HARIAN SEMARANG 140112

Page 7

PERISTIWA INTERNASIONAL HUKUM & KRIMINAL

SABTU, 13 Agustus 2011

senin, 15 november 2010 sabtu, 14 Januari 2011

7 77

Kasus Korupsi JLS

Berkas Titik Dilimpahkan ke Kejati Oleh Abdul Mughis Berkas kasus Jalan Lingkar Selatan, Titik Kirnaningsih sudah dilimpahkan ke Kejati oleh Polda Jateng. Berarti perkara ini akan segera disidangkan.

P

eNyidiKAN kasus dugaan korupsi Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kota Salatiga dengan tersangka Titik Kirnaningisih dinyatakan rampung. Sehingga menindak lanjuti hal itu, penyidik Ditreskrimsus telah melimpahkan berkas perkara ke Kejati Jateng. “Sudah. Berkas perkara kita limpahkan ke JPU Kejati Jateng pada Kamis 12 Januari pukul 11.00,” terang Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Jateng Kombes Firli, kemarin. Firli mengatakan, pihaknya telah melakukan konsultasi dengan Kejati dan penyidikan telah dinyatakan selesai. Makas selanjutnya penyidik akan berkomunikasi dengan jaksa peneliti un-

tuk mengetahui apakah berkas perkara sudah bisa dinyatakan lengkap (P21). “Jika memang sudah dinyatakan lengkap, maka kami akan teruskan pelimpahan tahap dua, yakni penyerahan barang bukti dan tersangka,” katanya. Jika tahap-tahap tersebut dinyatakan selesai, maka perkara bisa segera disidangkan di pengadilan. Pihaknya berharap hal itu berjalan lancar sehingga akan memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan terhadap pihak yang berperkara maupun masyarakat secara umum. Kepolisian telah menetapkan Titik Kirnaningsih, istri Walikota Salatiga Yulianto, sebagai tersangka kasus korupsi pembangunan JLS pada Rabu (19/10) lalu. Tersangka lain

yang juga telah ditetapkan masing-masing anggota Komisi I DPRD Kota Salatiga dan Direktur PT Kuntjup, pelaksana proyek JLS tersebut. Polda Jateng juga telah menetapkan mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Salatiga Saryono sebagai tersangka. Berdasarkan hasil audit BPKP Perwakilan Jawa Tengah atas permintaan Polda Jateng, diketahui terdapat kerugian keuangan negara sebesar Rp 12,23 miliar atas proyek pembangunan JLS di Kota Salatiga. Kasus ini juga ditengarai melibatkan mantan Walikota Salatiga John Manuel Manoppo. Yang bersangkutan telah diperiksa sebagai saksi pada Rabu (9/11) lalu.

Dugaan penyimpangan yang menimbulkan kerugian keuangan negara tersebut, terjadi dalam proyek pembangunan JLS tahun anggaran 2008 pada paket STA 1+800-STA 8+350 sepanjang 6,5 kilometer. Pada proyek yang ditangani Dinas Pekerjaan Umum Kota Salatiga dengan anggaran sebesar Rp 49,21 miliar itu, BPKP menemukan penyimpangan pada keputusan yang dibuat pejabat pembuat komitmen yang memutuskan pemenang lelang. Pemenang lelang bukan peserta tender yang menawar dengan harga terendah yakni Rp 42 miliar, namun justru yang menawarkan nilai proyek sebesar Rp 47,23 miliar dan hal itu juga berdasarkan disposisi pejabat tertentu. (gus)

sambungan berita halaman 1 Pemborong Kabur ...

Pemandu Karaoke ... Mobil para penjahat yang juga ditumpangi Devi melaju dari arah Demak menuju Semarang. Di mobil tersebut terdapat dua buron polisi yang diduga pelaku pencurian, yakni Fahrozi (26) dan Heri (26), keduanya warga Kalikondang, Kecamatan Karang Tengah, Demak. Berniat Tabrak Polisi Penggerebekan terjadi di pertigaan trafficlight pintu masuk jalan lingkar Demak. Sebuah mobil berisi sejumlah anggota dari Ditreskrim Polda Jateng mengadang mobil penjahat. Mobil pelaku sempat berhenti, namun tidak ada yang mau turun atau membuka pintu. Karena tidak ada yang turun, kemudian salah seorang polisi menghampiri mobil kawanan penjahat dengan senjata yang siaga. Polisi tadi berhasil menyeruak dalam mobil penjahat dan sempat terlibat perkelahian dengan Fahrozi. Sempat diperoleh informasi, kawanan penjahat ini sempat mengaku sebagai anggota polisi. Dalam suasana menegangkan, Heri yang bertugas menyopir tancap gas dan hendak menabrak sejumlah polisi yang mengadang di depan. Saat itulah polisi menembak kaca kiri mobil Avanza hingga pecah. Devi yang duduk di bagian depan sebelah kiri terserempet peluru di

dahinya. Polisi pun kewalahan menghentikan laju Avanza yang kencang. Padahal di dalamnya masih ada seorang anggota polisi. Aksi liar ini sempat sampai di halaman Mapolres Demak. Di situlah satu pelaku bernama Fahrozi terhempas jatuh dari mobil bersama anggota polisi yang terjebak dalam mobil, sehingga tak ayal ia berhasil dibekuk. Sementara itu Heri bersama Devi berhasil kabur dengan Avanza ke arah Semarang. Namun ternyata Devi mengalami luka tembak cukup serius, sehingga Heri kemudian menuju ke RS Sultan Agung Semarang mencari pertolongan. Selain luka tembak, Devi terluka pada bagian wajah terkena pecahan kaca. Tak lama kemudian, Heri ditangkap di RS Sultan Agung. Polisi juga berhasil menangkap pemimpin penjahat bernama Kordi (46), di rumahnya di Kaligondang, Demak. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng Kombes Bambang Rudi Pratiknyo mengatakan, Devi terserempet peluru saat dilakukan penggerebekan. “Yang bersangkutan (Devi, red) saat itu memang bersama para pelaku kejahatan. Ia terserempet peluru dan terkena pecahan kaca, bukan tertembak,” kata Bambang. (rif)

Dukun Palsu ... Melihat gelagat, gaya berbicara, dan penampilannya, Tohari adalah orang paham tentang supranatural. Di desa asalnya, ia juga sebagai orang yang dituakan. Itu semua membuat korban percaya bahwa Tohari adalah orang “pintar”. Dia juga berjanji bisa menggandakan uang. “Akhirnya pada hari Minggu 19 Juni 2011, dia (terlapor, red) datang ke rumah. Saya pun menyerahkan uang Rp 5 juta,” kata Bambang. Tohari meyakinkan, uang Rp 5 juta tersebut bisa disulap menjadi Rp 1,5 miliar. Dalihnya menolong orang yang tidak mampu. Beberapa saat kemudian, Tohari meminta disiapkan syaratsyarat yang diperlukan. “Karena syarat saat itu belum lengkap. Maka terlapor izin pulang dan akan kembali besuknya jika syarat sudah lengkap, baru akan dilakukan ritual penggandaan uang,” paparnya. Keesokan harinya, Tohari benar menyambangi rumah Bambang. Dia membawa peralatan yang berbau mistik ala perdukunan. Sementara korban disuruh menyiapkan syarat seperti kain kafan, minyak apel jin, dan tas tempat uang,” katanya.

Setelah dilihat lengkap, Tohari meminta fasilitas kamar sebagai tempat “simsalabim”. Bambang pun kemudian menyiapkan satu kamar. “Saya juga turut diajak masuk. Di dalam kamar saya diminta menirukan semacam mantra dan mengikuti apa yang dikatakan dia,” tambahnya. Selesai ritual, Tohari meminta Bambang menunggu dan dijelaskan bahwa uang sebesar Rp 5 juta tersebut bakal beranak pinak hingga Rp 1,5 juta. Bambang pun mengangguk dan setia menunggu dengan perasaan deg-degan. Dalam pikirnya, sebentar lagi nasib bakal berubah menjadi orang kaya. “Dia bilang hasilnya akan diberitahu tiga hari lagi,” katanya. Selama tiga hari itu, Bambang merasa terus penasaran. Namun hingga pada saat hari yang ditunggu-tunggu, malah mendapat jawaban yang tidak memuaskan. “Dia malah meminta saya untuk sabar, katanya proses penggandaan masih berlangsung,” tambahnya. Bahkan hingga kemarin, uang miliaran tersebut tidak ada wujudnya. Celakanya, modal Rp 5 juta malah dibawa kabur si dukun abalabal itu. (abm)

Ismail bersama Asisten Pembangunan, Agus Purwoko Jati (dulu Kadinas Disporabudpar), saat meninjau keadaan terakhir proyek yang kini mangkrak menyatakan, pihaknya akan terus mengupayakan penyelesaian revitalisasi Bukit Cinta, utamanya pada pembersihan enceng gondok. “Revitalisasi harus terus berjalan. Sekarang sudah ada teknologi bagaimana cara meminimalisir pertumbuhan enceng gondok. Dengan demikian setidaknya Rawa Pening bisa dimanfaatkan secara maksimal,” katanya. Agus Purwoko Jati menambahkan, semula konsep revitalisasi Bukit Cinta akan ada tiga dermaga transit speedboat dan jetski yang saat ini proyek pengerjaannya sudah hampir selesai. Selain itu juga ada pelabuhan dan tempat pelelangan ikan. Namun demikian Agus menyayangkan kaburnya pelaksana proyek dipastikan akan berimbas pada keterlambatan penyelesaian konsep pembangunan Bukit Cinta. “Pelaksana proyek bakal kena pinalti. Mudah-mudahan secepatnya pembangunan Bukit Cinta ini dapat dilanjutkan dan diselesaikan sesuai dengan konsep yang ada,” tegasnya. (ino/rif)

Tahun Ini ... di lahan yang lebih tinggi, atau di tenda yang sudah disediakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Banjir tahunan awal 2012 ini lebih besar di banding banjir lima tahun sebelumnya. Wilayah geografis Karangawen yang dikelilingi sungai rawan tanggul kritis, menjadikan Karangawen waspada banjir. Sedimentasi serta tanggul jebol di dua sungai, yaitu Jragung dan Cabean, menjadi penyebab meluapnya air sungai ke pemukiman dan persawahan. Sebelumnya banjir telah merajai wilayah tiga desa di Karangawen, yakni Sidorejo, Rejosari, dan Jragung. Sekarang banjir mulai meluas ke Dukuh Karangmalang Desa Brambang. “Sejak 2008 Karangawen mengalami banjir tahunan, dan tahun ini banjir terparah,” ungkap Camat Karangawen Yulianto ketika meninjau barak pengungsian di Dukuh Cabean Kidul Desa Sidorejo, kemarin. Menurut Yulianto, selain sedimentasi dan tanggul jebol, banjir meluas akibat Bendungan Ploso di Dukuh Karangpacing Desa Rejosari tidak berpintu. Debit air sungai Jragung yang meluap kiriman dari Kabupaten Semarang dan Grobogan, terjadi penyimpangan di jalur pertemuan sungai Jragung dan sungai Cabean, air tidak mengalir ke jalur sungai Jragung justru menggelontor deras ke Sungai Cabean. Padahal kondisi tanggul sungai Cabean tidak mampu menampung debet air itu, sehingga air meluap menuju pemukiman dan persawahan. Banjir meluas ke Desa Brambang, karena saluran Bonggol

(gorong-gorong) di bawah jalan raya Karangawen-Gubug, yang berfungsi sebagai saluran pembuangan limpasan air tidak bisa berfungsi maksimal. Sehingga debet air terus melewati Dukuh Cabean Tengah Desa Sidorejo langsung membanjiri Dukuh Karangmalang. Akibat limpasan air di saluran, sempat membanjiri jalan raya setinggi paha orang dewasa, hingga memutus jalur lalu lintas. Dari debet air yang tinggi terus melimpas melewati dua Sungai, yaitu sungai Sulang dan saluran Baku Air PDAM. Beruntung debit air mulai menyusut sehingga banjir tidak menggilas Desa Wonorejo Kecamatan Guntur yang berdekatan dengan dua sungai tersebut. Akibat meluasnya banjir di empat desa menyebabkan 1.238 rumah terendam dan 24 rumah lainnya rusak parah di Desa Sidorejo. Dan sedikitnya 375 hektar lahan tanaman pangan puso akibat lama terendam banjir. “Sekarang banjir terparah di Dukuh Cabean Kidul Desa Sidorejo bukan Dukuh Wangun Desa Rejosari, karena banjir di Wangun cepat surut, air mengglontor ke Cabean Kidul, akibat saluran pembungannya tidak maksimal genangan banjir cukup lama di Cabean Kidul,” jelas Kepala Desa Sidorejo, Sardjono. Akibat saluran tersebut sedikitnya 32 rumah di RT 2A/RW 05 lama tergenang banjir setinggi dada orang dewasa. Warga terpaksa mengungsi di tenda yang disediakan oleh BPBD. Kades Brambang Suwandi membenarkan, banjir di Dukuh Karangmalang akibat limpasan banjir dari Cabean Tengah, namun air setinggi lutut orang dewasa, belum memaksa warga untuk mengungsi. (swi/rif)

Calo CPNS ...

Janda Punya ... Tangannya ringan melayangkan pukulan ke tubuh ibunya. Dituturkannya, sejak kecil Gatho kurang suka bermain dengan anak lelaki. Mungkin karena lima saudara kandungnya perempuan, ia tumbuh sebagai lelaki yang gemulai. Di masyarakat ia dikenal sebagai pemuda yang tertutup. Ujungnya, Gatho menjadi lelaki abnormal. Ia seorang gay. Ketika menjalin hubungan dengan sejenisnya, ia aktif berperan menjadi perempuan. Hal ini diketahui keluarga setelah ketahuan sedang bermesraan dengan lelaki lain di kamarnya. Takut diketahui tetangga, keluarga berupaya menjodohkan Gatho dengan seorang gadis desa. Ialah Yuni, anak juragan kayu asal Batang. Harapan keluarga, semoga kelak setelah menikah ada perubahan pada diri Gatho. Pernikahan sederhana pun dihelat. Akan tetapi harapan mereka tidak terwujud. Setelah menikah, sikap Gatho bertambah liar. Kalau ada hal yang dirasa tidak sesuai hatinya, istrinya

“Hingga saat ini tidak ada pengerjaan lagi. Kondisinya berantakan karena ditinggal oleh pemborongnya,” ujar Pandiman, pengelola Bukit Cinta, kemarin. Kaburnya pelaksana proyek dari PT ADGS dibenarkan oleh Bupati Semarang Mundjirin. Dalam hal ini Bupati menyayangkan sikap PT ADGS, karena proyek revitalisasi Bukit Cinta dan monument Baru Klinting tersebut baru menyelesaikan sekitar 30% dari kontrak kerja. “Saya sudah menyampaikan proposal ke pemprov untuk penyelesaian proyek wisata Bukit Cinta dan monumen. Namun sejauh ini belum ada jawaban dari Gubernur. bagaimana pun juga proyek ini harus selesai,” ujarnya. Dikatakan bupati, proposal yang diajukan oleh pemkab kepada gubernur nilai anggarannya sebesar Rp 7,4 Miliar, dengan rincian Rp 450 juta untuk proyek penyelesaian pembangunan monument Baruklinting di pertigaan Bawen. “Sisanya akan dialokasikan untuk penyelesaian proyek taman reskreasi Bukit Cinta, yang kami targetkan selesai tahun 2012 ini,” tambahnya. Terpisah, Kepala Dinas Pemuda Olah Raga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Semarang, Gofar

menjadi korban kekerasannya. Bukan hanya tidak dikumpuli, Yuni juga sering dimarahi, diumpat dan dipukuli. Dan berakhirlah pernikahan yang baru empat bulan itu dengan perceraian. Seolah lepas dari beban, usai resmi cerai, Gatho kembali berpacaran dengan sesama jenis. Kali ini dengan terangterangan. Di lain pihak, Rustin yang malu dan sedih, meminta ijin keluarganya untuk menikah lagi. Tujuannya, melepas segala beban hidup yang lama ditanggungnya sendirian. Maka dinikahilah Ruslan (55), lelaki asal Demak yang dia kenal di bus kota. Repotnya, adanya ayah tiri justru menjadi pemicu kenakalan Gatho berikutnya. Dia peras ayah tirinya. Ia selalu minta apa saja dan harus dituruti seketika. Sebagai ayah baru, Ruslan lunak menuruti semua permintaan Gatho. Dia berani hutang jika diminta uang oleh Gatho, demi menyenangkan hati anak tirinya itu. Usia senja yang harusnya diisi dengan kebahagiaan, justru penuh penderitaan. (ichwan)

anak saya menjadi CPNS di Kejaksaan Negeri,” paparnya saat melapor di Sentra Pelayanana Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes, kemarin. Karena sang anak, Ferry Eko Widayanto, belum dapat pekerjaan, maka ia tergiur iming-iming CPNS di Kejaksaan Negeri tersebut. “Beberapa waktu kemudian terlapor ditemani Harmin menyambangi rumah saya. Pada kesempatan itu, mereka menindaklanjuti keinginan saya mencarikan pekerjaan kepada anak saya,” terang pria PNS itu. Pelicin Kejaksaan Negeri Pertemuan tersebut memperbincangkan mengenai proses dan prosedur pemasukan CPNS rekrutmen tahun 2010. Ditegaskan lagi dia bisa memasukkan anak korban menjadi CPNS di Kejaksaan Negeri. “Setelah mereka memahamkan prosedur. Saya pun tergiur dan menyanggupi penawaran Rp 150 juta itu,” tambah Narwito. Uang tersebut merupakan pelicin agar bisa masuk ke Kejaksaan Negeri dengan lancar. Dijelaskan terlapor saat itu, adanya pelicin itu dia menjamin bisa masuk tanpa hambatan. “Penjelasan dan gaya bicara Reni sangat meyakinkan. Sehingga saya yang awam soal seluk beluk rekrutmen CPNS

kemudian menyanggupi membayar Rp 150 juta dalam dua tahap,” tambahnya lagi. Tahap pertama sebesar Rp 100 juta pada 15 Oktober 2010, Reni datang langsung ke rumah. Sedangkan tahap kedua, uang dikirim melalui rekening atas nama Reni sebesar Rp 50 juta pada 22 Oktober 2010. “Reni bilang, pelicin itu harus lunas sebelum tes seleksi CPNS dilaksanakan,” kata Narwito. Akhirnya anaknya Narwito mendaftar sesuai prosedur pendaftaran CPNS biasa. Kemudian mengikuti tes seleksi sesuai jadwal. Namun celakanya, setelah mengikuti tes seleksi, nama anak Narwito itu tidak pula nongol di papan pengumuman hasil penerimaan CPNS. “Saya kemudian menanyakan ke Reni dan dijawab bersedia mengembalikan uang dan meminta waktu pengembalian. Namun hingga batas waktu yang dijanjikan uang itu tak kunjung dibayar,” tambahnya. Narwito mengaku telah berusaha menyelesaikan dengan cara kekeluargaan. Namun beberapa kali ditemui, Reni selalu hanya bisa berjanji dan berkali-kali pula janji tersebut tidak ditepati. Bahkan hingga saat melapor ke Mapolrestabes kemarin, Reni tak kunjung mengembalikan uang. (abm/rif)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.