Jurnal Skripsi "Tingkat Kapabilitas Sistem Informasi "SIAP" Pemerintah Kota Bekasi - Dhea Nurfadhila

Page 1

JURNAL

TINGKAT KAPABILITAS SISTEM INFORMASI “SIAP”

PEMERINTAH KOTA BEKASI MENGGUNAKAN COBIT 5

FRAMEWORK

Oleh : Dhea Nurfadhila

NIM 01716146295

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI INFORMASI PUBLIK

SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

YOGYAKARTA 2022

i
_{

ABSTRAK

TINGKAT KAPABILITAS SISTEM INFORMASI “SIAP”

PEMERINTAH KOTA BEKASI MENGGUNAKAN COBIT 5

FRAMEWORK

Oleh:

DheaNurfadhila

01716146295

Meningkatnyateknologiinformasi menjadisuatukebutuhanyangmerupakansalah satu upaya untuk mendukung berkembangnya penerapan E-Government di Indonesia, Pemerintah Kota Bekasi mengimplementasikan Sistem Informasi Aparatur (SIAP) sebagai salah satu sistem informasi yang dikelola oleh BKPPD

(BadanKepegawaianPendidikandanPelatihanDaerah)KotaBekasiyangmemuat informasipentingterkaitadminstrasiaparaturyangberadadiwilayahKotaBekasi. Untuk memastikan bahwa sistem informasi SIAP berjalan secara efektif, efisien sertaberjalansesuaidengantujuaninstansiBKKPD Penilitianinibertujuanuntuk mengetahuitingkatkapabilitastatakeloladanmanajementeknologiinformasiyang telah diimplementasikan pada sistem informasi SIAP. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan standar atau kerangka kerja yang mengacupadaCOBIT5 Framework dengandomain Deliver, Service and Support.

Hasilpenelitianmenunjukkanbahwatingkatkapabilitaspadakeseluruhandomain DSSterkaitsisteminformasiSIAPberadapadaLevel3yaitu Established Process yangberartiprosesdanaktivitasdalamsisteminformasiSIAPtelahberjalandengan stabil.

ii
KataKunci:TingkatKapabilitas,SistemInformasi,COBIT5

ABSTRACT

TINGKAT KAPABILITAS OF INFORMATION SYSTEM “SIAP”

BEKASI CITY GOVERNMENT USING COBIT 5 FRAMEWORK

01716146295

The increase in information technology (IT) has become a necessity, one of the efforts to support the development of the implementation of E-Government in Indonesia, the Bekasi City Government implements the Apparatus Information System(SIAP)asoneoftheinformationsystemsmanagedbytheBKPPD(Regional Education and Training Personnel Agency) of Bekasi City which contains important information related to the administration of apparatus located in the Bekasi City area. To ensure that the information system runs effectively, efficiently and runs in accordance with the objectives of the agency. This research aims to determine the capability level or level of IT governance and management capabilities that have been implemented in the SIAP information system. This research method uses a descriptive approach with a standard or framework that refers to the COBIT 5 Framework with a Deliver, Service and Support domain. Based on the resultsofthestudy,it showsthat the capability level intheentire DSS domainrelatedtotheSIAPinformationsystemisatLevel3,namelytheEstablished Process or Stable Process which explains that overall the DSS domain which includesactivitiesin each processhasbeen implemented and hasbeen managed in accordance with standards.

Keywords : Capability Level, Information System, COBIT 5

iii

PENDAHULUAN

Perkembanganteknologimelajuseiring

era globalisasi yang kini tidak dapat

terelakkan. Seiring berjalannya waktu

perkembangan teknologi mulai dirasakan

oleh berbagai sektor sehingga secara tidak

langsung mendorong perubahan yang dapat

menciptakan ide dan inovasi untuk

meningkatkan produktivitas dalam

kehidupan.Salahsatusektoryangterdampak

globalisasi dan terlihat signifikan yaitu

berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi. Menurut Badan Pusat Statistik

(2021)menyatakannilaiIP-TIKdiIndonesia

mencapai skala 5,59 pada tahun 2020.

Sedangkan pada tahun 2019 berada pada

skala5,32kemudianpadatahun2018berada

pada skala 5,07. Kemudian berdasarkan

wilayah yang memiliki skala tertinggi yaitu

daerah DKI Jakarta dengan 7,46 dan skala

terendah pada daerah Papua dengan nilai

3,35. Indeks Pembangunan Teknologi

Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) yang

merupakan suatu ukuran standar untuk

menggambarkan tingkat pembangunan

teknologi informasi dan komunikasi suatu

wilayah, kesenjangan digital serta potensi

pengembangan TIK dalam bentuk skala 0-

10. IP-TIK disusun oleh 11 indikator yang

dikombinasikan menjadi 3 subindeks, yaitu

subindeksaksesdaninfrastruktur;subindeks

penggunaan;dansubindekskeahlian.

Berdasarkandata tersebut skalaIP-TIK

diIndonesiacukupmengalamikenaikandari

tahun 2018 hingga 2020. Terdapat 3

subindeks penyusun IP-TIK yang

memengaruhi kenaikan tersebut yaitu

subindeks arsitektur dan infrastruktur

dengan nilai 5,67, subindeks penggunaan

dengan nilai 5,34, dan subindeks keahlian

dengan nilai 5,92. Dari ketiga subindeks

yangada,subindekspenggunaanmengalami

peningkatan yang paling tinggi

dibandingkan subindeks lainnya. Hal ini

memperlihatkanbahwafaktorpenyusundari

4

subindeks penggunaan yaitu seperti

persentase penduduk yang menggunakan internet serta penduduk yang termasuk

pelanggan internet aktif meningkat di Indonesia. Sedangkan berdasarkan wilayah,

untuk daerah Jawa Barat pada tahun 2019

dengan nilai 5,86 dan pada tahun 2020

memiliki nilai 6,00. Data tersebut

menunjukkankenaikkansebanyak0,14.Hal

ini menunjukkan bahwa IP-TIK di daerah

JawaBaratjugamengalamipeningkatan.

Berdasarkan data laporan tersebut

mengenai peningkatkan angka IP-TIK baik

di wilayah Indonesia dan khususnya di daerah Jawa Barat maka hal tersebut

menunjukkan bahwa perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi yang

juga mendukung proses transformasi ke era

digital semakin meningkat. Peningkatan

tersebut juga memengaruhi pembangunan

teknologi informasi dan komunikasi pada

berbagai sektor antara lain bidang

kepegawaian, pendidikan, kesehatan,

ekonomi, dan pemerintah. Setiap sektor

memiliki upaya tersendiri dalam mengikuti

perkembangan teknologi dan informasi

sesuaidenganpemanfaatanbidangnya.

Indonesia termasuk salah satu negara

yang terus melakukan pembaharuan untuk

meningkatkan kualitas teknologi informasi

dan komunikasi, salah satunya dengan

menerapkansistem E-Government.

Beberapa kota di Indonesia juga sudah

ikut serta dalam menerapkan sistem E-

Government untuk meningkatkan kualitas

layanankepadamasyarakatnya.Diantaranya

seperti aplikasi E-Kinerja Kota Semarang

yang terbentuk tahun 2018 dan berada

dibawah naungan BKD (Badan

Kepegawaian Daerah) Kota Semarang yang

berfokuspadalaporankinerjaserpertitarget

dan juga capaian kerja para PNS di Kota

Semarang. Kemudian, aplikasi SIAP yang

berada dibawah naungan BKPPD Kota

Bekasi, berfokus pada pelayanan

kepegawaianuntukparapegawaiASN,baik

5

pegawai dengan status PNS atau PPPK di lingkunganKotaBekasi.

Dalam E-Government terbagimenjadi4

area layanan yaitu diantaranya G2G

(Government to Government), G2C

(Government to Customer), G2B (Government to Business), G2E (Government to Employee). Saat ini sudah

banyak layanan-layanan pemerintah yang

menggunakan internet atau berbasis online

antaralainlayananPaspor Online,E-Samsat, AplikasiBPJS Online,LayananAspirasidan

Pengaduan Online Rakyat(LAPOR).

Dalam rangka meningkatkan

perkembangan E-Government, Kota Bekasi

berupaya untuk menerapkan tata kelola

pemerintahan yang baik (good governance)

dan Layanan Masyarakat yang baik (good service) yaitu dengan sebutan “Bekasi

Digital Government”yangmemilikitujuan

untuk mempermudah masyarakat dalam

memperoleh informasi dan pelayanan

dimana pun, kapan pun, serta melalui

perangkat apapun. Menurut berita (TULIS

BERITANYA) Kota Bekasi sebagai kota

yang menerima penghargaan dengan

kategori kota tersiap dalam menjalankan

implementasi Smart City di ajangIndonesia

Smart Nation Award (ISNA) ke tiga tahun

2018 sehingga saat ini Kota Bekasi telah

mengintegrasi 13 aplikasi perangkat daerah

antara lain pengaduan masyarakat, CCTV

daerah, layanan perizinan, layanan

kesehatan, kependudukan, efisiensi kerja,

penilaian kerja dan termasuk Sistem

Informasi Aparatur atau SIAP.

Perkembangan ini diharapkan dapat

memaksimalkan pertukaran data dan informasi secara real-time sehingga dapat memenuhikebutuhaninformasi.

Sistem Informasi Aparatur atau SIAP

adalah sistem layanan kepegawaian yang

berbasisteknologiinformasidankomunikasi

dengantujuanuntukmembantupengelolaan

pelayanan administrasi kepegawaian di lingkunganPemerintahKotaBekasi.Adanya

6

pelaksanaan sistem informasi ini dimulai

tahun 2015 dengan menyesuaikan pada

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003

tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-government, Peraturan

Menteri Komunikasi dan Informasi nomor

41 Tahun 2007 tentang panduan umum tata

kelola teknologi informasi dan komunikasi

nasional,PeraturanWaliKotaBekasinomor

3 Tahun 2003 tentang pedoman penilaian

kinerja pegawai negeri sipil di lingkungan

Pemerintah Kota Bekasi. Aplikasi SIAP

dibentuk dibawah naungan BKPPD Kota

Bekasi pada tahun 2015. Aplikasi Sistem

Informasi Aparatur (SIAP) adalah sebuah

sistem informasi berbasis web sebagai

sebagai sarana pelayanan administrasi

kepegawaian aparatur yang menjabat

sebagaiPNS(PegawaiNegeriSipil)maupun

TKK (Tenaga Kerja Kontrak) yang

dilaksanakan secara online agar mencapai

proses yang cepat, mudah, dan akurat.

Aplikasi SIAP dapat diakses menggunakan

perangkatkomputeratau handphone dengan

memasukkan alamat URL

siap.bekasikota.go.id kemudian pegawai

atau penggguna dapat login dengan

memasukkan username dan password yang

sudah diberikan oleh admin serta kode

keamananyangterterapadahalamanlogin.

Adapun diluncurkannya aplikasi SIAP

memiliki tujuan yaitu untuk mengintegrasi

semua data atau informasi yang berkaitan

dengankepegawaianASNmulaidaribiodata

pribadi hingga dokumen pendukung seperti

surat keterangan dan sebagainya. SIAP

merupakan pusat data informasi aparatur

yang terintegrasi ini diharapkan dapat

membantu pengambilan keputusan

manajerialkepegawaiandiPemerintahKota

Bekasi. BKPPD Kota Bekasi memfasilitasi

aplikasiSIAPuntukmemastikankemudahan

dan kebenaran data pegawai dalam buku

besar kepegawaian serta pegawai pun

memiliki peran untuk memasukkan dan

memastikan kebenaran data tersebut.

7

Didalam aplikasi SIAP terdapat 10 aplikasi

turunan yang terintegrasi yaitu aplikasi

formatcuti,aplikasiformatdisiplin,aplikasi

format diklat, aplikasi format KGB (KenaikanGajiBerkala),aplikasiizincerai, aplikasi format kartu pegawai, aplikasi izin tugas belajar,aplikasimutasi TKK, aplikasi

format mutasi, dan aplikasi format pangkat. PenerapanSIAPmerupakansalahsatusolusi

dalam mengimplementasikan 14 prinsip

good governance secara garis besar

diantaranya wawasan terhadap masa depan, keterbukaan dan transparansi, partisipasi

masyarakat,pertanggungjawaban,supermasi

hukum, demokrasi, profesionalisme serta kompetensi.

Berdasarkanpencariandilamaninternet

dan informasi dari badan instansi, peneliti

belum menemukan adanya audit sistem

informasi pada aplikasi SIAP Kota Bekasi

ini. Untuk itu, peneliti tertarik melakukan

penelitianterhadapaplikasisisteminformasi

SIAP berdasarkan standar kerangka kerja

COBIT5.

Setiapsisteminformasiperludipastikan

bahwa setiap komponen berjalan secara

efektif, efisien, dan selaras dengan tujuan

bisnis. Maka, perlu diadakannya sebuah

proses atau kegiatan yang dinamakan audit

sistem informasi. Audit sistem informasi

merupakan salah satu hal yang perlu untuk

dilakukan dalam pengukuran efektivitas

sertaefisiensisebuahsisteminformasi,baik

dalam lingkup manajemen maupun tata

Kelola. Selain itu kegiatan audit dapat memberikanpencegahanterhadaprisikodan pengambilan keputusan yang tidak tepat di dalamsuatuorganisasi.

Dalam kegiatan audit sistem informasi, terdapatbeberapakerangkakerjayangdapat digunakansebagaistandaratauacuandalam menilai suatu sistem informasi berdasarkan

aspek yang akan diteliti. Diantaranya ITIL, COBIT, MOF, ISO/IEC 2000, ASL, TOGAF. Namun, peneliti memilih

8

menggunakan kerangka kerja COBIT, karenakomponenCOBITlebihlengkapdan

lebih relevan dengan “Governance of Enterprise IT” yaitu dimana terdapat

penilaian-penilaian tentang akitifitas tata

kelolaTIdanpraktikmanajemen.Kerangka

kerja COBIT mendukung tata kelola TI

dengan menyediakan kerangka kerja untuk

mengatur keselarasan TI dengan bisnis.

Selain itu, kerangka kerja juga memastikan

bahwa TI memungkinkan bisnis,

memaksimalkan keuntungan dengan

memanfaatkan TI dikelola secara tepat, dan

sumber daya TI digunakan secara bertanggungjawab.

COBIT memiliki rangkaian konsep

yang dirumuskan dalam The COBIT Cube yang terdapat aspek-aspek audit informasi.

Saat ini COBIT telah memiliki 5 versi, diantaranyaCOBITversi1padatahun1996

yang memiliki fokus pada bidang audit,

COBIT versi 2 pada tahun 1998 yang

memiliki fokus pada tahap kontrol, COBIT

versi 3 pada tahun 2000 yang berorientasi

pada manajemen, COBIT 4 yang berfokus

pada IT Governance dan COBIT 5 pada

tahun 2012 yang berfokus pada tata kelola dan manajemen aset perusahaan IT. Pada

penelitian ini, peniliti memilih untuk

menggunakan COBIT 5 karena lebih sesuai

dengan tujuan audit informasi yang dibutuhkan.

Dalam COBIT 5 terdapat domain yang

digunakan sebagai tolak ukur suatu sistem

informasi. Beberapa domain diantaranya

seperti APO (Align, Plan, and Organize),

BAI (Build, Acquire, and Implementer),

MEA (Monitor, Evaluate, and Assess), dan

DSS (Deliver, Service, and Support).

Sedangkan pada penelitian ini, peneliti

menggunakan domain DSS yang mana

domain tersebut fokus kepada proses

penyampaian, pelayanan, serta dukungan

dalam pengelolaan operasional, permintaan

layanan, penanganan masalah, layanan

keamanan, kebijakan keberlanjutan bisnis

9

dan proses bisnis suatu enterprise seperti

perusahaan, organisasi, atau instansi. (ISACA,2012:171).

Dalamsetiapsisteminformasi,menjadi

sebuah urgensi dalam melakukan

pemeliharaan sistem maupun melakukan

peninjauan sistem secara berkala. Hal ini

akan memengaruhi kualitas dan juga

keakuratansebuahsisteminformasiterutama

salah satunya dalam integrasi data. Pada beberapa masalah sistem informasi

seringkali terjadi adanya kesalahan input

data yang mengakibatkan ketidakakuratan

danterganggunyaintegrasidata.Halinibisa

disebabkanolehbeberapafaktordiantaranya

sepertiadanyakesalahandalamsistemyang

mengakibatkan terganggunya fitur dalam

aplikasi dan adanya kesalahan input dari

pengguna aplikasi. Salah satu faktor yaitu

kesalahan sistem dapat diantisipasi atau

kurangidenganadanyapemeriksaanberkala

baik harian, mingguan, bulanan, maupun

tahunan dan juga dapat dilakukan audit

sebagai bentuk pengecekan sekaligus

memberikan rekomendasi sesuai dengan

kondisiyangterjadisaatdilakukannyaaudit tersebut.

Dengan adanya integrasi data yang

terpusat pada aplikasi SIAP diharapkan

mampumendukungefisiensi,efektivitasdan

desentralisasi dalam pelaksanaan pelayanan

untuk kepegawaian dalam sistem informasi

SIAP Kota Bekasi. Untuk mengetahui

bagaimana aplikasi sistem informasi SIAP

dapat memberikan layanan, pengelolaan

informasi pegawai ASN, serta penyelesaian

masalah ASN selaku penggunan layanan

sistem informasi SIAP dengan melakukan

audit informasi berdasarkan kerangka kerja

COBIT5dengandomainDSS.

Hasil dari pengukuran audit sistem

informasi tersebut diharapkan dapat

digunakansebagaitolokukur,evaluasiserta

pemberian rekomendasi terhadap BKPPD

Kota Bekasi mengenai peningkatan

pengelolaan layanan permintaan dan

10

penanganan permasalahan terkait sistem

informasi SIAP. Untuk itu, dalam

penyusunan tugas akhir ini penulis

mengangkat judul “Tingkat Kapabilitas

Sistem Informasi SIAP Pemerintah Kota

BekasimenggunakanCOBIT5 Framework.

TINJAUANPUSTAKA

1. SistemInformasi

Menurut Kristanto (2018:1) sistem

merupakan kumpulan elemen-elemen yang

saling terkait dan bekerja sama untuk

memproses input yangditujukankepadasistem

tersebut dan mengolah masukan tersebut

sampai menghasilkan output yang diinginkan.

Kristanto (2018:7) informasi adalah data-data

yang merupakan bentuk jamak dari bentuk

tunggal data atau item. Kemudian, Iswandy

(dalam Heriyanto, 2018:66) data adalah

gabungan dari beberapa angka, huruf atau

simbol yang bersifat mentah dan belum

bermanfaat bagi penerimanya untuk

menggambarkansuatukeadaanyangmanadata

dapat digunakan sebagai media, obyek, kejadianataupunsuatukonsep.

Menurut Jeperson Hutahean (2018:13)

sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertamukan

kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan

kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan

laporan-laporanyangdibutuhkan.

Sisteminformasisangatdibutuhkandan

akan sangat bermanfaat dalam mengumpulkan

data yang nantinya akan digunakan sebagai

pendukung pertimbangan suatu keputusan.

Tujuan dari sistem informasi adalah untuk

mendukung operasi sehari-sehari, mendukung

pengambilankeputusanmanajemen,memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan

pertanggungjawaban. Sedangkan fungsi dari

sistem informasi adalah sebuah sistem yang

berisikan tentang informasi mengenai organisasi dan lingkungan sekitarnya.

Kemudianaktivitasdasaryangadapadasistem

11

informasiadalah input,prosesdan output yang

dikembalikan kepada orang-orang di dalam organisasi untuk mengevaluasi dan menyaring

datayangtelahdi input

2. COBIT

Dalam tata kelola IT terdapat kerangka

kerja yaitu COBIT (Control Objective for Information and related Technology) yang disusunolehISACA (Information System Audit and Control Foundation) pada tahun 1996.

COBIT memiliki manfaat diantaranya

mengelola informasi dengan kualitas yang

tinggi untuk mendukung keputusan bisnis;

mencapai tujuan strategi dan manfaat bisnis

melalui pemakaian TI secara efektif dan

inovatif; mencapai tingkat operasional yang

lebih baik dengan aplikasi teknologi yan reliable danefisien;mengelolaresikoterkaitTI

pada tingkatan yang dapat diterima;

mengoptimalkan biaya dari layanan dan

teknologi TI; dan mendukung kepatuhan pada

hukum peraturan, perjanjian kontrak, dan kebijakan.

a. Information System Audit Process

Dalam ISACA (2016:5) terdapat tiga

tahapan dalam audit sistem informasi

diantaranya planning, fieldwork and documentation, dan reporting and follow-up

sepertiyangdisajikanpadagambar2.1berikut ini:

Gambar2.1 Audit Process Phases

1) Planning

Tahap ini dilakukan identifikasi subjek audit, menentukan ruang lingkup,

melakukan perencanaan sebelum proses audit seperti mempersiapkan prosedur dan

alat-alat pendukung yang akan digunakan.

Tahap ini dilakukan dengan berdiskusi

bersama stakeholders untuk menjelaskan

terkait tujuan serta prosedur penggunaan

COBIT 5 framework dalam proses audit.

Untuk memudahkan peneliti untuk

12

mengidentifikasi subjek audit terdapat

tahapan proses pemetaan yang dilakukan yaitu:

a) Pemetaan EnterpriseGoals dengantujuan bisnis

b) emetaan IT-Related Goals dengan Enterprise Goals

c) Pemetaan Process Control dengan ITRelated Goals

d) PemetaanRACI Chart

Tahappemetaantersebutdinilaiberdasarkan

hubungan dan keterkaitan antara aspek-

aspek yang ada dalam pemetaan dengan

keadaan bisnis atau organisasi. Penilaian

dilakukan dengan menentukan hubungan

primer yang ditandai dengan huruf P jika

memiliki keterkaitan atau hubungan

sekunder yang ditandai dengan huruf S jika

kurangmemilikiketerkaitan.

2) Fieldwork and Documentation

Tahap fieldworkanddocumentation

merupakan tahapan dimana dalam memulai

melakukanaudityaitudenganpencariandata

yang relevan, penilian tingkat kapabilitas,

melakukan validasi terhadap data yang diperolehkemudianmembuatdokumenatau

laporan kegiatan pengumpulan data yang telahdilakukan.

3) Reporting and Follow-Up

Tahap ini peneliti mengumpulkan

semua laporan termasuk laporan hasil

rekomendasi kemudian melakukan laporan

kepadapihaksubjekaudit.

b. The COBIT Cube

Kerangka kerja COBIT memiliki beberapa

prinsip komponen utama agar proses TI dapat

digunakan sesuai digunakan denga kebutuhan

bisnis dan sumber daya bisnis. Prinsip COBIT

tersebut disimpulkan oleh ISACA dan IT

Governance Institute melalui The COBIT Cube (dalamAndry,JohanesF,2018:46)yaitu:

1) Bussiness Requirements (Kebutuhan

Bisnis) merupakan komponen untuk

menentukan dan menyesuaikan

kebutuhan bisnis. Dalam penentuan

kebutuhan bisnis, informasi harus

13

disesuaikan dengan kriteria tertentu.

Kriteria informasi didefinisikan sebagai berikut:

a) Effectiveness yaitu informasi berkaitandenganprosesbisnis

serta disampaikan secara tepat waktu, konsisten, dan dapat digunakan.

b) Efficiency yaitu informasi disediakandenganpenggunaan sumberdayayangoptimal.

c) Confidentiality yaituinformasiyang diklasifikasikanke dalam informasi sensitif memiliki perlindungan dari berbagai pengaksesandiluarhakakses.

d) Integrity yaitu informasi memiliki keakuratandankelengkapan yang berdasarkan dengan nilai-nilai bisnis

e) Availability yaituinformasitersedia dan selalu dapat digunakan ketika dibutuhkan,

f) Compliance yaitu informasi memenuhipersyaratandalam peraturan, kebijakan, dan hukum yangberlaku.

g) Reliability yaitu informasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan manajemen dalam menjalankan bisnis.

2) IT Resources (sumber daya TI)

merupakan komponen yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya dalam upaya memenuhikebutuhanbisnis.Sumber dayaTIyangterdiridari:

a) Applications merupakan sistem otomatismaupunprosedur manual yang digunakan dalam memprosesinformasi.

b) Information merupakan data yang dimasukkan,diproses, dan dikeluarkan oleh sistem, sehingga dapat menghasilkan

14

informasi yang dapat digunakan olehbisnis.

c) Infrastructure merupakan teknologi danfasilitasyang digunakan dalam menjalankan aplikasiatausistem.

d) People merupakan sumber daya yangdigunakan untuk merencanakan, mengimplementasikan, mengelola, memantau, dan mengevaluasi layanandansisteminformasi.

3) IT Process merupakan komponen yang mencakup model-model proses TI dalam COBIT framework yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dan penyediaan layanan atau sistem TI. Setiap modelmodel proses tersebut terbagi menjadi beberapakomponenyaitu:

a) Domains merupakan ranah proses tatakeloladanmanajemenTI.

b) Processes merupakan prosesprosesatauruntutanklasifikasikegiatan padasetiapdomain.

c) Activities merupakan kegiatankegiatan yang berlangsung pada setiap proses.

c. PrinsipCOBIT5

Secara umum COBIT 5 Framework

memiliki5prinsipdasaryaitu:

1) Meeting stakeholders needs yang mana COBIT 5 mempunyai berbagai proses dan enabler dalam mengimplementasikan TI yang dapat mendukung nilai bisnis. Setiap aktivitas direncanakan dengan mempertimbangkan kebutuhan para pemangku kepentingan termasuk sumber daya, manfaat, dan risiko. Kebutuhan

pemangku kepentingan dirangkum kedalam goals cascade yangterdiridari:

a) Enterprise Goals yaitu tujuan perusahaansecaraumum

15

b) IT-Related Goals yaitu tujuan yangberkaitandenganteknologi informasi

c) EnablerGoals yaitutujuanyang akandicapai enabler

2) Covering the enterprise end-to-end yang mana bermanfaat untuk mengintegrasikan tata kelola teknologi informasi dengan tata kelola perusahaan. Selainitu,mencakupfungsidanprosesuntuk mengatur dan mengelola layanan teknologi informasi perusahaan baik internal maupun eksternal.

3) Applying single integrated framework yang mana COBIT 5 dapat digunakan sebagai kerangka kerja tata kelola secara umum dan sebagai integrator dengan kerangkakerjaISACAlainnya.

4) Enabling holistic approach yang mana COBIT5memilikipandangansetiapenabler yang ada dapat saling memperngaruhi dan menentukan keberhasilan penerapan kerangkakerjaCOBIT5.

5) Separating governance from management yang mana COBIT 5 memisahkan antara tata kelola dan manajemen mencakup kegiatan dan tujuan yangberbeda.

d. Domain, Process, and Activities COBIT5 Beberapa versi COBIT yang memiliki

fokus berbeda-beda. Untuk domain COBIT 5 merupakan perkembangan dan evolusi dari

domain serta struktur proses dari COBIT 4.1.

COBIT5.0memilikifokuspadatatakeloladan

manajemen untuk aset-aset perusahaan IT

denganmembagi2prosesutamayaitupertama

pada tata kelola yang memuat 3 proses

Evaluate, Direct, and Monitoring (EDM) ; keduapadamanajemenyangmemuat4domain dengan area tanggung jawab dari Plan, Build, Run, and Monitor (PBRM) yang mana

keduanyaterdiridari37prosessepertiyangada padaGambar2.2dibawahini:

16

COBIT5 terdiridari4domaindantiaptiap domain memiliki high-level controlobjective yaitusebagaiberikut:

a. Evaluate Direct and Monitor (EDM), domain ini fokus pada pengevaluasian, pengarahan dan pengawasan dalam kerangka

tata kelola, nilai manfaat, optimasi risiko, sumber daya dan transparansi terhadap

stakeholders. Proses yang termasuk dalam

domaininiyaitu:

1)EDM01 Ensure Governance Framework

Setting and Maintenance

2)EDM02 Ensure Benefits Delivery

3)EDM03 Ensure Risk Optimisation

4)EDM04 Ensure Resource Optimisation

5)EDM05 Ensure Stakeholder Transparency

b. Align, Plan and Organize (APO), domaininifungsinyafokuspadapenyelarasan, perencanaan, pengaturan serta mengelola kerangkakerjamanajemenIT,strategi,inovasi, portofolio, SDM, estimasi biaya, resiko, keamanan dan relasi perusahaan. Proses yang

termasukdalamdomaininiyaitu:

1) APO01 Manage the IT Management

Framework

2) APO02 Manage Strategy

3) APO03 Manage Enterprise Architecture

4) APO04 Manage Innovation

5) APO05 Manage Portfolio

6) APO06 Manage Budget and Costs

7) APO07 Manage Human Resources

8) APO08 Manage Relationships

9) APO09 Manage Service Agreements

10)APO10 Manage Suppliers

11)APO11 Manage Quality

13)APO13 Manage Security

17
Gambar2.2 Process Reference Model of COBIT 5
12)APO12 Manage Risk

c. Build, Acquire, and Implementation

(BAI)Domaininifokuspadaprosespemilihan, pengadaan dan penerapan teknologi informasi

yang digunakan. Proses yang termasuk dalam domaininiyaitu:

1) BAI01 Manage Programmed and Project

2) BAI02 Manage Requirements Definition

3) BAI03 Manage Solutions Identification and Build

4) BAI04 Manage Availability and Capacity

5) BAI05 Manage Organisational Change Enablement

6) BAI06 Manage Changes

7) BAI07 Manage Change Acceptance and Transitioning

8) BAI08 Manage Knowledge

9) BAI09 Manage Assets

10) BAI10 Manage Configuration

d. Delivery, Service and Support (DSS), DomaininifokuspadaprosespelayananTIdan

dukungan teknisinya. Proses yang termasuk dalamdoaminini,yaitu:

A.DSS01 Manage Operations

B.DSS02 Manage Service Requests and Incidents

C.DSS03 Manage Problems

D.DSS04 Manage Continuity

E. DSS05 Manage Security Services

F. DSS06 Manage Business Process Controls

e. Monitoring and Evaluation (MEA), Domain ini fokus pada proses pengawasan pengelolaan TI pada organisasi. Proses yang termasukdalamdomainini,yaitu:

1. MEA1 Monitor and Evaluate IT Performance

2. MEA2 Monitor and Evaluate Internal Control

3. MEA3 Ensure Compliance with external requirements

4. MEA4 Provide IT Governance

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan COBIT 5 dengan domain DSS (Delivery, Support and Service) yaitu berfokus

padapengiriman,pelayanan,danpendukungan dalam pengelolaan operasional, permintaan

layanan, penanganan masalah, layanan

18

keamanan, kebijakan keberlanjutan bisnis dan prosesbisnissuatuperusahaanatauinstansi.

3. BalanceScorecard(BSC)

BCS adalah perencanaan dan manajemen sistem strategis yang digunakan

secara luas dalam bisnis dan industri, pemerintah,danorganisasi nonprofit diseluruh

dunia untuk menyamakan kegiatan usaha

dengan visi dan strategi organisasi,

meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan memantau kinerja terhadap

tujuan strategis. BSC juga digunakan untuk

mambantu menyelaraskan sebuah organisasi

untuk mencapai misi dengan melakukan

penggabungan strategi dan menggabungkan

tujuantransformasikedalamprosesperubahan

organisasi serta fokus pada hasilyang penting

Penggunaan BSC dalam COBIT 5 selaras

denganpenyusunanstrategipadaBSCdalam4

dimensi yaitu financial, customer, internal,

learning & growth sehingga hubungan strategi

BSC dapat membuat tujuan dalam

merealisasikan manfaat governance,

optimalisasi risiko, dan optimalisasi sumber

dayaprimermaupunsekunder.StrategiTIpada

BSC memiliki beberapa keserasian dengan

prinsip dan enabler COBIT 5 seperti prinsip

utama IT harus dapat memenuhi segala

kebutuhan stakeholders dan customer

meruapakan salah satu bagian dari

stakeholders.

4. RACIChart

RACI Chart yaitu bentuk pemetaan

antara sumber daya dengan aktivitas dalam

setiapprosedur.Denganmenggunakandiagram

RACI peneliti dapat mengukur serta

mengidentifikasi peran dan tanggung jawab

karyawandalamsebuahprosesbisnis. Diagram

RACI merupakan bagian dari Responsibility

Assignment Matrix (RAM). Untuk melakukan

penilitian dengan domain DSS maka peneliti

menggunakan RACI Chart untuk melakukan

mapping atau pemetaan antara sub controlobjective dengan sumber daya manusia yang

ada pada pelaksanaan suatu sistem informasi.

RACI merupakan singkatan dari R

19

(Responsible),A(Accountable),C(Consulted), dan I (Informed). Menurut ISACA (2012), terdapat 4 klasifikasi peran di dalam diagram RACI,yaitusebagaiberikut:

a) R(Responsible),berartiperantersebut merupakanpihakpelaksanayangharus bertanggungjawabmelaksanakandan menyelesaikanaktivitassecaralangsung yangmenjaditanggungjawabnya.

b) A(Accountable),berartiperantersebut merupakanpihakyangharus mengarahkanjalannyapelaksanaan aktivitasyangakandilaksanakanoleh peran responsible.

c) C(Consulted),berartiperantersebut merupakanpihakyangakanmenjadi tempatkonsultasiselamapelaksanaan aktivitasyangdilaksanankansecara langsungolehperan responsible dan diarahkanoleh accountable. d) I(Informed),berartiperantersebut merupakanpihakyangdiberikan

infromasimengenaipelaksanaan aktivitas.

4. Tingkatkapabilitas

BerdasarkanISO/IEC15504untuk modelpenilaiantingkatkapabilitas(Tingkat kapabilitas)prosesyangadapadaCOBIT5 yaitustandarmengenai Software Engineering dan Process Assessment untukmengukur performansitiap-tiapprosestatakelola(EDMbased)atauprosesmanajemen(PBRM-based), danmengidentifikasiarea-areayangperlu untukditingkatkanperformansinya berdasarkanlevel.Levelkapabilitasproses yangdigunakandalampenilaianterdiridari enamlevel,yaitu:

Tabel2.1PenjelasanTingkatkapabilitas

20

Untuk mengetahui nilai tingkat

kapabilitas pada setiap proses yang telah

dilakukan, peneliti dapat menggunakan rumus

perhitunganrata-ratatingkatkapabilitassebagai

berikut:

Keterangan:

Yn(y0…y5) = Jumlah proses yang ada di leveln

Z=Jumlahprosesyangdievaluasi

sikap, kepercayaan, persepsi dan orang

secara individual maupun kelompok.

Peneliti menggunakan pendekatan

analisisdeskriptifuntukmenggambarkan

keadaan atau fenomena hasil temuan

sebagai bahan rekomendasi kepada

BKKPD Kota Bekasi tingkat kapabilitas

sistem informasi “SIAP” menggunakan

COBIT5 Framework

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data terbagi menjadi

METODEPENELITIAN

Penelitian ini berfokus pada tingkat

kapabilitas sistem informasi SIAP

menggunakan kerangka kerja COBIT 5

dengan domain Deliver, Support and Service Pada penelitian ini digunakan

metode kualitatif dengan analisis

deskriptif. Menurut Sugiyono (2018:15),

metode penelitian kualitatif adalah

penelitian yang digunakan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis

fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari para

informan dan narasumber terkait melalui wawancara,daftarpertanyaandan observasi lapangan. Data sekunder diperoleh dari

dokumen-dokumenpendukungterkaitobjek

penelitian yang dimiliki oleh BKPPD Kota

Bekasi. Pada penelitian kualitatif, diperlukanadanyapengujiankeabsahandata untuk memastikan data dalam penelitian ini

dapat dipertanggungjawabkan. Menurut

Sugiyono (2019:270), pengujian keabsahan

21

data meliputi uji kredibilitas (validitas

internal), transferability (validitas eksternal), dependability (realibilitas) dan confirmability (obyektivitas). Pada penelitian ini digunakan triangulasi teknik

atau metode. Pada penilitian ini digunakan teknis analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan

menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono,2018:238-253)

HASILPENELITIAN

a. Pemetaan Enterprise Goals dengan

Tujuan Bisnis

Dalam kerangka teori COBIT 5

terdapattahapanuntukmengidentifikasi

hubungan antara kebutuhan dan tujuan

subjek audit. Tahap pertama yaitu

dilakukan pemetaan atau mapping

Enterprise Goals (tujuanbisnis)dengan

penilaian yang ada pada BSC (Balance

Scorecard) yang difungsikan sebagai

alat ukur aktivitas operasional dalam

sebuahbisnis.

Untuk melakukan pemetaan

diperlukan adanya proses klasifikasi berdasarkanhubunganaspekprimer(P)

atau sekunder (S) yang pada BSC (Balance Scorecard) dengan tujuan

bisnis. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Kepala Sub Bidang

Dokumentasi dan Informasi Aparatur

yangmerupakanpegawaiBKPPDKota

Bekasi menghasilkan pemetaan

Enterprise Goals dengan tujuan bisnis

instansi yaitu terdapat beberapa poin

Enterprise Goals yang tidak memiliki

nilai yang terkait dengan tujuan bisnis

dari BKPPD Kota Bekasi maka akan dieliminasi. Hasil dari pemetaan

Enterprise Goals dengan tujuan bisnis

yaituEG1,EG3,EG4,EG6,EG7,EG

8,EG9,EG11,EG13,EG14,EG15,

dan EG 17 memiliki keterkaitan

sehingga memenuhi aspek penilaian

sedangkanEG2,EG5,EG 10,EG 12,

dan EG 16 tereliminasi karena tidak

22

memiliki keterkaitan sehingga tidak

memenuhiaspekpenilaian.

2. Pemetaan IT-Related Goals

dengan Enterprise Goals

DalamkerangkateoriCOBIT5, setelahdilakukanpemetaan Enterprise

Goals maka tahapan selanjutnya yaitu

mengidentifikasi hubungan atau

keterkaitanantarakebutuhandantujuan

implementasi TI dengan tujuan bisnis.

Pemetaan atau mapping IT-Related

Goals (tujuan implementasi TI) ini

dilakukan dengan penilaian yang ada

pada BSC (Balance Scorecard) yang

difungsikan sebagai alat ukur aktivitas

operasionaldalamsebuahbisnis.

Dalam melakukan pemetaan

diperlukan adanya proses klasifikasi

berdasarkanhubunganaspekprimer(P)

atau sekunder (S) yang pada BSC

(Balance Scorecard) dengan tujuan

bisnis. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Kepala Sub Bidang

Dokumentasi dan Informasi Aparatur

yangmerupakanpegawaiBKPPDKota

Bekasi menghasilkan kesimpulan

pemetaan IT-Related Goals dengan

tujuan bisnis instansi yaitu terdapat

beberapa poin IT-Related Goals yang

tidakmemilikinilaiyangterkaitdengan Enterprise Goals, maka akan

dieliminasi. Hasil dari pemetaan ITRelated Goals dengan Enterprise Goals

yaitu IT-RG 1, IT-RG 2, IT-RG 3, ITRG4,IT-RG5,IT-RG7,IT-RG8,ITRG9,IT-RG10,IT-RG11, IT-RG12, IT-RG13,IT-RG14,IT-RG15,IT-RG

16 dan IT-RG 17 memiliki keterkaitan

sehingga memenuhi aspek penilaian

sedangkan IT-RG 6 tereliminasi karena

tidak memiliki keterkaitan sehingga

tidakmemenuhiaspekpenilaian.

3. Pemetaan Process Control

dengan IT-Related Goals

DalamkerangkateoriCOBIT5, setelahdilakukanpemetaan IT-Related

Goals maka tahapan selanjutnya yaitu

mengidentifikasi hubungan antara

23

proses kontrol dengan tujuan

implementasi TI. Pemetaan atau

mapping Process Control inidilakukan

dengan penilaian yang ada pada BSC

(Balance Scorecard) yang difungsikan

sebagai alat ukur aktivitas operasional dalamsebuahbisnis.

Dalam melakukan pemetaan

diperlukan adanya proses klasifikasi

berdasarkanhubunganaspekprimer(P)

atau sekunder (S) yang pada BSC

(Balance Scorecard) dengan tujuan

bisnis. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Kepala Sub Bidang

Dokumentasi dan Informasi Aparatur

yangmerupakanpegawaiBKPPDKota

Bekasimenghasilkanpemetaan Process

Control dengan IT-Related Goals yaitu

terdapat hasil pemetaan proses kontrol

COBIT 5dengan IT-Related Goals (IT-

RG) yaitu hanya beberapa proses

kontrol COBIT 5 domain DSS yang

memiliki keterkaitan dengan IT-RG

yaitu DSS01, DSS02, DSS03, dan

DSS05. Maka pada penilitian tingkat

kapabilitas sistem informasi SIAP

menggunakan domain terpilh yaitu

DSS01,DSS02,DSS03,danDSS05.

4. Pemetaan RACI Chart

DalamkerangkateoriCOBIT5,

setelah dilakukan pemetaan Process

Control makatahapanselanjutnyayaitu

mengidentifikasi pemangku

kepentingan yang terlibat pada setiap

proses dan sub-proses pada domain

DSS..

Dalam melakukan pemetaan diperlukan adanya proses klasifikasi

dengan diberikan keterangan R

(Responsible), A (Accountable), C

(Consulted), dan I (Informed) pada bagian yang berkaitan. Berdasarkan

hasil wawancara dengan Kepala Sub

Bidang Dokumentasi dan Informasi

Aparatur yang merupakan pegawai

BKPPD Kota Bekasi menghasilkan

24

pemetaan RACI Chart yang disajikan

padatabel4.4dibawahini:

Tabel4.2PemetaanRACI Chart

kapabilitas pada setiap proses aktivitas

yang di audit. Berikut hasil penilaian pada setiap proses aktivitas yang

dilampirkanpadatabel4.29:

Tabel4.3. NilaiTingkatkapabilitas

berdasarkan

Berdasakanhasilpenilitianmaka

didapatkannilaitingkatkapabilitaspada

proses DSS yang paling rendah yaitu

DSS02 Manage Service and Request

Tabel4.3Responden

Bidang Jumlah

Bidang

Adminstrasi

Pegawai

Responden

3

(Mengelola Permintaan Layanan dan Insiden), berada level 3. Tingkat

kapabilitas yang mencapai level 3

menandakan berada pada tahap

Diskominfostandi 2

Bidang

Berdasarkan hasil jawaban informan

kemudian dilakukan pengolahan yang

menghasilkan nilai rata-rata tingkat

Established Process atau proses yang

telah diimplementasikan dan dikelola

telah memiliki standar yang telah

ditentukan atau disepakati untuk

25

dijalankan dan dapat mencapai hasil prosestertentu.

Terdapat 3 proses yang berada

pada level 4 yaitu DSS01 Manage Operations (Mengelola Operasi),

DSS03 Manage Problems (Mengelola Masalah), dan DSS05 Manage Security

(Mengelola Keamanan) . Tingkat

tingkatkapabilitasyangmencapailevel

4 menandakan bahwa proses tersebut

berada pada tahap Predictable Process

dimana proses tersebut telah

diimplementasikandantelahberoperasi

sesuai dengan batasan-batasan yang

telah ditentukan untuk mencapai hasil prosesyangdiinginkan.

1) RekomendasiDSS01

Dari hasil analisis yang telah

dilakukan dan telah dijabarkan pada

proses DSS01 Manage Operation

(MengelolaOperasi)didapatkantingkat

kapabilitas berada di level 4

(Predictable Process), untuk

meningkatkan kualitas dari sistem

“SIAP” maka terdapat beberapa rekomendasi yang dapat diberikan

diantaranyayaitu:

a) BKPPD perlu membuat adanya training atau pelatihan kepada staff untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman terkait penjagaan serta pengelolaaninfrastrukturIT.

b) BKPPD perlu membuat adanya

penambahan pengawasan kamera

CCTVdibagiansudut-sudutruangan untuk pemantauan atau monitoring

secara menyeluruh secara 24 jam baikdiruangadminataupundiruang penyimpanandata.

c) BKPPD perlu membuat adanya

catatan laporan permintaan

layanandaninsidensecaradigital

untuk memudahkan rekapitulasi

data agar lebih efisien saat

dilakukan evaluasi bulanan atau periodetertentu.

26

d) BKPPD perlu melakukan audit

independen sebagai bentuk pemeriksaan untuk memastikan

kegiatan operasional yang

disetujui bersama pihak ketiga

terlaksana sesuai dengan SLA

(Service Level Agreement) yang berlaku.

e) BKPPD perlu membuat

penjadwalan untuk melakukan pengawasan dan pemantauan infrastrukturdengansistempiket.

2) RekomendasiDSS02

Dari hasil analisis yang telah

dilakukan dan telah dijabarkan pada

proses DSS02 Manage Service Request and Incidents (Mengelola Permintaan

Layanan dan Insiden) didapatkan nilai

tingkat kapabilitas berada di level 3

(Established Process), untuk

meningkatkan kualitas dari sistem

“SIAP” maka terdapat beberapa

rekomendasi yang dapat diberikan

diantaranyayaitu:

a) BKPPD perlu membuat Helpdesk

untuk pengguna sebagai fungsi

untuk pusat pelaporan layanan

permintaan ataupun insiden menjadilebihefektifdanefisien.

b) BKPPD perlu menyiapkan Log

Book sebagaidokumentasiterhadap

perubahan apapun yang berkaitan dengansistemSIAP.

3) RekomendasiDSS03

Dari hasil analisis yang telah

dilakukan dan telah dijabarkan pada

proses DSS03 Manage Problems

(Mengelola Masalah) didapatkan nilai

tingkat kapabilitas berada di level 4

(Predictable Process), untuk

meningkatkan kualitas dari sistem

“SIAP” maka terdapat beberapa

rekomendasi yang dapat diberikan

diantaranyayaitu:

a) BKPPD perlu membuat catatan

laporan permasalah yang telah

dialami untuk memudahkan jika

27

permasalahan yang sama terjadi

kembali.Catatantersebutdapatberisi penjelasan masalah, solusi

penanganan,waktupenyelesaiandan yang bertanggungjawab dalam

penyelesaianmasalahtersebut.

b) BKPPD perlu membuat fungsi troubleshooter sebagai bentuk mitigasi awal dalam menangani masalahsecaracepatdantepat.

4) RekomendasiDSS05

Dari hasil analisis yang telah

dilakukan dan telah dijabarkan pada prosesDSS05 Manage Security Service

(Mengelola Keamanan Layanan)

didapatkantingkatkapabilitasberadadi

level 4 (Predictable Process), untuk

meningkatkan kualitas dari sistem

“SIAP” maka terdapat beberapa

rekomendasi yang dapat diberikan

diantaranyayaitu:

a) BKPPD dan Diskominfostandi perlu membuat jadwal untuk melakukan

prosedur vulnerability assesment dan penetration test (pentest) secara periodik.

b) BKPPD perlu melakukan pencatatan kode perangkat yang digunakan

pengguna dan membuat sistem screening untuk menentukan hak

otoritas terhadap perangkat yang dapat mengakses informasi terkait sistemSIAP.

KESIMPULAN

Bedasarkan hasil penelitian yang telah

dijabarkan terkait audit sistem informasi

“SIAP” yang dikelola BKPPD Kota Bekasi

dengan menggunakan COBIT 5 Framework

yaitudapatdisimpulkanbahwadidapatkannilai kapabilitasLevel4(Optimizing Process)untuk

DSS01 (Manage Operations/Mengelola Operasional), DSS03 (Manage Problems/ MengelolaMasalah),DSS05(Manage Security Services /Mengelola Layanan Keamanan).

Sedangkansecarakeseluruhan,levelkapabilitas domainDSSberadadilevel3.Nilaikapabilitas

28

level3 (Established Process)padasubdomain

DSS02 (Manage Service Request and Incidents/Mengelola Permintaan Layanan dan Insiden). Secara keseluruhan, domain DSS

mendapatkannilaikapabilitasberadadi level3

(Established Process) yang artinya sistem informasi“SIAP” telah mencapai proses yang

stabil dalam kapabilitas dalm

mengmplementasi sistem informasi

berdasarkanCOBIT5 Framework

29

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.