman sekitar 10 cm. Bibit dipindahkan dari bedeng penyemaian atau polybag. Gali tanah sedalam 10-15 cm, atau disesuaikan dengan ukuran bibit. Kemudian bibit diletakkan pada galian tersebut dan ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan. Setelah ke-4 bibit ditanam, ikat batang bibit tanaman tersebut sehingga menempel pada tiang panjat.

Pengikatan jangan terlalu kencang untuk memberi ruang gerak pertumbuhan tanaman dan agar tidak melukai batang.

PEMUPUKAN DAN PERAWATAN a) Pemupukan Pada masa awal pertumbuhan pupuk yang dibutuhkan harus mengandung banyak unsur nitrogen (N). Pada fase berbunga atau berbuah gunakan pupuk yang banyak mengandung fosfor (P) dan kalium (K).

Pemakaian urea tidak dianjurkan untuk memupuk buah naga, karena sering mengakibatkan busuk batang.

Pemupukan dengan pupuk kompos atau pupuk kandang dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 5- 10 kg per lubang tanam. Pada saat berbunga dan berbuah berikan pupuk tambahan NPK dan ZK masing-masing 50 dan 20 gram per lubang tanam. Pada tahun berikutnya perbanyak dosis pemberian pupuk sesuai dengan ukuran tanaman.

a) Pembuatan Tiang Panjat Tiang panjat biasanya dibuat permanen dari beton. Bentuk tiangnya bisa pilar segi empat atau silinder dengan diameter sekitar 10-15 cm.

Tinggi tiang panjat biasanya 2-2,5 meter. Tiang tersebut ditanam sedalam 50 cm agar kuat berdiri. Di ujung bagian atas diberikan penopang berupa batang kayu atau besi membentuk ‘+’.

76

b) Penyiraman Penyiraman bisa dilakukan dengan mengalirkan air pada parit-parit drainase.

Selain itu juga bisa menggunakan gembor atau irigasi tetes. Penyiraman dengan parit drainase dilakukan dengan merendam parit selama kurang lebih 2 jam. Bila penyiraman dilakukan dengan gembor, setiap lubang tanam disiram dengan air sebanyak 4-5 liter.

Frekuensi penyiraman 3 kali sehari di musim kering, atau sesuai dengan kondisi tanah.

Penyiraman bisa dikurangi atau dihentikan ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah.

Pengurangan atau penghentian penyiraman bertujuan untuk menekan pertumbuhan tunas baru sehingga pertumbuhan buah bisa maksimal. Penyiraman tetap dilakukan apabila tanah terlihat kering dan tanaman layu karena kurang air. c) Pemangkasan

PEMANENAN Tanaman buah naga berumur panjang. Siklus produktifnya bisa mencapai 15-20 tahun. Budidaya buah naga mulai berbuah untuk pertama kali pada bulan ke 10 hingga 12 terhitung setelah tanam.

Namun apabila ukuran bibit tanamannya lebih kecil, panen pertamanya bisa mencapai 1,5-2 tahun terhitung setelah tanam. Produktivitas pada panen pertama biasanya tidak langsung optimal. Satu tanaman biasanya menghasilkan 1 kg buah.

Dalam satu tiang panjat terdapat 4 tanaman.

Berarti dengan jumlah tonggal 1600 dalam satu hektar akan dihasilkan sekitar 6-7 ton buah naga sekali musim panen. Usaha budidaya buah naga yang sukses bisa menghasilkan lebih dari 50 ton buah per hektar per tahun. Ciri-ciri buah yang siap panen adalah kulitnya sudah mulai berwarna merah mengkilap. Jumbai buah berwarna kemerahan, warna hijaunya sudah mulai berkurang. Mahkota buah mengecil dan pangkal buah menguncup atau berkeriput.

Ukuran buah membulat dengan berat sekitar 400-600 gram.

TEKNOLOGI BUDIDAYA 1.Menanam dilahan terbuka.

2.Perbanyakan melalui biji.

3.Perbanyakan melalui vegetatif yaitu dengan stek batang.

HAMA TANAMAN

Ada tiga tipe pemangkasan dalam budidaya buah naga: 1)Pemangkasan untuk membentuk batang pokok dilakukan pada batang bibit tanaman.

Tanaman yang baik memiliki batang pokok yang panjang, besar dan kokoh. Untuk mendapatkan itu pilih tunas yang tumbuh di bagian paling atas batang awal. Tunas yang tumbuh dibawahnya sebaiknya dipotong saja.

2)Pemangkasan untuk membentuk cabang produksi dilakukan pada tunas yang tumbuh pada batang pokok. Pilihlah 3-4 tunas untuk ditumbuhkan. Nantinya tunas ini akan menjadi batang produksi dan tumbuh menjuntai ke bawah. Tunas yang ditumbuhkan sebaiknya yang ada di bagian atas, sekitar 30 cm dari ujung atas.

77

3)Pemangkasan peremajaan dilakukan terhadap cabang produksi yang kurang produktif. Biasanya sudah berbuah 3-4 kali.

Hasil pangkasan peremajaan ini bisa dijadikan sumber bibit tanaman.

Kutu putih (Pseudococcus sp)

Semut (Tapinoma sp)

Kutu daun (Aphids gossypii)

Belalang (Valanga nigricornis)

Kutu kebul (Bemisia tabaci)

Tungau (Dermanyssus gallinae)

Bekicot (Acathina fulica)

78

PENYAKIT TANAMAN

Karat merah alga (Cephaleuros sp)

Bercak orange sulur (Fusarium sp)

MANFAAT BUAH NAGA BAGI KESEHATAN

Putih sulur (Botryosphaeria sp)

Busuk lunak batang

Antraknosa sulur (Helminthoporium sp)

Antraknosa buah (Hylocereus (Colletotrichum sp.) polyrhizus) Sumber: https://erakini.com/hama-dan-penyakit-buah-naga/ Kuning sulur (Fusarium sp)

Bercak orange buah (Altenaria sp)

KANDUNGAN GIZI BUAH NAGA PER 100 GRAM

1. Penyeimbang kadar gula darah 2. Membersihkan darah 3. Menyehatkan leher 4. Perawatan kecantikan 5. Menguatkan daya kerja otak 6. Meningkatkan ketajaman mata 7. Mengurangi keluhan panas dalam dan sariawan 8. Menstabilkan tekanan darah 9. Mengurangi keluhan keputihan 10. Mengurangi kolestrol dan mencegah kanker usus 11. Mencegah sembelit.

REFERENSI Ditilin Hortikultura Pertanian. 2014.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan pada Tanaman Buah Naga.

Direktorat Perlindungan Hortikultura, Kementan RI. Lestari, A.S dan Santoso, E.B. 2018. Identifikasi Aliran Nilai Tambah Komoditas Unggulan Buah Naga di Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Teknik ITS Vol. 7 (2): 119 – 124 Prayudi, A , Yohanes, N dan Puryantoro. 2019.

Analisis Perilaku Konsumen terhadap Permintaan Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Studi pada Pasar Mimbaan Kecamatan Panji.

Jurnal Penelitian Cermin. Vol. 3 (1): 67 – 80 Wibowo, A , Widiastuti, A dan Agustina, W. 2011. Penyakit-Penyakit Penting Buah Naga di Tiga Sentra Pertanaman di Jawa Tengah. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia. Vol. 17 (2): 66 – 72

Sumber : https://nilaigizi.com/gizi/detailproduk/621/nilai-kandungangizi-buah-naga-merah-segar

79

80

HARGA BUAH SEGAR

PROSPEK CERAH BUDIDAYA STROBERI

6. Biji Berukuran sangat kecil, terletak di antara daging, kulit dalam, serta bagian dalam lainnya. Berbentuk bulat lonjong hingga oval serta berwarna kecoklatan atau kehitaman.

SENTRA PRODUKSI Tanaman stroberi merupakan tanaman subtropis yang sudah lama diintrodusir ke wilayah tropis. Sayangnya, iklim disebagian besar wilayah Indonesia kurang sesuai untuk perkembangan stroberi.

Sehingga stroberi banyak dibudidayakan di wilayah dataran tinggi seperti Lembang, Ciwidey, Cianjur, Cipanas, Sukabumi, Batu (Malang), dan Bali.

Penulis: Trisna Juliati

KLASIFIKASI Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus

Plantae Spermatophyta Dicotyledonae Rosales Rosaceae Fragaria

Spesies

Fragaria sp.

MORFOLOGI 1. Daun Melingkar rumpun, berbulu lebat, terdiri dari 3 anakan daun ataupun majemuk tepi bergerigi.

81

2. Akar Akar serabut dalam tanah yang tumbuh dangkal, menyebar horizontal dengan panjang sekitar 30 cm dan secara vertikal mencapai kedalaman 40 cm.

3. Batang Batang utama pendek, tersusun rapat, dan ukurannya bervariasi tergantung umur tanaman dan kondisi lingkungan.

4. Bunga Berwarna hijau, terdiri dari 10 kelopak dengan 5 kelopaknya berwarna putih. Terdiri dari 60-600 putik dan 20-35 benang sari.

Penyerbukan terjadi secara silang dibantu oleh angin, serangga, dan manusia.

5. Buah Buah semu berbentuk oval dan lonjong.

Berwarna merah jika sudah matang dan hijau jika masih muda. Memiliki pori besar dan banyak berwarna coklat atau kehitaman. Rasanya sangat manis ataupun masam.

Stroberi merupakan komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan harga relatif stabil. Stroberi grade A dihargai Rp30.000/kg untuk produk konvensional dan Rp70.000 untuk produk hidroponik. Harga stroberi juga dipengaruhi oleh macam kultivar, misalnya varietas Early Bright asal California, Amerika Serikat dihargai Rp.67.000. Varietas lain yang biasa dibudidayakan yaitu Nyoho asal Jepang (Balitjestro, 2017 & Astuti et al., 2015).

PERMINTAAN PASAR NASIONAL

Permintaan meningkat sebesar 29,87% sementara pemasok buah stroberi segar dalam negeri hanya mampu menyuplai 15-30 kg dari permintaan 60 kg perhari (Budiman dan Sarawati, 2006 dalam Astuti et al., 2015).

82

DAFTAR 10 NEGARA TOP PRODUSEN STROBERI TAHUN 2019

Spesies stroberi yang banyak dibudidayakan petani Indonesia yaitu F. ananassa. Beberapa macam varietas introduksi yang berkembang di Indonesia versi Kementan RI (2019), yaitu:

1. Oso Grande (asal California) di Purbalingga 2. Selva di Karanganyar 3. Early Bright (Holibert) di Garut dan Ciwidey 4. Rosa Linda (asal Florida), Sweet Charlie, Aerut, dan Camarosa di Bedugul Bali, Dorit, Lokal Brastagi 5. California di Brastagi 6. Chandler di Bondowoso

Sumber: www.tridge.com

MACAM VARIETAS

Curah Hujan : 600-700 mm/tahun Lama Penyinaran : 8-10 jam/hari Temperatur : 17-20 Ketinggian Tempat: 1.000-1.500 mdpl Kelembaban udara: 80-90% pH Tanah : 5,4-7,0 Media Tanam : Tanah liat berpasir, subur dan gembur.

Kedalaman Air Tanah: 50-100 cm dari permukaan tanah

CARA BUDIDAYA Prospek cerah budidaya stroberi menyambut para petani Indonesia, karena buahnya tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk segar. Beragam olahan stroberi dari bermacam industri sangat digemari saat ini, misalnya olahan sirup, selai, es krim, kue, hingga sabun, shampoo, skincare, parfum dan farmasi.

1. Perbanyakan secara generatif Kebutuhan benih stroberi per hektar berkisar di angka 40.000 – 50.000 disesuaikan dengan jenis varietas maupun jarak tanam. Pilih benih berkualitas dan bebas penyakit dari toko pertanian. Sebelum disemai, disarankan untuk merendam benih dalam air terlebih dahulu (bila perlu tambahkan POC) selama ±30 menit.

Media semai bisa merupakan campuran tanah, pasir, dan kompos/pupuk kandang dengan perbandingan yang sama.

2. Perbanyakan secara vegetatif Bisa dengan anakan, stolon atau akar sulur.

Tanaman induk yang dipilih berumur 1-2 tahun, sehat dan produktif.

Langkah Perbanyakan Stolon: Pilih rumpun yang sudah memiliki akar sulur pertama dan kedua.

Tanam stolon dalam polybag/plastic hingga daun mencapai 3 lembar dan penampakan segar (±1 bulan).

Potong stolon dan stolon siap ditanam.

Sumber: Balitjestro, Kementan RI

83

84

3. Perbanyakan Secara In Vitro Upaya ini dilakukan untuk mendapatkan bibit bebas virus. Digunakan meristem pucuk berukuran 0,5-0,7 mm yang kemudian ditanam dalam media kultur aseptik di laboratorium.

4. Penanaman di Lapang Dilakukan di awal musim hujan, bisa dengan mulsa plastik atau tanpa mulsa plastik, di lahan terbuka atau di dalam pot dan polybag. Lakukan pengolahan lahan terlebih dahulu dengan pemberian amelioran untuk memperkaya bahan organik tanah, umumnya dengan pemberian kompos (perbandingan tanah dan kompos jika pada polybag adalah 1:1). Setelahnya, keringanginkan lahan selama 15-30 hari.

Buat bedengan dengan ukuran lebar 80 x 100-120 cm, jarak antar bedengan 40 – 60 cm dengan tinggi 30 – 40 cm dan panjang disesuaikan dengan luas lahan. Atau jika hendak membuat guludan, buat lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi 3040 cm, jarak antar guludan 60 cm dengan panjang disesuaikan luas lahan.

PEMUPUKAN PENYIRAMAN Lakukan 2x sehari (pagi & sore), sesuaikan juga dengan kondisi iklim (jika hujan kurangi intensitas penyiraman). Bisa juga menyemprotkan air dingin/es pada pagi & sore hari selama 1 bulan penuh masa adaptasi tanaman stroberi. Jika sudah memasuki bulan kedua, kurangi intensitasnya menjadi 3 hari sekali. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mirip dengan iklim subtropis asal stroberi ditanam.

PENYULAMAN Dilakukan sebelum tanaman berumur 15 HST. Eliminasi tanaman yang mati atau tumbuh abnormal dan ganti dengan tanaman baru yang sehat.

Disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman.

Pada fase pembibitan dibutuhkan unsur N yang tinggi, fase pertengahan dibutuhkan unsur N, P, & K seimbang, dan memasuki fase generatif dianjurkan pemberian pupuk dengan kadar hara K yang lebih tinggi. Umumnya, dilakukan seminggu sekali dengan dosis NPK 20-25 g/tanaman. Gunakan juga pupuk organik (padat/cair) atau kompos untuk mendapatkan hasil lebih baik dan mencapai agroekosistem yang berkelanjutan.

PENYIANGAN & PENGENDALIAN HPT Waktunya disesuaikan dengan periode pertumbuhan gulma atau dengan penilaian visual jumlah gulma yang tumbuh di lahan. Biasanya, dilakukan berbarengan dengan pemupukan susulan. Lakukan pula monitoring serangan hama, jika menimbulkan kerusakan segera lakukan pengendalian.

TEKNOLOGI BUDIDAYA

1) 2) 3) 4) 5) 6)

Menanam di lahan terbuka Perbanyakan vegetatif Kultur jaringan Hidroponik Green house Teknik Finlandia

HAMA & PENYAKIT TANAMAN

HAMA Ulat grayak (Spodoptera litura)

PEMANGKASAN Bertujuan untuk membuang daun-daun tua/rusak dan memotong tunas berlebih pada batang.

Biasanya tanaman stroberi diremajakan setiap 2 tahun.

PEMBERIAN FITOHORMON Biasanya dengan menyuntikkan hormon etilen untuk mempercepat proses ripening pada buah dan hormone IAA/auksin & giberelin untuk mempertebal batang tanaman serta merangsang pembuahan.

Valanga nigricornis

Chrysocus auratus

PEMANENAN

85

Panen bisa dilakukan setelah 2-4 bulan setelah menanam bibit ke lahan atau 2 minggu setelah tanaman berbunga. Panen dilakukan menggunakan gunting dengan cara memotong bagian tangkai buah. Buah siap panen memiliki warna merah terang dan teksturnya kenyal.

Panen berikutnya dapat dilakukan tiap minggu sebanyak 2-3 hari sekali.

Kutu: Tetranychus sp.

86

PENYAKIT Aphis forbesi, Aphis gossypii

Drosophilla sp.

KANDUNGAN GIZI STROBERI PER 100 GRAM

MANFAAT BUAH STROBERI BAGI KESEHATAN

Gryllotalpha sp.

Gray Mold (Botrytis cinerea)

Antraknosa (Colletotrichum fragariae Brooks)

Hawar daun (Phytopthora fragariae)

Bercak merah pada daun (Pestalotia sp.)

Filicaulis bleekeri

Sumber: Balitjestro, Kementan RI

Aphelenchoides fragariae

Sumber: https://nutritiondata.sel.com https://idnmedis.com

White wheevil

Tip Burn (Defisiensi Kalsium)

Leaf Blight (Phomopsis abscurans)

Slug dan Siput/Bekicot

Leaf Scorch (Diplocarpon earlianum)

87

Bercak daun (Mycosphaerella fragariae)

&

Buah stroberi juga mengandung senyawa fitokimia antosianin, asam elagik, katekin, kuaerferin, kaemferol.

Sumber : Desai & Salunkhe, 1991 dalam Astuti et al., 2015.

1. Provitamin C: menurunkan risiko kanker saluran pencernaan.

2. Antosianin: menurunkan hipertensi dan mencegah diabetes.

3. Asam elagik: antitoksin, anti radikal bebas, anti karsinogenik, dan anti mutagen yang berpotensi menghambat kanker.

4. Mencegah katarak 5. Mencegah sembelit 6. Meningkatkan fungsi otak 7. Memudarkan warna kuning pada gigi 8. Obat luar: mengatasi kulit terbakar sinar matahari, luka di kulit, bisul, infeksi, dan luka gigitan serangga.

Mengonsumsi sebanyak 8 buah setiap hari dapat meningkatkan kadar fosfat dalam darah, menurunkan tekanan sistolik darah, membantu meningkatkan fungsi ingatan, dan mengatasi peradangan sendi atau reumatik.

88

DAFTAR PUSTAKA Widyaningsih, Sri. 2017. Panen Stroberi di Pustaka Sekjen Pertanian. 2019. Mengenal Halaman. Balai Penelitian Tanaman Jeruk Varietas dan Manfaat Stroberi di Indonesia. dan Buah Subtropika. Kementerian Balitjestro, Kementan RI. Pertanian, Indonesia.

Hanif, Zainuri. 2015. Budidaya stroberi Astuti et al. 2015. Pertumbuhan dan (Fragaria x ananassa). Balitjestro, Kementan Produksi Sroberi (Fragaria vesca L.) pada RI. Volume Media Tanam dan Frekuensi Pemberian Pupuk NPK Berbeda. Jurnal Arisah, Hidayatul. 2014. Identifikasi Hama Agronida. Vol 1 (1): 46-56. dan Penyakit Stroberi (Fragaria x ananassa).

Balitjestro, Kementan RI. Haqiqi et al. 2015. Studi Keberhasilan Persilangan Stroberi (Fragaria x ananassa Duch). Jurnal Produksi Tanaman. Vol 3 (2): 107-112.

1. Daun Daun paprika berbentuk bulat dengan ujung yang runcing serta tepi daun yang rata.

Ukurannya lebih besar dari daun cabai rawit.

2. Akar Akar tunggang yang tumbuh lurus ke pusat bumi dan serabut akar yang tumbuh menyebar ke samping. Perakaran tanaman paprika tidak terlalu dalam, namun akarnya tetap tumbuh pada kondisi tanah yang baik dan dapat dengan mudah menyerap air.

Sumber: bps.go.id

3. Batang Keras berkayu, berbentuk bulat, halus, berwarna hijau gelap, dan memiliki percabangan yang beruas-ruas serta setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas.

BUDIDAYA PAPRIKA Penulis: Siti Sopiatul Munawaroh, Rafly Anggara & Rahmi Qurrataaini

89

Kingdom Divis Kelas Ordo Famili Genus

Plantae Tracheophyta Magnoliopsida Solanales Solanaceae Capsicum

Spesies

Capsicum annum var. grossum

4. Bunga Bunga tunggal berbentuk bintang.

Mahkota bunga berwarna putih dengan bentuk merunduk ke bawah dan letaknya muncul di ketiak daun.

Penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang .

5. Buah Memiliki berbagai macam ukuran bentuk, rasa, dan warna. Biasanya bentuk buah meenyerupai buah tomat, namun lebih bergelombang.

Terdapat rongga di bagian dalam, buahnya memiliki daging yang tebal dengan aroma yang sangat pedas akan tetapi rasanya dominan manis sedikit pedas.

6. Biji Jumlah biji lebih sedikit dari biji cabai. Bentuk biji bulat tipis dengan ukuran cukup besar, berwarna putih kekuningan, tersusun secara bergerombol di bagian tengah dan letaknya sedikit melekat.

Peluang pasar luar dan dalam negeri terbuka lebar karena pasokannya lebih kecil dibandingkan permintaannya. Widianingrum dkk (2016) menyatakan produksi paprika dalam negeri belum mampu memenuhi permintaan dalam negeri sedangkan pasar ekspor paprika Indonesia telah mencapai Taiwan, Singapura dan beberapa negara lainnya. Malaysia dan Singapura meminta 10 ton paprika per minggu, akan tetapi permintaan tersebut baru dapat terpenuhi sekitar 4-6 ton saja oleh petani paprika di Pasirlangu, Jawa Barat (Cahaya dkk, 2019).

Harga paprika di pasar tergantung dari warna. Harga paprika hijau yaitu Rp. 17.000 per kg, paprika merah Rp. 22.000 per kg, paprika kuning Rp. 25.000, dan harga paprika orange Rp. 27.000 per kg (Syamsiyah, 2016).

90

Embun tepung (Oidium sp.)

Susetyo, H. 2016. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada Tanaman Paprika dan Teknik Pengendalian. Direktorat Perlindungan Hortikultura

Bercak daun (Cercospora capsici)

Mosaik virus (TMV, CMV, OYV, PVX)

Sumber: https://nutritiondata.sel.com

91

1. Paprika mengandung beberapa jenis karotenoid (lutein dan zeaxanthin) yang dapat meningkatkan kesehatan dan fungsi penglihatan mata.

2. Mencegah anemia.

3. Mengandung vitamin C yang tinggi, vitamin A, B6, E dan K. 4. Kaya akan antioksidan: likopen (mencegah risiko kanker san penyakit jantung), karotenoid (melawan radikal bebas).

5. Melancarkan peredaran darah.

6. Kombinasi vitamin B6 dan Magnesium mampu meredakan rasa cemas berlebih.

7. Kandungan serat alami dapat mengurangi kadar kolesterol jahat.

8. Peran serat dan vitamin membantu proses metabolisme menjadi lebih optimal sehingga dapat menurunkan berat badan.

9. Mencegah terjadinya penuaan dini.

10. Membantu menjaga kekuataan dan pertumbuhan rambut.

Syamsiyah, N. 2016. Kajian Kemitraan Petani Paprika (Capsicumannum) dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Petani (Studi Kasus pada Petani Paprika Desa Cibodas Kabupaten Bandung Barat). AGRICOREJurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian.

Vol. 1, No. 1: 1-94

92

BUDIDAYA SELADA Penulis: Azizah Nurhikmatul W. dan Nina Asih R.

KLASIFIKASI Kingdom: Plantae Divisi : Tracheophyta Kelas : Dicotyledonae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Lactuva Spesies : Lactuva sativa

MORFOLOGI 1. Akar Tipe perakaran tunggang dengan cabangcabang akar yang menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 20-50 cm.

2. Batang Batang selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada membentuk krop, batangnya sangat pendek dan hamper tidak terlihat dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Sedangkan selada yang tidak memiliki krop (selada daun dan selada batang) memiliki batang lebih panjang dan terlihat. Batang tegap, kokoh, dan kuat dengan ukuran diameter berkisar antara 5,6 cm – 7 cm (selada batang), 2 cm – 3 cm (selada daun dan selada kepala).

93

3. Daun Daun memiliki bentuk, ukuran dan warna seragam, bergantung pada varietasnya. Jenis selada yang membentuk krop memiliki bentuk daun bulat atau lonjong dengan ukurandaun lebar atau besar, daunnya da yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan ada yang hijau agak gelap. Selada yang tidak membentuk krop, daunnya berbentuk bulat panjang, ukuran besar, tepi daun bergerigi, daunnya berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah. Tulang daunnya menyirip. Daun umumnya memiliki ukuran panjang 20 cm – 25 cm dan lebar 15 cm atau lebih.

4. Bunga Bunga tanaman berwarna kuning, terletak pada rangkaian yang lebat dan tangkai bunganya dapat mencapai ketinggian 90 cm.

5. Biji Biji berbentuk pipih, berbulu, agak keras berwarna coklat tua, berukuran kecil yaitu panjang 4 mm dan lebar 1 mm.

PERMINTAAN PASAR Pada tahun 2010 produksi selada 41,11 ton/tahun dan menurun pada tahun 2015 yaitu sebesar 39,289 ton/tahun. Laju pertumbuhan produksi selada pada 2010-2015 yaitu 5,19-6% per tahun. Tetapi produksi nasional selada masih lebih rendah dari konsumsi yakni sebesar 35,30 kg/kapita/tahun. Sementara impor selada tahun 2015 sebesar 21,1 ton sehingga terdapat peluang peningkatan produksi agar mampu memenuhi tingkat konsumsi selada nasional (BPS, 2016 dalam Fitriansah et al., 2019).

TOP 10 PRODUCING COUNTRIES OF LETTUCE

HARGA SAYURAN SEGAR Harga selada yaitu Rp 25.000. Secara umum, selada hidroponik segar dijual dengan harga Rp30.000 – Rp40.000 per kg dan Rp10.000 – Rp15.000 per 100 gr.

Sumber: https://Sipindo.id http://harga.web.id

SENTRA PRODUKSI Di Indonesia terdapat berbagai daerah penghasil selada. “Daerah penghasil selada di Jawa Timur antara lain Batu dan Tengger, Jawa Tengah antara lain Tawamangu, Bandungan, dan Dieng, Jawa Barat antara lain Pacet, Cipanas dan Lembang serta Sulawesi Utara di daerah Tomohon”. (Pracaya, 2006: 54 dalam Kusumadewi, 2013).

Sumber: www.tridge.com

MACAM VARIETAS

94

Jenis varietas tanaman selada yang banyak dibudidayakan versi BPTP (2019) antara lain:

1

3

2 4 1. Selada batang (Asparagus lettuce atau stem lettuce) 2. Selada daun (Green Rapid) 3. Selada rapuh (Cos lettuce atau romaine lettuce) 4. Selada kepala (Headed lettuce)

SYARAT TUMBUH Curah Hujan : 1000 – 1500 mm per tahun Lama Penyinaran : 14 – 16 jam per hari Temperatur : 15-20° C Ketinggian Tempat : 500 – 2000 mdpl Kelembaban Udara: 60 – 100% pH Tanah : 5 – 6,5 Media tanam : Tanah liat berpasir yang mengandung humus banyak

CARA BUDIDAYA PERSIAPAN BENIH Selada yang biasa dibudidayakan yaitu selada daun, dan selada korp.

Benih yang dibutuhkan dalam satu hektar lahan yaitu sekitar 400g biji.

95

TEKNOLOGI BUDIDAYA

PENGOLAHAN LAHAN Untuk menggemburkan tanah, dilakukan pencangkulan sedalam 20-30cm. kemudian dibuat bedengan membujurdari barat ke timur, agar mendapat cahaya secara penuh. Lebar bedengan 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai lahan. Jarak antar bedeng 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit.

PENYEMAIAN Persemaian dapat dilakukan maupun tidak.

Sebelum disemai, sebaiknya direndam dalam air hangat (50) selama satu malam atau dalamlarutan Previcur N (0,1%) selama sekitar 2 jam, dan dikeringkan. Benih disebar merata pada media campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1, dan ditaruh pada tempat teduh dalam naungan. Setelah 7-8 hari, bibit dipindahkan ke dalam bumbunan polybag dengan media yang sama.

PENANAMAN Bibit dapat dipindahkan ke bedengan setelah berumur 3-4 minggu atau memiliki 4-5 helai daun, dengan jarak tanam 25 x 25cm atau 20 x 20 cm.

PEMUPUKAN Tiga hari sebelum tanam berikan pupuk kandang kotoran ayam 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan takaran 4 kg/m2.

Pada umur 2 minggu setelah tanam lakukan pemupukan susulan Urea 150 kg/ha (15 gr/m2 ) agar pemberian pupuk lebih merata pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan secara larikan disamping barisan tanaman. Selanjutnya dapat ditambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2 ) pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam.

PEMELIHARAAN Dilakukan penyiraman setiap hari sampai selada tumbuh normal sesuai kebutuhan. Jika ada tanaman yang mati, segera disulam sebelum tanaman berumur 15 hari. Penyiangan dan pendangiran dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan pertama dan kedua.

PENGENDALIAN OPT Penyakit yang sering menyerang tanaman selada yaitu bercak hitam daun dan cacar daun.

Hama yang sering ditemui adalah ulat daun, belalang, dan nyamuk kecil bila keadaan lembab. Pengendalian hama dapat dilakukan secara mekanik yaitu dipungut dengan tangan, jika terpaksa gunakan pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik.

Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, takaran, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.

PANEN Selada dapat dipanen setelah berumur + 2 bulan, dengan mencabut batang tanaman atau memotong pangkal batang. Tanaman yang baik dapat menghasilkan + 15 ton/ha. Untuk menjaga kualitasnya, dengan cara merendam bagian akar tanaman dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin.

1. Menanam di lahan terbuka 2. Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) 3. Green house dengan irigasi tetes 4. Teknologi Tricho-kompos

HAMA TANAMAN

1 2 43

96

1. Flea Beetles (Disonycha xanthomelas, Phyllotreta spp.)

2. Siput

56

3. Ulat daun (Artogeia rapae)

7

4. Cabbage looper (Trichoplusia ni)

KANDUNGAN GIZI SELADA PER 100 GRAM

5. Green peach aphid (Myzus persicae) 6. Ulat Tritip (Plutella xylostella) 7. Ulat Grayak (Spodoptera litura)

PENYAKIT TANAMAN Septoria Leaf Spot (Septoria lactucae)

Defisiensi kalsium (Nonpatogen)

Bacterial Leaf Spot (Xanthomonas campestris)

Lettuce Mosaic Virus

White mold (Sclerotinia sclerotiorum)

Antraknose (Microdochium panattonianum) Sumber: https://nutritiondata.sel.com

Downy mildew (Bremia lactucae)

97

Damping off (Phythium spp., Fusarium spp.)

98

REFERENSI Eprianda. et all. 2017. Efisiensi Produk dan Analisis Risiko Budidaya Selada Keriting Hijau dan Selada Romaine Hidroponik NFT (Nutrient Film Techique) di PT. XYZ, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Ilmu-ilmu Agribisnis. 5(3).

Fitriansah et al. 2019. Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L) pada Dosis dan Interval Penambahan AB Mix dengan Sistem Hidroponik. Jurnal Produksi Tanaman. Vol 7 (3): 538-544.

MANFAAT SELADA BAGI KESEHATAN

Kusumadewi, Utari. 2013. Tanaman Hortikultura Selada.

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Jawa Barat Indonesia.

Novrianty et al. 2019. Budidaya Selada. Badan Pengkajian Teknologi Pertanian, Kementrian Pertanian, Indonesia.

1. Mencegah dehidrasi, membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh.

2. Menangkal radikal bebas, tubuh dapat lebih kuat melawan infeksi dan terhindar dari penyakit jantung, kanker, dan kolesterol tinggi.

3. Menjaga kesehatan mata.

4. Menjaga kesehatan tulang.

5. Membantu menurunkan tekanan darah.

6. Membantu meningkatkan kesehatan jantung dalam jangka panjang.

Purwanto. Tarjoko. Haryanto, A. 2018. Aplikasi Teknologi Tricho-kompos dan Pupuk Organik Cair untuk Meningkatkan Produksi Selada Organik. Jurnal Abdimas. 22 (2): 193-199.

Rusdy, Alfian. 2009. Efektivitas Ekstrak Nimba Dalam Pengendalian Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Pada Tanaman Selada.

Untuk mendapatkan manfaat tersebut, harus memilih selada yang segar dan tidak berwarna cokelat atau layu, serta hindari selada yang berlendir.

99

100

BUNGA Bunga muncul dari ujung ranting, berpasangan dengan tangkai yang pendek, tebal dan teratur/aktinomorf. Struktur bunganya memiliki 4 buah kelopak yang terdiri dari 2 pasang. Pada mahkota bunga terdapat 4 helai, berwarna hijau kekuningan serta pinggirnya berwarna merah. Memiliki banyak benang sari dan bakal buahnya memliki 4-8 ruang dengan 4-8 kuping kepala putik yang tidak pernah rontok hingga stadium buah matang.

BUAH

Penulis : Andri Ardiansyah, Febrina Jelita, Komala Suciati P dan Nury Purwanti

KLASIFIKASI

MORFOLOGI AKAR Berakar tunggang, tetapi memiliki sedikit akar samping dengan pertumbuhan yang cukup dalam.

Akar ini tumbuh menembus tanah yang cukup dalam dan memiliki warna cokelat serta putih namun agak kusam.

BATANG Batang melingkar berbentuk pohon berkayu, tumbuh tegak ke atas mencapai 25 meter atau lebih.

Kulit batangnya tidak rata dan berwarna kecoklatan.

Percabangan tanaman umumnya simetris membentuk tajuk yang rimbun dan rindang.

101

DAUN Daun berbentuk bulat telur hingga bulat-panjang, tumbuh tunggal dan bertangkai pendek, tanpa daun penumpu. Struktur helai daun tebal, permukaan atas berwarna hijau mengkilap, dan permukaan bawah berwarna kekuningan.

Berbentuk bulat dan berjuring, ketika masih muda permukaan kulit buah berwarna hijau, namun setelah matang berubah menjadi ungu kemerahan. Pada bagian ujung buah terdapat juring berbentuk bintang berkisar 4-8 buah yang sekaligus dapat menunjukkan ciri jumlah segmen daging buah.

BIJI Berbentuk bulat agak pipih dan berkeping 2.

PERMINTAAN PASAR NASIONAL

Permintaan manggis di Indonesia pada rentang tahun 1993-2013 cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 1992 Permintaan manggis sebesar 2.541 ton, pada tahun 1998 permintaan manggis sebesar 19.664 ton, pada tahun 2003 permintaan manggis sebesar 55.036 ton, selanjutnya pada tahun 2008 permintaan manggis sebesar 58.452 ton dan pada tahun 2013 permintaan manggis sebesar 16.022 hektar.

HARGA BUAH SEGAR 1. Harga buah Manggis per kilogram berkisar Rp. 2.000 dari Rp. 7.000,- menjadi Rp. 9.000.

2. Harga jual Manggis Super 1 saat ini di pedagang eceran sekitar Rp 25.000, 3. Harga buah Manggis Super 2 seharga Rp. 16.000,-.

4. Di Kabupaten Agam, tepatnya di daerah Kamang Harga buah Manggis 1 kg dibandrol Rp 32.000.

5. Sedangkan harga bibit manggis super dijual dengan harga Rp. 70.000 di marketplace Shopee dan Tokopedia Sumber : hargabulanini.com

102

SENTRA PRODUKSI

MACAM VARIETAS

Daerah penghasil manggis di Indonesia terdapat di 25 kabupaten.

Hingga saat ini, produksi terbesar terdapat di daerah Jawa, diikuti Sumatera dan Bali. Di Pulau Jawa, sentra manggis tersebar ada di Jawa Barat yaitu di kabupaten Sukabumi, Purwakarta, Subang, Bogor, Tasikmalaya tepatnya di Kecamatan Puspahiang dengan pasar yang telah menembus ekspor. Di Jawa Tengah yang menjadi sentra manggis adalah Purworejo. Sedangkan untuk sentra manggis di Jawa Timur terdapat di Kabupaten Blitar, Banyuwangi dan Trenggalek.

Sementara itu, sentra manggis yang ada di Sumatera menyebar di beberapa daerah seperti di Sumatera Barat di Sawahlunto, Limapuluh Koto, Pasaman, Kampar di Riau, Tapanuli di Sumatera Utara, dan Lahat di Sumatera Selatan. Di Jambi sentra budidaya manggis ada di Kerinci, Merangin dan Sarolangun.

Sentra manggis juga terdapat di Lebong, Bengkulu dan Tanggamus di Lampung. Selain itu sentra manggis di luar Pulau Jawa juga terdapat di Tabanan, Bali, Lombok Barat, Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan Pontianak, Kalimantan Barat.

Beberapa daerah yang juga berpotensi menjadi wilayah baru dalam pengembangan produksi manggis antara lain, Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Mamasa di Sulawesi Barat, Banggai dan Paso di Sulawesi Tengah.

1. Manggis Bali 2. Manggis Kaligesing 3. Manggis Ratu Tembilahan 4. Manggis Wanayasa 5. Manggis Lingsar 6. Manggis Puspahiang 7. Manggis Ratu Kamang 8. Manggis Raya 9. Manggis Malinau 10. Manggis Idaman 11. Manggis Batu Kumbung 12. Manggis Saburai 13. Manggis Marel

TOP 10 PRODUCING COUNTRIES OF MANGOSTEEN

Tanaman manggis membutuhkan tempat tumbuh yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.

Beberapa syarat tumbuh yang harus Anda ketahui adalah: 1. Kekuatan angin rendah-sedang untuk membantu proses penyerbukan.

2. Curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm/th.

3. Temperatur yang ideal adalah kisaran antara 22-32∘C. 4. Tanaman manggis menyukai tanah yang subur dan gembur.

5. pH tanah yang ideal adalah antara 5-7.

6. Ketinggian tempat disarankan dibawah 1000 mdpl atau lebih optimal di ketinggian antara 500-600 mdpl.

Sumber : https://gdm.id/budidaya-manggis/

Sumber : sipindo.id

103

SYARAT TUMBUH

Sumber: www.tridge.com

CARA BUDIDAYA PEMILIHAN BIBIT UNGGUL Untuk budidaya manggis, sebaiknya memilih bibit manggis yang berasal dari hasil sambung pucuk dimana yang telah berumur minimal 18 bulan. Panjang tunas minimal 15 cm dan telah memiliki minimal empat pasang daun. Bibit manggis harus terbatas dari hama dan penyakit dan Pilih bibit yang berasal dari penyedia bibit terpercaya.

PENGELOLAAN LAHAN TANAM 1. Buat lubang tanam berukuran 50cm x 50cm x 50cm atau 70cm x 70cm x 70cm, Biarkan kurang lebih selama 1 – 2 minggu.

2. Tambahkan pupuk kandang dengan tanah galian bagian atas sebanyak 20 kg/ lubang tanam.

3. Masukkan tanah campuran ke lubang tanam 2 – 3 minggu sebelum penanaman.

4. Seminggu sebelum tanam, berikan pupuk NPK (15:!5:15) sebanyak 100 g ke dalam lubang tanam.

TAHAP PENANAMAN waktu yang tepat untuk berkebun manggis adalah pada awal musim penghujan, namun apabila air irigasi tersedia maka penanaman bibit manggis dapat dilakukan kapan saja.

104

TAHAP PERAWATAN 1. Penyiraman 2. Penyiangan 3. Pemangkasan TAHAP PEMUPUKAN Adapun jenis dan dosis pupuk yang diberikan sebagai berikut: 1. Umur tanaman 1 – 2 : Pupuk Kandang 20kg, Urea 50gram, SP-36 25gram dan KCI 25gram 2. Umur tanaman 2 – 4 : Pupuk Kandang 20kg, Urea 100gram, SP-36 50gram dan KCI 50gram.

3. Umur tanaman 4 – 6 : Pupuk Kandang 20kg, Urea 200gram, SP-36 100gram dan KCI 100gram.

4. Umur tanaman 6 – 8 : Pupuk Kandang 40kg, Urea 400gram, SP-36 800gram dan KCI 800gram 5. Umur tanaman 9 – 10 : Pupuk Kandang 80kg, Urea 800gram, SP-36 1.500gram dan KCI 1.500gram.

6. Umur tanaman >10 : Pupuk Kandang 80kg, Urea 1.000gram, SP-36 2.500gram dan KCI 1.500gram.

Sumber : http://cybex.pertanian.go.id/

HAMA TANAMAN

Ulat pemakan daun Kutu putih (Pseudococcus spp) (Hyposidra talaca Walker)

PENYAKIT TANAMAN

Bercak daun (Gloeosporium garciniae, Pestalotiopsis sp)

Kanker batang (Fusarium solani)

Tungau (Tetranychus spp)

Jamur upas (Upasia salmonicolor, Corticium salmonicolor)

Busuk akar (Acacia mangium)

Thrips (Scirtothrips sp)

Sumber : Direktorat Gizi Dept.

Kesehatan RI (1990) dan Iswari et al (2005)

Buah mengeras

Getah kuning

Pengisap daun dan buah (Helopeltis sp)

Penggorok daun (Phyllocnictis citrella)

TEKNOLOGI BUDIDAYA 1. Menanam di lahan terbuka 2. Perbanyakan secara vegetatif 3. Perbanyakan secara generatif 4. Kultur jaringan

KANDUNGAN GIZI MANGGIS PER 100 GRAM

Mati ujung (die back)

Rapuh cokelat

Tupai (Callosciurus notatus) Busuk Buah

MANFAAT BUAH MANGGIS

1. Sebagai antiinflamasi, antihistamin, antibakteri, antijamur, dan antimalaria.

2. Sumber antioksidan alami dan sumber zat warna alami.

3. Mengobati sariawan, disentri, nyeri urat, sembelit, bahkan juga sebagai Anti-fatigue, Anti-obesity, dan Antiglaukomic.

4. Mengobati berbagai penyakit infeksi dan degeneratif seperti hipertensi, aterosklerosis.

5. Menurunkan resiko kanker.

Sumber : Dr. Darmawansyih, khasiat buah manggis untuk kehidupan

105

106

REFERENSI Ashari, Tiara Dika. 2015. Analisis simulasi kebijakan peningkatan ekspor manggis Indonesia. Jurnal Habitat. Vol 26 (1) : 61 – 70.

Dr. Darmawansyih. 2014. Khasiat buah manggis untuk kehidupan.

Jurnal pendidikan. Vol 25 (1) : 6667.

Tjitrosoepomo, G. 1994. Morfologi Tumbuhan.

Gajah Mada.

University Press.Yogyakarta.

103 107

108

BUDIDAYA kopi Penulis: Nurfatma Rohimah, Rizki Nuralam, Seilla Salma & Tanti Desiana

1. Akar Tanaman kopi berakar tunggang, lurus kebawah, pendek dan kuat. Panjang akar tunggang ini kurang lebih 45-50 cm, yang pada dasarnya terdapat 4-8 akar samping yang menurun ke bawah sepanjang 23 cm.

2. Batang Batang tanaman kopi memiliki dua tipe percabangan yaitu cabang yang tumbuh tegak (orthotrop) dan cabang yang tumbuh mendatar (plagiatrop). Cabang plagiatrop berfungsi sebagai penghasil bunga, sedangkan cabang orthotrop tumbuhnya pesat dengan ruas yang relatif panjang sehingga banyak digunakan sebagai sumber stek.

3. Daun Daun kopi memiliki bentuk bulat telur, bergaris ke samping, bergelombang, hijau pekat, kekar, dan meruncing di bagian ujungnya. Daun tumbuh dan tersusun secara berdampingan diketiak batang, cabang dan ranting.

Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus

Plantae Spermatophyta Dikotil Rubiales Rubiaceae Coffea

Spesies

Coffea arabica L. (Kopi Arabika) Coffea canephora (KopiRobusta) Coffea liberika (Kopi Liberika)

109

5. Buah Buah kopi mentah berwarna hijau muda.

Setelah itu, berubah menjadi hijau tua, lalu kuning. Buah kopi matang (ripe) berwarna merah atau merah tua. Ukuran panjang buah kopi jenis arabika sekitar 12-18 mm. Sementara itu, kopi jenis robusta 8-16 mm. Daging buah kopi yang sudah matang penuh mengandung lendir dan senyawa gula yang rasanya manis.

Kulit tanduk buah kopi memiliki tekstur agak keras dan membungkus sepasang biji kopi. Kulit tanduk merupakan kulit yang menyelimuti masing-masing biji kopi.

Buah kopi memiliki buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), yaitu dinding buahnya menjadi tebal. Buah ini berisi satu biji dalam satu ruang. Sedangkan dalam satu buah terdapat dua ruang, sehingga juga terdapat dua biji.

Kopi Arabika memiliki daun yang lebih kecil dan tipis apabila dibandingkan dengan spesies kopi Robusta yang memiliki daun lebih lebar dan tebal. Warna daun kopi Arabika hijau gelap, sedangkan kopi Robusta hijau terang.

6. Biji Pada umumnya kopi mengandung dua butir biji, biji-biji tersebut mempunyai bidang yang datar (perut) dan bidang yang cembung (punggung). Kopi merupakan tumbuhan tertutup (Angiospermae).

4. Bunga Bunga kopi tersusun dalam kelompok, masingmasing terdiri dari 4–6 kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 2–3 kelompok bunga. Bunga kopi berukuran kecil, mahkota berwarna putih dan harum.

Sebagaimana tumbuhan berbiji tertutup lainnya, biji kopi juga terdiri dari dua lapisan.

Lapisan pertama disebut dengan kulit luar (testa), yaitu lapisan yang mempunyai sifat keras seperti kayu. Sedangkan lapisan kedua disebut dengan kulit dalam.

Kelopak bunga berwarna hijau, pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sari terdiri dari 5– 7 tangkai berukuran pendek. Bunga kopi biasanya akan mekar pada awal musim kemarau. Bunga berkembang menjadi buah dan siap dipetik pada akhir musim kemarau.

110

Kementerian Pertanian (2015), mencatat bahwa permintaan kopi di pasar Internasional diprediksi akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya konsumsi kopi dunia. Pada tahun 2018-2019 konsumsi kopi dunia diperkirakan meningkat sebesar 9,911 juta ton, hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 2,1 persen dibandingkan dengan tahun 2017-2018.

Dikutip dari Alamtani.com (2014), terdapat empat jenis kopi yang banyak dibudidayakan di dunia, yaitu jenis kopi arabika, robusta, liberika, dan excelsa. Sekitar 70% jenis kopi yang beredar di pasar dunia adalah kopi arabika. Disusul jenis kopi robusta menguasai 28%, sisanya adalah kopi liberika dan excelsa.

Konsumsi domestik pada negara eksportir juga diperkirakan meningkat sebesar 1,4 persen (50,3 juta kantong). Demikian halnya dengan jumlah konsumsi di negara importir diperkirakan naik sebesar 2,5 persen (6,893 juta ton). Sementara pada tahun 2018-2019, produksi kopi dunia diperkirakan akan melebihi konsumsi sebesar 2,29 juta kantong.

Hal ini menunjukkan bahwa pasar peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor kopi masih cukup potensial, namun di sisi lain perlu diantisipasi persaingan yang tinggi antar negara eksportir kopi dunia, mengingat posisi Indonesia sebagai produsen kopi dunia hanya berada pada posisi ke empat

Whole Beans, Jute Sack (Jute Bags), Grade 3 (SNI: Value of Defects 26-44), 12%, Non-organic, Robusta, UnwashcLampung & Sulawesi Selatan ed, Medium (SNI: d. 6-6.5 mm - Sieve No. 15) Lampung & Sulawesi Selatan Gunny Bag 60 Kg

Berdasarkan data rata-rata selama 5 tahun (2012-2016), produksi kopi perkebunan rakyat tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 21,20% atau rata-rata produksi sebesar 135.331 ton. Kedua Provinsi Lampung dengan kontribusi 18,35% atau secara rata-rata mampu menghasilkan 117.168 ton kopi setiap tahunnya.

Sumber: tridge.com

Sumber: https://inaarimap.litbang.pertanian.go.id/

USD 1.86 / kg atau Rp. 26.543.60/KG FOB, Panjang, LAMPUNG 17800 kg

111

Sumber: tridge.com

112

Tanaman kopi membutuhkan tempat tumbuh yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Beberapa syarat tumbuh yang harus Anda ketahui di antaranya: 1. Ketinggian tempat untuk kopi Robusta, Arabika dan Liberika masing-masing 100 – 600 mdpl, 1.000 – 2.000 mdpl dan 0 – 900 mdpl.

2. Suhu udara yang baik untuk ketiga jenis kopi berbeda satu sama lain, yaitu masing masing 21-24ºC, 15-25ºC, dan 21-30ºC. 3. Curah hujan yang dibutuhkan kopi Robusta dan Arabika hampir sama yaitu 1.250-2.500 mm/tahun, sedangkan untuk kopi Liberika nilainya lebih tinggi yaitu 1.250-3.500 mm/tahun.

4. Bulan kering yang dibutuhkan untuk kopi Robusta dan Liberika sama yaitu 3 bulan/tahun, sedangkan untuk kopi Arabika 1-3 bulan/tahun.

5. Membutuhkan sinar matahari yang cukup dan teratur.

6. Kemiringan tanah untuk tumbuh ketiga jenis kopi kurang dari 30% kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm dan tekstur tanah berlempung (loamy).

7. pH tanah untuk kopi Robusta yaitu berkisar antara 4,5 – 6,5 dan untuk kopi Arabika pH 5 – 6,5.

Sumber : Sugiarti, 2019

113

Hal pertama yang harus diperhatikan yaitu memilih biji kopi berkualitas. Tanaman kopi terdiri atas puluhan spesies/jenis, tapi yang paling terkenal hanya empat, yaitu: 1. Kopi arabika (Coffea arabica) 2. Kopi robusta (Coffea canephora) 3. Kopi liberika (Coffea liberica) 4. Kopi excelsa (Coffea excelsa) Setelah memilih jenis biji kopi, siapkan benih berkualitas! Benih bisa diperoleh melalui dua cara, yakni: 1. Pembiakan generatif (menyemai biji).

2. Pembiakan vegetatif (setek, cangkok, okulasi, dan kultur jaringan).

Persiapan lahan harus dilakukan jauh-jauh hari sebelum menanam benih kopi bahkan jika lahan belum memiliki tanaman peneduh, seharusnya mulai menanam 2-4 tahun sebelum memulai budidaya kopi. Fungsi pohon peneduh untuk mengatur intensitas sinar matahari yang masuk. Pohon peneduh yang sering digunakan dalam budidaya kopi misalnya dadap, lamtoro dan sengon.

(Coccus viridis)

Kutu dompolan (Planococus sp)

Penggerek Cabang/ Ranting (Xylosandrus compactus)

Penggerek Batang Merah (Zeuzera coffeae)

Kutu daun hijau

Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei)

Sumber:

https://extension.umn.edu/yard-and-garden/

Wereng

(Sanurus indecora)

1. Semai biji kopi.

2. Pindahkan kopi ke polybag.

3. Tanam kopi di lahan.

1. Penyiraman.

2. Penyiangan.

3. Penyulaman.

4. Pemberian pupuk.

Tanda buah sudah masak antara lain terjadi perubahan warna kulit buah, tergantung spesies kopinya. Periode pemanenan bisa berlangsung selama 4-5 bulan. Apabila pemetikan dilakukan hari ini, maka pemetikan berikutnya bisa dilakukan 10 – 14 hari kemudian. Begitu seterusnya sampai tanaman sudah tidak berbuah lagi dalam periode tersebut.

Sumber: https://kutanam.com/cara-menanam-kopi/

Karat daun

(Hemileia vastatrix)

Penyakit bercak daun (Cercospora coffeicola)

Penyakit embun jelaga (Root Down)

Bercak Berry (Cercospora sp.)

114

Penyakit jamur upas (Cortecium sp)

Penyakit busuk cabang (Corticium sp)

Kanker Belah

(Armillaria sp.)

Jamur Akar

(Rigidoporus lignosus)

Sumber: Sugiarti, 2019

1) Mengandung senyawa flavonoid sebagai antioksidan alami yang dapat menghambat radikal bebas.

2) Mencegah penyakit diabetes hingga 50%.

3) Mengandung zat klorogenik dan trigonelin yang dapat meningkatkan insulin dan menghambat penyerapan glukosa dalam tubuh.

4) Menyegarkan tubuh dan dan tidak mudah mengantuk karena memiliki zat kafein.

Sumber : Oktasari, 2014

Sumber: https://nutritiondata.sel.com

115

Sugiarti, Lia. 2019. Identifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kopi Di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti. Jurnal Agro Wiralindra. Volume 2, Nomor 1, Januari 2019.

Oktasari, Indah Ningtyas. 2014. Perkebunan Kopi Rakyat di Jawa Timur 1920 – 1942. Jurnal Pendidikan Sejarah. Volume 2. Nomor 1 (2014).

116