SABTU-MINGGU, 19-20 DESEMBER 2015 | Nomor 770 Tahun III
A
Hari ini 40 halaman | Rp 3.000,-
DIRUT PT PELINDO II RJ LINO TERSANGKA
OLAHAN BUMBU NAN MENGGODA
»A4
»C29
» B17
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
J
MENANTI PENOBATAN SANTA BUNDA TERESA
MENTERI JONAN DINILAI TAK KONSISTEN
» A11
SOSOK & PEMIKIRAN
HASBULLAH THABRANY
» A8 A9
Jakarta
23-34°C
Bandung
PERAWAT MENGGENDONG BAYI YANG BARU DILAHIRKAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK TAMBAK, JAKARTA, JUMAT (18/12) – HARIAN NASIONAL | AULIA RACHMAN
» A15
ELANG berakhirnya Millennium Development Goals (MDGs) 2015, Indonesia masih menyisakan rapor merah terhadap penurunan target kelima MDGs, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI). Pemerintah Indonesia berupaya menekan AKI melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dilakukan BPJS Kesehatan. Menyambut Hari Ibu pada 22 Desember, persoalan AKI menjadi potret buram kaum ibu. Sejak 2007, Indonesia tercatat sebagai negara dengan AKI tertinggi di Asia Tenggara (UNFPA, 2013). Tercatat 228 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Lima tahun kemudian, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (2013) menunjukkan AKI di Indonesia berada pada angka 359 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Angka tersebut masih sangat jauh dari target kelima MDGs, yaitu mencapai 102 kematian per 100 ribu kelahiran hidup pada 2015. United Nations Development Program (UNDP), Senin (14/12), meluncurkan kajian Human Development Report 2015. Dalam indikator maternal mortality (kematian ibu melahirkan) Indonesia berada pada posisi 190 (kematian) per 100 ribu (kelahiran). Pemerintah melalui Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menyebut angka AKI di Indonesia masih 359 per 100 ribu kelahiran. Banyak negara tidak bisa mencapai sasaran yang ditetapkan dalam MDGs seperti halnya Indonesia. Ini karena kurangnya pelibatan semua pihak yang berkaitan dengan pembangunan, khususnya pelibatan masyarakat sipil yang merasakan permasalahan yang ada serta kebutuhan paling signifikan untuk dipenuhi banyak negara yang tidak bisa mencapai sasaran MDGs. Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty tak menampik belum berhasilnya Indonesia menekan AKI. Ada empat persoalan menjadi penyebab. Itu
20-32°C
MENEKAN KEMATIAN IBU
Risiko terbesar perempuan yang hamil dan melahirkan di usia kurang dari 20 tahun. mencakup hamil terlalu muda dalam usia kurang dari 20 tahun, terlalu tua dalam usia lebih dari 35 tahun, terlalu rapat dengan jarak kehamilan kurang dari tiga tahun, serta terlalu sering dengan anak lebih dari dua. Selain empat persoalan tersebut, masih ada tiga hal yang menyebabkan AKI masih tinggi. Hal itu mencakup keterlambatan mengenal tanda bahaya, mengambil keputusan, dan menuju fasilitas kesehatan. Faktor medis tak menjadi penyebab tunggal, melainkan juga melibatkan faktor keterlambatan. Hal ini terkait dengan pembangunan infrastruktur yang memudahkan akses masyarakat menuju fasilitas kesehatan. Merespon kondisi tersebut, Direktur Bina Kesehatan Ibu Ke-
menterian Kesehatan Gita Maya berharap pemerintah daerah dan pemerintah pusat bisa bekerja sama untuk menekan AKI, termasuk kerja sama dari berbagai sektor. Tingginya AKI sebetulnya hanya hilir dari suatu permasalahan. Tanpa perbaikan di hulu, AKI akan tetap tinggi. “Saya benar berharap pemerintah bisa memperbaiki akses menuju faskes sehingga lebih bersahabat dengan ibu hamil.” Kendati merupakan hilir masalah, tingginya AKI akibat kondisi masyarakat Indonesia yang sebenarnya. Pasalnya, salah satu penyebab AKI adalah ibu yang menikah dalam usia cukup dini, kurang dari 20 tahun. Menikah dalam usia dini identik dengan kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, dan adanya kultur tersebut dalam masyarakat.
Usia kurang dari 20 tahun menandakan tubuh perempuan masih dalam tahap pertumbuhan sehingga belum siap mengandung. Risiko terbesar kematian ibu terjadi pada perempuan yang hamil dan melahirkan di usia kurang dari 20 tahun. Sensus Penduduk 2010 menyatakan, perempuan yang menjadi ibu dalam usia kurang dari 20 persen memberi kontribusi 6,9 persen pada AKI. Data juga menyebutkan, 92 persen ibu berusia kurang dari 20 tahun meninggal saat melahirkan anak pertama. Riskesdas 2010 menyebutkan, 16,7 persen ibu melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun. Semakin muda usia calon ibu, makin besar kemungkinan menjalani kehamilan berisiko hingga terjadi kematian. O ROSMHA WIDIYANI | TEGAR RIZQON
PERNIKAHAN DINI DARI RANTAI KEMISKINAN | BAYI SEHAT, IBU PUN SELAMAT » A2 Semarang
24-37°C
Yogyakarta
23-34°C
Surabaya
25-36°C
Denpasar
25-34°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG