SENIN, 1 AGUSTUS 2016 | Nomor 943 Tahun III
A
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
NAPOLI MASIH MENCARI
MELESTARIKAN DOLANAN TRADISIONAL
»B17
»C25
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Hanya 26 PT Terakreditasi A Kesadaran terhadap budaya mutu masih minim.
1. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2. UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 3. INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 4. INSTITUT PERTANIAN BOGOR 5. UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 6. UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA 7. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 8. UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 9. UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 10. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 11. UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 12. INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 13. UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 14. UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA 15. UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 16. UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 17. UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 18. UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 19. UNIVERSITAS NEGERI MALANG Sumber: Kemenristek Dikti
20. UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 21. UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 22. POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 23. UNIVERSITAS JEMBER 24. UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 25. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 26. UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TOLERANSI HARUS TERUS DIJAGA » 24-33°C
Bandung
21-29°C
Ade Anas (kanan) memeragakan gerakan silat di Gedung YPK, Bandung, Jawa Barat, Minggu (31/7). Keterbatasan kondisi fisik tidak menghalangi tekad Ade Anas (40) andil melestarikan seni bela diri pencak silat sebagai warisan budaya dengan tampil di sejumlah kegiatan seni budaya.
berdampak pada kualitas lulusan. Mutu yang rendah mengakibatkan alumni tak bisa menjawab tantangan. “Kesempatan lulusan makin minim bila mengingat persaingan global saat ini,” katanya. Dia menuturkan, upaya mempertahankan dan memperbaiki mutu sebetulnya sudah dilakukan melalui sistem penjaminan mutu internal (SPMI) dan eksternal (SPME). PT mengembangkan SPMI sendiri, pengembangan SPME dilakukan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) melalui akreditasi perguruan tinggi dan prodi. SPMI dinilai belum bisa menjawab sepenuhnya tantangan dunia pendidikan tinggi karena minimnya kesadaran terhadap budaya mutu. Menurut Intan, perlu strategi berkelanjutan dan efektif untuk meningkatkan kesadaran PT terhadap budaya mutu. PT tak sekadar meluluskan mahasiswa tapi menjamin alumninya bisa bersaing di level nasional dan internasional. Kemampuan bersaing mengindikasikan kualitas pendidikan yang diterima alumninya. Kualitas juga menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada pendidikan tinggi Indonesia. “Dengan tujuan inilah kami membentuk
PERGURUAN TINGGI GI TERAKREDITASI A
Jakarta
PELESTARIAN PENCAK SILAT
ANTARA | AGUS BEBENG
JAKARTA (HN) Hanya 26 dari 169 perguruan tinggi (PT) di Indonesia terakreditasi A. Nilai B diperoleh 69 PT, 74 PT mendapat nilai C. Sebanyak 4.110 PT bahkan belum memperbarui akreditasi. Besarnya disparitas mutu pendidikan juga ditunjukkan dalam jumlah program studi (prodi) yang mendapat nilai akreditasi sempurna. Laporan Forlap Dikti per Desember 2015 menyatakan, hanya 1.785 prodi yang mendapat nilai A dan 7.685 skor B. Sebanyak 9.577 prodi hanya memperoleh nilai C, 2.610 lainnya belum menjalani akreditasi. Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Intan Ahmad mengatakan perbedaan mutu antara PT dan prodi harus diatasi karena
A4
Semarang
Klinik SPMI sehingga PT bisa lebih mudah paham SPMI dan SPM-Dikti,” tuturnya. “Hasilnya, kesadaran terhadap budaya mutu bisa lebih cepat terbangun.” Klinik SPMI menyediakan konsultasi online, offline, usulan, dan diskusi interaktif untuk membangun budaya mutu di PT. Klinik menyediakan 14 fasilitator pusat dan 200 di wilayah yang memberi layanan dan mengadakan audit internal PT. Direktur Penjaminan Mutu Aris Junedi juga mengatakan, masalah disparitas harus diatasi secepatnya. Data BPS per Agustus 2015 mencatat, 6,4 persen (setara dengan 483.840) dari total pengangguran berstatus lulusan PT. Sedangkan jumlah pengangguran mencapai 7.560.000 jiwa. Data ini mengindikasikan ketidakmampuan lulusan PT memenuhi kebutuhan pembangunan. Selain disparitas mutu, dunia PT di Indonesia juga menghadapi masalah ketersediaan dan keterjangkauan. PT berkualitas dengan daya tampung cukup besar dan mudah dijangkau masih terkonsentrasi di Jawa. Minimnya ketersediaan dan keterjangkauan mengakibatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) kurang dari 30 persen. Minimnya dukungan SDM berkualitas
PASOKAN LONJAKKAN HARGA AYAM » :25-32°C
Yogyakarta
24-33°C
Surabaya
26-35°C
A7 Denpasar
mengakibatkan mahasiswa tak mendapat layanan pendidikan bermutu. Dia menyatakan akan berkonsetrasi dulu pada prodi dan PT terakreditasi C yang umumnya perguruan tinggi swasta (PTS) atau berada di luar Jawa. “Kami menargetkan ada 12 ribu prodi yang bisa terakreditasi unggul pada 2016. Pada 2015 hanya 9.325 dari target sebesar 10.800 prodi. Usaha perbaikan bergantung sepenuhnya keinginan internal kampus,” kata Indra. Klinik SPMI, kata dia, akan bekerja sama dengan pihak kampus untuk memperbaiki mutu pendidikan. Hal pertama yang dilakukan melacak jejak lulusan dan penyebab tidak bisa menjawab tantangan lapangan. Perbaikan data lulusan akan memberi masukan bermutu pada perbaikan kampus. Selanjutnya, kampus akan melakukan desain ulang kurikulum yang sesuai dengan tantangan terkini. Kampus juga membuat sistem pengembangan karir untuk membandingan ketersediaan lapangan kerja dan kualitas lulusan. Program kewirausahaan menjadi hal lain yang bisa dikembangkan kampus untuk lulusannya. “Kita tidak bisa langsung memberi sanksi prodi atau PT yang mendapat akreditasi buruk. Kita akan membantu memberbaiki lebih dulu,” ujarnya. O ROSMHA WIDIYANI
TURKI KEMBALI PECAT 1.400 TENTARA » 26-35°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A15 Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG