NYLONguys Indonesia / Juli 2012

Page 1

juli-agustus 2012

Rahma Azhari What You See is What You Get

(e v e n

s e x ie r)

ALEX ABBAD "My rebellious style"

The One To Watch

RIO DEWANTO

FIGHT CLUB Muay Thai, Capoeira, Wing Chun Dunia Milik Sutradara Jay Subiakto Rudi Soedjarwo Edmond w Sim F

fly with flight facilities




juli

riio dewanto, fotografi: rebelionik. hoodie jacket: muji kemeja: muji jeans: lee cooper stylist: patricia annash grooming: lisa fazaki

2012

Fotografi: dok. flight facilities

06 EDITOR’S LETTER 08 LETTERS 10 CONTRIBUTORS

42 SPECIAL REPORT: When Asia’s fashion step up the game. TEKS: REZAINDRA O.

genius

taste

12 THE GREAT ALEXANDRA 14 CAMERA HOUSE 15 SAY A LITTLE PRaY 16 RUN BABY RUN 18 THE ART OF FIGHTING

genius news 32 HAUTE STUFF 34 THE CHOW

drive thru

36 ZERO TO SIXTY

Chevrolet merayakan ulang tahun Corvette yang ke-60. TEKS: MATTHEW DE PAULA

40 UNITED IN FRANCE

Friends, festival and racing. Tiga yang menyatukan penggemar mobil mini di seluruh dunia. TEKS: EIN HALID

46 STEP UP

LIL’ PREPPY, HUGE EFFECT

67 SON OF THE SUN

Mata Jiwa, satu lagi project musik yang digarap Anda Perdana di samping album solo. Masih tetap brilian TEKS: SANDI EKO

68 THE BEAT GOES ON

50 COLORED ME PALE

Hot Chip mungkin lebih dewasa dan bijak, but they still know how to party. TEKS: REBECCA WILLA DAVIS

52 SHAWL WE MET

71 GOD COMPLEX

48 T(H)ANK TO THE SUN COOLIN’ TOP IS ALL WE NEED CHECK THE DOWN

ROUND THE STYLE

54 IT’S POLO TIME

BETWEEN SHIRT AND TEES

56 SNEAK PEEK BREAK THE WAY

58 RAD-NECK

CHAIN, LEATHER, FEATHER AND STONE

60 PRECIOUS POCKET ONE FOR THE MONEY

62 WATCH ME OVER LEATHER POWER

radar

64 LET’S FLY TONIGHT

Setelah bikin hype dengan ‘Crave You’ dan ‘Foreign Language’, Flight Facilities is back with their new gem, ‘With You’. TEKS: TIM LAKSMANA

Tidak asing dengan peran berkarakter, Edgar Ramirez menjadi dewa perang dalam wrath of the titans. TEKS: LEONIE COOPER

72 THE PERFECT SCORE

Rock ‘n rollers ibukota berdifusi ke alam Rooftop Sound , sebuah proyek scoring film dan gelaran musik akbar. TEKS: SANDI EKO

73 FLIGHT RISK

Justin Martin, pendiri Dirtybird Records bikin perubahan lewat album barunya, Ghettos & Gardens. TEKS: LOUISE BRAILEY


2012

92 ALTERNATE OUTCOME

We have tried to define Alex Abbad but then we know we couldn’t. TEKS: JESSICA HANAFI

102 DIRECTOR’S CUT:

Cultural pioneer: JAY SUBIAKTO A rockin’ director : EDMOND WAWORUNTU The indie eye : SIM F Versatile movie-maker: RUDI SOEDJARWO

112 BEAR NECESSITIES

Agustus

Seth Macfarlane gets real. TEKS: DAN HYMAN

74 ROAD RUNNERS

Japandroids merilis album supaya bisa tur lagi. Apapun alasannya, it sounds great. TEKS: JENNIFER CROLL

75 FINDING JOYLAND

Joyland, sebuah festival musik dual-concept dengan performances like you’ve never seen before. TEKS: SANDI EKO

76 20/20 VISIONARIES

Everlasting mustsee movies dari dua sutradara cult berkarakter khas, Michel Gondry dan Gaspar Noe. Check ‘em out! TEKS: SANDI EKO

feature

80 MUDA, BEDA, BERBAHAYA. Rio Dewanto, aktor muda, berani berkarya dan menjadi beda, berbahaya karena ia wajib diperhitungkan. TEKS: EIN HALID

86 WHAT YOU SEE IS WHAT YOU GET

Di balik segala skandal dan image kontroversial tentang dirinya, Rahma Azhari membiarkan hidupnya mengalir bagai air dan tetap menjadi dirinya sendiri. TEKS: TIM LAKSMANA

Fotografi: arief ointoe Stylist: amanda indira. atasan dan short: no’mi. LOKASI : Imagerie SCBD


Chairman and Chief Entertainment Officer Julius Ruslan Chief Executive Officer and Group Publisher Denise Tjokrosaputro Editorial Director Petrina Leong Editor-in-Chief Ein Halid Managing Editor Rezaindra O Executive & Special Project Editor Tim Laksmana Fashion & Beauty Editor Anindya Devy Fashion Stylist Ayu Hendriani Photographer Rude Billy

writer Sandi Eko design

Graphic Designer Coordinator Amirudin Hafihz Graphic Designer Haris Juniarto

editorial assistant Deasy Rizkinanti business

Group Sales Manager Herawati Saragih Senior Account Excecutive Nimas Ayu Inawati Account Excecutive Natasya Wulandari Sales Support Dwie Supratina Traffic & Distribution Manager Ursula Sitorus Circulation & Distribution Assistant Indra Aditya Circulation & Distribution : Algonium, Iriansyah, Eko Susilo Subscription Sitta Rahmania Marketing Communication Supervisor Thania Muljadi Event Staff Adi Wira IT Coordinator Fajar Fitriadi Web Coordinator Gadis

NYLON is published by

PT. TIGA VISI UTAMA Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 319 91193, fax. (021) 349 91178

SIUP NUMBER : 01881/10-1.824.51

NYLON US

Chief Editor Marvin Scott Jarett Publisher Jaclynn b Jarett Associate publisher Karim Abay President Don Hellinger

Editorial Office

110 greene street,suite 607, New York, NY 10012 Disclaimer Artikel yang dimuat dalam majalah ini telah melalui proses editorial yang berkesinambungan. Isi majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses pemeriksaan dan opini publik, dan hanya berfungsi sebagai informasi yang bersifat konstan. Semua materi yang diterima akan menjadi hak milik telah memiliki izin pemuatan foto dari pihak yang kecuali ditetapkan lain. bersangkutan untuk digunakan sesuai keperluan. Hak Cipta & Izin Penerbitan Hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari majalah ini yang diizinkan untuk dikutip ataupun diproduksi dalam format apa pun dengan atau tanpa sengaja tanpa izin dari perusahaan. Hak cipta 2011

follow us on

contact us

NYLONguys_IND

contact@nylonindonesia.com

NYLON Indonesia

www.nylonindonesia.com

sales@nylonindonesia.com



006 ed letter

Annnnd Action!

Menciptakan sesuatu dari yang ada menjadi ada. Membuat sesuatu berjalan sesuai keinginan hati dan pikiran. Creating a your own world or Playing God? Dua hal ini yang bisa membuat saya tertarik pindah profesi menjadi seorang sutradara. Well, saya orang awam yang melihat sesuatu dari tampilan luar. Maka edisi kali ini mengulik langsung dan berbicara kepada beberapa sutradara handal. Bagaimana mereka melihat dunia mereka. Proses menciptakan sebuah dunia baru dalam beberapa durasi, dalam format yang berbeda. Seperti layar lebar, panggung hingga video klip.Impress, mungkin hanya kata pembuka untuk memulai menggambarkan karya mereka. Bila ada seorang kreator maka perlu seorang partner in crime, seorang aktor handal akan jadi pilihan pasangan yang sempurna. Rio Dewanto dalam waktu singkat telah menjadi partner untuk beberapa sutradara ternama. Membuahkan karya-karya yang diperbincangkan. Ini menjadi alasan utama ia menjadi cover NYLONguys edisi ini. A humble guy, but nothing humble about his work. Ia berbicara banyak tentang pengalamannya dalam menempa kemampuan aktingnya, berusaha mengeskplor diri dengan terjun di berbagai karakter. Dalam waktu singkat, Anda telah membeli tiket untuk melihat aktingnya sebagai seorang gay, psikopat dan seorang pelatih bola. Need something to fantasize about? Coba mendekat dan buka halaman Rahma Azhari. Perempuan seksi ini siap menjawab pertanyaan terpendam Anda. Setelah itu butuh membuang sedikit energi? Coba pacu adrenalin dan latih otot dengan seni bela diri. Hidup sehat, jauh dari stres dan amarah lebih terkontrol. Perfect! Feel good already? Saatnya Anda juga harus look good. Dari gaya di jalanan, referensi Taste dipilih. Nonthing too fancy, hanya ngumpulin saja bagaimana teman-teman Anda sekarang bergaya. Your style, you choose. Selamat membaca edisi ini, semoga bisa jadi referensi bikin hidup lebih hidup. Bila sutradara dan aktor bergerak diantara ruang ‘Action and Cut’ , saya hidup 24 jam sehari, 7 hari semingu dan setiap detik seperti detik terakhir.

That’s a wrap

ein halid Editor in Chief



008 letters

ilustrasi: Natisa Jones

@syarifmaulanaa: Super cool deh pembahasan Coachella trip 2012nya !!!! @NYLONguys_IND @kado_grandindo: Wohoo!! We’re on reviewed by @ NYLONguys_IND June issue! *LOVE IT* @arishiarizka: Lubberland’s featured in @NYLONguys_IND June 2012

@hantyanta: Last edition is so cool guys @NYLONguys_IND ! Yet, pulp fiction in every edition would be more fascinating @youhanes: Yeayy @ NYLONguys_IND in June edition is getting more fascinating , especially for the NYC taste section . Adorbs!

@dianugroho: Nice bro, New York City 100 Street Style Guide ada di @NYLONguys_IND edisi bulan Juni.

send us your Letters to: nylonguysindonesia@gmail.com ralat: Pada edisi NYLON Guys April - Mei 2012, di halaman 22 tertulis

Luna Maya for Hardware yang seharusnya adalah HARDWARE



010

contributor

According to you, what’s the greatest film ever made? Rebelionik “Guy Ritchie’s Snatch (2000). Snatch punya alur yang tidak biasa. Ide ceritanya sebenarnya sederhana tetapi ia dikemas dengan penuh “gaya”. Karakter yang kuat ada pada setiap tokohnya. Diperankan oleh aktor yang tepat. Sangat British.” Untuk edisi ini, Onik mengerjakan fotografi cover Rio Dewanto.

Rio Alhasymi “The Bourne Trilogy. Mulai dari The Bourne Identity (2002), The Bourne Supremacy (2004), hingga The Bourne Ultimatum (2007). Jason Bourne fasih menguasai berbagai bahasa dan ia jelas memiliki tingkat intelejensia tinggi. Jarang sekali dijumpai adegan-adegan yang terlalu artificial seperti yang sering menjadi senjata film action zaman sekarang. Adegan fight-nya keren!” Bulan ini, Rio membantu NYLON Guys untuk fotografi Rahma Azhari dan Sim F.

Natisa Jones “Baz Luhrmann’s Romeo + Juliet (1996). Saya merasa bahwa mengadopsi ide play Shakespeare ke dalam setting modern menekankan bahwa karya Shakespeare memang tidak terbatas oleh waktu. Sutradara Baz Luhrmann mampu menyesuaikan ceritanya ke dalam medium film tanpa kehilangan esensi dan otentisitas pesan dan karakternya. The story of Romeo and Juliet itself of course is also a great inspiration and reference for many works out there as far as love stories go.” Natisa membantu semua ilustrasi dalam NYLON Guys bulan ini.

Andre Wiredja “Tarsem Singh’s The Fall (2006). Saya merasa film ini sinematografinya bagus. Saya bisa berulang kali menontonnya karena film ini terlalu cantik. Setting, pakaian, musik, dan ceritanya memang entertaining. Dalam film ini ada adegan di mana orang-orang menarikan Kecak... it’s so awesome!” Andre mengerjakan fotografi Style Profile bulan ini, Alex Abbad.

kontributor:

Patricia annash, tiara puspita, jessica hanafi, febri dwi suseno, dini nur, Muhammad asranur, alfina narang, tery ananda, i gede mahendra, mentari ofelia.



the

“You can ask me anything, aku bisa ngomongin apa aja kok,” ujar perempuan berdarah Manado – Jawa – Bugis ini dengan lugas. Tidak ada yang dia tutup-tutupi, Joanna Alexandra bangga menceritakan tentang apa yang sudah, sedang dan akan terjadi di hidupnya, the ups and also the downs. Sambil mendandani bibir indahnya dengan lipstick, ia menjawab dengan santai semua pertanyaan saya, mulai dari awal karier, sekolahnya yang terbengkalai, mengguncang dunia entertainment dengan berita kehamilannya, hingga kesibukan mengurusi keluarga kecilnya. Sebelum berperan dalam sejumlah film Indonesia, Joanna Alexandra secara tidak sengaja masuk dunia entertainment ketika ia fitting untuk baju prom SMP-nya di butik Adjie Notonegoro dan ditawarin jadi model, sejak itu ia mendapat banyak tawaran iklan hingga berujung pada main film bioskop. Di film perdananya, Jo berhasil memerankan object of affection dari pria-pria di Catatan Akhir Sekolah (2005), sebuah film anak muda yang menjadi breakthrough performance dari sutradara Hanung Bramantyo dan cast-nya: Vino Bastian, Ramon Tungka, Marcell Chandrawinata, juga Christian Sugiono. “Sekarang semua udah punya jalan sendiri-sendiri, bangga aja rasanya kita semua awalnya disitu, disitu semuanya masih cupu banget haha,” ujarnya sumringah, dari situ Joanna pun mulai memantapkan kariernya sebagai aktris. “Desember kemarin, mas Hanung

stylist: amanda indira. dress: no’mi. lokasi : Imagerie Lot 14, Kawasan SCBD Jl. Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190,


great alexandra Ke-gesrek-annya telah memudar, semakin dewasa ia semakin tahu bagaimana harus bersikap. Inilah Joanna Alexandra yang semakin hebat. Teks: Rezaindra O. Fotografi: Arief Ointoe

dan Erwin Arnada (produser CAS) udah sempat ngobrol untuk bahas sekuel-nya. Tapi berhubung mas Hanung sibuk dan film yang harus dia buat masih ngantri jadi kita nggak tau dapat giliran keberapa, yang pasti rencana itu ada dan gue masih banget pengen main disana”. Film lainnya yang cukup berkesan adalah The Virgin 2 (2009), dimana ia mendapat peran sebagai Female DJ yang suka ‘dipake’ sama orang, sebagai cara untuk mencukupi dirinya yang sakau. Sejak itu Joanna tidak hanya memerankan sosok perempuan cantik dan baik, dia mulai ditawarin peran yang tidak monoton, dari cewek yang nerd, hingga sosok mean girl. Jo memang tidak pernah ikut kelas akting yang formal, waktu SMP malah dia berkeinginan untuk menjadi pengacara (dan akhirnya libur permanen setelah mengikuti 1 semester di Fakultas Hukum), tapi bakat akting adalah anugerah baginya yang terus ia asah. “Walaupun start di dunia modeling, aku tau kapasitas aku sekarang adalah sebagai aktor. Kalau ditanya sama

orang aku profesinya apa, aku bilang profesiku aktor, tapi tergantung siapa yang nanya sih, kadang biar nggak repot aku bilang ibu rumah tangga aj,” canda fans berat Leonardo Dicaprio ini. Proyek terakhir dari Joanna adalah sebuah drama komedi berjudul Cintaku di Saku Celana bersama Ramon Tungka, Donny Alamsyah, Dion Wiyoko, dan sejumlah nama lainnya. Menyusul juga sebuah road movie tentang komunitas mobil Holden yang ia perankan bersama Nadine Chandrawinata. Tentu saja, diluar aktifitas tadi Joanna adalah full time housewife dengan dua orang putera. “Kalo nggak syuting ya aku ngajak mereka keluar atau main-main dirumah,” ujarmya tersenyum. “Sekarang aku juga kepikiran untuk nerusin kuliah, tapi belum tau juga mau nerusin Hukum atau malah ambil sekolah akting di luar negeri atas usul bang Eka Sitorus.” Joanna adalah sedikit dari artis negeri ini yang fotonya pernah terpampang di Playboy, “Gue senang-senang aja pas ditawarin, karena dari SMA gue emang ‘gesrek’ yang senang foto-foto dengan

bikini. Waktu ditelpon orang castingnya, gue langsung bilang mau dan dia malah yang kaget. Aku ngambil, karena dari proses kreatif hingga hasilnya aku selalu dilibatin dan orang tua juga cuma nanya “Kamu yakin mau ngambil ini?” sementara pacar gue saat itu (suaminya sekarang) cuma bilang yaudah.. dan hasilnya memang tidak vulgar, gue terlihat seperti anak ABG pake lingerie yang cute..” Di usianya yang ke 25 tahun, sudah cukup banyak kontroversi yang ia torehkan. Ribuan foto seksi miliknya dengan mudah bisa diakses di Internet, hamil diluar nikah dan mengumumkannya di depan umum dengan gamblang, hingga berpose untuk majalah franchise berlogo kelinci tadi, semuanya tidak ia sembunyikan. “Dulu jaman gue SMA gue nggak ambil pusing dengan itu, mau orang ngomongin gue gimana aja, gue nggak peduli. Tapi sekarang , semakin gue dewasa, sebagai public figure gue harus bisa jaga image, karena orang akan banyak menyorot dan apapun yang gue lakuin gue harus bisa jadi contoh yang baik untuk anak-anak gue.”

013


camera house Winda Malika ‘memotret’ Imagerie sebagai sebuah one-stop photographer place yang bersahabat. Teks: Rezaindra O. Fotografi: Rude Billy

Berawal dari kesenangan mengabadikan moment dari kehadiran sepasang anak kembarnya (2010), Winda Malika dan suaminya Aji Gunardi pun berkeinginan untuk menseriusi bidang fotografi. “Suami saya bilang dia ingin mengabadikan semua momen tanpa setengah-setengah, “Oke gue beli kamera tapi gue harus tahu the correct way of using camera”. Jadi dia ambil kursus di Neumatt, jatuh cinta dengan Leica dan mengoleksinya,” jelas Winda. “Dari situ koleksinya jadi banyak dan mikir kenapa kita nggak kita ngembanginnya untuk orang banyak dengan aim, bahwa fotografi itu gak semenakutkan itu, karena semua orang bisa belajar. Tapi kalo kita cuma mau bikin toko kamera saja, apa bedanya dengan toko-toko lain? What would make us different? Maka, atas kecintaan saya pada art, kita pun memadukan sebuah tempat yang menjual kamera, memajang karya-karya fotografi dan seni lainnya serta café yang menunjang aktifitas para pecinta fotografi. Mei kemarin, Imagerie (French

014

for image) telah resmi dibuka di tempat paling hip di Jakarta saat ini, yaitu Fairgrounds (SCBD). Imagerie layaknya sebuah surga dunia bagi para penggelut maupun sekedar pengagum fotografi. Dibagi dalam beberapa bagian, mulai dari toko yang menjual segala keperluan fotografi dari segala brand, seperti Canon, Leica, Fuji, Nikon, Lomo, and etc, just name it they have it. Sementara dinding-dinding lebar yang membatasi ruangannya berguna sebagai media eksibisi dari berbagai seniman yang lolos proses screening. Di samping kanan tokonya, terdapat kafe minimalis yang dihiasi mural serta seating area yang bisa digunakan untuk ngobrol sambil menikmati makanan dan minuman. Bagi yang tertarik untuk terjun dan menseriusi dunia fotografi, Imagerie juga akan membuka kelas khusus dengan pengajar dari Neumatt Academy. “Walaupun di kawasan SCBD, harga barang kita bersaing, kita pengen orang attracted dan tidak ketakutan untuk masuk kesini... Kita akan jual barang

dengan harga yang kompetitif, nyewain kamera dan bisa tuker tambah juga, we will do that all. And instead of kita berkompetisi dengan toko kamera lain, we want to make friends with them, dimana kita bisa sharing dan saling bantu. Intinya kita ingin meningkatkan komunitas fotografi di Jakarta,” jelas perempuan yang cukup handal menjelaskan soal kamera walaupun dia sebenarnya tidak belajar secara khusus melainkan hanya mencari tahu dari berbagai sumber. “Saya nggak mau punya tempat kayak ini dan nggak ngerti sama sekali, sebelum ini (produk atau art piece) dipajang I have to know why so I could explain to everybody.” Walaupun jaman sekarang menjadi fotografer dadakan sangatlah mudah (hanya dengan berbekal smart phone dan aplikasi fotografi yang gratis untuk diunduh), Winda tetap merasa prospek dari bisnisnya ini tetaplah cerah, “Sekarang dengan adanya BlackBerry, iPhone, everybody can be a photographer ya kan? Banyak banget orang biasa yang posting ke Instagram dan itu bagus-bagus banget, kenapa kita nggak kembangin itu kedepannya? Kita tidak mengkotak-kotakan yang pake kamera professional are the real ones dan yang pake HP itu ecek-ecek karena kita juga jualan lensa buat iPhone dan sebagainya, why not? Toh hasilnya fotografi juga. Lagian profesi fotografi itu banyak sekali disiplinnya yang bisa menggiring ke dunia jurnalisme, art, konseptual, maupun fashion photographer, jelas Winda yang diantara segelintir bisnis yang ia jalankan sedang enjoy dengan dunia fotografi ini. “Tahu kan ada orang yang bilang, when you loved your work, you don’t feel like working at all, nah bisnis ini lebih kayak gitu buat saya.”

Imagerie: Lot 14, Kawasan SCBD Jl. Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190, +62 21-5150132 http://www.imagerie.co.id/


say a little pray

BIRDPRAYERS Sebuah karya seni yang berbicara tentang perbedaan. teks : Ein Halid. Fotografi : Dok. Potato HEAD Rumah burung yang mungil ternyata dapat mengangkat sebuah pertanyaan yang paling mendasar, yaitu bagaimana hubungan beragama. Unik dan mengunggah dalam cara yang sederhana. Dua artis, Sara Nuyetemans yang berbasis di Belgia dan Indonesia bersama partnernya Arya Pandjalu bulan Mei lalu merepresentasikan instalasi karya mereka Birdprayers di Potato Head. Sebuah art performance yang ditampilkan oleh 12 orang mengenakan 12 topeng berbentuk rumah burung dengan dekorasi

dan ornamen dari berbagai kota di dunia. Bentuk rumah burung ini diangkat dari tipe rumah burung yang biasa dilihat di kampung sekitar Jawa yang terbuat dari kayu. Namun kedua seniman ini mengubahnya dengan membuat rumah burung yang berbentuk rumah-rumah ibadah yang berbeda. Sara Nuytemans seorang seniman visual yang mengkombinasikan audio visual dan penampilan seniman. Sedangkan Arya Pandjalu adalah seorang seniman visual juga yang belajar cetak motif. Setiap edisi dari Birdprayers

digabungkan dengan video presentasi yang menggabungkan instalasi, gambar, patung dan lukisan. Sepeti halnya sebuah karya seni pasti memiliki cerita dan pandangan dari sang pembuatnya. Karya Birdprayers ini juga merupakan sebuah cara bagi

kedua artis untuk merespon terhadap konflik religi yang sering terjadi. Dengan memperkenalkan lewat karya yang mudah di terima akan memicu untuk menerima perbedaan. Karyakarya mereka juga dipamerkan di ruang publik bahkan berjalan menembus beberapa negara. Dari pedalaman kampung hingga kota Berlin. Ada kalanya mereka mendorong yang melihat karya mereka untuk menuliskan doa di atas secarik kertas dan memasukannya ke dalam rumah burung tersebut. Dan tidak akan disangka betapa isi dari doa-doa tersebut memiliki banyak kemiripan. Walaupun memiliki latar belakang berbeda. Perbedaan adalah elemen yang penting untuk memicu dialog. Di saat perbedaan semakin dipertajam dan sebuah dialog seperti barang yang sangat langka, belajarlah untuk lebih terbuka. I think that’s what I heard from a little bird.

015


run baby run Saat lifestyle memaksa kamu merogoh kantong terlalu dalam, Indorunners jutru mengajak hidup lebih sehat dan bermanfaat. teks : sandi eko. fotografi: i gede mahendra

Di tahun 2009 sekitar bulan Oktober para anggota komunitas ini mulai membiasakan diri untuk berlari bersama, walaupun awalnya tidak saling mengenal dan hanya sekedar saling sapa ketika berpapasan di track sekitaran Senayan. “These people were strangers to each other, dan mereka akhirnya akrab juga gara-gara lari” ujar Yasha Chatab, figur yang sebelumnya dikenal sebagai eks- anchor Metro TV dan sejak beberapa waktu lalu mulai aktif sebagai salah satu pengurus di tubuh Indorunners bersama sang founder, Reza Puspo. “Lebih dari 4000 anggota dari seluruh Indonesia. Cabang Singapura, San Francisco dan Australia juga ada” urainya mengenai jumlah ‘pelari’ yang menjadi anggota Indorunners. “Bandung, Bali, Jogja, dan Surabaya sampai sekarang sedang kita galakkan juga” tambahnya. Lalu saat saya menanyakan hal yang agak serius mengenai kerjasama pemerintah terhadap kegiatan mereka, ia menjawab lugas “We don’t really care what they do. We do what we do, tapi kalau pihak government ada yang mau ikut ya bolehboleh aja.” Ia juga menolak bila Indorunners kemudian dijadikan sebagai komunitas

016

pengumpul massa. Berbagai latar belakang keikutsertaan anggota menjadi alasannya agar Indorunners tetap menjadi sebuah komunitas yang menghormati hak-hak anggotanya. Sejak didirikan, komunitas ini telah melakukan berbagai kegiatan lari bertema sosial,

termasuk event bertajuk Lari Untuk Membaca yang digelar di Gedung Sarinah, Thamrin. “Kami ingin menularkan lari sebagai gaya hidup, buat yang boring sama clubbing dan nongkrong-nongkrong di coffeeshop” ia seraya menjelaskan bagaimana

lifestyle tidak selamanya harus mahal dengan cara yang itu-itu saja. “It’s always the same thing!” kata suami dari penyanyi sekaligus violist wanita, Maylafayzza tersebut. Event charity Lari Untuk Membaca yang diadakan 17 Juni 2012 lalu diikuti

Run Rhino Run juga usai diadakan 24 Juni 2012 lalu di Ujung Kulon. Buat hal-hal fun seperti di event 10K gratis, Run Rhino Run, menurutnya kesadaran masyarakat menjadi tujuan utama, ”Increase the awareness, sebetulnya. Bahwa badak ini sebagai

sekitar 150 orang pelari mulai dari pemula hingga expert termasuk enterpeneur Sandiaga Uno dan Indra Uno. Dari event itu terkumpul donasi Rp. 1.2741.000,belum lagi ditambah program Berlari Untuk Berbagi (BuB) sehingga mencapai Rp. 25.482.000,- atau setara dengan 2.123 buku. Event

satu binatang yang sudah langka. Jadi, lebih ke ‘how do we campaign!” tutur cowok yang sejak tahun 2008 mulai meninggalkan kebiasaannya merokok dengan suara nyaris tertelan riuh suasana plaza tempat kami bertemu.


Benh Zeitlin membentuk Court 13, sekumpulan seniman gila dan animator buangan miliknya pada tahun 2004, sewaktu ia mengerjakan thesis filmnya di Wesleyan; setahun berselang, tak lama setelah Badai Katrina, ia pindah ke New Orleans, membawa mereka bersamanya. Suatu pemikiran counterintuitive melahirkan Beasts of the Southern Wild, debut film ambisius nan liar dari pria 25 tahun ini. Quvenzhane Wallis memerankan karakter Hushpuppy 6 tahun yang galak, tinggal di komunitas pesisir pantai bernama ‘The Bathtub’ bersama ayahnya yang sakit dan sekumpulan binatang yang menemani dan memberinya makan malam. Saat kesehatan ayahnya memburuk dan badai besar mengancam rumah mereka, Hushpuppy melakukan pencarian ibunya yang menghantui dan breathtakingly beautiful. Film ini memenangkan 2012 Sundance Grand Jury Prize (juga sebuah award untuk sinematografi yang magical) dan segera diambil Fox Searchlight untuk dirilis musim panas ini.

TIDAKKAH ORANG-ORANG PERNAH MEMBERITAHUMU BAHWA FILM-MAKERS SEHARUSNYA MENGHINDARI BEKERJA DENGAN ANAK-ANAK DAN HEWAN? Dan air, iya. Yang mereka bilang adalah jangan memulai kekacauan yang tak bisa kamu kendalikan dari apa yang sudah menjadi sebuah proses kekacauan yang gila. Bagi saya, kekacauan itulah yang sebenarnya saya cari. Bikin film itu semacam membesarkan hewan liar yang lebih besar, cepat dan kuat

darimu. Kamu memeliharanya dalam kandang, dan at some point kamu melepasnya dan harus mengejarnya. BERBICARA TENTANG HEWAN, KAMU PUNYA CUKUP BANYAK PETERNAKAN. Sejak awal, saya memutuskan untuk tidak menggunakan boneka dalam film ini. We’ve done puppets; we’ve done

animation. Akibatnya, sekarang saya adalah pemilik dua ekor bebek, dua ayam, dan babi raksasa. We definitely bring it home with us. KAMU TELAH MENGANUT SEBUAH SPIRIT KOOPERATIF DIY DAN SEJAUH INI MENGABAIKAN INDUSTRI. PERNAH MEMPERTIMBANGKAN UNTUK PINDAH KE L.A.? Tidak sama sekali. Ini adalah saya. And it goes beyond just film. Court 13 lebih merupakan sebuah kode, cara berbeda untuk bikin karya seni dan tinggal bersama teman-teman. Cara struktural sebuah film biasanya dibuat adalah sangat mekanikal dan cenderung menghasilkan hasil yang begitu-begitu lagi. Semua film saya adalah ceritacerita besar yang dibuat dari bagian-bagian kecil. Saya tertarik dengan cerita yang tak bersumber dan sungguhsungguh tidak memiliki alasan untuk berpikir mencapai sesuatu selain blind stupidity.

LEWAT FEATURE FILM DEBUTNYA YANG BERANI, BEASTS OF THE SOUTHERN WILD, SUTRADARA BENH ZEITLIN BIKIN GEMPAR DARI UJUNG DUNIA. TEKS: MIKE HARVKEY. FOTOGRAFI: NYRA LANG.

Tidak ada karakter dalam film saya yang bisa pergi ke Home Depot untuk beli barangbarang untuk membuat rumah yang layak. Kami menaruh tantangan yang sama bagi kami sendiri. Kami membuat trailer Hushpuppy dan rumah ayahnya dari benda-benda yang kami temukan di properti tempat kami shooting. ITU MENCIPTAKAN TENSI YANG MENARIK ANTARA REALITA DAN FANTASI. Semua dalam film ini wujud dari elemen-elemen nyata, pepohonan yang nyaris mati atau rumah-rumah yang kena banjir. Kami coba menggali sebuah ide mitos apocalypse dari tragedi nyata yang benarbenar terjadi di tanah Louisiana bagian Selatan saat ini. BISA DIBILANG KAMU BARU MENEMUKAN EKSPRESI ARTISTIKMU SEWAKTU DI NEW ORLEANS? Pastinya saya menemukan tempat dimana ada kebebasan buat saya untuk melakukan jenis seni yang ingin saya buat. Itu memungkinkan saya untuk melebarkan sayap, so to speak. Segala yang kulakukan cenderung sangat keras dan besar dan nekat dan destruktif, dan itu tidak berjalan di New York. Saya akan tinggal disini selamanya, ini telah mengubah rasa dari apa yang saya lakukan menjadi lebih baik.

grooming: tayler treadwell

strange ways 017


the art of fighting

shadow boxer

“Posisi Muay Thai Training Camp (MTTC) adalah sebagai gym atau camp yang fungsinya lebih mensosialisasikan Muaythai itu sendiri. Sarana buat orang-orang, baik yang ingin belajar, have fun maupun hanya yang sebatas pingin sehat aja” jelas Endy Nahan, seorang atlit Muaythai mengenai Training Camp binaannya yang terletak di daerah Panglima Polim, Jakarta Selatan. Perbincangan kami dengan Endy di lobby sebuah hotel di Pancoran itu berlangsung cukup santai, hanya beberapa tamu lain yang juga sesama pengurus camp Muaythai berada di ruangan itu. Kebetulan ia bersama orang-orang tersebut sedang menggarap produksi reality show Muaythai Challenger, untuk ditayangkan di salah satu TV swasta lokal. Lokasi

018

shooting tak jauh dari situ. Selain Endy, pengurus camp dan fighters Muaythai di Indonesia ikut serta dalam produksi tersebut mulai dari Solo, Pekanbaru, hingga Batam. Endy merupakan figur yang pada dasarnya memang menyukai seni beladiri. Ia bahkan sempat serius hingga masuk Junior Pelatnas Tae Kwon Do sebelum menggeluti Muaythai. Setelah vakum sekian lama di Tae Kwon Do, ia kenal Muaythai dari seorang fighters Muaythai kawakan, Doddy Karya. Doddy adalah guru sekaligus rekan Endy yang kini memutuskan untuk non-aktif di scene. “Buat saya, Doddy Karya adalah salah satu

Endy Nahan, pengelola sekaligus founder Muay Thai Training Camp mengisahkan aSal muasal dibentuknya pionir Muay Thai camp tersebut. Teks: Sandi Eko. Fotografi: Rude Billy

pencetus Muaythai pertama kali di Indonesia. Sebelum berangkat ke Thailand, kami sudah sering latihan tapi baru tahun 2006 terbentuk tempat latihan MTTC ini” kenangnya. “Kalau untuk door-to-door, Pak Doddy sudah mulai mengenalkan Muaythai dari 1998” tambah Endy. Ia sempat membandingkan bahwa sistem pengajaran yang ia terapkan berbeda dibanding di negara asalnya, “Kalau di Thailand sendiri tak ada sistem grading, baik atlit dan member semuanya campur jadi satu. Jadi kalau udah siap ke sana, harus siap latihan gila-gilaan.” Walau tidak menutup kemungkinan sebelumnya sudah ada yang memulai

pergerakan Muaythai di Indonesia, MTTC bisa dibilang sebagai pionir camp khusus Muaythai di Indonesia. “Awal dibentuk, intinya MTTC buat latihan kami saja, bukan untuk orang luar. Karena kami senang, buat hobi dan akhirnya berkembang seperti sekarang” ujarnya lagi. Kini MTTC memfasilitasi berbagai program, baik yang sekedar ingin have fun maupun untuk program yang lebih serius. Sedikit membahas sisi lain Muaythai di samping beladiri, Endy sempat menyinggung mengenai shadow boxing yang memiliki fakta menarik. “Khusus buat perempuan, shadow boxing banyak manfaatnya untuk cardio dan pengurusan badan. Cuma sayangnya kebanyakan orang males-males” tuturnya.

“Kami juga mengajarkan untuk tetap humble, jangan sampai setelah latihan ini jadi arogan. Jangan semena-mena akan kena batunya nanti!”


fist of legend

Walaupun awalnya diperuntukkan bagi perempuan, Wing Chun tetap berpotensi melumpuhkan serangan lawan. teks: sandi eko. fotografi: rude billy

“Good kung fu skills do not discriminate against anyone, man or woman, old or young.” – Sifu Yip Man a.k.a Ip Man. Nama Ip Man menjadi populer sejak meledaknya film semi biografi berjudul sama dengan namanya yang diperankan secara sempurna oleh Donnie Yen di tahun 2008 dan Wing Chun adalah seni beladiri yang mengharumkan kembali nama negeri Panda melalui film tersebut tersebut. “Ip Man mengembangkan Wing Chun dan jadi grandmaster terkenal di Hong Kong. Tapi kalau ngeliat dari filmnya, ada yang bener ada yang nggak” tutur M. Jakaria atau biasa dikenal dengan Jaka, trainer beladiri yang telah menggeluti Wing Chun selama kurun waktu 20 tahunan. “Saya belajar dari kelas 2 SMP. Sifu Kang Sin Sin (murid langsung Ip Man –red) mengajarkan guru saya. Cuma Wing Chun yang saya dapat dari guru saya adalah aplikasi, pengembangan ke arah Jeet Jun Do” akunya. Jeet Kun Do adalah seni beladiri yang ditemukan oleh Bruce Lee, yang juga salah satu murid Ip Man. Dasar seni beladiri yang diterapkan oleh Jaka adalah Wing Chun yang lalu dikembangkan menjadi Musindo (Musim Semi Indonesia). Nama Musim Semi Indonesia diambil dari legenda beladiri tersebut, wanita bernama Yim Wing Chun. Dari segi kata, Wing Chun artinya musim semi yang panjang.

“Wing Chun yang ada di saya adalah aplikasi pengembangan. Saya tidak pernah membawa nama Ip Man, toh sebelum Ip Man banyak Wing Chun yang lain. Saya hanya membawa nama Wing Chun” kata cowok asal Bandung tersebut. Uniknya, di camp Wing Chun yang ia bina, Jaka memiliki perbedaan program berdasarkan gender muridnya. Ia lebih memfokuskan tehnik yang bisa langsung diterapkan oleh para murid perempuan, sedangkan untuk cowok lebih detil dan tersusun. “Kalau untuk perempuan lebih aplikatif, karena perempuan biasanya jadi korban” jelasnya. “Tetapi jelas bukan hanya tehnik yang terpenting, kesiapan mental juga. Saya bisa kasih teknik banyak dalam latihan, tapi kalau begitu di jalan dibentak sekali dia langsung ciut, semua teknik itu hilang!” tambahnya. Ada filosofi menarik Wing Chun yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Jaka, Wing Chun memiliki dua teknik saat berada di bawah tekanan, yakni tekan balik atau membalas dengan lembut. Dua-duanya benar. “Itu bisa digunakan saat ketemu klien, tinggal lihat timing-nya aja!” ujarnya sambil tertawa kecil. Jaka tetap menganjurkan muridnya untuk tetap memakai akal sehat dan berpikir logis dalam mengatasi kondisi di jalan. “Misalnya kamu lagi jalan dan punya duit satu juta, terus ditodong? Saya akan suruh kasih duitnya!” katanya. “Memang teknik sudah didapat, tapi salah sedikit akibatnya bisa fatal. Kamu hanya akan kehilangan uang dibanding nyawa yang jauh lebih berharga” Jaka memperjelas alasannya.

“Titik kelemahan manusia itu banyak, tapi hanya memerlukan satu untuk menjatuhkan lawan.”

the art of fighting

019


the art of fighting

township rebelion

Di Rebel Gym, kamu akan menemukan berbagai seni beladiri dalam satu tempat latihan yang nyaman. Teks: Sandi Eko. Fotografi: Rude Billy

Sebelumnya saya tidak pernah menyangka bahwa saat berjalan-jalan ke mall tanpa rencana belanja bisa membawa ke pengalaman tersendiri selain window shopping. Pusat belanja di daerah Dharmawangsa ini

contohnya, menyediakan sebuah tempat yang identik dengan full body contact dan level sportifitas yang dijamin tetap terjaga. Walaupun gym tersebut baru lahir di Jakarta sekitar setahun ke belakang, markasnya sendiri sudah terbentuk sejak tiga tahun lalu. “Rebel Gym di Jakarta

dengan Functional Training, Kettle Belt, ditambah martial arts. “Jadi kami 50% conditioning dan 50% di application” kata Krisna yang cukup lama menggeluti berbagai olah raga, di antaranya Power Lifting dan Muaythai. Ia juga termasuk orang pertama yang menggeluti Functional Training di Indonesia. “Kami bergerak di bidang beladiri untuk olahraga, baik nasional maupun internasional. Namun condong ke MMA (Mixed Martial Art)” tambahnya. Krisna menyenangi beladiri karena menurutnya pada seni beladiri kita akan menemukan semua teknik pendukung

“Buat saya, latihan di Rebel Gym akan menjadikan we’re the coolest people on earth. Karena we can do yours but you can’t do mine.” baru sekitar setahun, dan base-nya ada di Jalan Dago, Bandung. Di Bandung sendiri ada tiga tempat” Khrisnamurti Dwipayana (biasa dipanggil Krisna) menjelaskan. Krisna adalah trainer master sekaligus founder di Rebel Gym, tempat berkumpulnya beberapa cabang seni beladiri yang menurut saya cool and comfortable itu. Rebel Gym sendiri basic-nya untuk Cross Fit dan dilengkapi

020

tubuh. “Mulai dari kecepatan, kelincahan, kekuatan, akurasi, endurance, keseimbangan, stamina. Semuanya komplit! Nah, Functional Training adalah salah satu pola latihan dimana mengembangkan kemampuan natural seseorang, baik sebagai seorang fighter maupun untuk kehidupan sehari-hari” cowok yang mengaku sangat membenci pelanggar lalulintas di jalan raya itu menuturkan.


the art of fighting

spinning Seni beladiri dengan gerakan paling populer sekaligus indah ini memiliki elemen utama musik dan dansa. Capoeira memang berbahaya! teks: sandi eko fotografi: rude billy Cowok berbadan tegap yang kami wawancarai beberapa saat lalu itu bernama Andrew Wilson, ia kini sedang melakukan inovasi terhadap camp Capoeira yang terletak di tiga titik di kota Jakarta. Dengan membawa bendera Viva Brazil Production, Andrew kini mengaku lebih serius dalam mengarahkan beladiri Capoeira tidak hanya sebagai sarana latihan fisik dan tehnik, namun juga condong ke konsep produksi. “Now for me, either you do it as a fun, as hobby, or as a professional?” kata cowok yang lalu diketahui peranakan Brazil itu. Walaupun memiliki “darah” Brazil dari sang Ayah, justru minatnya dalam dunia beladiri tidak ditularkan oleh Ayahnya. Dinamisasi tinggi dalam Capoeira menjadi perhatian khusus Andrew.

feet

“Capoeira itu fun, funky, campur serius. Visualisasi dinamika fisiknya juga bagus. Menurut gue kalo orang bisa Capoeira, umumnya outcome performance tubuhnya naik sekali. Body language-nya nggak kaku!” komentarnya. Karena alasan tertentu, ia kini meninggalkan komunitas dan lebih fokus ke arah production. “Aku jarang ke komunitas karena banyak kesibukan lain” ia menuturkan. Selain melatih ia memang diketahui tengah menjalani bisnis diving resort, hotel, dan guesthouse. Hampir delapan tahun sudah ia melatih Capoeira dengan lokasi yang terus

berpindah-pindah. “Sekarang ada di Citos, Citraland, dan Gading Serpong” urainya. Misinya membentuk Production Camp diakuinya belum tercapai maksimal, mengingat baru mulai dirintis akhir tahun kemarin. “Padahal, demand untuk production ini sangat besar”, trainer dengan minat cukup besar di dunia bisnis dan mencomot nama Richard Branson sebagai idolanya itu menjelaskan. Di akhir perjumpaan Andrew menjelaskan mengenai konsep yang diterapkan di Viva Brazil Production, dimana kamu akan menemukan program latihan yang otentik dengan cara dan bahasa Brazil asli, dengan kurikulum dan tehnik pendekatan yang disesuaikan. Viva Capoeiristas!

“Sejago-jagonya guru, cuma bisa ngasih 80%. Sisanya tergantung dari murid itu sendiri, mau serius apa ngga?”

021


advertorial

Dengan mengusung tema musik, kali ini HARDWARE mempersembahkan SILENCE IS GOLD t-shirt. Koleksi t-shirt bergambar 5 squad artist yang sedang hits di masing-masing genre-nya, plus sebuah filosofi mendalam dari tagline, “MY MUSIC IS LOUDER THAN MY MOUTH�. Eminem, Rihanna, Jason Mraz, Lady Gaga dan Adam Levine adalah line-up artist yang

[news]

022

t-shirt of the month

masuk ke dalam proyek ini. Sementara untuk produknya, t-shirt ini terbuat dari 100% katun lembut dengan detail sueding pada hand feel-nya, dijamin Anda akan sangat nyaman menggunakannya. Just speak up your mind and heart with your music because maybe, YOUR MUSIC IS LOUDER THAN YOUR MOUTH.



[news]

the world’s greatest Tahun ini Louis Vuitton memilih Muhammad Ali sebagai wajah dalam The Core Values Campaign.

Louis Vuitton, high brand kenamaan asal Perancis kembali membuat breaktrough. Setelah sukses dengan karyanya yang bertemakan paper suit, kini Louis Vuitton kembali hadir dengan “The Core Values Campaign�. Campaign ini hadir dari ide travel yang didefinisikan sebagai sebuah nilai fundamental dari Louis Vuitton selama lebih dari 150 tahun. Travel lebih dari sekedar

024

Fotografi: Dok. Louis Vuitton

kegiatan untuk pergi dari satu tempat tempat ke tempat lain atau menemukan destinasi baru. Travel adalah sebuah pengalaman emosional, sebuah proses penemuan jati diri. Louis Vuitton memiliki tradisi lama yang berhubungan dengan orang-orang luar biasa. The Core Values Campaign ini ingin menampilkan figure yang bermutu global, mulai dari profesi dan latar belakang. Di luar dari status selebriti mereka, mereka adalah individu yang secara luas diakui telah menjalani kehidupan sepenuhnya dan menarik, orang yang telah mencapai perjalanan

pribadi mereka sendiri. Pada The Core Values Campaign sebelumnya Louis Vuitton telah menghadirkan Angelina Jolie, Buzz Aldrin, dan Bono, kali ini figure yang dinilai cocok untuk The Core Values Campaign adalah Muhammad Ali yang merupakan salah satu atlet paling terkemuka di dunia. Muhammad Ali selalu menjuarai setiap kelas berat di zamannya, yang disebut-sebut sebagai zaman keemasannya. Gaya tinjunya terkenal tidak lazim, seperti floating like a butterfly dan stinging like a bee, memberikan trademark tersendiri untuknya ditambah lagi dengan kecepa-

tannya yang terkenal dalam kategori kelas berat. Dengan menjadi seorang atlet, artist, humanitarian, dan tokoh politik yang berintegritas teguh, Ali telah mengubah dunia di sekitarnya dan tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang. Menurut Louis Vuitton, Muhammad Ali adalah lambang kepribadian yang luar biasa, living legend dari dunia tinju. Tanggal 15 Juni kemarin telah di launching teaser dari campaign ini pada official website Louis Vuitton, selain itu kita juga dapat menyimak beberapa quote keren dari Muhammad Ali itself. AYU HENDRIANI louisvuitton.com/journeys/ thegreatest.


Young At art Jika dipikiran Anda koleksi Lacoste Live itu terlalu plain atau hanya bermain diseputaran motif grafis semata, maka simak rangkaian produk Fall/Winter 2012-nya. LACOSTE L!VE mengajak seorang illustrator Amerika, Micah Lidberg untuk berkolaborasi dalam capsule line untuk pria dan wanitanya. Polo shirt, t-shirt, kemeja lengan pendek, tote bag, hingga sepasang sepatu semuanya dihiasi dengan signature illustration yang uber cool dari Micah. Micah sendiri adalah seorang seniman asal Kansas City yang

Wrangler’s Band Fest Wrangler The Battle of The Bands dibuka lewat penampilan Morfem, persis jam 7 malam ketika saya baru tiba di La Piazza, Gandaria City, Minggu 23 Juni lalu. Malam itu adalah ajang grand final Wrangler The Battle of The Bands oleh 10 band terbaik di Indonesia setelah disaring melalui roadshow ke 7 kota selama 3,5 bulan. Tanpa banyak waktu yang terbuang untuk men-set alat, secara beturut-turut Morfem menggagas lagu sarkastis berjudul Pilih Sidang Atau Berdamai yang dilanjutkan dengan medley tanpa jeda milik The Ramones. Blietzkrieg Bop, Rockaway Beach, The KKK

sempat tinggal di beberapa daerah di AS, juga belajar di Brighton, Inggris. Dari material favoritnya pensil dan kertas, Milcah senang membuat gambar yang kompleks namun dengan arti yang sederhana. Dia juga menyukai pola, warna dan percaya bahwa gambar adalah sebuah cara untuk berkomunikasi. “Saya menginginkan koleksi ini memiliki elemen yang familiar namun disaat yang bersamaan juga merefleksikan energi dan optimisme. Saya menggunakan banyak warna terang juga makhluk dan cerita absurd pada gambar saya. Beberapa datang dari hal-hal favorit saya di masa kecil seperti Dinosaurus, Piring Terbang, Hutan dan Unicorn, sementara lainnya adalah hal yang saya sukai saat ini. I wanted to make a collection that was for the young at heart. For me, being an adult has nothing to do with being older. Old just means you’ve lost your sense of wonder,” ujar Milcah. REZAINDRA O

Took My Baby Away, I Wanna Be Sedated sampai Rock and Roll Radio ludes mereka garap. Selanjutnya adalah salah satu hits berjudul Gadis Suku Pedalaman. Dari total sepuluh band yang bertarung malam itu, beberapa di antaranya cukup menarik perhatian dengan musikalitas maupun stage act

Fotografi: dok. Lacoste L!ve, dok. Wrangler, dok. anonymous.

yang memukau. Jono Be Good asal Bandung meraih posisi juara I, OHNO (Jakarta) juara ke-2, dan Jaszmine (Jakarta) sebagai posisi ketiga. Keseruan dari masing-masing groupies ditutup lewat penampilan Alexa, yang selain membawakan hits milik sendiri, juga membawakan Fix You milik Coldplay. SANDI EKO

Modern Fold Origami sepertinya sedang menjad isumber inspirasi bagi banyak desainer. Baik itu internasional seperti LV, maupun lokal seperti Anonymous. Setelah sukses dengan koleksi terakhirnya Army of Me yang bernuansa etnik, label yang digawangi Jelita Putri, Abob Perza dan Adit Puspoyo ini hadir dengan koleksi Musim Panas 2012-nya yaitu Unfolding. Terinspirasi dari seni melipat kertas Jepang, Anonymous mencoba untuk menggabungkan bentuk unik dan warna terang yang identik dengan Origami kedalam koleksinya yang fun, qurky, unik dan modern. Layaknya serangkaian pakaian yang dilipat dan dibentuk sesuai dengan struktur dan detail Origami, kira-kira seperti itulah koleksi Unfolding kali ini. Untuk pakaian pria, atasan color blocking, pattern on pattern hingga sweat shirt dan hooded jacket menjadi highlight-nya. “It’s never our intention to follow the trend, but our overall goal in fashion is to create a colletion that is fashion forwardin the hopes of setting the trend ourselves.”REZAINDRA O.


[news]

THE CORTEZ 40/40 Tahun 1972, salah satu pendiri Nike yang juga ikon atletik Olimpiade, Bill Bowerman, merancang sepatu yang mengubah alur olahraga lari. Sepatu Nike Cortez pun tercipta karena atlet membutuhkan sepatu lari yang nyaman dan tahan lama ketika berlari jarak jauh dan disegala medan. Tahun ini, Nike merayakan 40 tahun keberadaan “Nike Cortez” dengan meluncurkan kampanye “Cortez 40/40”. 40 artis dan selebriti terkenal dari berbagai bidang di 5 negara Asia Tenggara – Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina dan Thailand – mereka bekerja sama untuk menciptakan 40 signature art pieces di atas sepatu Cortez.

026

Di Indonesia, Nike berkerja sama dengan 8 grup dan individu, yang menceritakan sejarah dan impresi mereka masing-masing terhadap Cortez. Ke-8 kontributor ini adalah: Kandura, 4 sekawan seniman keramik yang menginterpretasikan ulang kualitas visual Nike Cortez dengan 2 material yang setara dengan terra-cotta dan jalinan benang wol. Darbotz, seniman graffiti yang terkenal dengan ciri khas monster ikonik “cumi”. Ia mengubah tali sepatu dengan tali sepatu boots, dan tentu saja memberi tanda “cumi” di belakang dan kotak sepatunya. Ykha Amelz, illustrator dan desainer grafis yang

Fotografi: Dok. Studio 212

memiliki portfolio mengesankan tampil dengan sepatu bergambar yang khas. TUTU seorang pelopor graffiti di Indonesia dengan desainnya yang rumit dan penuh warna. Ardo Ardhana art director dan pendiri dari Else Press, menamakan karyanya “Fossus”, yang secara harafiah memang “menggali” sisa-sisa organisme dan tumbuhan dari masa lalu yang diawetkan. Nina Nikicio desainer muda kenamaan ini menamakan karyanya “Super Furry Animal”, ia mengubah sepatu olahraga ini menjadi kaki monster; lembut,

berbulu dan berkuku bak kaca. Nsane5 artis graffiti yang disegani karena inovasi hurufnya, juga pendiri MASE CREW, ia menamakan kreasinya, “Jungle Concrete” yang menghasilkan swoosh berpola safari, kulit cokelat, tag khusus dan dimasukkan kedalam kotak kayu. Dan Studio 212, Creative Agency yang terdiri dari sekelompok individu, juga menampilkan versi Cortez mereka In the Flesh. Semuanya sukses memperingati perjalanan Cortez selama 40 tahun ini dengan desain yang spektakuler. FEBRI DWI


cool new thing

Setelah Jakarta, kini giliran bali yang dijajal Nixon kini dengan flagship store terbaru mereka, another cool thing at the island of god.

Bagaimana perkembangan Nixon di Indonesia dilihat dari sisi penjualannya?

Sejauh ini penjualan kami cukup baik, apalagi bisnis kami di Indonesia didukung oleh banyak pihak terutama dari industri olahraga, butik fashion terkemuka, ini membuat Nixon mengalami perkembangan yang sangat pesat dari masa ke masa. Jenis jam tangan yang paling laku di pasaran Indonesia?

Rangkaian koleksi kami sangat beragam dan dapat dipakai dalam segala acara.

Namun koleksi 5130 dari Nixon merupakan koleksi yang sangat laris di pasar Indonesia.

acara menarik seperti yang telah kami lakukan di negara-negara lain sebelumnya.

apa yang mendasari NIXON untuk membuka concept store di bali?

Koleksi manakah yang menjadi andalan Anda?

Kami menyadari bahwa dunia mengenal Bali, apalagi untuk olahraga selancar dimana kami memusatkan perhatian yang lebih dalam olahraga ini, dan Bali adalah surga untuk para peselancar di kawasan Asia Pasifik. Kami yakin bahwa Nixon merupakan merek eksklusif yang dapat memfasilitasi industri selancar secara keseluruhan. Apakah rencana selanjutnya dari Nixon di Indonesia?

Kami akan tetap fokus untuk mendukung olahraga selancar di Indonesia serta membuat beragam

Teks: Maesa Nicholas Montgomery. Fotografi: Milik Nixon Indonesia

Sesungguhnya saya menyukai hampir seluruh koleksi Nixon tergantung dari acara yang hendak saya datangi. Namun secara khusus saya pribadi menyukai koleksi 5130 tadi yang memang merupakan koleksi ikonik Nixon. Ada strategi khusus dari Nixon untuk meningkatkan penjualan khususnya di Indonesia?

Apa yang kami lakukan pada dasarnya adalah memberi tahukan kepada pelanggan kami sejarah yang terkandung di balik merek ini, dimulai dari bagaimana kami memulai bisnis

[news]

April kemarin, Nixon baru saja membuka flagship store pertama di Bali. Berpusat di kawasan yang padat dengan turis, Legian, Nixon hadir dalam konsep yang cukup berbeda. Flagship store seluas 80 meter persegi ini menampilkan keseluruhan koleksinya, mulai dari jam tangan yang merupakan produk ikoniknya, hingga aksesori seperti tas ransel, dompet, headphone dan masih banyak lagi. Pada kesempatan ini, Nixon juga mendatangkan Brand Manager Nixon Asia, Marko Dylan Yeo, untuk memperkenalkan lebih dekat merek tersebut. Berikut wawancara saya dengan dia yang berlangsung di dalam flagship store mereka.

ini, mengapa Nixon bisa sampai ada disini, dan apakah keunikan produk kami; sehingga para pelanggan dapat terhubung dengan baik dengan DNA dari Nixon itu sendiri. Karena pada hakekatnya setiap koleksi yang kami lahirkan memiliki kisah yang menarik untuk disimak. Sebutkan apa alasan kita harus memilih Nixon?

Nixon merupakan merek jam tangan yang memiliki variasi dan ragam koleksi yang luas sehingga dapat digunakan dalam segala bentuk situasi dan kondisi yang Anda inginkan, baik itu untuk gaya hidup sehari-hari hingga pada saat Anda berolahraga.

027


(grooming)

[news]

summer breeze Tidak perlu jauh-jauh ke Inggris kalau ingin merasakan cerahnya summer disana, karena Burberry baru saja meluncurkan parfum terbarunya, Burberry Brit Summer Limited Edition yang terinspirasi dari British summer time. Dengan aroma segar dari Lemon, Cardamom, Green Mandarin dan Ginger memberikan wangi Citrus yang unik, selain itu campuran Cedar Wood, Wild Rose, dan Patchouli yang warm membuat wewangian ini dapat melekat di tubuh dalam waktu yang lama, dan Vetiver Essence, White Musk, Oriental Woods dan Tonka Beans memberikan aroma maskulin. Ditambah lagi desain botol minimalis dengan motif plaids khas Burberry warna biru muda gradasi putih (terinspirasi dari koleksi runway Spring/Summer 2012) membuat wewangian ini sebagai must have item di musim panas ini. Ready to hit the sun and feel the summer breeze? Tiara Puspita

black out Let’s face it, karakteristik dan kebutuhan kulit pria memang berbeda dengan kulit wanita. Berbagai masalah seperti kulit berminyak, keringat berlebih, kantung mata, penuaan lebih cepat dan iritasi akibat bercukur, seringkali dialami kaum pria. Tidak hanya itu, aktivitas yang banyak di luar ruangan dan polusi juga menambah deretan masalah tadi. Untuk itu, L’Oréal Men Expert meluncurkan produk terbarunya, yaitu L’Oréal Men Expert Black Foam. Facial Cleanser dengan kekuatan magnetic Charcoal yang tidak hanya membersihkan kulit wajah, namun juga mampu melindungi kulit dari radikal bebas, polusi, hingga asap rokok. Terdiri dari dua varian, yaitu Icy Effect yang memberikan sensasi dingin Menthol dan membuatmu terasa segar meskipun berada di cuaca yang panas, serta Deep Action, dengan kandungan 2000 butir scrub dalam sekali tekan, membuatnya mampu membersihkan pori-pori kulit dengan lebih maksimal, cepat, dan efektif. Tidak perlu takut lagi untuk beraktivitas karena wajahmu akan terlindungi oleh L’Oréal Men Expert Black Foam sepanjang hari. Try it on.Tiara Puspita

028

get this: Essentials

teks:dini nur

Fotografi: dok. khusus

For MenMaca Root Eye Serum, The Body Shop, Rp 159.000

Serum pelembap mengandung vitamin C dan E mencerahkan kulit area mata, mengurangi puffiness, merefleksi mata lelah. Twice a day untuk hasil yang maksimal.

Smooth Cream Foaming Cleanser, Olay Men, Rp 34.500 Sabun pembersih wajah yang berbusa halus, efektif bekerja dalam membersihkan kotoran dan minyak berlebih pada kulit. As easy as one, two, three!

let’s get shocked Musim panas yang terik pasti membutuhkan parfum segar untuk menemani aktivitas sepanjang hari. CK One menyadari hal tersebut dengan meluncurkan CK One Shock. Parfum baru dengan kesegaran Clementine dan Cucumber

Facial Fuel UV Guard SPF 50/ PA+++, Sunscreen For Men, Kiehl’s, Rp 335.000

Banyak pria mengabaikan sunscreen untuk wajah, padahal kadar minyak di wajah pria lebih banyak dari wanita. Kulit mudah terbakar. Untuk mencegah, gunakan produk ini setiap hari!

dipadukan dengan Black Pepper, Cardamom, dan Black Basil yang spicy, serta nuansa maskulin yang ditampilkan dari aroma Tobacco, Ambrein, Cashmeran Musk dan Patchouli, sangat pas untuk summer heat. Signature bottle dari CK dengan desain yang lebih edgy, berwarna hitam dengan graffiti font bertuliskan SHOCK berwarna hijau neon yang bold di bagian tengah membuatnya langsung menjadi center of the attention. Sexy, edgy, and impulsive, they say. Tertarik? Tersedia dalam dua ukuran, 100ml dan 200ml, CK One Shock sudah bisa kamu miliki, grab it fast!. Tiara Puspita

Anti-Shine Refresher Mitifying Gel for Men, Shiseido, Rp 310.000 Gel yang mampu mengatasi minyak yang berlebihan pada wajah, membuat wajah lebih lentur dan segar setelah memakainya. No more shines!


cheat sheet PROMOTION

ramone slim narrow

Lee-terally Denim

Jika kalian mengaku sebagai pecinta jeans, brand ini tentunya sudah tidak asing lagi. Lee, sebuah brand denim asal Amerika, yang kini meluncurkan jeans berseri 706. Pada seri ini, Lee tetap menggunakan bahan jeans yang halus dan tidak berbulu. Backpocket-nya memiliki lebih banyak elemen melengkung dan tidak menggunakan rivet di bagian

ujung kantongnya. Dihiasi dengan detail “lazy S� pada backpocketnya yang sudah menjadi salah satu trademark Lee, tetap dipertahakan sampai sekarang. Penempatan backpocket juga sedikit berbeda dimana tampaknya Lee memberi jarak yang lebih jauh antara kedua pocketnya. Tidak cukup sampai disitu, Setiap button dan rivet-nya juga terdapat detail embossed dengan brand Lee

itu sendiri. Pada jeans seri ini, Lee menggunakan zipper fly yang juga merupakan icon jeans Lee sejak dulu. Pada bagian dalam jeans-nya juga didesain dengan baik. Detail untuk list dalamnya diberi warna contrast untuk memberikan aksen yang lebih stylish saat di rolled up. Over all, jeans ini benar-benar memperhatikan setiap detail-nya, dan tentu saja kenyamanan untuk penggunanya. AYU HENDRIANI

Fotografi: dok. lee


travel unravel

solid spot [news]

Brightspot Market sudah digelar tujuh kali dan euforianya belum juga mereda. Dengan konsep pop markets dan retail, Brightspot yang kali ini bertempat di Gandaria City menjadi arena solid bagi 125 brand fashion lokal Indonesia. Event dibuka pada tanggal 7 Juni 2012 (sistem ‘invitation only’ nya bukan berarti stand tidak dipenuhi pengunjung) lalu terbuka untuk umum pada 8-10 Juni 2012. Tahun ini, yang lebih menarik dijumpai bukan hanya clothing yang namanya sudah ring a bell seperti Nikicio, Monstore, 16DS, Pop Meets Pop, Jansport saja tetapi juga tenant aksesoris dan perlengkapan. Sebut saja polaroid dari Toko Polaroid, ransel segala gradasi warna dari Baggu, tote bag dari Skelly Shop, kursi santai dari Unkl. Not to mention that famous Red Velvet Cake and Rainbow Cupcake from The Goods Diner. Detail mengenai brand apa yang kembali dan brand apa yang memenuhi seleksi untuk jadi rising star Brightspot tahun ini bisa kamu baca selengkapnya di NYLON Indonesia bulan ini. JESSICA HANAFI

bookmark:

scorsese on scorsese Michael Henry Wilson Cahiers du Cinema Rp.844.000

030

Terinspirasi dari Marcel Proust, “The real voyage of discovery consists not in seeking new landscapes but in having new eyes”, diadakan pameran fotografi travel dari tiga fotografer beda karakter yaitu Josua Alessandro, Sianny Widyasari dan Leonardus Bramantya digelar di Dia.Lo.Gue Artspace. Pameran itu bertitel “The Unseen”. Mereka bukan menemukan tempat baru, tapi sudut pandang baru untuk dieksplorasi. Itu berarti memaknai detail yang tak terjamah orang lain. Setiap fotografer punya referensi dan pengalaman yang tidak sama satu sama lain sehingga apa yang terjamah oleh keahlian fotografi mereka cukup individual. Ketiganya mengekspresikan perasaan melampaui batasan kontinen, budaya, tata krama, bahasa dan apa yang dilihat langsung diabadikan bahkan dalam sepersekian detik. Hasilnya? Empat puluh foto yang mewakili perspektif fotografer terhadap subjek foto. Dikuratori jurnalis foto senior Mosista Pambudi, professional digital imaging artist Heru Suryoko dan kurator Dia. Lo.Gue Artspace Windy Salomo, pameran ini dibuka pada tanggal 13 Juni dan digelar selama 13 -27 Juni 2012. JESSICA HANAFI Facebook Group: The Unseen Photo Exhibition

wonderful w

When you heard about Sentosa Singapore, what comes to mind is beaches and playgrounds. W Singapore offers more. Untuk Starwood Preferred Guests... atau paling tidak yang mengenali W sebagai salah satu worldwide chain-hotel yang didesain kontemporer dan pada positioning yang tepat untuk para pelaku fashion, musik, dan hiburan yang mobilitasnya tinggi. Setelah mengembangkan jaringan di Cina, Thailand, dan Bali, W memulai debutnya di Sentosa

Singapura pada 16 September 2012. Lewat paket Island Glamour Welcome, this design-led hotel membuat para tamunya bangun pagi di Wonderful room dan breakfast untuk dua orang di The Kitchen Table. Seleksi cocktail oleh para mixologist berpengalaman di WOOBAR yang stylish dan energik.. atau melihat matahari terbenam di Marina? Keduanya mungkin. Paket lainnya, Marvelous Welcome menambahkan pengalamanmu dengan botol Veuve Clicquot dan komplimen antar ke bandara ataupun alamat lokal. Booking tersedia sampai 30 Desember 2012. Cek kalender, cek tabungan. JESSICA HANAFI www.whotels.com/singapore

Buku yang membaca ciri khas sutradara ternama Martin Scorsese lebih dari sekadar alis tebal, kegemarannya bekerja sama dengan Leonardo Di Caprio dan Robert De Niro, atau cara bicaranya yang super cepat (dan kenyang diparodikan). Kakek Marty adalah seorang imigran Sisilia di New York sehingga ia sendiri tumbuh bersama New York di mana Chinatown dan Little Italy tumpang tindih. Ia sendiri berjuang di tengah kekerasan, gang jalanan, dan mafia yang menempel di New York dan Marty pun diselamatkan oleh film. Scorsese memilih untuk melampaui pendekatan tradisional dalam membuat film. Justru ia mengerjakan film seakan film-film itu (Taxi Driver (1976), Raging Bull (1980), The Last Temptation of Christ (1988), Gangs of New York (2002), The Aviator (2004), The Departed (2005), dan Shutter Island (2010)) adalah proyek terakhirnya. Lembaran-lembaran buku ini memuat wawancara mendalam dengan sang sutradara. Marty lebih dekat dengan Francis Ford Coppola dan lebih tertarik dengan karakter film-filmnya daripada keajaiban teknis (kecuali mungkin dalam Hugo?). Temui juga bagaimana Marty mempersiapkan Di Caprio dalam memerankan produk psikodrama Teddy Daniels/Andrew Laeddis yang multilayer (pilihan dasi pun ia perhatikan). Saya kira seharusnya Marty bisa mengoleksi piala Oscar lebih dari satu, bahkan nominasinya harus lebih dari lima kali. Tapi, siapa yang terlalu peduli? Seperti yang ia katakan, “We’ve all taken different paths and that’s good.” JESSICA HANAFI. Aksara Bookstore

Fotografi brightspot: febri dwi, bookmark & the unseen: rude billy, w: dok. w hotel


event:

Talk that Innovative Talk

gadget:

smart & sharp Sony baru mengeluarkan dua smartphone Xperia™ baru dengan spesifikasi premium dan desain dengan daya tahan ekstra dan tahan air. Xperia™ go dan Xperia™ acro S memiliki layar kaca mineral anti gores dan memenuhi standar IP ratings* (International Protection) untuk perlindungan terhadap debu dan air. Xperia™ go dan Xperia™ acro S memungkinkan konektivitas mudah untuk berbagi dan menikmati konten pada TV, smartphone, laptop ataupun tablet. Dengan Xperia™ go, konsumen dapat menonton video dengan kualitas layar setajam silet dan

dengan performa super cepat. Desainnya yang modis dan mulus menunjukkan bahwa smartphone tangguh dan tahan air tidak lagi harus terlihat tebal dan kasar. Xperia™ acro S mengunggulkan layar HD 4.3 inci Reality Display untuk kejernihan yang tajam, perekam video full HD, HD video chat, konektivitas TV HDMI yang mudah untuk menikmati konten di layar besar, dan tingkat ketahanan air tertinggi pada smartphone. Teknologi NFC pada Xperia™ acro S dapat dengan mudah membuka aplikasi hanya dengan satu sentuhan melalui Xperia™ SmartTag. TIM LAKSMANA

crazy beats Setelah berhasil meluncurkan HTC One Series, HTC merilis kembali penerus dari smartphone populer HTC Desire – HTC Desire V, HTC Desire VC, dan HTC Desire C. Ini merupakan Seri penerus dari HTC Desire yang brilian dan populer, penuh hiburan dan terhubung dengan baik. Menampilkan teknologi Beats Audio™, dengan desain premium namun tetap terjangkau.

Fotografi sony experia: dok sony experia, htc: dok. htc.

Ketika inovasi semakin dibutuhkan untuk memaksimalkan kualitas hidup, maka inspirasi dan ide kreatif mutlak untuk kita miliki. Sabtu siang, 31 Maret 2012 kemarin, Djarum Black Innovation Awards mengadakan BIA Talks yang bertempat di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI), Kuningan. BIA Talks hadir sebagai perpaduan dari perbincangan topik dan pertunjukkan video kreatif, yang diharapkan bisa membantu kaum muda untuk bisa melahirkan karya-karya baru yang inovatif di Black Innovation Awards 2012. Disini, pembicara-pembicara inspiratif dihadirkan untuk berbagi pengalaman dan menjawab pertanyaan banyak orang, mereka adalah Alvin Tjitrowirjo, Dream Bender, Ewa Wojkowska. Paulus Mintarga, Raul Renanda dan Adi Panuntun. Inspirasi yang didapatkan dengan hadir ke BIA Talks tidak hanya dari perbincangan dan pertunjukkan video kreatif namun juga dari berbagai karya Black Innovation Awards sejak 2007 – 2011 yang akan dipamerkan. Selain itu para pengunjung BIA Talks juga dihibur oleh penampilan Extra Large yang sangat entertaining. www.blackxperience.com/ biatalks

Memungkinkan kamu untuk mendengar musik dengan kualitas audio terbaik. Selain itu, lewat Seri terbaru dari keluarga Desire ini, kamu dapat dengan mudah mengatur kehidupan profesional dan pribadi serta berbagi momen-momen penting di dalamnya. Authentic sound yang jernih dan kaya, berdaya maksimal untuk mendengarkan musik atau bermain game,

yang ditunjang desain premium serta fitur browsing dan berbagi yang dapat diakses dengan sangat mudah menjadi beberapa poin utama yang ditawarkan salah satu perusahaan dengan pertumbuhan tercepat dalam industri ponsel ini. HTC Desire V, HTC Desire VC, dan HTC Desire C akan tersedia di Indonesia mulai Juni 2012.SANDI EKO www.htc.com

031


picture make sure you get the best images flashed before your eyes. teks: jessica hanafi. fotografi: rude BILLY.

DARI Kiri: 1. Incase Ari Marcopoulos Camera Bag: Price: 1.924.000 2. Barton 1972 Braided (Wine Red) : Price: 760.375 3. Voigtlander Bessa (Display Only) 4. La Sardina Camera with Flash Orinico Ochre: Price: 1.573.000 5. Leica M9P Silver: Price: 73.266.800 6. Micromuff The Original: Price: 195.247 Semua koleksi milik IMAGERIE

*harga dapat berubah sewaktu-waktu.

7. Micromuff Fat Boy: Price: 195.247 8. Micromuff Skinny: Â Price: 195.247 9. Match Technical Beep Soft Release (Red Dragon - Black): Price: 295.000 10.Canon EOS 5D Mark III Body: Price: 29.775.000 11.Canon EOS 5D Mark III Kit with EF 24-105mm f/4L IS USM; Price: 37.700.000


[haute stuff]

these

Lokasi: Imagerie. Fairgrounds, Lot 14 SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190. 021- 515 0132


(chow)

Grilled White Snapper

with Ratatouille and Sauce Vierge

Carpaccio Boeuf et Copeaux de

Vieux Cantal Thinly sliced black angus tenderloin with shaved Cantal cheese and sweet lemon

Fre nch Eate ry

drink this:

fuelled by burn

Banyak yang bisa dibicarakan tentang Paris, entah fashion-nya yang bersaing dengan London maupun bistrot-nya yang bisa membuatmu merasakan surreal-nya iklim Paris. Suasana yang sama dijanjikan oleh ORIENT8, might be said as one of the best French and Pan Asia eatery in town. Interiornya berkonsep mewah, nyaman tapi santai. But don’t be deceived by appearances. Di langit-langit salah satu sisi restoran terdapat lukisan Napoleon Bonaparte dengan Rayban sunglasses, juga di punggung vest para pelayannya. Eksentrik juga. Well yeah, itu karena Parisian tidak hanya bicara soal Marie Antoinette, Coco Chanel, tidak hanya sepakbola atau Sarkozy. Tahukah kamu tentang konsep bistrot? Para wheeler-dealer bisa makan sehat, enak, ringkas, dengan harga yang masuk akal. Efisiensinya diadaptasi oleh ORIENT8. Selama 1-2 jam di antara rapat bisnis, mereka tidak perlu bolakbalik mengambil hidangan buffet.

Ever sip a can of Coke and not only refreshed but also energized? CocaCola Company yang telah berhasil dengan minuman karbonasi seperti Coca-Cola dan minuman rasa buah pun melihat celah pasar itu.

034

Pertanyaan di awal paragraf coba dijawab dengan minuman berenergi BURN yang telah berhasil menjadi inovasi di 85 negara lainnya. Manusia butuh takaran kafein yang berbeda-beda untuk berada pada

Fotografi orient8: dok. orient8, burn: dok. burn

Dengan set menu Bistrot Business Lunch, kita bisa menikmati makanan pembuka carpaccio beouf (thinly sliced black angus tenderloin with shaved lemon) dan hidangan utama grilled white snapper with ratatouille and sauce vierge atau braised lamb shank dengan polenta (corn meal mush) yang lembut dan gurih. Porsinya cukup dengan apa yang dibutuhkan untuk makan siang tetapi juga tidak terlalu banyak sehingga pada rapat berikutnya kamu akan mengantuk karena terlalu kenyang. Untuk asupan penutup, ada fondant au chocolat valrhona (hot soft chocolate centered cake with pistachio ice cream) yang pistachio-nya tidak terlalu beku sehingga membuat gigimu menggigil. Pilihan set menu-nya membebaskanmu manajemen asupan, rasa, dan kantongmu. JESSICA HANAFI ORIENT8. Hotel Mulia Senayan. www.hotelmulia.com

level energi yang sesuai dengan diri mereka. Kaleng BURN memfasilitasi itu dengan menampilkan komposisi dan informasi nilai gizi pada kemasan kaleng 230mlnya. Komposisi fruity taste yang manisnya pas dan

air berkarbonasi yang segar, membuat BURN packed with energy and loaded with taste. Tetap semangat dan berenergi di tengah kemacetan, stres, dan ritme ibukota yang sibuk! JESSICA HANAFI @BurnEnergy_ID


bartenders:

Whiskey Bar Setelah rampung menyeleksi beberapa bartender berbakat ke dalam tahapan kompetisi yang ketat, pada Jumat, 1 Juni 2012 yang lalu akhirnya Harli Gurnawan dari Loewy Bar & Resto (Jakarta) keluar sebagai pemenang di ajang DIAGEO WORLD CLASS Final tingkat Nasional. Harli akan mewakili Indonesia di Global Final DIAGEO WORLD CLASS 2012 di

Rio de Janeiro, Brazil pada Juli 2012. Di final yang berlangsung di Pullman Hotel tersebut Harli mengalahkan 6 finalis lain yang berasal dari Jakarta dan Bali. A.A. Ari Jaya Laksana (KU DE TA, Bali) yang keluar sebagai pemenang kedua dan Nurul Aldina Mustakim (Union, Jakarta) sebagai urutan ketiga, ditambah beberapa kompetitor lain yang tidak kalah handal dalam menyajikan

minuman cocktail penuh eksperimen antara lain Zulkifli Moka (Loewy, Jakarta), Erickson Marolop Batubara (Union, Jakarta), I Gusti Salit Made Ari Naryana (W Retreat & Spa, Bali), dan Bayu Wiseso Pandu Resi (KU DE TA, Bali). Sebagai catatan, tahun ini merupakan tahun pertama WORLD CLASS Final Tingkat Nasional diselenggarakan di Indonesia. Well, congrats once again,Harli! SANDI EKO

[news]

DIAMONd room, Hotel Pullman,Thamrin JAKARTA

locals only:

for the sake of sake Yellowfin berbicara tentang Japanese dish yang berarti ringkas, fresh and fushion. Untuk yang ringkas, coba makanan pembuka seperti grilled spicy edamame, atau half fried fatty tuna with spicy garlic sauce. Or you could go fresh with tobiko wakame salad atau crazy wasabi soybean skin roll. Sementara, the feel of fushion bisa didapatkan dari pork belly yakitori dengan jalapeno butter atau steak wagyu salsa. Dengan konsep yang interior/eksterior yang kasual dan rileks, Yellowfin menjadi presentasi yang baik untuk mampir makan siang di sela-sela jam kantor yang sibuk. Atau, jika ada waktu sepulang kantor, habiskan waktu bersama teman-temanmu dan Sake Tasting Tray yang disediakan untuk mencoba gelas demi gelas dari pilihan 60 merk sake. Tidak banyak Sake Shop yang bisa kamu temukan di kota ini, apalagi yang melayani delivery. JESSICA HANAFI YELLOWFIN. Jl. Senopati I No.42 Jakarta Selatan. 021 722 0394 fotografi diageo world class: dok. diageo, ilustrasi yellowfin: natisa jones

035


atas dan kiri: rongsokan chevy corvette tahun 70-an yang berada di pekarangan rumah orang di 8 mile road. bawah: the 2013 corvette 427 convertible collector edition

036 MENYUSURI JALANAN BAGIAN SELATAN 8 Mile Road sepertinya bukan cara terbaik untuk mencoba Chevrolet Corvette Z06 tahun 2012. Namun walaupun kurangnya tikungan luas dan jalur cepat yang lurus, jalanan di area perumahan kota Detroit are a proving ground of their own. Z06 Centennial Edition dengan anehnya serasa di rumah, diantara rumah-rumah batu bata dan bengkel-bengkel terbakar di lingkungan yang menyedihkan ini. Mobil yang dibuat untuk merayakan 100 tahun brand Chevy ini adalah sebuah produk dari lingkungan General Motors Tech Center yang terawat, berlokasi 10 menit di utara, yang disebut sebagai bagian “aman� dari 8 Mile. Tak ada tempat untuk bersembunyi disini, tapi kalau mencoba untuk tidak mencolok, anda mungkin harus memilih moda kendaraan lain. Raungan mesin V8 berkapasitas 7 liter menandakan setiap gerakmu. Setidaknya Z06 memiliki teman, Chevy Camaro hijau circa 1990, diparkir di pinggir jalan. Empat lampu belakang bulat khas Corvette akhir 70an mengintip dari belakang pepohonan halaman belakang rumah warga.


zer o to

UNTUK MERAYAKAN ULANG TAHUN CORVETTE KE-60, CHEVROLET MEMBANGUN VERSI TERBARU DARI MOBIL YANG DISEBUTSEBUT SEBAGAI AMERICA’S ULTIMATE SPORTS CAR INI. MATTHEW DE PAULA PERGI KE DETROIT UNTUK MENCARI TAHU APA YANG MEMBUAT MOBIL IKONIK INI BERTAHAN SAMPAI SEKARANG. FOTOGRAFI: BRADFORD GREGORY

sixty


Saya menjaga kecepatan rendah untuk mengalami semuanya. Cepat atau lambat, Z06 suprpisingly mudah untuk dikendara. Koplingnya tidak terlalu berat seperti layaknya sports car lain dengan tenaga sebesar ini; suspensinya juga ideal untuk sebuah mobil yang bisa menarik lebih dari 1G beban melalui belokan. Sekumpulan cowok berjaket kulit yang sedang bersantai di depan bengkel memarkir motor-motornya, menyeringai melihat pemandangan ini. Mereka tidak tahu, tapi sapaan selamat ulang tahun sedang menunggu. Corvette ini akan berumur 60, dan untuk merayakannya, Chevrolet telah mengkreasi commemorative model, Corvette 427 Convertible Collector Edition tahun 2013. Sayangnya, saya belum diizinkan untuk menjajalnya. Hanya ada satu mobil disana, tapi pada saat anda membaca ini, anda bisa membelinya dengan harga $75,925.

Sementara itu, saya harus memuaskan my need for speed dengan Z06 Centennial Edition tahun 2012 berwarna pitch-black yang saya ‘tarik’ dengan cepat sepanjang 8 Mile Road. Corvette drop-top reguler berkapasitas mesin V8 6.2 liter, ideal untuk 430 tenaga kuda. Seri 427 bahkan lebih macho dengan mesin 505-horsepower dari Z06 coupe, menjadikannya Corvette convertible paling kuat selama 100 tahun sejarah Chevy. Angka ‘427’ mengacu pada berat mesin dalam satuan inci kubik dan didedikasikan untuk Corvette 427 original tahun 60an. Convertibles klasik dengan mesin monster tersebut telah menjadi koleksi mobil masa kini, seperti juga versi baru yang kemungkinan diproduksi kurang dari 3000 unit. Convertible 427 resmi pertama telah terjual di lelang Barrett-Jackson Januari lalu dengan harga $600,000, 3 bulan sebelum dikeluarkan dari line produksinya di Bowling Green, Kentucky, April lalu.

2012 corvette z06 centennial edition.

Generation C2 1963-1967

1963

C2 membawakan gaya baru secara keseluruhan dengan hidden headlamps yang menjadi ciri khas Corvette. Mobil ini disebut “the flying saucer”. Versi Sting Ray 1963 adalah Corvette pertama dengan atap.

TI M E LI N E

1984

0 1953

Generation C1 1953-1962

The original Corvette merupakan jawaban GM’s untuk mobil sports Eropa yang mendominasi saat itu. Bodinya yang super ringan, dimensi yang rapi dan stylish menciptakan sensasi. Mobil ini di-launch dengan 6-silinder dan tenaga V8 di tahun 1955.

1969

Generation C3 1968-1982

Selama periode ini, Corvette jadi terkenal sebagai Stingrays. Chasis dan mesin dari yang dibawa dari C2 tak banyak berubah, walau regulasi emisi federal mengatur penurunan tenaga di tahun ‘70-an.

Generation C4 1984-1996

C4 adalah the first all-new Corvette sejak 1963. Model futuristiknya menggabungkan hidden headlamps yang berotasi 180 derajat. The 1990 ZR-1 model menjadi legendaris untuk performa dan handling.


Ini pasti kedengarannya gila, namun merupakan suatu tradisi dari Corvette untuk melelang mobil pertama dari model terbaru sebelum bahkan dibuat. Dan itu menunjukkan betapa gemarnya, atau gilanya , para fans mobil Corvette. “Mereka bisa beli Ferrari atau Porsche,” ujar Kirk Rennion, design manager dari General Motors (GM), “Tapi mereka pilih untuk beli Corvette. Corvette adalah kebanggaan dan patriotisme orang Amerika.” Kamu merasakan kebanggaan itu sewaktu menginjak gas V8-nya Z06 (yang sama dengan 427) dari lampu merah, merasakan makin ringannya bagian depan mobil saat as belakang berputar dengan hebatnya. ‘Serangan’ aural penuh menginvasi kabin sewaktu RPM menyentuh 3000 dan knalpot khusus membuat V8nya meraum. Corvette adalah sebuah tradisi America – loud, proud and in your face. Memang bukan untuk semua orang, karena harga sedikit dibawah $50,000 untuk satu unit base coupe, tidaklah murah. Tapi Corvette akan ‘mengalahkan’ mobil-mobil lainnya yang berharga 3 kali lebih mahal. Mobil-mobil Corvette selalu direkayasa untuk dibuat seringan mungkin. Itulah mengapa model original tahun 1953 memiliki bodi fiberglass, dan Convertible 427 memakai kap carbon-fiber yang super ringan, bemper, dan panel lantai dari six-figure ZR1, model Corvette termahal. Fitur spesial lainnya dari tipe anniversary

deretan corvette klasik mencolok diantara kebanyakan metal on display lainnya di gm heritage center, sterling heights, michigan.

“Corvette tak hanya mewakili Chevrolet atau GM, melainkan seluruh industri Amerika. Kami menunjukkan bahwa kami bisa membangun sesuatu yang bersaing dengan yang terbaik di dunia.” adalah skema warna unik yang bisa dipesan seharga $1,000 dan bisa diganti pada semua tipe Corvette 2013, bukan hanya 427 Convertible. Ini merupakan 60th Anniversary Package, termasuk eksterior Arctic White, merujuk ke Corvette original tahun 50an, dimana semuanya serba putih. Interiornya berwarna deep blue, terinspirasi oleh warna biru permata, simbol dari anniversary 60 tahun pernikahan. Atapnya berwarna sama dengan garis-garis terjahit dalam bahannya, yang menurut Charles merupakan pertama di bidangnya, menutupi garis-garis silver racing sepanjang atap dan bagasi. Garis-garis tersebut melambangkan peninggalan balapan, bagian integral dari sejarah Corvette. Corvette Racing telah memenangkan kelasnya tujuh kali di 24 Hours of LeMans yang melelahkan dan menyapu bersih American LeMans Series Championship tujuh kali berturut-turut. “Take that, you fancy bastards,” teriakan itu selalu terdengar saat (Corvette) membalap Ferrari dan Porsche di sirkuit, 2013

1997

60

Generation C5 1997-2004

C5 merupakan gebrakan besar, dari aerodinamisme sampai kekuatan chasis. All-new LS1 V8 lebih powerful, juga lebih efisien dari mesin sebelumnya. Z06 yang track-worthy diperkenalkan tahun 2001.

Generation C6 2005-present

Pada 2005, GM mengejutkan para antusias dengan mengganti pop-up headlamps untuk merampingkan bagian depandan meringankan beban. Namun perubahan besar dalam performa, handling dan kenyamanan segera membungkam para kritik.

suara yang menggelegar dari V8 yang gagah perkasa menjadikan mesin bersuara tinggi lainnya terdengar kecil. Belajar dari pengalaman di track dan mengaplikasikannya di jalanan (dan sebaliknya), adalah salah satu alasan GM sukses dengan mobilnya. Contohnya, 427 Convertible memiliki sistem oli kering yang lahir dari pengalaman balapan untuk menjaga sirkulasi oli seluruh mesin selama belokan high-G. Selain itu, Magnetic Ride Control, yang secara otomatis menghaluskan kendara dengan mengatur suspensinya untuk menyesuaikan dengan kondisi jalan yang bervariasi, juga terbukti mempercepat waktu lap di lintasan. Satu hal yang mengganggu adalah pintu samping yang pinggirannya masih kasar. Seiring waktu, interior Corvette telah didandani sedemikian rupa, tapi masih terasa agak ‘kasar’ kalau dibandingkan, sebut saja, Audi R8. Namun C7 Corvette yang baru bisa mengobati hal tersebut. Tentunya, mereka berjanji untuk menegakkan tradisi Corvette dalam membuat langkah berani di setiap generasinya, khususnya dalam memperhatikan styling. “Kami akan dikritik, kami tahu itu,” kata Bennion. Tapi saya pikir mobil selanjutnya akan mendapat tempat yang spesial. Biasanya ada dinamisme dalam kreasi setiap mobil yang membuatnya unik, dan mobil ini memiliki signature yang membuatnya berbeda dari C6.” Yang takkan berubah, tanpa memperhatikan berapa banyak Corvette baru yang akan ada nanti, adalah fakta bahwa anda bisa melihat mereka menyusuri 8 Mile Road seperti di rumah sendiri.

039


040

UNITED IN FRANCE

Music Festival Le Castellet, Perancis menjadi ajang bertemunya para die hard fan MINI. Dua tahun sekali sebuah ajang bernam MINI UNITED diadakan secara berkala di berbagi kota di dunia. Buat para penggemarnya hadir diacara ini berarti sebuah petualangan yang menanti. Setelah terakhir diadakan di Inggris, kini sirkuit Jean Paul Ricard menjadi pilihan diadakan festival yang diadakan selama dua hari penuh. Mencapai lokasi ini pun setiap

Friends, Festival and Racing. Tiga yang menyatukan penggemar mobil MINI di seluruh dunia. teks : Ein Halid. fotografi : dokumentasi pribadi

wartawan dari berbagai dunia diwajibkan untuk test drive mobil MINI pilihannya dan mengendarai melalui jalan darat di Eropa. Hari pertama menginjakkan kaki di festival ini, sebuah spirit dan energi besar cepat menyusup dari orang-orang yang hadir, Mungkin akar yang kuat sebagai sesama pencinta brand mobil legendaris dari Inggris ini yang menyebabkan acara ini bisa dibilang happening. Saya tiba tepat sebelum Iggy & The Stooges naik panggung. Band legendaris yang baru saja diberikan penghargaan oleh The Rock and Roll Hallof Fame ini lah yang paling dinan-

tikan di hari pertama. The crowd went wild! As wild as Iggy! Arena yang sangat luas nampaknya tidak mungkin dijalani semua malam itu. Malam yang dingin di Perancis hanya pas untuk menikmati band demi band yang manggung. Bir dan kentang goreng. Perfect! Konser hari pertama selesai jam 1 pagi. Karena konser ini terlalu seru, saya rela ketinggalan bus menuju kota. Well, I’m in a music festival and in France‌so what? Walaupun harus menunggu taksi berjam jam, its worth it. Beda cerita di hari kedua, mungkin saatnya sedikit menyesal pulang selarut itu karena justru di hari kedua berbagai aktivitas di arena MINI United menanti. Yup, tepat pukul 8 pagi, bus sudah menjemput dan menggantar kembali ke sirkuit. Acara dibuka dengan launching MINI John Cooper Works GP, mobil MINI yang paling sporty yang pernah dibuat. Dan kali ini hanya di buat 2000 unit saja di seluruh dunia.


Race Your MINI Seri John Cooper adalah gambaran bagaimana darah pembalap mengalir deras dalam para penggemar MINI. Dan di festival ini, tentu saja MINI menggabulkan jiwa-jiwa pembalap untuk mencoba MINI mereka di sirkuit balap dan menguji kemampuan MINI

mereka dengan seoptimal mungkin. The MINI Driving Experience adalah ajang bagi pengunjung yang hadir untuk mencoba menyetir MINI di arena balap profesional atau bahkan mendapat pelajaran gratis trik-trik menjadi

Friends of MINI Festival ini juga sebagai ajang bertemunya para penggemar MINI, jadi nggak heran di sudut arena terdapat kumpulan mobilmobil MINI dari berbagai negara. Dan beberapa mobil yang sudah dimodifikasi dan di rancang ulang. Antusias peserta

pembalap seperti tehnik drifting. Mobil yang tidak hanya didesain untuk kenyamanan berkendara di jalan raya tapi juga di arena balap. Dan tentu saja siapapun yang pernah mencoba dan membuktikan betapa mudahnya untuk

mengoperasikan mobil ini. Dan saat tidak dipakai untuk balapan, arena track digunakan untuk memamerkan trik mobil MINI bisa lakukan. Jadi bila Anda pernah liat betapa lincahnya MINI beraksi di film Italian Job, nah disini bisa dilihat langsung.

setiap negara untuk meramaikan setiap sudut masing-masing. Arena ini juga di lengkapi dengan tenda putih berbentuk dome yang digunakan sebagai food court dan shopping area. Berbagai merchandise MINI di jual dan laku keras. Dari siang panggung besar di tengah arena dipenuhi band-band lokal. Lapangan rumput yang luas jadi sarana yang pas untuk piknik dan hang out dengan sekelompok teman. Malam yang semakin larut, pengunjungnya pun semakin ramai. Bagaiamana tidak hari terakhir ini akan ditutup dengan The Ting Tings dan Gossip. Yes, it’s a joyful time indeed.

041


asia fashion

042


special report:AFX 2012

exchange 2012 Dikenal sebagai bagian terbesar dari planet ini, Asia When Asia’s fashion step up the game. Teks: rezaindra o. fotografi: secara otomatis unggul dalam hal penyediaan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sayangnya, rezindra o. & dok. Afx 2012

dalam beberapa abad terakhir, Asia seperti tertutupi oleh kilauan bangsa Barat yang memang memimpin dalam setiap lini kehidupan, baik politk, ekonomi, sosial dan budaya. Apalagi ketika kita men-spesifikasikannya dalam hal industri fashion. Bukannya kita (Asian people) tidak sadar mode, hanya saja posisi kita di peta fashion dunia kurang signifikan, kalah dengan negara di Eropa, Amerika bahkan Australia. Tapi tidak ada yang tidak mungkin dari dunia fashion, industri yang dinamis, penuh imajinasi-kreatifitas, and sometimes unpredictable. Bisa jadi dalam hitungan beberapa tahun berikut, Asia might lead the fashion trend on this planet.

Kehadiran Asia Fashion Exchange tahun ini di Singapura adalah indikasinya. Industri fashion bangsa Timur semakin marak dan gelut untuk dibangun. AFX sendiri adalah, sebuah event tahunan yang diprakarsai oleh Textile and Fashion Federation of Singapore (TaFf) dan Mercury Marketing and Communication, bersama-sama dengan tiga badan pemerintah Singapura yaitu, International Enterprise Singapore, SPRING Singapore dan the Singapore Tourism Board. Kalau kalian sempat membaca laporan saya dari event ini di NYLON edisi Juni, maka gambaran besar dari event yang diadakan pada 14 – 20 Mei 2012 ini pasti semakin jelas ( go check the official website at www.afx.com.sg). AFX mewadahi empat pilar acara yang dilaksanakan selama sepekan tadi di Singapura, ada Asia Fashion Summit, Audi Fashion Festival, Audi Star Creation, dan BLUEPRINT presented by: Lee Hwa Jewelry. Saya pun berkesempatan untuk menghadiri beberapa event-nya.

Asia Fashion Summit, conference event ketiga yang berlangsung selama tiga hari ini layaknya pertemuan yang mem-provide banyak pengetahuan dan pendapat dari para expertise tentang topik hangat di industri fashion. Deretan speaker seperti Nicola Formichetti (Creative Director dari Mugler), Chritopher Burch (pengusaha dan Co-Founder Tory Burch, Ravi Thakran dari LVMH, dan fashion social media personality Daniel Saynt berhasil membawa beragam topik yang menjadi kunci sukses untuk industri ini yaitu, lifestyle retailing, digital, dan teknologi. Audi Fashion festival, ajang yang selalu mendapat spotlight terbanyak ini diadakan di Tent@ Orchard di depan pertokoan Takashimaya. Disini desainer dan brand lokal yang telah mendapat pengakuan disandingkan dengan desainer dan brand kenamaan dunia. Magnet terbesar tahun ini ada pada show A/F 2012 dari Mugler yang juga menghadirkan sang Creative Director. Mugler yang terkenal dengan


desain berkarakter unik berhasil memberikan presentasi koleksi terbarunya dengan sukses. Koleksi baju perempuan dengan beragam material (mulai dari katun, bulu ,hingga kulit buaya) sukses me-WOW-kan seluruh penonton. Selain Mugler, show dari Roland Mourt dan Zac Posen juga menjadi incaran banyak orang, tapi beragam talenta yang unjuk gigi di show Future Fashion Now dan Parco Next NEXT (yang sangat menghibur) juga sesuatu yang tidak boleh dilewatkan. Secara keseluruhan event yang berlangsung dari tanggal 16-20 Mei ini sukses dipenuhi desainer internasional, fashion icons, Asian supermodels dan red-carpet parties yang super glam! Audi Star Creation, kompetisi tahun ini berhasil memilih 12 emerging designers dari 255 peserta dari 13 negara. Dan tiga posisi teratas berdasarkan penilaian juri menerima hadiah 10.000 SGD dari Audi Singapore, kesempatan magang di FJ Benjamin dan bisa mengikuti capsule collection di Audi Star Creation 2013. Perwakilan dari Indonesia, Natalia Kiantoro juga berhasil masuk dalam deretan ke-12 orang itu. Tapi atensi terbesar saya jatuh pada seorang desainer asal Thailand, Soravit Kwankamon (this year top three) dengan koleksi baju prianya yang berkarakter, sederetan koleksi pakaian formal-casual bermotiif dengan cuttingan yang unik. BLUEPRINT presented by: Lee Hwa Jewellery mungkin menjadi bagian yang paling diincar para fashion buyer – seller – dan shopaholic, Tradeshow berlangsung pada 17 – 18 Mei,

044

sementara Emporium yang dibuka untuk umum pada 19-20 Mei. Tahun ini venue digelar di Suntec City Convention Center, memang lebih kecil dan tidak semenarik tahun sebelumnya, tapi lebih dari 150 brand yang berpartisipasi tahun ini berhasil membawa review positif dari publik yang hadir. Happy (karena banyak banget brand yang keren) and sad (karena I was almost broke) adalah apa yang saya rasakan setelah tiga hari berkunjung kesana dan brand-brand berikut: Urface (Thai), Jason (SG), Evenodd (SG), Jesen (Aus), Fabrix (SG), Ojaga Design (JPN) dan Sifr (SG) masuk dalam hot list saya. Overall, it’s a one good fashion event yang well organized dan sangat informarif. Mudah-mudahan dengan kehadiran AFX 2012, dunia akan semakin melek dengan kehadiran berbagai talenta serta kemajuan industri fashion dari Asia. Long live Asia’s Fashion!


special report:AFX 2012

aida nurmala upclose with

Teks: rezaindra o. fotografi: Jam and jar by studio one. wardrobe: tri handoko

Terakhir kali Anda melihatnya mungkin di dalam bioskop, ketika perempuan cantik ini memerankan sosok business woman yang bergelut di keglamoran dunia sosialta/fashion dalam film Arisan 2! Saya sendiri lumayan sering berjumpa dengannya, baik itu di hangout places, konser musik, dan yang terakhir kali adalah ketika kita bersama-sama ke Singapura untuk AFX. Aida Nurmala yang dikenal luas sebagai aktris/fashion people (dia juga me-represent YSL cosmetic untuk campaign terbarunya) negeri ini adalah Director dari Studio One sebuah fashion base company yang bergerak pada event production (sejak 1975), serta menjadi official PR Consultant yang menangani media Indonesia untuk event AFX 2012.

Bagaimana awal mula terjun ke fashion industry?

Basically I was born in this industry, ibu aku (Sjamsidar Isa, ketua Ikatan Perancang Mode Indonesia, IPMI) sejak tahun 1975, sudah bekerja disini dan tanpa sengaja sejak kecil aku udah bergaul dengan orang fashion dan seputar industri kreatif. Secara nggak sengaja setelah pulang dari sekolah perhotelan dan balik ke Jakarta saya nyemplung kesini. Once I got in, there was no turning back, I fell in love with this job.

tahun 90-an kita cuma sekedar mengundang media, sekarang sudah sampai ke taraf media partner dan membahas story angle, walaupun banyak yang sudah bisa bikin show sendiri, kita juga makin pinter untuk meng-create event.

membuat konsumen lari pada brand luar yang affordable. It’s so complicated actually, its not that simple. Indonesia’s fashion memang harus banyak berjuang tapi tetap seru kok, aku seneng banget pake karya local designers.

Yang bisa diambil dari AFX kemarin?

bagaimana dengan fashion pria di negeri ini?

Waktu kecil aku jarang melihat fashion show desainer tunggal, dulu yang paling keren adalah show trend IPMI yang dikerjain oleh Studio One sampai sekarang. Sementara sekarang fashion event di Jakarta udah banyak ada, JFW, JFFF hingga IFW, belum lagi kalo mall-mall bikin event sendiri. Show tunggal juga banyak, terutama desainer senior. Mereka sudah punya kapasitas, modal dan nggak terlalu butuh Studio One lagi kayak di tahun 90-an.

What I learnt is, it was the best event dibanding acara fashion sebelumnya di Singapura. Tahun ini semua event-event yang biasanya berdiri sendiri itu sukses digabungkan dan setelah aku pelajari memang ternyata orang dibelakang AFX ini adalah mereka-mereka yang dulunya mengadakan event tunggal dan sekarang bersatu. They’re very serious about it sampai mengundang media luar. Sebagus apapun acaranya, kalo pemberitaannya kurang, orang nggak akan tahu. Sementara disini, semua pihak bikin event-nya sendiri-sendiri. Kita harusnya bersatu, kalo memang mau sendiri ya objektifnya harus jelas. Begitu juga pemerintah, kalo mau promosiin fashion, ya harus ke arah yang benar, konsisten dan tidak setengah-setengah.

Dari sisi lokal desainer, masih kurang banget, di market yang agak muda mungkin masih ada, tapi apakah mereka bisa bertahan? I hope bisa, karena angkatan desainer yang lebih senior baju prianya sangat minim, selalu hanya jadi sisipan diantara koleksi perempuan. Untuk sekarang generasi Brighspot, Level One adalah yang bisa memberikan napas disini, especialy for the cool and trendy generation. Fashion cowok yang ada sekarang itu bila aneh sedikit saya langsung mikir ini siapa yang mau pakai? Bener-bener harus sama orang yang berani banget, sementara in general orangorang Indonesia belum seberani itu untuk tampil. Desainer mungkin harus mikirin ini, barengan juga dengan konsumernya harus lebih berani dan ekspresif.

Are you happy with that?

Apakah Jakarta bisa disebut kota mode?

Ultimate men’s style buat kamu?

Bagaimana perbedaan industri fashion jaman dulu dan sekarang?

I don’t mind, sebagai penggelut industri ini kita nggak bisa stuck karena fashion itu selalu evolving dan harus meg-upgrade kemampuan kita. Mulai dari membantu klien yang datang minta bantuan kita. Mikirin konsep, bikinin proposal, engaging with partners, director, venue, media, model, undangan, sampai guest list and servicesnya. Divisi PR kita juga semakin kuat. Kalo

As a fashion capital belum bisa, dari segi retail, brand-brand besar masih sering di complain karena buyer-nya tidak melakukan tugasnya dengan tepat, barang-barang yang dibawa tidak menarik dan akhirnya memotivasi orang untuk tetap berbelanja di luar negeri. Sementara brand lokal masih menjual produk dalam harga yang over price karena ongkos produksi mahal, hal ini

Aku lebih suka dengan cowok yang bergaya street fashion, cowok dengan cool t-shirt, nice jeans, belt and sneakers are more attractive. But, tipe cowok yang clean look kayak Nicola Formichetti gitu keren juga kok. Buat yang suka pake jas, kemeja dan dasi, that’s only nice for work.

045


N a m e : A l e k s a n d e r O r m a n d y , 1 9 . Occ u p a t i o n : S t u d e n t . What are you wearing? Sw e a t e r b y t o pm a n , p a n t s b y z a r a , s h o e s b y t o pm a n .

LIL’ PREPPY, HUGE EFFECT

STEP UP taste

046 (01/09)


ADOLFO CARLI, IDR 1.625.000 @ LINEA

H.E BY MANGO, IDR 1.599.000

FRED PERRY, IDR 1.575.000

PUBLIC AFFAIR, IDR 1.289.000 @ LINEA

portrait: rude billy,. product: ayu hendriani , natisa jones, febri dwi.

FRED PERRY, IDR 1.575.000


Name: Arthur What are you Vintage tank

B r o t o l a r a s , 2 6 . Occ u p a t i o n : Ac t o r wearing? t o p , p a n t s b y j u i c e c l o t h i n g , D IY

COOLIN’ TOP IS ALL WE NEED scarf,

T(H)ANK TO THE SUN shoes

by

papillon.

taste

048 (02/09)


Topman, IDR 259.000

Billabong, IDR 300.000

Topman, IDR 259.000

Vans, IDR 300.000

Billabong, IDR 300.000

Pull and Bear, IDR 199.000

Billabong, IDR 300.000

portrait: rude billy,. product: ayu hendriani , natisa jones, febri dwi.

Pull and Bear, IDR 199.000


N a m e : Ad i t y a A r n o l d i , 2 7 . Occ u p a t i o n : P h o t o g r a ph e r . What are you wearing? V i n t a g e b l a z e r , s h i r t b y b a t i k p e k a l o n g a n , p a n t s b y GA P , w a t ch b y t i m e x , g l a s s e s b y c a z a l , b e l t b y m a s s i m o d u t t i ,

CHECK THE DOWN

COLOur ME PALE shoes by vero cuolo, b a g b y z a t ch e l .

taste

050 (03/09)


Y3, IDR 3.999.000

PULL & BEAR, IDR 599.000

BEN SHERMAN, IDR 1.399.000 @ DENIM DESTINATION

PULL & BEAR, IDR 699.000

MUJI, IDR 426.000

H.E BY MANGO, IDR 959.000

BEN SHERMAN, IDR 1.399.000 @ DENIM DESTINATION

H.E BY MANGO, IDR 699.000

portrait: rude billy,. product: ayu hendriani , natisa jones, febri dwi.

MUJI, IDR 569.000


Name: Sabo Indro Wijoyo Putro, What are you wearing? t-shirt by zara, vintage denim v i n t a g e n e ck l a c e , w a t ch b y g u y

ROUND THE neck

052 by

Occ u p a t i o n :

vest, jeans l a r o ch e .

23.

SHAWL WE MET lee

cooper,

Geologist. boots

by

next,

taste (04/09)


Burberry, IDR 966.000

Paul Smith, IDR 429.000

H.E by Mango, IDR 489.000

H.E by Mango, IDR 379.000

H.E by Mango, IDR 379.000

portrait: rude billy,. product: ayu hendriani , natisa jones, febri dwi.

Polo Ralph Lauren, IDR 500.000


Name: Tamara Anggara Putra, What are you wearing? Polo shirt by uniqlo, pants

054 by

21.

inksomnia,

by

w a t ch

Director.

junkyard,

Creative

shoes

Occ u p a t i o n :

something BETWEEN SHIRT AND TEES

IT’S POLO TIME by

cassio.

taste (05/09)


Fred Perry, idr 1.095.000

pull & bear, idr 699.000

BEN SHERMAN, IDR 799.000 @ DENIM DESTINATION

ben sherman, idr 699.000 @ denim destination

pull & bear, idr 699.000

dkny jeans, idr 850.000

dkny jeans, idr 850.000

pull & bear, idr 699.000

pull & bear, idr 699.000

SUPERDRY, IDR 499.000

pull & bear, idr 699.000

portrait: rude billy,. product: ayu hendriani , natisa jones, febri dwi.

BEN SHERMAN, IDR 799.000 @ DENIM DESTINATION


N a m e : H a md i F a b a s , 2 9 . Occ u p a t i o n : C h o r e o g r a ph e r , b r e a k What are you wearing? V i n t a g e h a t , t - s h i r t b y a d i d a s , v e s t b y t o pm a n , v i n t a g e g - s h o ck .

BREAK THE WAY

SNEAK PEEK

056 by

developer.

w a t ch

web

n e ck l a c e ,

dancer,

taste (06/09)


Puma, IDR 799.000

Nike, price by request

DC, IDR 1.099.000

Y3, IDR 2.239.300

Y3, IDR 2.379.000

ALDO, IDR 1.169.000

Y3, IDR 3.499.000

Adidas, price by request Nike, IDR 4.500.000

portrait: rude billy,. product: ayu hendriani , natisa jones, febri dwi.

Adidas, price by request


N a m e : Ahm a d G a n e s , 2 1 . Occ u p a t i o n : S t u d e n t . What are you wearing? t-shirt by aprthern, pants by uptown, boots v i n t a g e n e ck l a c e , j a ck e t b y t o pm a n .

058 by

CHAIN, LEATHER, FEATHER AND STONE

RAD-NECK t o pm a n ,

taste (07/09)


Paradox, IDR 160.000

Tarita Aurora, IDR 280.000

Tarita Aurora, IDR 100.000

Paradox, IDR 230.000

portrait: rude billy,. product: ayu hendriani , natisa jones, febri dwi.

Tarita Aurora, IDR 280.000


N a m e : A r m a n d D h i n o , 3 0 . Occ u p a t i o n : Ad v e r t i s i n g Ed i t o r . What are you wearing? V i n t a g e t - s h i r t , p a n t s b y ch e a p M o n d a y , b o o t s b y d o cm a r t , vintage shirt, vest jeans by levi’s.

ONE FOR THE MONEY

PRECIOUS POCKET taste

060 (08/09)


ZARA, IDR 330.000

Y3, IDR 1.399.300

Fred Perry, IDR 615.000

Pull and Bear, IDR 199.000

Voyej, IDR 549.000

Pull and Bear, IDR 199.000

Fred Perry, IDR 1.030.000

Pull and Bear, IDR 169.000

ZARA, IDR 530.000

portrait: rude billy,. product: ayu hendriani , natisa jones, febri dwi.

Voyej, IDR 899.000


N a m e : H a r v e y Abd u r a chm a n , 2 6 . Occ u p a t i o n : D J , F r e e l a n c e M u s i c D i r e c t o r . What are you wearing? Sh i r t b y a u zz y , v i n t a g e j a ck e t , p a n t s b y v e l o d o m e , s h o e s b y s p e r r y , w a t ch by Nixon, cap by coolcaps.

LEATHER POWER

WATCH ME OVER taste

062 (09/09)


Esprit, IDR 1.325.000 @ WATCH WORLD

Calvin Klein, IDR 4.665.000 @ WATCH WORLD

Nixon, IDR 2.050.000 @ WATCH WORLD

Nixon, IDR 5.250.000 @ WATCH WORLD

Tommy Hilfiger, IDR 1.400.000 @ WATCH WORLD

Lacoste, IDR 1.700.000 @ WATCH WORLD

Hugo Boss, IDR 4.150.000 @ WATCH WORLD

Hugo Boss, IDR 4.150.000 @ WATCH WORLD

Lacoste, IDR 1.600.000 @ WATCH WORLD

Daniel Wellington, price by request @ The Goods Dept

Tommy Hilfiger, IDR 3.500.000 @ WATCH WORLD

portrait: rude billy,. product: ayu hendriani , natisa jones, febri dwi.

Tommy Hilfiger, IDR 1.400.000 @ WATCH WORLD


LET’S FLy TONIGHT! SETELAH BIKIN HYPE DENGAN ‘CRAVE YOU’ DAN ‘FOREIGN LANGUAGE’, FLIGHT FACILITIES IS BACK WITH THEIR NEW GEM, ‘WITH YOU’. TEKS: TIM LAKSMANA. FOTOGRAFI: DOK. FLIGHT FACILITIES.

064



best judge of what we’re doing,” jawab James. Walau begitu, yang jelas musik mereka banyak terinspirasi oleh musik-musik lama, yang menurut mereka lebih musikal. Mereka juga mengagumi Daft Punk dan Miike Snow. “Kebanyakan artis yang kami suka ada di mixtape, tapi kami ngga menjadikan mereka influence sewaktu bikin lagu, lebih siapa-siapa saja yang telah menginspirasi in one way or another,” jelas Hugo. And guess what? Setelah mengguncang Jakarta di ‘Love Garage’ dan ‘Junction’ Bali tahun lalu, the boys are making a return to our shore. “Orang-orang Indonesia sangat friendly dan gila party. Dua hal itu adalah unsur terpenting dalam having a good time,” kesan mereka tentang crowd di Indonesia. Untuk gig di Beachlive! Bali dan Pulau Seribu nanti, mereka menjanjikan set yang flawless dengan beberapa unreleased tracks and a few surprises. Mereka lebih memilih untuk tidak tahu what to expect from the crowd dan berharap the crowd can surprise them, too. Untuk ukuran pendatang baru, Flight Facilities tergolong cukup sukses membuat breakthrough dalam dance music yang cepat berevolusi. “Dance music semakin populer dan hype-nya semakin tinggi. Pertanyaannya adalah apakah para fans akan bertahan. Para artis bisa memanfaatkan kesempatan ini tanpa mengkompromikan integritas musik mereka. Ini saat yang baik untuk membedakan mana yang menjual reputasi for a free lunch dan who’s in it for the love (of music.),” kata James sambil menutup obrolan.

Hugo dan JAMES, duo Flight Facilities yang awalnya sempat menjadi misteri itu, are looking busier than ever. Mereka terus bikin musik, dan baru saja menyelesaikan remix untuk Miike Snow yang menurut mereka kemungkinan tidak akan dirilis officially. Selain itu mereka juga baru berkolaborasi dengan beberapa vokalis dari tiga belahan dunia berbeda; Paris, New York dan Sydney. Tentang single terbaru mereka, Hugo bercerita: “Kita bikin chords untuk ‘With You’ bahkan sebelum ‘Foreign Language’ selesai dibuat. Kami mainin lagu nya seharian dan soundsound yang diperlukan sudah ada. Lalu kami kirim sample-nya ke Grosvenor untuk mendapat vokal yang pas untuk lagunya. Dia kirim balik, kami adjust sedikit and we were pretty happy with it.” James menyambung: “Seperti lagu-lagu lain, kami selalu merasa ada yang kurang jadi kami bermain dengan bagian bridge-nya supaya ngga terlalu repetitif. Bikin lagunya hanya perlu 2-3 minggu, kita menghabiskan seminggu lagi bareng Jono ‘Jagwa’ Ma untuk mixdown. Ini lagu tercepat yang pernah kita buat, tapi sudah tersebar dalam beberapa bulan sambil tur dan ngerjain yang lain.” Kolaborasi ini terjadi setelah Grosvernor nge-tweet nawarin sesi kerjaan musisi dan drum lessons. Hugo dan James sejak dulu nge-fans

066

dengan Grosvernor dan mereka merasa ini merupakan kesempatan sempurna untuk mendapatkan aspek keahlian musik darinya. Setelah melihat videoklip ‘With You’, kesan pertama yang saya tangkap adalah klipnya mirip dengan konsep video Daft Punk – ‘Interstella 555’. “Memang secara animasi mirip dengan video-nya Daft Punk, tapi itu kebetulan saja,” kata Hugo. “Saya dan James memang minta untuk dibikin animasi, tapi ngga menentukan secara spesifik. Konsep keseluruhannya dibuat oleh Ben Drake, dia terinsipirasi oleh Megaman dan Astroboy, dia bahkan meninggalkan sedikit referensi Astroboy di klipnya.” Ok, sekarang Flight Facilities sudah bikin tiga hits, dan ketiga-tiganya membuat hype. What’s their formula for this? “Well, pastinya ada sedikit cara (untuk ini),” kata Sam. “Kami selalu stuck dalam ide untuk merilis single. Sekarang orang cenderung kewalahan untuk memilih album, jadi kami memilih fokus untuk nulis lagu satu demi satu. Bukan berarti kami ngga mau bikin album, tapi kami lagi cocok dengan cara yang dilakukan sekarang,” tambahnya. “Kami juga menaruh banyak waktu dan effort dalam setiap lagu jadi sepertinya prospek untuk bikin album akan memakan waktu hibernasi yang lama.” Hugo dan James sempat bingung saat ditanya apa yang menjadi signature sound Flight Facilities. “Kami belum punya nama untuk itu karena bisa dibilang masih terlalu early dalam karir musik kami. Biar saja pendengar yang menilainya. They’re the


Listen Up: TEKS: Tim Laksmana Kesan “ngartis” itu langsung luntur persis ketika kami baru sampai di rumahnya yang terletak di bilangan Bintaro, Jakarta Selatan. Ia membuka pintu gerbang sendiri saat kedatangan kami, padahal saat itu dirinya bersama Tomi aka Imot sang manager, tengah sibuk menerima tamu. Cowok berambut gondrong diikat ke belakang dan terlihat jauh lebih gemuk dibandingkan terakhir kali saya menyaksikan aksinya di markas De Majors beberapa tahun lalu itu tak lain adalah Anda Perdana, belakangan sempat dikenal lewat kolektif rock etnik berbendera Anda and The Joints, dan sederet riwayat musik lain. Kami langsung diarahkan ke sebuah teras kecil di bagian belakang rumah, persis di sebelah kolam renang. What a cozy place it was! Setelah sedikit flashback ke era “kegelapan” Kebon Kacang, kami lanjut ke topik wawancara, yakni mengenai dua buah produksi rekaman yang sedang digarapnya. Satu di antaranya adalah Mata Jiwa, side project bersama drummer Reza Achman dan pemain alat tiup Carlos Camelo yang sedang dalam proses pembuatan EP. “Untuk Mata Jiwa otaknya berdua, gue dan Reza. Eh, sama Carlos juga sih sebenarnya” kata Anda seraya meralat. “Kalau yang project solo selalu ada bassist, si Vian dan sama Didit juga. Jadi biasanya berempat” maksudnya adalah gitaris kawakan Didit Saad. Sebagai band, Mata Jiwa baru terbentuk bulan Februari tahun ini. “Karena sebelumnya sempat main lama berdua sama Reza. Terus jadi kepikiran buat bikin proyek berdua aja, lagipula kebetulan dikenalin sama Carlos anak Kolombia. Maennya asik!” ia menjelaskan awal terbentuknya Mata Jiwa. Tak berapa lama berbincang, dengung vokal Richard Aschroft yang berasal dari tape pemutar kaset tak jauh di belakang posisi saya duduk itu terhenti karena kehabisan pita. Tape yang sempat membisu di antara serunya obrolan kami itu kemudian harus aktif kembali. “Kayaknya gue masih punya deh!” Anda tiba-tiba berdiri menjauh dan tak lama kembali dengan sebuah CD demo. Ya, demo solo album berikutnya

yang judul albumnya sendiri menurut mereka masih dalam tahap pembahasan. Beberapa lagu dengan beat dinamis dan sangat berkarakter seperti Samudra yang kental dengan balutan rock pun mulai terdengar. Sampai-sampai ada sebuah lagu yang membuat saya tertegun sebentar, seperti berkata, ‘harus beli nih!’. Dan saat tiba di penggalan lirik yang bertema agama, ia sempat menyela, “Ini bukan tentang agama sebenarnya, tapi Bhinneka Tunggal Ika. Kita punya semboyan yang bagus banget tapi ngga pernah dijalanin!” Namun layaknya sebuah teaser, demo itu kemudian ia ganti lagi dengan rekaman lain. Sekarang Forty Licks format kaset yang sejak kami datang tergeletak di lantai mendapat giliran berputar. Di akhir perjumpaan ia menjelaskan bagaimana musik telah menjadi jalan hidupnya, “Karir bermusik bukan pilihan lagi, tapi udah gue anggap keharusan. Kalau gue berhenti sekarang, itu sama aja ngebuang duapuluh tahun yang udah gue jalanin,” ujar Anda yang sepanjang interview seringkali terbahak lepas, beberapa kali menghisap rokok kretek, dan satu kali mengungkapkan betapa ia sedang gemar menyimak aktifitas sekumpulan manusia di luar sana yang takjub dengan sang matahari.

SKRILLEX

USA Skrillex telah mengacak-acak scene musik electronic selama setahun terakhir lewat musiknya yang ‘rusuh’! Cowok ‘berantakan’ bernama asli Sonny John Moore ini dulunya pernah menjadi vokalis band post-hardcore From First to Last, so no wonder waktu bikin musik yang bikin orang-orang joged pun tetap ‘berisik’. Sejak 2010, ia telah merilis tiga EP, termasuk ‘Scary Monsters and Nice Sprites’ dan ‘More Monsters and Sprites’ yang sukses secara komersil. Skrillex meraih 3 Grammy tahun lalu, termasuk kategori ‘Best New Artist’. Sekarang ini, musiknya banyak dikategorikan sebagai dubstep, electrohouse, moombahton atau glitch. Whatever dude, this guys rocks! Ngga heran kalau Hot Chip dan Deadmau5 sampai nge-fans sama doi, dan musiknya banyak dipakai buat soundtrack video games. Kill Everybody, Ruffneck Bass, First of the Year (Equinox)

PLAY THIS:

SPIRITUALIZED

WARWICKSHIRE, UK MEMBERS: JASON PIERCE,

THOMAS WAYNE, TOM EDWARDS, DOGGEN, JOHN COXON, ‘KEVLAR’ BALES

SON OF

THE SUN Mata Jiwa, satu lagi project musik yang digarap Anda Perdana di samping album solo. ia masih TETAP brilian! Teks: Sandi Eko. Fotografi: Rude Billy

Lupakan batalnya Spiritualized tampil di JRL tahun ini dan dengarkan album terbaru mereka, ‘Sweet Heart Sweet Light’. Ini adalah album terbaik mereka sejak the defining ‘Ladies and Gentlemen We Are Floating In Space’. Tak banyak perubahan di sini, Jason Pierce dengan gospel rock n’ roll-nya, dan lirik-lirik tentang Jesus, api, kebebasan, kematian, cewek bernama Jane dan Mary, pimps, fast cars, dan Tuhan. Spiritualized dengan genre yang telah diciptakannya sendiri, this album is uplifting. Hey Jane, Little Girl, So Long You Pretty Thing

PLAY THIS:

067


068 HOT CHIP MUNGKIN LEBIH DEWASA DAN BIJAK, BUT THEY STILL KNOW HOW TO PARTY. TEKS: REBECCA WILLA DAVIS. FOTOGRAFI: VIKTOR VAUTHIER


DARI KIRI: alexis taylor, felix martin, owen clarke, al doyle and joe goddard. grooming: teiji utsumi


Malam itu bukan hanya cuaca musim semi yang dingin dan berangin, tapi Senin malam yang dingin dan berangin, dan jalanan downtown Manhattan terlihat sepi. Banyak alasan untuk tidak keluar rumah, tapi tidak bagi para stylish crowd yang meramaikan lantai basement di Tribeca Grand Hotel. Ngga peduli besok masih Selasa pagi, they’re going to dance, dan duo Hot Chip, Alexis Taylor dan Joe Goddard sedang di balik decks, memutar bits and pieces dari album baru mereka, membuat orang-orang tersebut stay sampai larut. eksis. ‘Ada banyak konflik dalam lagu-lagunya, mencari sesuatu yang menyenangkan saat kenyataannya tak semenyenangkan itu,” jelas Taylor, juga multi-instrumentalis dan vokalis Hot Chip. “Lagu ‘Now There is Nothing’ dan ‘How Do You Do’, bagi saya, adalah tentang menemukan arti hidup.” Suatu pertanyaan, dan sound, yang belum bisa diatasi beberapa tahun lalu. Hot Chip tahu, karena mereka mencoba. “Saat pertama kali ketemu James [Murphy] dan Tim [Goldsworthy] dari DFA, kita memiliki ide untuk meng-capture yang kita lakukan live dalam album, dan kita memulai itu. Tapi hal itu sangat baru buat kita, apalagi kerja bareng produser dan engineers lain di studio mereka. Mengerjakan apa yang biasa kita lakukan sebagai band disitu, kita ngga bisa benarbenar melakukannya,” kata Taylor. Waktu juga yang membuat Hot Chip berevolusi dalam industri. ‘Flutes’ dirilis musim semi ini, bukan dalam bentuk single 12”, tapi video lo-fi di YouTube karena seperti Goddard tekankan, “Kebanyak DJ sudah tidak travelling dengan plat-plat mereka lagi”. Multi-instrumentalis Al Doyle mengupdate Twitter Hot Chip, secara Tak pernah ada tekanan untuk rutin ngobrol membuat musik dari siapapun dengan fans dan selain kami sendiri-alexis taylor menawarkan spot guest lists untuk para followers. Mungkin pertanda kalau mereka mencoba salah satu dari kita ngga main, tapi memberi tidak ketinggalan zaman. “Saya merasa ide kreatif yang hebat. Artinya setiap orang kalau kami semakin tua,” Goddard menyadari. cukup santai dan berpikir kalau lagunya harus ‘Khususnya kalau kamu bikin dancey pop sebagus mungkin, bukan bersaing menjadi music, kamu terus menerus menemukan anak siapa yang memberi paling banyak [input],” 17 tahun yang canggih dengan MPC-nya.” ujar Goddard, multi-instrumentalis yang juga Dengan mereka menyadari ini, bukan berarti mengisi vokal. “Bikin album ini rasanya mudah, Hot Chip ragu-ragu dengan misi mereka. “Tak kami menikmatinya, menikmati keberadaan satu sama lain, dan kami ngga terlalu kesulitan pernah ada tekanan untuk membuat musik dari siapapun selain kami sendiri,” jelas Taylor. menulis lagu bersama.” “Sepertinya kami telah bekerja dengan baik Kenyamanan tersebut terlihat di In dalam dunia insular kami, bikin album baru Our Heads, yang memiliki kedalaman dan kompleksitas sama dibanding rilis sebelumnya saat kita sudah siap membuatnya.” Goddard One Life Stand yang sukses itu, hanya dengan mengiyakan. “Saya rasa kalau kita benar-benar mau mencari orang baru, kita akan pilih Skrillex aliran hits yang lebih mantap. Lagu pembuka untuk memproduksi lagu kita. Pada dasarnya yang gila dan adiktif, ‘Motion Sickness’, sets kita melakukan apa yang kita suka, yang kita the tone. Diikuti lagu-lagu selanjutnya dari mau, dan semoga orang-orang tertarik.” So ‘Night and Day’ yang blippy sampai ‘Let Him Be Me’ dengan senandung a la Phil what’s next? Setelah berpikir sejenak, Taylor Collins. Bukan album yang ceria tepatnya, menjawab dengan senyum licik dan kedipan liriknya berputar soal realita punya anak atau penuh arti, “Kita akan bikin pewangi pria. Dan kehilangan orang tercinta, tapi album ini headphones, juga.” seperti merayakan fakta belaka bahwa kita

Setelah melihat scene, tak diragukan lagi kalau Hot Chip, lima orang Inggris yang menjembatani gap antara party-hungry electro fans dan penggemar setia indie-rock dengan hits seperti ‘Over and Over’ dan ‘Ready for the Floor’, masih happening. Kecuali, kalau kamu ngobrol dengan mereka langsung. “Kadang rasanya seperti seekor Dinosaurus,” kata Goddard sebelum gig sambil dudukduduk di restoran hotel yang terbuka. Kamu tidak bisa menyalahkan dia, 12 tahun adalah waktu yang lama di industri musik, khususnya industri musik abad 21. Sewaktu band ini terbentuk pada tahun 2000, Youtube belum ada. Napster baru buka dan Skrillex masih anak-anak. (Sejak itu, para anggota band telah mengerjakan banyak side projects, termasuk Goddard dengan duo house music terbarunya The 2 Bears dan Taylor dengan bandnya, About Group). Tapi dari cara mereka menyampaikannya, waktu merupakan hadiah bagi mereka. “Saya merasa waktu band ini mulai, ada ide dimana setiap orang harus main di setiap lagu dan stamp their mark. Padahal kita menikmati kalau ada lagu-lagu dimana

070

“Saya tidak melihat karir saya dengan sistem check list,” kata scene-stealer kelahiran Venezuela ini. Edgar Ramirez berujar, “Seperti, ‘dulu saya pernah berperan sebagai teroris, sekarang saya harus mendapat peran birokrat. Saya pernah menjadi dewa, sekarang saya harus jadi hamba’. Bagi saya, semuanya tentang apakah memang ada peran yang bagus di luar sana. Saya suka peran yang tegas.” Dia seperti meremehkan dirinya sendiri. Sejak mengawali debutnya di Hollywood sebagai lawan main Keira Knightley di Domino (2005), Edgar telah memainkan Carlos the Jackal dalam mini seri pemenang Golden Globe, Carlos. Di situ ia juga memenangkan César, penghargaan dari Prancis yang setara dengan Oscar. Ia juga menjadi pembunuh dalam The Bourne Ultimatum, seorang revolusioner di Che, dan menjadi dewa perang Ares dalam Wrath of the Titans, film 3D yang disutradarai Jonathan Liebesman. Peran terbarunya membutuhkan perubahan fisik yang drastis dan sebelumnya ia terbiasa dengan itu. Edgar pernah menaikkan berat badan 12 kilogram untuk memerankan Carlos di tahun-tahun terakhirnya. Untuk sekuel Clash of the Titans, Edgar dan pemeran lainnya seperti Sam Worthington, Liam Neeson, dan Ralph Fiennes kembali dengan gaya lawas Yunani. “Kami ingin membangun

god


badan seperti ksatria dengan senjata dan teknik berkelahi yang spesifik,” jelas laki-laki 35 tahun ini soal persiapan pertarungan dengan pedang. “Kami ingin membuat filmnya kuat dan ‘kasar’ dan kami ingin tubuh kami terlihat mendukung itu.” Di balik kesan maco itu, Edgar juga merasa bahwa Ares adalah karakter yang sulit. “Sepanjang filmnya, ia menderita karena penolakan ayahnya. Ia tidak merasa ayahnya mendukungnya,” katanya. “Saya bisa merasakan sensitivitas itu.” Edgar menemukan bahwa keterlibatannya dalam film fantasi pertamanya itu menantang. “Saya harus merefleksikan bagaimana dewa itu berbicara dan bagaimana ia bergerak,” jelasnya. “Kekerasan dan agresi adalah respon dari respon dari ketakutan.” Jelas, kekerasan adalah sesuatu yang

melekat dalam diri manusia,” lanjutnya. “Secara genetik, kita diprogram untuk merasa takut dan butuh cinta, dan kebutuhan akan cinta dan semakin besarnya ketakutan itu lantas ditransformasikan dalam bentuk kekerasan.” Bisa jadi Edgar terpengaruh oleh peran kelam, tapi ia segera menepis rumor yang sedang beredar, bahwa ia ia akan memerankan Khan dalam film Star Trek selan-

jutnya. “Banyak elemen yang tidak selaras,” katanya sambil mengangkat bahu. Ia juga memilih tetap bungkam soal kemungkinan untuk peran Pablo Escobar di biopik bandar narkoba dari Kolumbia itu. Lahir di keluarga militer, Edgar dan saudarinya berkeliling dunia dan hidup di mana-mana dari Austria ke Meksiko, Kanada ke Kolumbia, dan belajar lima bahasa sekaligus. “Saya

selalu ingin tahu soal tempat yang akan saya kunjungi,” katanya. “Jika kami berhenti di satu tempat dalam waktu yang lumayan lama, saya mungkin bosan.” Ia belajar jurnalistik di Venezuela dan awalnya berencana menjadi diplomat. Setelah menolak peran dalam film berbahasa asing kelas Oscar Amores Perros karena masih kuliah, ia sadar bahwa hatinya ada pada hobinya, bukan dalam profesi yang terkait dengan studinya. Ia cepat mengganti jalur karirnya. Keputusan itu belum disesalinya. “Berkesempatan untuk terbang dan memukul tanah dengan tangan saya sehingga memicu gempa dalam Wrath of The Titans?” sebutnya. “Atau bisa mencium perempuan-perempuan cantik, berperan besar dalam terorisme internasional, punya groupies dan pesawat, dan ikut tur dalam 30 tahun seperti yang saya lakukan dalam Carlos? Luar biasa.”

stylist: arianne turney, grooming: erica sauer dari exclusive artists memakai dior homme. sweater oleh denim & supply ralph lauren, t-shirt oleh splendid mills.

complex Tidak asing dengan peran-peran kuat, Edgar Ramirez menjadi dewa perang dalam Wrath of The Titans. Teks: Leonie Cooper. Fotografi: Clarke Tolton.

071


the perfect score Rock ‘n rollers ibukota berdifusi ke alam Rooftop Sound, sebuah proyek scoring film dan gelaran musik akbar. Teks: sandi eko. fotografi : rude billy

Baru saja beberapa menit kami berbincang, hujan tiba-tiba turun dan memaksa kami untuk berpindah tempat ke ruang tengah. Padahal taman kecil di bagian belakang markas Rooftop Sound yang berlokasi di sekitar Jalan Wijaya, Jakarta Selatan itu cukup nyaman dengan udara segar yang bebas berkeliaran. Ketika itu tim NYLONguys disambut oleh Aghi Narottama (Music Director), Bemby Gusti (Music Director), Tony Dwi Setiaji (Producer), dan Aba (Sound Engineer), yang entah apa sebabnya saat itu keempat musisi muda tersebut kompak memakai pakaian serba hitam. “Gue sama Bemby dari jaman ngeband dulu emang udah suka sama musik scoring. Mulainya dari musik-musik klasik, terus ke musik-musik film, lagipula dari SMP kami memang suka dengerin musik macem-macem barengan” Aghi mengenang.

072

Pertemanannya dengan Bemby yang berujung langgeng dan berakibat pada kesamaan visi dalam berkarya telah mengantarkan mereka pada kesimpulan untuk mendirikan Rooftop Sound. “Gue dikenalin ke Mondo oleh Awan Garnida dan ternyata kami bertiga seleranya sama” ungkap cowok yang lebih dulu dikenal sebagai salah satu personil band Ape on the Roof dan LAIN itu. Melalui film komedi tentang cowok pengantar roll film karya Joko Anwar, Janji Joni, kawanan Rooftop Sound termasuk Ramondo Gascaro kemudian mengawali pijakan pertama mereka di dunia scoring film. “Awalnya memang iklan dulu. Terus kebetulan pas ngerjain Janji Joni, David Tarigan dari Aksara Records menghubungkan anak-anak sama Teh Nia (Nia Dinata –red) dan dia juga yang ngajak kami. Dari situlah mulai tersebar informasinya” katanya menambahkan. Alhasil, hingga kini Rooftop Sound telah menggarap puluhan jingle iklan, scoring film dari berbagai genre, termasuk yang terakhir thriller sarat tekateki, Modus Anomali. Konser ulangtahun Slank ke-28 yang digelar dengan konsep rock-orchestra menambah signatures mereka, menyusul teater musikal Onrop! di tahun 2010 yang juga sukses besar. Walau sering menggarap backsound musik sederet film-film papan atas, mereka mengaku tak memiliki pattern yang kaku dalam menyusun komposisi

musik yang tengah dikerjakan. Karena buat mereka, saat mengerjakan sebuah proses kreatif, pada akhirnya teori bisa saja dipatahkan oleh niat itu sendiri. “Kalau memang niat memaksimalkan suatu karya, sebenarnya apapun bisa saja. Karena menurut gue pada akhirnya terlalu banyak teori malah bikin lo mandek sendiri” lontar Bemby. “Misalnya, ketika lo berpikir belajar gitar itu teorinya harus begini, harus begitu dan malah bikin lo nggak berbuat apa-apa, itu yang bahaya. Liat aja Kurt Cobain, genjrang-genjreng tapi banyak yang suka!” ujarnya sambil meniru gaya bermain gitar Cobain yang terkesan less of skills. “Scoring itu 60 percent about the story and 40 percent is about the composer. Kalau kami nggak punya style, ya nggak ada signature-nya. Jadi sama aja kayak scoring sinetron yang sebatas mementingkan sisi ‘seru’nya. Sedangkan kalau scoring film, sisi artistik komposernya tentu harus keluar” Aghi menimpali. Apabila selera Aghi terbentuk sejak menonton film The Goonies dan kesukaannya terhadap James Newton Howard, lain dengan Bemby Gusti yang maniak scoring film animasi dan video game. Ia memang keranjingan video game-scoring, terutama karya Nobuo Uematsu. “Kalau lo sampai suka game scoring, gila sih! Terus kalau komposer animasi gue suka banget Taku Iwasaki” tambahnya bersemangat. “Gue pengen banget ngerjain proyek game kolosal. Sayangnya belum dipertemukan jalannya” ujar Bemby penuh harap.


Listen Up: TEKS: Tim Laksmana

FIONA APPLE

FLIGHT RISK

JUSTIN MARTIN, PENDIRI DIRTYBIRD RECORDS DAN SALAH SATU PRODUSER ELECTRONIC MUSIC PALING FORWARD-THINKING, LAGI-LAGI BIKIN PERUBAHAN LEWAT ALBUM BARUNYA, GHETTOS & GARDENS. TEKS: LOUISE BRAILEY. FOTOGRAFI: MATTHEW SCOTT.

Sulit untuk menemukan orang sebaik Justin Martin di dunia dance music. Seorang profesional kompeten yang telah merilis musik house berorientasi bass dalam era yang lebih baik dari sebuah dekade, terutama lewat labelnya di San Francisco, Dirtybird, kamu mendapat kesan bahwa ia seseorang yang masih tak percaya kalau ia hidup dari sesuatu yang ia cintai. “Musik kurang lebih adalah hidup saya,” katanya lewat telepon dari San Francisco, dimana ia menikmati saat santai yang sangat dibutuhkannya. “Musik adalah hal yang menghindarkan saya dari bahaya, menahan saya di sekolah. Itulah passion saya, saya ngga akan kemana-mana tanpa musik.” Cukup mengherankan bagi seorang produser yang 12-inch pertamanya, ‘The Sad Piano’, dirilis (label) Buzzin’ Fly pada tahun 2003, baru mulai bikin album pertama. Sebuah langkah radikal dari semua yang pernah ia buat, Ghettos & Gardens melihat Martin bereksperimen dengan style baru, bebas dari ‘aturan-aturan’ dancefloors. Tentunya masih tak jauh-jauh dari bassline ‘kasar’ dan menghentak atau a killer hook, tapi ada kedalaman dari sebuah album disitu, arus berkilau nan melodis yang berbicara tentang momen-momen matahari terbenam saat bayangan masih panjang, dan sebuah party yang masih lama berakhir. “Ini,” dia bilang, “adalah tantangan terbesar: membuat album yang bisa didengar dari awal sampai selesai, dibanding ngumpulin 10 lagu dance dan bilang, “Ini album saya.” Dari bass drop yang bikin pening dari lagu pembuka sampai yang deep dan low-slung ‘Don’t Go’ hasil kolaborasi dengan PillowTalk dan Ardalan, Ghettos & Gardens melihat Martin mengumpulkan elemen-elemen yang berlawanan dan membiarkan sparks-nya ‘melayang’. “Konsep keseluruhannya muncul setelah saya bertengkar dengan pacar saya. Saya membeli 40 botol malt liquor untuk menghilangkan kesedihan saya. Dia lalu membawa bunga untuk minta maaf, kita ngga punya vas jadi meletakkan bunganya dalam botol-botol liquor itu. I was like, It represents my sound! This nasty ghetto thing dengan sesuatu indah yang muncul darinya.” Pastinya, tak heran bahwa debutnya harus hadir dalam bentuk terbaik. Martin pernah main

saxophone di sebuah band jazz waktu remaja dan tumbuh dikelilingi oleh musik non-stop. Seleranya lalu meluas ke drum ‘n’ bass, dia mulai mengoleksi plat dari godfather seperti LTJ Bukem dan Goldie (dalam debutnya Martin me-remix lagu ‘Kemistry’ dari album Timeless), dan menjadi fasih dalam bahasa bass music. Kepindahannya ke San Francisco 13 tahun lalu memberinya kesempatan mengekspresikan his low-end sensibility ke dalam scene musik house yang berkembang dan menyempurnakan suatu pendekatan genre-blind yang konon menjadi manifesto Dirtybird. Dibuat tahun 2005 bareng Claude VonStroke, label ini berkembang menjadi sebuah tempat untuk scene house di San Francisco, melebarkan para pendengarnya secara internasional. “Kami selalu bilang mau bikin musik yang ‘mengaburkan’ batas antar genre dan ngga mengambilnya terlalu serius,” katanya, menganggapi sukses besarnya Dirtybird dengan rendah hati, “Dengan mengatakan itu, kami sangat serius dalam musik.” Sekarang ini, Martin kemungkinan terbang keliling dunia, main dua atau tiga gig setiap weekend, atau main di bar dan party-party DIY di Bay Area. Jadi, apakah antusiasme mulai berkurang? Tak sedikit pun. “I love it even more,” katanya. “Saya tetap mengambil energi ini, semakin saya melihat musik saya menggerakkan orang, semakin besar audience dan semakin mereka excited, semakin itu menginspirasi saya untuk tetap melakukannya.”

NEW YORK CITY, USA Apa judul album terpanjang yang pernah dibuat? Album terbaru Fiona Apple jawabannya. Ini adalah album pertamanya setelah tujuh tahun. Yang berubah adalah judulnya yang memang sangat amat panjang, tapi ciri khas songwriting-nya yang tajam dengan lirik penuh perumpamaan tetap tidak banyak berubah. Wanita kelahiran 3 September 1977 yang hidupnya cukup keras ini sempat menciptakan hits seperti ‘Shadowboxer’ dan remake dari The Beatles – ‘Across the Universe’. Dia juga pernah meraih Grammy untuk kategori ‘Best Female Rock Vocal Performance’ untuk lagu ‘Criminal’ pada tahun 1988. Di album barunya ini, musiknya lebih dikonstruksi secara detail dan hati-hati, dengan mempertahankan cara old-school yang menjadi karakternya. Mau tahu judul albumnya yang panjang itu? “The Idler Wheel Is Wiser Than the Driver of the Screw and Whipping Cords Will Serve You More Than Ropes Will Ever Do”. Take that, tounge-twisters! PLAY THIS:

Every Single Night.

SEBASTIAN TELLIER

PARIS, FRANCE Sejak bikin ‘La Ritournelle’ yang timeless itu, orangorang menganggap Sebastian Tellier musisi jenius dan membandingkannnya dengan Serge Gainsbourg, musisi legendaris Prancis. Album perdananya, ‘Sexuality’, diproduseri oleh Guy-Manuel de Homem-Christo, personil Daft Punk. Musiknya? Dari lounge, easy listening, sampai dance pop, Sebastian Tellier bikin semuanya. Album keempatnya, ‘My God Is Blue’ masih berkutat seputar dance dan pop, dengan sound-sound strings disco yang membuatnya fun and dreamy at the same time. There are hints of Scott Walker, Lindstrom, atau Pink Floyd, tapi yang pasti, this album is quality! Russian Attractions, Cochon Ville (Brodinski remix), Yes It’s Possible

PLAY THIS:


DARI KIRI: david prowse dan brian king

road runners

JAPANDROIDS MERILIS ALBUM SUPAYA MEREKA BISA TUR LAGI. APAPUN ALASANNYA, IT SOUNDS GREAT. TEKS: JENNIFER CROLL. FOTOGRAFI: EVAAN KHERAJ.

Kami sudah minum dua gelas bir dan segelas wiski sewaktu duo Japandroids menyerah untuk sepenuhnya meladeni wawancara dan malah dengerin musik yang lagi diputar di PA. “Ini lagu barunya Spiritualized?” tanya Brian King, vokalis-gitaris kurus yang doyan ngobrol. “Ya. Lagunya keren!” jawab David Prowse, drummer berpembawaan santai tapi sinis. Sepanjang obrolan di sebuah bar dekat tempat mereka latihan di Vancouver, Kanada, pembicaraan kami berbelok dari mulai musik, film sampai kucing, tapi pada akhirnya berujung pada topik yang sama: touring. Merupakan tiga tahun terakhir yang gila bagi Japandroids sejak merilis PostNothing, album perdana mereka berisi musik lo-fi dan high-energy garage rock. Tak lama setelah dirilis, King masuk rumah sakit karena penyakit maag yang bisa saja membunuhnya

074

(“Dia nggak ‘lewat’, so thumbs up,” cerita Prowse). Lalu, sementara King memulihkan diri, review 8.3 dari Pitchfork (yang menyerukan albumnya “as fun as ill-gotten six-pack”) menyelamatkan band ini dari jurang kebubaran dan mengembalikan ke dalam tur yang antusias dan tanpa lelah. “Hidup kami berubah cukup dramatis dari dua orang yang suka menenggak bir dan membuat album dalam tiga hari,” kata Prowse. Kami punya lebih pengalaman disitu dibanding bisa bikin album,” setuju King. Sesuai ekspektasi, banyak pengalaman hidup tersebut dituangkan dalam album baru mereka, Celebration Rock. Albumnya lebih ‘tight’ dan terpoles dibanding rilis sebelumnya (‘Kami punya lebih waktu untuk mengambil ulang dan nge-mix lagu-lagunya,” kata King), tapi tetap dipenuhi musik yang dalam. Lagu-lagu ‘minum-sampai-pagi’, ‘nyanyi-sampai-serak’ yang disukai crowd sampai berkeringat dan meninju keatas. Perubahan terbesar di Celebration Rock yaitu jumlah lirik yang lebih banyak. “Brian lebih percaya diri sekarang, dia lebih mau menulis,” kata Prowse. “Baru

pada saat tur kamu bisa melihat dampak dari kata-kata yang kamu tulis… Itu pastinya memberimu kepercayaan diri,” King mengiyakan. “Terkadang kamu ngga bisa mengucapkan hal-hal tersebut dalam beberapa baris. Kadang kamu harus menulis cerita, daripada bikin semacam slogan.” King ter-influence oleh Jeffrey Lee Pierce dari The Gun Club dan Paul Westberg dari The Replacements. “Mereka cukup berani dalam mengekspresikan pengalaman mereka.” Dan jadinya Celebration Rock berisi lagu-lagu emosional tentang perjalanan di tur, perempuan, menjadi dewasa… dan minum-minum. “Well, kamu harus menulis yang kamu tahu, atau orangorang ngga akan percaya,” ujarnya. “Kalau saya menulis sebuah lagu dance, seperti, [sambil nyanyi a la disco] ‘Get on the dance floor, get your body on the dance floor’, Prowse tertawa terbahak, “Mereka akan bilang: ‘Who the hell is this guy to sing that?’” Setelah albumnya rampung, King dan Prowse terlihat lega telah keluar dari studio untuk kembali ke tempat dimana mereka paling bahagia: panggung. “Bikin album hanyalah formalitas,” menurut King. “Kamu harus punya album baru untuk melakukan tur dan manggung, dan itu yang kami inginkan. Mengerjakan albumnya …” Prowse menginterupsi: “Bukan bagian yang menyenangkan.”


FINDING JOYLAND

Joyland, sebuah festival musik dualconcept dengan performances like you’ve never seen before. Teks: sandi eko. fotografi : M. ASRANUR & AGUNG HARIMURTI

Bila Bandung punya Pure Saturday maka Jakarta punya Efek Rumah Kaca, namun pertemuan keduanya terjadi di dua hari terpisah, 16-17 Juni 2012. Pure Saturday sukses sebagai penutup di hari pertama sedangkan Efek Rumah Kaca berhasil membius penonton Joyland pada hari berikutnya. Lagu yang diputar oleh sang operator sebagai perpisahan yang menutup gelaran konser musik dua hari di taman Stadion Renang Senayan, Jakarta itu No Surprises milik Radiohead. Senada, karena toh bukan sebuah kejutan bila akhirnya festival Joyland menularkan kebahagiaan kepada semua yang hadir. Pure Saturday dan Efek Rumah Kaca hanyalah dua dari keseluruhan artis yang meramaikan dua buah panggung– Pohon Stage untuk musisi dengan konsep musik elektrik dan Sulur-sulur Stage untuk para artis dengan konsep unplugged–yang disediakan oleh G Production sebagai pelaksana acara. Di hari pertama misalnya, bagaimana keseruan duo kakak beradik Experience Brothers dalam mengusung classic rock-tunes ke atas Pohon Stage. Swimming Elephant bermain sebelum Luky Annash yang bertugas di panggung satunya. “Cara ketawa Rhoma Irama membuat saya ingin membawakan lagu berikut!” Luky sebelum menggarap Disturbia. Ungkapan yang bernyali, padahal ia hanya ditemani dua keyboard kesayangan di atas panggung. Menyusul pujiannya terhadap Radiohead, ia

kemudian memainkan cover version dari Street Spirit (Fade Out) minus bait terakhir. L’Alphalpha bermain apik disusul Polyester Embassy, kuintet asal Bandung yang tampil komplit dengan lengkingan gitar dan distorsi campur aduk dengan emosi pada lirik mereka. Beberapa hits seperti Fake Faker, Later On, dan Polypanic Room tak luput bergema di malam pertama Joyland. Selanjutnya adalah BRNDLS yang tampir gahar. Pure Saturday menyajikan setlist yang kebilang langka. Sebut saja Gala, Sajak Melawan Waktu, dan Tutur Gelap yang jarang dibawakan secara live namun turut mereka garap malam itu. Aksi penutup yang panjang karena mereka sempat pamit berkali-kali namun berhasil ditahan berkat request penonton. Tingkat disiplin panitia dan para pengisi acara layak mendapat acungan jempol di acara ini, terbukti dari minimnya waktu yang terbuang di tiap jeda penampilan. Keesokannya, scene music indie kita kedatangan tamu kehormatan, Pak Raden tampil melakukan story telling setelah penampilan grup psikadelis, Backwood Sun. “Kami jauh dari Bali membawa cinta malam ini”, seru Dadang vokalis Dialog

Dini Hari menyapa penonton sekitar pukul 18:00 WIB. Beranda Taman Hati dan Renovasi Otak mendampingi beberapa lagu lain yang dibawakan. Zeke Khaseli, Anda Perdana, White Shoes and the Couples Company, dan duo segar asal Yogyakarta, Stars and Rabbit pun tampil memukau. Terakhir adalah giliran Efek Rumah Kaca yang menjadi magnet di stage elektrik. Bisa dibilang Joyland adalah memorable event. Kapan lagi melihat Efek Rumah Kaca tampil dengan formasi enam orang termasuk pemain terompert dan gitaris tambahan? Belum lagi Di Udara, Jangan Bakar Buku, Menjadi Indonesia, Banyak Asap Di sana, Melankolia yang mereka aransemen ulang malam itu. Walaupun menurut ERK jatuh cinta itu biasa saja, tapi siapapun dijamin sepakat bahwa Joyland adalah event yang luar biasa. Bring Joyland back on 2013!

075


20/20 visi behind the scene

Everlasting must-see movies dari dua sutradara cult TEKS: sandi eko. ilustrasi: natisa jones.

Sebelum dikenal dunia lewat film, TVC, dan klip musik artsy langganan para musisi dan band sekelas Bjork, Foo Fighters, Radiohead, sampai seniman eksentrik serbabisa, Beck Hansen, nama Michel Gondry (49) sempat singgah di singgasana drum set sebuah band pop asal Prancis bernama Oui Oui. Ya, Michel Gondry dulunya adalah seorang drummer. Oui Oui juga mengawali langkah Gondry di dunia film-making dengan menggarap dua video musik untuk band-nya tersebut. Di lagu Ma Maison, karakter visual yang dicurahkan Gondry akhirnya terpatri. Bila berbicara mengenai klip musik, tentu kita ingat bagaimana Gondry menerapkan karakter absurd-nya guna mendukung lagu yang diwakili pada Everlong (Foo Fighters), Army of Me & Hyperballad (Bjork), Knives Out! (Radiohead) dan puluhan klip lainnya. Tentu saja, film-film berikut ini juga selain menerima banyak penghargaan seperti karya video garapannya yang lain, berpotensi besar memuntahkan kekaguman. michel gondry

EMPAT FILM PILIHAN KARYA MICHEL GONDRY, tidak Berdasarkan urutan tertentu

Eternal Sunshine of the Spotless Mind Mungkin ini pertama kalinya dunia menyaksikan Jim Carrey berakting tidak seperti pada film-film sebelumnya, dengan sedikit sekali unsur komedi. Gondry menyajikan alur yang melompat-lompat, maju-mundur, dan dikemas dengan visual mengagumkan. Joel (Jim Carrey) tak ingin menyudahi hubungan dengan Clementine (Kate Winslate). Selain pada alur yang tidak linear serta sinematografi yang kelewat tinggi batas handalnya, film ini banyak menyelipkan quotations yang setidaknya bisa membuat kamu berfikir mengenai hidup dan ingatan.

076

Tokyo! Michel Gondry menggarap satu segmen dari film ini, berkolaborasi dengan sutradara Bong Joon-ho (Korea Selatan) dan Leos Carax (Prancis). Interior Design milik Gondry menjadi segmen pembuka Tokyo! Mengisahkan pasangan muda, Hiroko (Ayako Fujitani) dan Akira (Ryo Kase). Mencapai klimaksnya ketika Akira ditinggal oleh Hiroko yang harus merintis karir di dunia film. Tokyo! cukup absurd dan penuh metafora, terutama ketika tubuh Akira perlahan berubah menjadi kursi kayu. Like other Gondry’s, you’re gonna find visual excitement in this movie.

The Science of Sleep Absurd dan artsy adalah dua kata yang tepat dalam mewakili film fantasy yang bercerita tentang problematika seorang cowok yang kerap terjebak dalam membedakan antara alam mimpi dan realita. Setelah kedua orangtuanya bercerai–sang Ayah kemudian meninggal, Stéphane Miroux (Gael García Bernal) kerap terbawa kembali ke masa kecilnya. Salah satu scene menampilkan tangan Stéphane membesar diakui terinspirasi dari mimpi yang dialami Michel Gondry, sewaktu kecil. So, masih ingat video klip Everlong dari Foo Fighters?

Be Kind Rewind Walaupun dasarnya komedi, tapi sebenarnya elemen utamanya ini adalah drama seputar pertemanan keduanya dengan seorang pemilik toko kaset video, Fletcher (Danny Glover). Masalah dimulai saat Jerry (Jack Black) mengalami kecelakaan yang menimbulkan daya magnetis pada tubuhnya dan mengakibatkan terhapusnya film-film yang ada di toko. Jerry dan Mike kemudian me-remake film-film itu dengan gaya mereka. Dipastikan kamu tak akan lagi melihat Ghostbusters, Carrie, King Kong, dan MIB gara-gara ulah mereka.


onaries berkarakter khas, Michel Gondry dan Gaspar Noe. Check ‘em out!

Gaspar Noe (48), merupakan sutradara kontoversial kelahiran Buenos Aires, Argentina. Namanya sempat santer berkat karya-karya fenomenal penuai kritik. Melalui sebuah situs berita terkemuka, Noe sempat menyatakan bahwa selama proses penggarapan film Enter the Void dirinya benar-benar telah terbawa ke level stress yang cukup tinggi, karena saking letihnya hal itu menimbulkan halusinasi visual seharian. Tapi itu justru berbuah baik, karena menurut saya, terlepas dari sisi sensasionalnya, Enter the Void adalah signatures mengagumkan oleh sutradara berkepala plontos ini. Apabila kalian sempat menyaksikan karyakaryanya, akan terbukti bahwa ia jelas sangat terpengaruh oleh “racun” Stanley Kubrick dan satu film Austria klasik garapan Gerald Kargl, Angst (1983), just like what he once said. gasper noe

EMPAT FILM PILIHAN KARYA gasper noe, tidak Berdasarkan urutan tertentu

Irreversible Sesuai judul, salah satu ketertarikan utama saya terhadap film ini adalah karena alur mundurnya. Saat alur mundur dikawinkan dengan cahaya visual yang suram, berarti ini waktunya bagi kamu sebagai moviegoers untuk menikmati film ini sambil menebaknebak scene apa yang akan muncul berikutnya. Get ready to hold your breath throughout the whole movie dan jangan terpaku pandangan yang sempit ketika kamu akan betul-betul menjaga pacarmu hanya bila ia secantik Monica Belucci.

Enter the Void Ini merupakan signature paling menohok yang pernah dilakukan oleh Gaspar Noe. Lingkup sex and drugs menjadi tema utama film yang dibalut dengan cahaya-cahaya neon rilisan tahun 2009 ini. Diawali dengan penggambaran beberapa scene dari mata sang tokoh utama, Oscar (Nathaniel Brown). Visual yang disajikan Gaspar Noe memang patut diacungi dua jempol dengan berbagai tehnik yang tidak biasa, contohnya ketika kamera sering mengambang seolah meng-capture dari langit setelah Oscar ditembak mati oleh polisi.

Carne Sebuah genre drama 40 menit yang bercerita tentang perjuangan seorang penjagal daging dalam mengurus putrinya yang mengidap auitisme. Sebagai single parent, menimbulkan rasa sayang yang terlalu dalam. Kepanikan timbul saat si anak perempuan mengalami menstruasi pertama, sang Ayah mengira putrinya telah diperkosa. Kecerobohannya ini mengantarkan sang Ayah (Phillipe Nahon) ke balik jeruji besi. Pesan saya, don’t watch this movie with your stomach fully-loaded!

I Stand Alone Ini merupakan sekuel dari Carne. Masih menggunakan tehnik visual yang hampir mirip dengan film pendahulunya, I Stand Alone melanjutkan kisah si penjagal daging saat berada di penjara hingga ia dibebaskan. Masih dimainkan oleh Phillipe Nahon sebagai tokoh utamanya. Dari keempat film ini dapat dikatakan bahwa Gaspar Noe selalu punya cara sendiri dalam menyajikan definisi crime-drama. So please, enjoy!

077


mbue dd aa ,,

berbahaya rio

dan

dewanto,

Ak t o r

MUDA, berani

berkarya

m e n j a d i B E D A . B ER B A H AYA k a r e n a

i a w a j i b d i p e r h i t u n g k a n . teks: Ein Halid

f o t o g r a f i : Rebellionik

Stylist

:

Patricia

Annash.

Assistant Stylist : Ayu Makeup Artist

direction:

Hendriani : Lisa

rezaindra

Fazaki

o.


Sw e a t e r

:

Y3


P AUS e Terdiam, reaksi saya sewaktu harus mewawancara aktor muda ini. Diawali ketika rapat tim redaksi NYLONguys dan menyiapkan cover untuk edisi movie. Sejak awal kita sepakat untuk menampilkan seorang aktor muda berbakat dan berhasil mencetak karya yang dihargai sekaligus dinikmati. Tahun ini, pilihan jatuh kepada Rio Dewanto. Well, saya terdiam karena saya berusaha mencari cerita dibalik sang aktor. Saya mengibaratkan ia seperti puzzle dengan beberapa bagian yang menghilang. Berusaha menyusun kembali sehingga berhasil menjadi bentuk yang utuh.

RE W IN D Kira-kira tiga tahun lalu perkenalan saya dengan Rio Dewanto, Dia datang untuk sebuah test photo. Pada saat itu mungkin impresi saya sama dengan beberapa editor lain. A reguler good looking guy. Sampai akhirnya beberapa bulan kemudian dia dinobatkan sebagai Bachelor of The Year. Surprised? Pasti. Dalam sekejap sdari sebuah test photo, lalu muncul sebagai cover majalah. Disini tidak ada yang bisa mengelak ‘star power’ yang ia miliki. Dan dari sini, secepat kilat kariernya melesat, and the rest is history. Tiga tahun pun berlalu dan saya layaknya orang awam yang menikmati kemunculannya di layar lebar. Ikut tertawa terbahak melihatnya berakting sebagai seorang gay bernama Okta di film Arisan 2. Terkagum dengan aktingnya sebagai seorang pelatih bola di Garuda di Dadaku 2 dan terhanyut dalam akting sebagai seorang psikopat di film Modus Anomali.

Jaket & celana Lee cooper

:


081

“Gue pengen tiap kali orang beli tiket untuk nonton film gue, mereka nggak ngeliat akting gue yang itu-itu saja.�

T r e n ch

Coat

:

He

By

Mango


B ET W EEN A C TION & C UT Di hari pemotretan, saya sengaja datang pagi dan menyempatkan untuk wawancara sebelum huruhara pemotretan berlangsung. Seperti biasanya di beberapa kali pertemuan saya dengannya, sengaja maupun tidak, Rio selalu menyapa duluan dan menanyakan kabar. Dan tidak ada yang berubah sedikitpun hingga saat ini dengan statusnya sebagai seorang aktor muda handal. Dan mungkin selayaknya teman yang jarang ngobrol, kita berusaha ‘catching up’ untuk beberapa hal. Senang rasanya, saat ia pun bersemangat menjadi cover NYLONguys di edisi film ini. Sambil ia merokok dan minum segelas kopi hitam, saya mulai ngobrol dengan aktor yang baru saja merampungkan beberapa judul film sampai akhir tahun nanti. Modus Anomali, Garuda Di Dadaku 2, Hello Goodbye dan Mursala. “Dua diantaranya belum rilis”, ujar Rio. Di film Arisan 2 dan Modus Anomali, dua peran yang sangat kontras berhasil ia hidupkan karakternya. A show stopper performances. “Di setiap film gue melakukan pendalaman dan mengamati orang-orang sekitar, yang terpenting adalah konsisten saat berakting. Peran Okta tadinya bukan untuk gue, gue harus berjuang juga untuk menyakinkan Nia Dinata,” ujarnya sambil menghisap rokok. Modus Anomali sebuah film thriller kembali menguji akting Rio yang saat itu berperan sebagai

psikopat. Film yang digarap oleh Joko Anwar dan berhasil mendapatkan penghargaan di Buncheon Award. Akting yang begitu intens. “Bahkan untuk mendapat film ini, gue harus mencari tahu sendiri, dan minta untuk di-casting langsung. Saat menerima peran tersebut, gue dipanggil Bang Joko, masuk di sebuah ruangan untuk membaca script. Awalnya dia bilang blakblakan, gue nggak bisa dapat peran ini karena banyak yang pakai bahasa Inggris. Kesal, tapi terntantang. Ternyata beberapa lama kemudian mereka bilang ke gue dapat sebagai pemeran utama. Gue senang banget. Walaupun saat penayangan agak jengah juga melihat 75% dari keseluruhan film berisi muka gue semua.” Apa yang lo rasakan saat semua film ini tayang dan melihat reaksi orang? “Gue sendiri nggak pernah memprediksikan semua reaksi orang, tapi selama ini karena gue milih film selalu berbeda-beda jadi senang saja membuat penonton kaget. Gue pengen tiap kali orang usaha beli tiket untuk menonton film gue, nggak ngeliat akting gue yang itu-itu saja.” Film apa sih yang paling membuat lo semakin terkenal seketika? “Mungkin Arisan 2 dan Garuda Di Dadaku 2, karena yang nonton banyak banget. Tapi sebenarnya sampai hari ini orang lebih kenal gue sebagai aktor film FTV.” Yah, mungkin banyak yang tidak tahu bahwa seorang Rio Dewanto adalah lulusan aktor FTV. 30 FTV pernah ia lakoni, dari Pulang Malu

Nggak Pulang Rindu, Rocker Pulang Kampung, dan Cinta Datang Saat Kamu Tidur. Ini yang menempa kemampuan beraktingnya. Mulai tahun 2008 ia merambah mencoba layar lebar dan mengambil peran figuran. Seperti di film Pintu Terlarang, lalu baru mendapat peran utama di film Hanung Bramantyo dengan judul Tanda Tanya. Film bagus dan sutradara ternama, sudah pernah bekerjasama dengan Rio, seperti Joko Anwar, Hanung Bramantyo, Nia Dinata dan Rudy Soedjarwo. “Gue cukup beruntung pernah diajak kerjasama dengan mereka, banyak pengalaman yang gue dapat. Bang Joko termasuk yang paling ‘galak’, dia akan spontan mengkritik tentang akting hingga pilihan film, hal seperti ini justru yang berharga.” Jadi siapa sutradara yang pengen lo ajak kerjasama? “Yang pasti Riri Riza dan Garin, mereka jarang buat film, paling setahun sekali, jadi suatu saat gue mau coba.” Sejauh ini berdasarkan pengalaman lo, gimana rasanya kerja bareng mereka? “Sejauh ini setiap sutradara memiliki kekuatan dari genre mereka masing-masing, ada yang terbuka dengan pendapat dan ada juga yang sangat kuat dengan visinya. Sejauh ini kalo gue boleh kasih saran, gue pengen proses persiapan lebih terencana dan detail. Ini hal positif yang gue lihat dari Gareth Evans, melihat persiapan produksi The Raid yang benar-benar terencana frame by frame.

“Gue terobsesi melihat transformasi sang aktor, seperti melihat orang berakting sampai cara dia buka mulut dan berjalan.”

082


tshirt

:

william rust @ denim destination celana : he by mango sepatu : adidas originals kacamata : giorgio armani @ optik melawai


AT T H E M OVIE Sebagai seorang aktor, pernah nggak sih menikmati sebuah film selayaknya orang awam? “Bisa tapi tergantung, gue bisa menikmati film yang menceritakan biografi, kaya film Nicholas Saputra di GIE dan Meryl Streep di Iron Lady. Gue terobsesi melihat transformasi sang aktor, seperti melihat orang berakting sampai cara dia buka mulut dan berjalan.” Aktor yang paling lo kagumi siapa? “Gue suka Tom Hardy yang pernah main Warriors, karena akting dan kepribadian dia. Dan satu lagi Meryl Streep yang bisa mengubah karakter dasarnya, lo nggak akan merasakan Meryl di dalam film yang dia mainkan. Sementara 12 Monkeys dan Inception adalah dua film yang menurut gue keren.” Bagaimana dengan sudut pandang lo tentang perfilman Indonesia? “Ambil contoh saja dari film The Raid, semua digarap dengan SDM yang hebat, tapi bedanya perfilman Indonesia ingin yang instant, dan mungkin harus lebih mengeksplorasi beberapa genre, biar variatif. Aktornya sendiri sudah semakin kuat dan semakin hebat,” ujar Rio. Apa pertimbangan lo dalam mengambil sebuah film? “Pertama, karakter dan jalan cerita yang kuat, kedua sutradaranya siapa, tapi gue nggak terlalu milih untuk memprioritaskan ini akan masuk festival apa nggak.”

NO W AN D T H EN Follow the yellow brick road, apakah lo nanti akan berada di balik layar? “Nggak, percaya atau tidak gue akan kembali cinta pertama gue, yaitu musik.” Ha? Musik? Apakah ini akibat mengisi soundtrack Arisan 2 dengan lagu hits Cinta Terlarang? “Mungkin orang nggak banyak tahu, gue itu berakting nggak sengaja, cuman dari dulu gue suka nyanyi dan nge-band,” ujar Rio dengan semangat. Siapa band favorit lo? “The Police dan Kings of Leon, gue suka alternatif rock dan band old school.” Jadi apa yang lo kerjakan dalam rangka masuk ke dunia musik? “Gue lagi ngumpulin materi, makanya nggak mau ngambil job main film dulu sampai akhir tahun. Gue beneran mau serius sih, tapi masih persiapan semuanya.” Hari nggak ngapai-ngapain sedunia lo itu apa? “Main Playstation dan pacaran, hahahaha.” Berapa hari lo betah nggak melakukan apapun? “Tiga hari sudah maksimal, sehabis itu bawaaanya pengen kerja lagi.”


P o l o Sh i r t : Ad i d a s Originals Sw e a t e r : F r e d P e r r y Celana : He By MangoSepatu : Fred Perry Kacamata : Giorgio A r m a n i @ Op t i k M e l a w a i


what you see is what you get

DIBALIK SEGALA SKANDAL DAN IMAGE KONTROVERSIAL TENTANG DIRINYA, RAHMA AZHARI MEMBIARKAN HIDUPNYA MENGALIR BAGAI AIR DAN TETAP MENJADI DIRINYA SENDIRI.

t e k s : t i mm y l STYLIST : AYU H EN D RIANI M A K E U P ARTIST : AL F INA NARANG f o t o g r a f i : r i o a l h a s y m i


087

kemeja: no’mi kalung: CS accessories


The Azhari Sisters

kini disebut-sebut sebagai The Kardashians versi Indonesia, apalagi kehidupan mereka yang tak pernah jauh dari gosip miring yang disorot publik dan menjadi sensasi. Rahma Azhari, whether she likes it or not, dianggap telah mengikuti jejak kedua kakaknya, dan telah berubah dari seorang model remaja menjadi sosok yang scandalous. Bagaimana reaksinya terhadap status bonafide sex symbol yang diidentikkan pada dirinya? The youngest of the Azhari’s siblings reveals the other side of her to NYLON GUYS.

088

Kamu terlihat kurusan ya sekarang. Iya, aku sempat lama kena penyakit radang usus. Beratku turun dari 53 jadi 43 sekarang, padahal dulu mau diet aja mati-matian. Ternyata kalau mau kurus itu gampang, makan hati aja. (tertawa) Jadi sebenarnya ini gara-gara I was dating a wrong person yang aku pikir aku cinta ternyata salah besar. Sempat ‘nge-batin’ selama dua tahun, tapi I’m getting better, moving on and happier now.

Dengar-dengar kamu habis bikin lagu untuk theme song-nya Chris John? Iya, aku baru selesai rekaman lagunya di Australia. Prosesnya agak buru-buru but it was fun. Sebenarnya project ini sudah lama banget dan awalnya aku ngga yakin bisa. Setelah dipaksa-paksa dan secara Chris John juara dunia, it was a pleasure for me to do that. (tertawa) Lagunya diputar waktu Chris John terakhir bertanding di Marina Bay Sands, Singapore. Bangga juga sih bisa dengar suara sendiri disitu dan didengar dunia.

Gimana awalnya cerita kamu terjun di dunia entertainment? Awalnya dari modelling, aku pertama kali jadi model iklan obat batuk dan produk anak-anak. Sehabis itu sempat vakum lama, dan pas SMP ketemu deh yang namanya mall, jadilah suka ngeceng bareng teman-teman. Ha ha ha… Gara-gara itu jadi sering ketemu orang yang nawarin casting. Sempat jadi cover di beberapa majalah, orang-orang suka nanya: “Kamu lucu ya, mirip-mirip Ayu sama Sarah Azhari…” Aku pura-pura ngga tahu aja, sebisa mungkin ngga usah ketahuan karena aku ngga mau dibilang ikut-ikutan. And then, aku mulai ikutan shooting sinetron, tapi itu juga tanpa kasih tahu last name. Suka dimarahin sama nyokap tapi aku bilang aja malu soalnya masa keluarga semuanya harus begitu. Sempat lama juga tuh ngga ketahuan sama orang-orang. Ha ha ha…

Setelah itu kamu sempat pindah ke New York ya? Iya, kabur kesana tepatnya. (tertawa) Sempat ambil sekolah fashion disana dan pas summer magang di sebuah butik di SoHo, buat belajar aja. Waktu itu kebanyakan mainnya sih, tapi pengalaman disana berkesan banget, apalagi sempat diajarin tentang fashion dari Calvin Klein, Nikki Hilton... Setelah beberapa tahun disana, aku balik ke Jakarta. Waktu itu udah mulai setinggi Sarah dan mulai sering pergi-pergi dan clubbing bareng dia. Akhirnya diwawancara infotainment dan ketahuan lah kalau aku ternyata Azhari juga. Damn, padahal selama ini udah diusahain semaksimal mungkin biar ngga ketahuan. Ha ha ha…

Waktu disana ya mulai suka party? Iya, mumpung jauh dari orang tua. Ha ha ha… Nggak lah, paling kalau weekend aja karena kan tiap hari udah capek sekolah sama kerja.


cape cardigan: ASK tanktop: forever 21 celana: bershka


Bom seks? Apanya yang mau gue bom? Ha ha ha‌

cardigan & tanktop: (X)SML kalung: CS Accessories


t-shirt: vintage, celana: forever 21, suspender: milik stylist

hatinya. Banyak produser yang kejam, juga shitty pay yang didapat meski lo udah kerja rodi. Tapi pernah waktu di Bali, aku merasa seperti ‘disembah’ orangorang disana gara-gara film mini seri aku, ‘Angling Dharma’. Ngga ada yang tahu Rahma Azhari, mereka tahunya Galuh Parwati (nama karakter Rahma di filmnya). Orang-orang Bali excited banget dengan film itu dan di beberapa tempat, jalanan sampai kosong setiap filmnya tayang. Disitu aku merasa kalau ternyata ada orang-orang yang benar-benar appreciate apa yang aku lakukan.

Bagaimana tanggapan kamu tentang that sexy image yang orang-orang labelkan pada dirimu? Actually I hate when people calling me sexy! Terus terang aja, pas SMA waktu masih ‘rata’ aku udah disumpahin jadi bom seks. Eh, malah jadi kenyataan…Ha ha ha… Sebenarnya I don’t want that sexy image on me, apalagi yang seronok atau porno gitu. Bom seks? Apanya yang mau gue bom? Ha ha ha… Aku bisa jadi seksi dalam bentuk lain, kenapa itu yang jadi daya tarik?

Apa lagi yang orang-orang belum tahu dari seorang Rahma Azhari?

Kamu suka dengerin musik apa? Lagu-lagu old school, motown dan 60’s… Marvin Gaye, The Who, The Verve. Aku tergila-gila banget sama The Verve. Kamu tahu ngga kalau (lagu) ‘Drugs Don’t Work’ bukan tentang drugs? Richard Ashcroft nulis itu buat ayahnya waktu lagi sekarat kena kanker di rumah sakit. Waktu ayahku meninggal, aku relate banget dengan lagu ini.

Lebih seru modelling, nyanyi atau acting? Semuanya punya challenge masingmasing. Modelling bisa dibilang paling gampang but so far they’ve all been fun for me, that’s why I keep on doing them.

Kalau Ayu dan Sarah sekarang ngapain aja? Sarah lagi balik sekolah lagi di LA, kalau Ayu ngga ngerti deh, memperbanyak anak mungkin. (tertawa) We still love entertaining people though, whether it’s singing, or acting... Sarah aja yang lagi vakum.

Mereka suka kasih advice buat kamu ngga? Cari cowok yang bener! Ha ha ha…

Sejauh ini, apa yang menjadi highlight dari karirmu? Sebenarnya ini adalah pekerjaan yang amat gue benci dan banyak sakit

Mungkin di luar sana, beratnya adalah bom seks itu sudah menjadi semacam dirty image bagi aku. Cowok-cowok banyak yang menyalahartikan itu menjadi nafsu, sedangkan nafsu itu dosa. Aku ngga mau jadi dosa. In a way aku sedih juga sih karena ada bukti-bukti yang pernah menjadi skandal itu. Selain itu, aku juga dibilangnya sombong, galak dan gila party. Padahal aku ingin dikenal seperti dalam kehidupanku sehari-hari; I’m a mother, a lover, and a very responsible person.

Having been through highs and lows, apa yang menjadi filosofimu dalam menyikapi hidup? Aku membiarkan hidupku mengalir bagai air, and just being myself, ngga maksain untuk menjadi orang yang bukan aku.



Kemeja : Pot Meets Celana : Capital @ J a ck e t : P a r t VI @ S e p a t u : C K R Sh o e s L o k a s i : Im a g e r i e

Pop Orbis Noir

Asisten fotografi : tery amanda Makeup Artist : Alfina Narang

Teks : Jessica Hanafi fotografi : Andre Wiredja Stylist : Patricia Annash Asisten Stylist : Ayu Hendriani

093


P o l o Sh i r t : F r e d P e r r y Jaket : Pot Meets Pop Celana : Dr. Denim @ 707 Sepatu : Vans @ Noir , Kacamata : Super @ 707 L o k a s i : R o ck e t C o mp a n y


lex Abbad pernah dilabeli sebagai VJ MTV, aktor, penulis lirik lagu, konseptor, atau desainer. He truly breathes art. Dan berarti daftar itu akan terus berlanjut. Benar saja. “Gue punya studio di Tulungagung. Well, tadinya rumah tua sih.. di pinggir sawah. Gue ke sana naik kereta.. 12 jam. Gara-gara pindah ke sana lama, sekalian aja gue bawa kanvas. Gue ngelukis di kanvas dan karena kanvas habis.. gue ngelukis di batu alam. Pagi-pagi ngelihat matahari terbit, ada orang-orang bawa jerigen berisi es balok. Airnya dituang ke batu pada pukul 12-1 siang saat panas-panasnya. Batunya retak dengan bentuk yang pipih dan besar. Terserah mau lepas jadi bentuk yang gimana, you do not change its form,” ceritanya. “Terkadang, you need a getaway from thinking you are a robot.. and you need to charge yourself,” terang Alex yang tergabung dalam band neo-soul LeSmokey Section’s bersama tiga kawannya Adhe Bachtiar (Doolabile), Rudi Silfa (Leftlove), dan Firman Maulana (QuasiJazz) . Ia sendiri punya alias ‘Moskitone’ karena tidak berhenti buzzing kata-kata. “Ketika menulis di tempat lain, kita cenderung melihat problem dari luar. Kita beropini atau menulis cerita dari ‘luar’. Kalau di sini lagunya bisa lebih gelap. Because we’re the one who’s having it dan gue nggak bisa bohong,” terangnya soal inspirasi untuk konsep lagu. “Setiap hari, kami (personel LeSmokey Section’s) secara acak mencari lagu berbagai genre seperti dub atau reggae di Youtube yang jumlah views-nya sedikit, misalnya 37. Kalau ada yang seru bisa kami dengerin dan bawa terus.” Di tengah kesibukan LeSmokey Section’s yang sedang mastering album pertama (“Lebih ke soul yang futuristik”) sekaligus membuat remix yang rencananya akan dibuat plat vinyl, Alex sedang berupaya menaikkan berat badannya minimal 20 kilogram dalam tiga bulan sebelum produksi film keduanya bersama Gareth Evans setelah “Merantau”, yaitu “Berandal”-proyek sekuel “The Raid” ambisius. Alex kembali dipercaya memerankan karakter antagonis. Padahal, pertemuannya dengan sutradara film action Indonesia yang dibicarakan dunia itu hampir berakhir saat Gareth memutuskan tidak memberi peran pelaku trafficking perempuan

Johni pada Alex. “Gue minta Gareth untuk memberi gue sehari untuk casting. Dia setuju. Gue audisi tiga jam di depan cameraman dan berimprovisasi dari dua halaman skrip. Gue ngumpulin mood dengan mendengarkan lagu-lagu mafia zaman dulu, minum kopi, dan membayangkan jadi orang jahat. After a couple of shots, malamnya ditelepon dan diterima.” Untuk pribadi yang bisa melakukan apa saja yang ia mau, tidak ada gunanya menanyakan signature style Alex atau item apa yang biasanya ada di lemari bajunya karena ia berpakaian apa saja sesuai apa yang ia inginkan. “Kalau sekarang melihat barang yang disuka, gue udah bukan beli lagi. Gue desain sendiri jaket, celana, dan kemeja,” terangnya. Jas batik dengan gradasi oranye, hijau, biru, ungu yang dikenakannya saat pemotretan edisi April “Music Issue” NYLON Indonesia pun dibuat oleh para pebatik asal Tulungagung -anak buah kakek Alex yang dulunya memang pebatik. “Jadi kalau mau jahit baju, gue udah kayak anak sendiri.” Ia lantas menunjukkan kepada saya scarf gradasi merahungunya yang terbuat dari sutra dan selimut pink velvet yang ia bawa. Saat ditemui untuk wawancara ini, Alex yang cukup fasih berbicara Jawa logat Jawa Timur itu mengenakan jaket berukuran kecil (karena ukuran kain yang minim) yang ia desain sendiri dengan ukuran yang bisa dipakai perempuan. Motif kain renaissance itu dibelinya di Pasar Atum Surabaya. “Nggak adil saat

perempuan bisa bebas memakai semua item laki-laki tetapi sebaliknya laki-laki nggak bebas untuk itu,” protesnya sambil mengingat suatu kejadian saat ia masih VJ MTV. Alex yang seangkatan dengan VJ Jamie Aditya, Sarah Sechan, Mike Kasem ini menjelaskan, “Tahun 1997, gue pernah nantang Sarah (Sechan)dan bilang gue pake dress waktu menjadi MC sebuah acara di Jakarta. ‘Gue jadi bride, lo jadi groom’. Akhirnya gue beneran ngeMC pakai gaun. Temen-temen gue sampai udah nyerah ‘Terserah lo, deh’.” Alex lahir di Jakarta dan secara nomaden sempat merasakan hidup di Tulungagung, Semarang, Surabaya, Thailand. “Sampai akhirnya gue ‘stuck’ di Jakarta karena selama hidup gue nggak pernah stay di suatu tempat selama gue stay di Jakarta. Di sini ada temen-temen gue,” kata Alex yang sempat tidur di jalanan selama dua tahun di Blok M sekitar tahun 1996-an sebelum ditawari orang yang tersesat untuk audisi VJ MTV. Sempat membaca notes pribadi yang dibawanya kemana-mana (berisi cerita, nomor telepon, lirik lagu, tulisan, kata sambutan sebelum LeSmokey jamming, hingga ilustrasi saat ia berada dikantor polisi kehilangan barang berharga), saya yakin ia artist yang melankolis, punya presisi dan kreativitas yang tinggi. Alex Abbad bisa menjadi siapa saja yang ia mau.. kalau ia mau. Kamu hanya bisa menebaknya mulai sekarang.

095


096

kemeja : life after denim jaket : superdry celana : pot meets pop dasi : fred perry

@

707

“nggak adil saat perempuan bisa bebas memakai semua item laki-laki tetapi sebaliknya laki-laki nggak bebas untuk itu.�


A t a s a n : P a r t VI @ N o i r L o k a s i : R o ck e t C o mp a n y


098

T s h i r t : B l o o d I s Th e N e w B l a ck B l a z e r : ( X ) S M L C e l a n a : P a r t VI @ N o i r L o k a s i : U g o b a r b e r s h o p

@

Industri


Kemeja : Pot Meets Pop Topi : Fred Perry Jam Tangan : Daniel Wellington L o k a s i : R o ck e t C o mp a n y


DIRECTOR’S CUT

Di edisi film kali ini, NYLON GUYS menampilkan empat sutradara cuttingedge yang telah membuat breakthrough lewat karya-karyanya.

100


Jay Subiakto terlihat santai dari bangku penonton Teater Jakarta, TIM, namun tetap serius mengawasi persiapan Matah Ati, project teater teranyarnya yang sukses besar pada show perdananya di Esplanade, Singapura, akhir 2010 lalu. Sambil diwawancara, Jay terlihat menikmati setiap detail adegan dari teater yang ceritanya diambil dari sejarah perang tanah Jawa. “Untuk show di Singapore, persiapannya hampir dua setengah tahun, untuk yang kali ini sekitar tiga bulan,” kata pria kelahiran Ankara, Turki ini. “Waktu saya ditawarkan ibu Atilah Soeryadjaya (produser/ sutradara ‘Matah Ati’) untuk ikut, saya baca dulu semua literatur tentang Matah Ati, bahkan sampai survey ke Selogiri, Jawa Tengah, lokasi sejarahnya. Disana daerahnya berbukit-bukit, makanya seperti yang kamu lihat, panggungnya dibikin miring 150,” lanjutnya. “Saya sempat dimusuhi sama penari-penarinya karena konfigurasi panggung seperti itu sulit bagi mereka. Dengan persiapan 2 tahun, orang-orang sempat frustrasi mau pentas dimana dan segala macamnya, tapi at the end menurut saya ngga ada pertunjukan bagus yang dibuatnya gampang.” Kata bagus untuk karya seorang Jay Subiakto would be an understatement. Sepanjang 20 tahun karirnya, dari mulai fotografi, videoklip, konser dan teater, ia telah menghasilkan ratusan karya yang, in lack for better word, megah dan bernilai artistik tinggi. Sejak memulai sepak terjangnya di stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, Jay telah berperan sebagai produser/director untuk konser Chrisye, 3 Diva, Anggun, David Foster, Twilight Orchestra, Bazaar Fashion Concerto, Laskar Pelangi, selain pagelaran kolosalnya yang dibuat di Candi Borobudur, Prambanan, dan masih banyak lagi. Pengalaman dan expertise-nya pasti membuatnya memiliki persepsi-persepsi menarik akan banyak hal. Salah satunya ketika memberi alasan mengapa memilih membawa ‘Matah Ati’ ke audience luar negeri sebelum di Indonesia. “Tujuan saya waktu bikin ‘Matah Ati’ adalah gimana caranya bikin tradisi yang keren buat anak muda. Bukannya ngga menghargai orang Indonesia, tapi kita harus main di luar negeri dulu karena kalau sukses disana, orang Indonesia pasti mau nonton,” jelas Jay sambil tertawa. “Tapi terus terang saya lebih pede main di luar negeri, karena orang sana melihat kita asing. Yang berat justru main di Indonesia karena tabiat

audience-nya yang suka mencari kesalahan, terutama kalau yang ditonton orang Indonesia. Terbalik kalau mereka nonton orang luar. Nah, attitude ini yang ingin saya rubah. Lihat di Jepang dan Korea, seniman lokalnya sangat dipuja-puja. Makanya seni disana sangat maju.” Jay lanjut bercerita: “Kamu tahu ngga kalau Opera itu sudah ada sejak zaman dulu di Indonesia? Jadi waktu zaman Mangkunegara IV ada bentuk pertunjukkan yang menggabungkan akting, tarian dan nyanyian . Mirip-mirip lah dengan ‘Broadway’ kalau di Barat, bentuknya aja yang beda. Hebatnya, raja-raja zaman dulu mengerti seni jadi mereka ikut berkarya, dan karyanya indah. Kalau pemimpin sekarang, bikin lagu, tapi lagunya ngga enak. Ha ha ha…” canda Jay. Menyadari akan kayanya budaya Indonesia, ada satu hal yang membuat Jay khawatir. Kalau orang-orang terlalu mengacu terhadap budaya asing, nilai budaya kita menurutnya semakin lama akan hilang. Ditambah lagi, pemerintah dari dulu tidak pernah menganggap seni sebagai sesuatu yang penting. “Sekarang yang sudah maju adalah seni rupa. Anak-anak Bandung, Jogja sudah pada go-international. Karya-karya mereka nilainya udah milyaran di (lelang seni) Christie’s, Sotheby’s… Yang belum justru seni pertunjukkan. Potensinya banyak yang hebat, tapi belum berani ‘keluar’,” menurut pria yang dulunya sempat dilarang orangtuanya menjadi sutradara ini. Harapan Jay untuk masa depan seni budaya Indonesia? “Saya ingin setiap daerah di Indonesia punya gedung pertunjukkan yang bagus dan yang terpenting, ritual budaya kita harus diselamatkan. Buat generasi muda, jangan pernah takut untuk menggali tradisi. Tradisi itu bukan untuk disimpan, tapi boleh ‘didaur-ulang’ dalam bentuk kreativitas sebebas mungkin, asal sakralnya jangan dilanggar. Tradisi harus dinamis, sehingga setiap generasi bisa menikmatinya.”

“Pemerintah dari dulu tidak pernah menganggap seni sebagai sesuatu yang penting“

cultural pioneer SUTRADARA MAHAKARYA JAY SUBIAKTO BERBICARA TENTANG PRODUKSI KOLOSAL TERBARUNYA, ‘MATAH ATI’, DAN MISINYA UNTUK MENGEMBALIKAN BUDAYA ASLI INDONESIA. TEKS: TIM LAKSMANA. FOTOGRAFI: RUDE BILLY.


A ROCKIN’ DIRECTOR Biarpun mengaku dirinya bukan kritikus musik, tak membuat Kamerad Edmond pasif terhadap scene. Video dokumenter A Rockumentary Superglad: “Kemarin, Hari Ini, dan Selamanya” buktinya. TEKS: SANDI EKO. FOTOGRAFI: RUDE BILLY


director’s cut

Pertemuan pertama dengannya terjadi hampir setahun lalu, ketika saya mengunjungi markas Bogalakon Pictures di bilangan Matraman, Jakarta Pusat. Film dokumenter berlatar nasionalisme melalui kacamata masyarakat etnis Cina-Indonesia serta figur-figur muda seperti Pandji Pragiwaksono dan Aryo Verdijantoro aka Otong Koil berjudul Hope adalah tujuan utama saya mengunjungi tempat itu. Kebetulan sejak peluncurannya, film Hope tidak dijual secara umum melainkan hanya melalui screening tour di lokasi-lokasi tertentu. Yang saya ingat, ia kemudian memperkenalkan diri sebagai Edmond Waworuntu, salah satu sutradara di Production House itu sambil berbincang seputar film Hope dan project film yang sedang dikerjakannya, sebuah dokumentasi film perjalanan karir band Superglad (Buluk, Giox, Frid Akbar, Dadi). Beberapa hits seperti Suara Hati, Ketika Setan Berteman, Peri Kecil, Hey Nona, D’ 4LL4Y’5 yang menggelitik serta sebuah lagu yang identik dengan kampanye anti HIV AIDS, Satu, adalah beberapa karya terpopuler mereka. Maka ketika video dokumenter double disc berjudul A Rockumentary Superglad: Kemarin, Hari Ini, dan Selamanya selesai dibuat dan dirilis Maret lalu, berarti waktu yang tepat bagi saya untuk menemuinya kembali. “Rencana awalnya ‘kan cuma dokumenter, lalu De Majors selaku label company ingin bikin konser tunggal untuk acara launching-nya. Akhirnya gue bikin lagi satu video konser. Jadi di DVD ini ada dua keping, satu video dokumenter dan yang satunya DVD konser Cinta dan Nafsu” jelas Edmon. Berlawanan dengan kesan muram yang saya tangkap dari T-Shirt bergambar raut muka mendiang Jim Morrison yang dikenakannya, wajah Edmond terlihat segar. Ia seperti sedang menikmati fase “lega” pasca kerja keras selama dua tahun ke belakang dalam merekam dokumenter perjalanan sebuah band yang bila dilihat dari track record para personilnya telah cukup dikenal puluhan tahun di scene musik lokal. “Sebenarnya gue tau mereka sejak jaman Waiting Room. Sampai akhirnya gue dikenalin dan jadi lebih dekat sama mereka lalu kepikiran,‘Kenapa ngga bikin dokumenter tentang mereka aja?” katanya. Cowok yang juga menggarap film dokumenter Rock in Solo 2011 itu beranggapan yang terpenting adalah bahwa musik-musik Indonesia harus didokumentasikan. “Bisa dibilang Global Metal dan Metal: A Headbanger’s Journey memacu berkembangnya dokumenter di Indonesia belakangan ini. Termasuk gue sendiri” katanya

menggambarkan betapa ia cukup terinspirasi dari dua seri dokumenter musik metal dunia garapan sutradara Sam Dunn tersebut disamping karya-karya Cameron Crowe. “Alasan yang pertama adalah karena gue kenal para personilnya. Jadi kalau gue bikin dokumenternya ngga mungkin mereka jaim sama gue. Udah ngga ada jarak. Posisi gue udah bukan videomaker lagi, tapi teman yang ingin nonton mereka” jelas Edmon yang mengaku untuk ke depannya mengaku tetap akan berada di jalur film-making dengan latar belakang dunia musik. Seraya merendah ia beralasan mengenai niatannya itu, “Gue bukan kritikus musik yang bagus, tapi di balik musik pasti punya cerita. Semua orang boleh tahu banyak mengenai band-band seperti Superglad, tapi tiap-tiap personil ‘kan punya masalah sendiri di luar musik yang bisa diangkat” tuturnya.

“Ngapain pakai konten-konten yang kita ngga ngerti? Kita harus pop. Film dokumenter supaya hidup menurut gue juga harus entertaining.”

103


THE INDIE EYE LEWAT OMNIBUS ‘SANUBARI JAKARTA’, SIM F MEMULAI DEBUTNYA MENYUTRADARAI FILM LAYAR LEBAR. TEKS: TIMMY L. FOTOGRAFI: RIO AL HASYMI.

Nama Sim F lebih dikenal di kalangan industri kreatif sebagai director untuk videoklip dan TV commercials. Salah satu videoklipnya pernah meraih ‘Best Music Video’ di MTV Awards 2005 dan ‘Noisy Neighbor’, video iklannya untuk Sony pernah memenangkan Silver Awards kategori ‘Animation & Special Effects’ di Citra Pariwara 2005. Di film omnibus ‘Sanubari Jakarta’, ia terpilih untuk menyutradari salah satu ceritanya. Walaupun mengangkat tema LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) yang bisa mengundang reaksi kontroversial dari banyak orang yang masih tabu, ternyata film ini dikemas dalam angle yang menarik dan serealistis mungkin sehingga cukup menarik perhatian para penontonnya. Ide awal ‘Sanubari Jakarta’ dicetuskan oleh produser Lola Amaria yang saat itu menjadi mentor Dinda Kanya (salah satu pemain dan sutradara) untuk membuat sebuah cerita. “Dari awal memang kita mengambil tema transgender, salah satunya cerita dari sebuah buku berjudul ‘Malam Ini Aku Cantik’. Waktu itu mbak Lola mikirnya sayang kalau hanya satu cerita yang difilmkan. Ngga lama kemudian jadilah sembilan cerita, dan saya kebetulan bikin yang ke-10,” cerita Sim yang siang itu ditemani Laila Nurazizah, scriptwriter muda berbakat yang menjadi penulis ‘Sanubari Jakarta’. Dari kesepuluh cerita, secara keseluruhan film ini mengisahkan eksistensi kaum LGBT di kehidupan sosial kita dan siapapun itu, mereka berhak merasakan cinta. “Mungkin orang akan men-stereotype bahwa film ini akan memperjuangkan kaum LGBT tersebut. Orientasi kita bukan kesitu karena sudah terlalu basi,”

ujar Sim. “Semuanya kembali ke diri masing-masing dan yang kita angkat adalah tentang cinta di kalangan kaum yang bisa dibilang non-umum di masyarakat. Sebenarnya mereka merasakan hal yang sama dengan kita, dan berhak untuk cinta dan dicintai,” sambung Laila. Konsep dari setiap cerita di omnibus ini sangatlah realistis dan membuat orang bisa relate. Setiap cerita pun melewati proses menemui langsung narasumber yang relevan dengan ceritanya, agar cerita-ceritanya tidak biased. “Dari kesepuluh sutradara, yang tergolong LGBT cuma satu orang. Sisanya straight, termasuk saya. Ha ha ha…” canda Sim. “Cerita yang saya buat adalah kisah seorang transeksual, perempuan yang dulunya laki-laki. Narasumbernya cowok, tapi waktu umur 5 tahun dia merasa dirinya cewek, jadi dia itu terlahir sebagai perempuan yang terjebak dalam tubuh laki-laki. Pada akhirnya dia menjalani hidupnya normal-normal saja, ngga ditentang orangtua dan diapun ngga berusaha untuk menjadi cewek. Why? Karena dia itu ‘cewek’,” jelasnya. Intinya menurut Sim, kalau seseorang itu ngga merasa kalau dia aneh, orang lain akan menganggap dirinya normalnormal saja. Walaupun film ini tergolong pendek untuk layar lebar pertamanya, proses pembuatan film ini sangat challenging bagi Sim, apalagi dia terbiasa bikin iklan atau videoklip yang durasinya singkat. “Saya harus mencoba diluar kebiasaan saya, yaitu membuat sebuah visual yang story-telling. Sempat takut juga kalau hasilnya ngga bagus. Begitu jadi saya juga khawatir: ‘Ini terlalu iklan ngga sih?’ Karena mata saya terbiasa dengan visual iklan. Akhirnya waktu orangorang bilang ceritanya ‘nyampe’ dan saya punya style sendiri disitu, jadinya puas juga,” kenang Sim. Well, we think you’ve done a pretty good job. We look forward to your next movie!

“Dari kesepuluh sutradara, yang tergolong LGBT cuma satu orang. Sisanya straight, termasuk saya. Ha ha ha…”


director’s cut

105


Versatile movie-maker

DARI ‘ADA APA DENGAN CINTA’, ‘MENGEJAR MATAHARI’ SAMPAI ‘GARUDA DI DADAKU’, RUDI SOEDJARWO MEMBUKTIKAN DIRINYA SEBAGAI SUTRADARA YANG VERSATILE. MISI SELANJUTNYA:‘MEREMAJAKAN’ PERFILMAN INDONESIA. TEKS: TIM LAKSMANA. FOTOGRAFI: DOK. PRIBADI

106

Perjalanan filmografi Rudi Soedjarwo telah melewati petualangan yang berliku-liku. Memulai karirnya lewat menyutradai film-film ‘underground’, ia memproduksi film layar lebar pertamanya ‘Bintang Jatuh’ di tahun 2000. Walau lalu sukses lewat ‘Mengejar Matahari’, ‘Ujang Pantry 2’ dan ‘Mengejar Mas Mas’, ia sempat mengalami kenyataan pahit setelah kedua filmnya ‘Pocong’ dan ‘9 Naga’ dicekal oleh Badan Perfilman. Selama karirnya, Rudi telah meraih simpati sesama sineas dan karya filmnya selalu ditunggu-tunggu para penonton film Indonesia, terbukti dari raihan beberapa penghargaan prestisius, diantaranya ‘Sutradara Terbaik’ pada Festival Film Internasional Bali 2004, ‘Sutradara Terbaik’ di JIFFEST 2006, dan yang terakhir terpilih sebagai ‘Sutradara Terbaik’ di Indonesia Movie Awards 2012 untuk sekuel ‘Garuda Di Dadaku’.


director’s cut

“Yang membedakan mungkin karena Garuda Di Dadaku 2 adalah film anak-anak bertema olahraga. Kalau biasanya film-film Indonesia yang bertema sports lebih kuat unsur dramanya, film ini justru lebih dominan unsur action sports-nya. Mungkin karena itu filmnya digemari dan sesuai dengan ekspektasi, khususnya bagi penonton anak-anak. Selain itu karena sekuelnya lebih intens, orang-orang juga sudah familiar dengan para karakternya, bahkan sosok Emir (Mahira) sudah menjadi idola, ” jawab Rudi saat ditanya tentang cerita sukses Garuda Di Dadaku 2 di pasaran. Kilas balik ke awal karirnya, pada tahun 2002 pria bernama asli Rudianto Soedjarwo ini merilis Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang sempat menjadi breakthrough untuk film Indonesia saat itu. Rudi dinilai turut menandai bangkitnya sinema Indonesia setelah sekian lama mengalami kemandekan, khususnya untuk film bergenre remaja. Film ini pula yang menjadikan Dian Sastrowardoyo ‘Aktris Terbaik’ pada Festival Film Indonesia 2004. “Sebenarnya waktu itu karena awalnya saya banyak belajar dari Mira Lesmana dan Riri Reza yang sudah lebih lama terjun di dunia film. Mereka kalau bikin film ngga pernah bertujuan untuk mengincar box office, just for the sake atas kecintaan mereka terhadap film,” cerita Rudi. “Nah, AADC dibuat pada timing yang tepat, dimana belum banyak film Indonesia, apalagi

tentang remaja. Orang-orang juga mungkin rindu nonton film seperti itu. Kalau pada akhirnya ‘AADC’ set an example dan membuka celah untuk film-film lainnya di Indonesia, saya sangat bersyukur atas itu,” jelasnya dengan antusias. “Sejujurnya, saya lebih suka bikin film indie, bahkan underground,” Rudi mengakui. “Selain bisa idealis, juga ngga ada beban untuk mengejar jumlah penonton di bioskop. Saya mau mengarah bikin (film) indie lagi karena ketika masuk menjadi industrialis, environment-nya mempengaruhi untuk mikirin berapa hasil yang akan dicapai, so it’s not fun anymore. Makanya saya sekarang saya lebih mencari aktor-aktor baru untuk film saya, to keep it fresh dan selalu baru untuk dinikmati.” Mengomentari soal sedang membanjirnya film-film Indonesia baru dalam setahun terakhir, pria yang sempat mengambil film course di Academy of Arts, San Francisco ini mengatakan: “Saya senang melihat perkembangan tersebut, tapi masalahnya adalah jenis-jenis film apa saja yang dibikin. Industrinya semakin bagus, hanya jangan sampai penonton jenuh dengan film yang itu-itu saja, dengan pemain yang dia-dia lagi. Sebenarnya film percintaan atau horror ngga masalah, tergantung orientasinya dan bagaimana kita menceritakannya. “Waktu bikin ‘Pocong I’ saya ingin bikin angle yang berbeda dari sebuah film horror, tapi malah dicekal. Environment di Indonesia membuat kita ngga bisa bergerak bebas, tapi juga tanpa tahu apa saja batasannya. Kalau drama, sebenarnya banyak yang bisa dikembangkan dari situ. Lihat saja film-film Korea, ceritanya seputar itu-itu saja tapi mereka mengemasnya dari sudut pandang berbeda so they are interesting to watch,” jelas Rudi. Saat ditanya mengenai his all-time favorites dalam film, Robert De Niro dan Al Pacino menjadi dua aktor paling favorit, selain karakter Christine Hakim yang sangat ia kagumi, serta Clint Eastwood dan Cameron Crowe untuk sutradara terhebat. Film terbaik yang pernah dibuat menurutnya adalah ‘Rocky’, ‘The Godfather’ dan untuk lokal dia menyebut ‘Gita Cinta di SMA’, ‘Puspa Indah Taman Hati’ dan ‘G-30S PKI’. Di usianya yang menginjak 40 tahun, Rudi Soedjarwo shows no sign of slowing down. Saat ini ia sedang dalam proses pengerjaan tahap akhir untuk film terbarunya ‘Pasukan Kapiten’, sebuah project iklan Clear, dan akademi film yang baru ia dirikan bersama Jakarta International Management (JIM). “Misi saya selanjutnya adalah untuk ‘meremajakan’ film Indonesia. Bioskop Indonesia harus bisa dinikmati oleh kalangan lebih muda, terutama menengah ke bawah, karena disitulah mayoritas penduduk kita. Selain mengedukasi, merekamerekalah yang bisa membuat perfilman kita survive.”

“Yang masih jarang disini adalah film-film bertema seperti brotherhood, hubungan ayah dengan anak, dan semacamnya. Kenapa ya ngga banyak yang ber-ide seperti itu?”


follow and win hey you! Yes You, NYLON GUYS Fans! Follow us on Twitter @NYLONguys_IND. Buat followers baru dapat berkesempatan memenangkan jam tangan Daniel Wellington. Jangan lupa follow @DWindonesia. Bagi yang beruntung akan diumumkan di Twitter kami.

May the lucky new followers win!

not for girls.

INDONESIA

Ya, saya ingin berlangganan majalah

INDONESIA

subscribe & save 30%

best deal

cara pembayaran

Nama Tanggal Lahir

Cash

Perusahaan Jabatan

Transfer

Alamat pengiriman

Kantor

Kota

PT. Tiga Visi Utama. Bank Mandiri Sudirman No. rek. 102 00 4567899 9

Rumah Negara

Kode Pos

Telpon HP

Hubungi Sita tel. 021-3199 1193 / fax. 021-3199 1178. Mohon konfirmasi melalui telepon sebelum melakukan transfer

Fax Email Mulai berlangganan dari bulan

Cover Price NYLON NYLON Guys

NORMAL PRICE

Subscribe PRICE

Saving

Rp. 35.000 (12 edisi) Rp. 420.000

Rp. 294.000

30%

Rp. 35.000 (10 Edisi) Rp. 350.000

Rp. 245.000

30%

Untuk Luar Jakarta tambah biaya ongkos kirim (untuk konfirmasi harap menghubungi nomor telepon (021) 3199 1178

Kirim formulir ini ke : Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 319 91178, fax. (021) 349 91179

Dapatkan: - Hadiah untuk 30 (tiga puluh) orang pertama yang subscribe - Hadiah langsung voucher Lee Cooper dengan worth Rp. 100.000 follow us on

NYLON_IND

www.mpgmedia.co.id

NYLON Indonesia

PT. Tiga Visi Utama Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350



shopping list 707 – Jl. Kemang Raya 8B Jakarta, 12730. Adidas Original – Plaza Indonesia Extension Level 3, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. ALDO – Plaza Indonesia Jl. Mh Thamrin Kav - 28 - 30 Lt. 1, Jakarta Pusat. Alfina Narang (Make Up Artis) – www.alfinanarang.com CKR Shoes – www. handmadeckrshoes.blogspot.com CS – ITC Mangga Dua Lt.4 blok D No.36/63, Jakarta. (021) 80782679 Denim Destination – Senayan City Level 2, Jl. Asia Afrika, Jakarta. DKNY Jeans – Plaza Indonesia Level 2 Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat Fred Perry – Plaza Indonesia Level 2 #E27A H.E by Mango – Plaza Indonesia Level 2#28-30, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. Imagerie – SCBD Sudirman - Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 - 53, Jakarta. Industri Store – JI. Benda Raya, Kemang Raya Selatan, Jakarta. Lee Cooper – Pondok Indah Mall 1 Lantai UG Unit 29B Jl. Metro Pondok Indah Blok 3B.

LINEA – Plaza Indonesia Jl. Mh Thamrin Kav - 28 - 30 Lt. 1. Lisa Fazaki (Make Up Artist) – 085692004039 Muji – Grand Indonesia West Mall, Level 3. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. Noir – Radio Dalam Raya No.99C, Jakarta Selatan. No’mi – www.facebook.com/ pages/Noom/234725109283 Optik Melawai – Plaza Indonesia Jl. Mh Thamrin Kav - 28 - 30 Lt. 2 Orbis – Jl. Panglima Polim V No. 36. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pot Meets Pop – www. potmeetspopdenim.com Rocket Company – SCBD Sudirman - Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 - 53, Jakarta. Superdry – Plaza Indonesia Level 2, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. Sash – ITC Mangga Dua Lt. 4 D35, Jakarta. (021) 6126560 Soleplay – Menteng Central, Jl. HOS Cokroaminoto No. 78 & 80, Lantai 1 #110-111, Menteng, Jakarta Pusat. The Goods Dept. – Plaza Indonesia Extention L4 # 14, Jl. M.H Thamrin Kav 28-30Jakarta, 10350. Ugo Barbershop – SCBD Sudirman - Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 - 53, Jakarta. (X)S.M.L – Plaza Indonesia Level 2 Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat Y3 – Plaza Indonesia Level G Jl. M.H. Thamrin Kav. 28 - 30, Jakarta Pusat. Watch World – EX Plaza Indonesia Level 2/ EX – 9, . MH Thamrin Jakarta Pusat.


advertorial

illumination pre-party: switch the

Rabu malam (20/6/2012) kemarin, world renown premium beer brand Heineken mengadakan pre-party “Illumination” di FABLE, Fairgrounds SCBD. Disini, Heineken yang bekerjasama dengan Future10 menghadirkan DJ Switch dan deretan DJ lokal yang tak kalah hebatnya. DJ Switch yang memiliki nama asli Dave Taylor ini berasal dari Inggris, dia adalah seorang DJ, songwriter, sound engineer dan record producer yang membawahi sebuah label bernama Dubsided. Switch yang juga dikenal dengan sebutan Solid Groove ini pernah tergabung dengan Major Lazer, sebuah proyek musik dari DJ Switch dengan

floor

temannya DJ/Producer Diplo yang kemudian berpisah di akhir 2011, karena Switch akhirnya bersolo karier. So far, album fenomenal seperti Arular dan Kala adalah hasil kerja keras dari Switch dengan M.I.A, selain itu puluhan tracks dari artis major sekelas Christina Aguilera, Santigold, Amanda Blank, Nicola Roberts dan Beyoncé berhasil diproduseri/di-remix-nya menjadi international hits. Nah malam itu, para party freaks Jakarta berkesempatan untuk menikmati secara langsung kepiawaian Switch di balik DJ booth. Party dimulai dengan sesi pemanasan oleh resident DJ Fable dan dilanjutkan oleh Future 10’s DJs Anton, Hogi, dan Dipha yang berjalan dengan

sangat seru, tapi cukup terlihat bahwa pengunjung sudah tidak sabar untuk menyambut kehadiran DJ Switch yang tampil sekitar pukul 12. Crowd yang hadir pada malam itu memang sangat menantikan aksi Switch. Dan ketika Pon De Floor dipasang, secara otomatis suasana Fable langsung ‘pecah’! In a good way of course... Party ini sendiri adalah semacam teaser untuk event-event Heineken berikutnya yang lebih exciting dan happening. Mendingan kita tunggu saja acara Heineken selanjutnya yang katanya bakalan jadi hits tahun ini. Woohoo!!! Setelah DJ Switch kira-kira siapa lagi yag akan didatangkan? We are so excited and just can’t wait for it! Febri Dwi


Ditengah-tengah pekerjaan Anda di Family Guy, American Dad!, dan Cleveland Show, Anda bisa dikatakan sebagai salah satu orang tersibuk di Hollywood. Darimana Anda mendapat kesempatan untuk menciptakan Ted? Kembali ke beberapa tahun yang lalu. Saya sebenarnya telah merencanakan untuk membuat sebuah seri animasi dan jalan ceritanya bermula dari seorang anak kecil yang memohon kepada bintang agar boneka beruangnya hidup dan berbicara dengannya, dan dengan ajaib, permintaannya itu dikabulkan. Cerita ini saya simpan dan hampir saja saya lupakan. Beberapa tahun pun berlalu, dan saya merasa bahwa saya sudah siap untuk membuat film baru. Lalu, apa saja yang berubah? Teknologi sudah mengalami banyak kemajuan saat ini. Contohnya seperti karya dari James Cameron, Avatar. Dalam pembuatannya pasti akan ada perbedaan dan tantangan tersendiri, khususnya dalam pembuatan boneka beruang dengan motion-capture CGI.

BEAR NECESSITIES SETH MACFARLANE GETS REAL. TEKS: DAN HYMAN. ILLUSTRASI : ted mcgrath

Setelah 10 season dari animasi seri Family Guy, Seth MacFarlane akhirnya membuat kita beristirahat sejenak dari segudang leluconnya yang menyindir. Film live-action pertamanya ini berjudul Ted, yang akan diluncurkan pada bulan Juli, tentang sebuah boneka beruang CGI yang bisa berbicara (suaranya diisi oleh MacFarlane sendiri dan karena itu suaranya terdengar sedikit menakutkan) yang menghisap ganja, menirukan gerakan fellatio untuk menggoda wanita, dan membuat hidup teman manusianya John (Mark Wahlberg) dan pacarnya Lori (Mila Kunis) seperti di neraka. Sekarang, MacFarlane menceritakan bagaimana ia menciptakan semuanya.

112

Apa saja tantangan dalam transisi dari animasi ke live action? Cara saya menyesuaikan diri sebenarnya sederhana saja: mencoba untuk nyaman dalam pembuatan live action ini. Dan saya tidak merasa ada beban sedikitpun dan semuanya menjadi lebih mudah untuk saya. Dengan animasi, semuanya terfregmentasi; kamu bisa melihat apakah semuanya berjalan dengan lancer atau tidak. Dan saya pun bisa lebih bebas mengekspresikan ide saya dengan berbagai cara. Anda berani untuk menyatukan dunia manusia dan hewan kedalam film ini. Manusia mempunyai kapasitas yang tidak biasa untuk bisa beradaptasi dengan sesuatu yang aneh dalam waktu singkat. Jika ada sebuah boneka beruang tiba-tiba hidup dan bisa berbicara mungkin dalam waktu satu tahun kita akan bosan dan berpikir, “Well, this is what it is. Moving on…”

Ada sesuatu yang lucu dan tidak biasa di dalam diri Mark Wahlberg untuk bisa berteman dengan sebuah teddy bear. Kami mencari orang yang bisa memerankan peran dengan lucu tapi tetap memainkannya dengan real. Saya adalah fans berat Will Ferrell, tapi saya ingin menunjukkan komedi yang realistis dan tidak terlalu agresif. Dan Mark berhasil menunjukkan itu kepada saya sejak hari pertama. Anda menulis Ted bersama penulis cerita Family Guy, Alec Sulkin dan Wellesley Wild. Apakah Anda senang berkolaborasi dengan mereka? Saat pertama kali terjun ke dunia animasi, saya terlalu control freak. Sulit bagi saya untuk bisa menerima ide dari orang lain untuk berkontribusi dalam Family Guy. Dan saat ini, saya lebih memilih untuk berkolaborasi dengan orang lain daripada mengerjakan semuanya sendiri. Alec dan Wellesley adalah penulis terbaik yang saya ketahui, dan mereka selalu memiliki ide yang sangat brilian di setiap proyek kami. Anda sepertinya mempunyai hubungan baik dengan Mila Kunis – ia adalah pengisi suara Meg Griffin di Family Guy dan ia juga berakting di film Ted. Saat kami mulai menulis skrip untuk Ted, saya bertanya kepadanya, “Siapa saja aktris yang berumur dua puluhan akhir yang kamu anggap lucu?” Lalu ia menyebutkan beberapa nama kepada saya. Dan disaat kami mulai resmi mengerjakan Ted, umur Mila sudah mencapai titik dimana ia pas dengan sosok yang kami cari untuk pemeran wanita. Lalu saya bertanya, “Kenapa tidak kamu saja yang memerankannya? Kamu telah memainkan berbagai lelucon saya di Family Guy selama beberapa tahun. Ini akan menjadi seratus kali lebih mudah dan seratus kali lebih baik diperankan denganmu daripada orang lain.” Apakah ada proyek lain dari seorang Seth MacFarlane untuk beberapa tahun kedepan? Pastinya saya mau untuk membuat live action movie lainnya ntuk beberapa saat kedepan. Ini seperti melatih otot-otot saya untuk melakukan sesuatu yang berbeda dari apa yang sudah saya kerjakan selama 10 tahun terakhir ini.


NOW AVAILABLE: At home in the modern world

Renovating

®

mengubah atau memoles ulang bangunan lama?

River of life Pelestarian kota tepi sungai di Shanghai

Hunian Urban Terkini

The Energy Prasetiya Mulya Adhi Moersid Studio Tonton Teater Besar Jakarta Ary M. Wibowo issue 03. 2012

Harga Rp 39.500,ISSN 2089-0656

Maret/April 2012

9 772089 065027

A

Rumah hijau di SingapuRa manuveR uRban di Tokyo Rumah konveRTibel di jakaRTa

july 2012

steals your attention tara basro maudy ayunda annisa hertami kimberly ryder izzi isman eriska rein elyzia mulachela

dunia baru dian dan kenapa dia tetap no.1

ambassadeurs beat culture tokimonsta

HOT TEST

TrEND

tropical troop d.i.y funky nail art catwalk to sidewalk

july

2012

rp. 35.000,luar pulau jawa rp. 37.500,I S S N 208 788 26

indonesia' s definitive Men' s Journal t r av e L i S S U e

The Water’s Fine the beauty and benefits of natural pool design

jUL/aUg 2012

Mexico in Manila

indonesia / Juli - agustus 2012

SUBSTANCE / STylE / SUCCESS

issn: 2089-337x

www.nylonindonesia.com

star power

10

rp. 49.500 luar Jawa rp. 52.000

nichoLaS SaPUtra / jULi - agUStUS 2012

Taiwan on Top Plus: asIan desIgners domInaTe In mIlan, arT hK sells oUT and hermÈs and sC global marry aT The marq In sIngapore

We Love Thailand

nicholas saputra hidup untuk akting dan berguru melalui perJalanan

06

traveLLer'S taLe

lima sosok yang gemar berkelana berbagi makna travelling

the StyLiSh wandererS lima tipe gaya berpakaian saat liburan

eat-and-ride dining in style

At home in the modern world

The Island sTaTe lInes Up as a FUTUre desIgn CapITal

PLUS

“frankly, my dear... i don’t give a damn”

future beatmaker

traveLLing in StyLe panduan lengkap berlibur penuh gaya

ALSO AVAILABLE AT:

double Vision: two terrific thAi holidAy houses thAi VillA: trAditionAl techniques, modern mAsterpieces innoVAtion And inspirAtion At the thAi furniture fAir



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.