Panduan Kegiatan Selamat Menghijaukan Indonesia Program Pendidikan Tentang Sampah
Hak Cipta Teks: © 2024 Happy Green World/Marlou Jongejan-Bessem
Hak Cipta Ilustrasi: © 2024 Happy Green World/Petra Houweling
Editor Teks: Jhe Wattimury Penerjemah: Agnes Pranugrahaning
Program Selamat Menghijaukan Indonesia ini dikembangkan oleh Happy Green World Foundation bekerja sama dengan EndPlasticSoup-Rotary Indonesia. Produk ini telah disediakan oleh Rotary Indonesia Distrik 3410 dan 3420, dan inisiatif Rotary EndPlasticSoup di seluruh dunia untuk mendukung sertifikasi Sekolah Adiwijata sebagai Sekolah Ramah Lingkungan.
Program Selamat Menghijaukan Indonesia tentang sampah terdiri dari:
1. Panduan Kegiatan
2. Buku pelajar
3. Permainan
Anda dapat memesan Program Selamat Menghijaukan Indonesia ini melalui happygreenindonesia@endplasticsoup.org. Bersama kita bisa membersihkan dan menghijaukan dunia!
Rotary EndPlasticSoup www.endplasticsoup.org happygreenindonesia@endplasticsoup.org
Happy Green World Foundation www.happygreenworld.org info@happygreenworld.org
Bye Bye Plastic Bags www.byebyeplasticbags.org byebyeplasticbag@gmail.com
ISBN 9789083456010
Hak cipta dilindungi. Dilarang memperbanyak (memproduksi), memdistribusikan, atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku teks dalam bentuk apapun dengan cara apapun, termasuk fotokopi, rekaman, atau melalui metode (media) elektronik atau mekanis lainnya tanpa ijin tertulis dari permilik hak cipta.
Happy Green World
Kita bukan pulau yang terpencil, kita dihubungkan oleh mata rantai yang sama. Kita adalah bagian dari rantai kehidupan. Setiap perbuatan kita, baik yang disengaja maupun tidak, berpengaruh terhadap orang lain. Tidak perlu menunggu orang lain untuk berubah, jika kita mengubah diri kita terlebih dahulu, dengan begitu saja sudah menjadi perbedaan. AMMA
Pengantar
Fokus utama dari program pendidikan tentang sampah Selamat Menghijaukan Indonesia adalah untuk menyebarkan kesadaran tentang jumlah sampah yang kita produksi dan mendorong perilaku berkelajutan (sustainable behavior) dengan mengajarkan bagaimana mengurangi, menggunakan kembali sert mendaur ulang sampah.Kami ingin memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk hidup di dunia yang sehat dan bersih, serta kami yakin bahwa perubahan masyarakat dimulai dengan mendidik generasi baru.
Program Selamat Menghijaukan Indonesia ini tidak akan mungkin terlaksana tanpa bantuan dari EcoFlores foundation, Happy Green World Foundation dan para penyandang dana lainnya. Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua sukarelawan yang telah membantu menyukseskan program Selamat Menghijaukan Indonesia.
Temu Penulis - Marlou Jongejan-Bessem
Marlou Jongejan-Bessem adalah seorang lulusan Ilmu Ekonomi dengan jurusan Ekonomi Lingkungan dari Universitas Groningen. Penulis pernah bekerja di Departemen Perubahan Iklim Kementrian Belanda Urusan Perumahan dan Lingkungan Hidup selama perealisasian Protokol Kyoto. Selanjutnya, penulis bekerja sebagai seorang konsultan di BoschvaartEnvironmental Consultants, di mana tujuannya adalah melakukan pendekatan langsung terhadap konsultasi di tempat perkemahan, taman liburan, kolam renang dan hotel. Pekerjaan konsultasinya berfokus pada pengungaran biaya operational melalui penggunaan air dan energy yang lebih efisien dengan menghasilkan limbah yang lebih sedikit. Antara 2006 dan 2012 Nn. Bessem memulai beberapa proyek lingkungan di Kairo, Mesir. Beberapa contohnya adalah memulai proyek kompos bagi petani; mempresentasikan dan bimbingan lingkungan untuk masyarakat, perusahaan, dan sekolah; dan menulis artikel tentang lingkungan di majalah. Program pendidikan tentang sampah Green World dan Selamat Menghijaukan Indonesia telah diterbitkan untuk meningkatkan kesadaran tentang sampah diantara anak-anak di seluruh Mesir dan sekarang telah diperluas ke Indonesia. Happy Green World Foundation bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang topik-topik seperti sampah, air, dan energy. Website kami: www.happygreenworld.org.
Temu illustrator - Petra Houweling
Petra Houweling adalah illustrator untuk program Green World dan Selamat Menghijaukan Indonesia. Ilustrator adalah seorang lulusan sosiologi di Belanda dan telah bekerja pada berbagai proyek untuk anak-anak.Salah satu tugasnya adalah membuat kartu bergambar untuk membantu pengungsi mengidentifikasi dan memahami kompleksitas emosi mereka. Tahun lalu ia menerbitkan sebuah buku untuk anak-anak tentang persahabatan. Petra lebih mengutamakan menggambar untuk tujuan pendidikan, dan ciri khas gayanya ditandai dengan warna-warna cerah dan hangat.
Pendahuluan
Banyak negara-negara di seluruh dunia terlibat dalam proses mencari tahu bagaimana caranya untuk dapat hidup dalam harmoni dengan alam dan dengan mengadopsi cara-cara berkelanjutan mengenai cara penanganan, air dan sampah. pemerintah tentunya telah memiliki rencana dan proyek-proyek, namun individu-individu dan komunitas-komunitas juga harus turut bertanggungjawab untuk memelihara lingkungan. Maka untuk itu kita perlu bergandengan tangan dan bersemangat menciptakan dunia yang bersih dan hijau, untuk diri kita sendiri hari ini, terutama untuk generasi berikutnya.Kita harus menjaga lingkungan seperti yang kita lakukan untuk keluarga kita. Bagaimanapun juga, untuk menjadi bahagia dan sehat kita membutuhkan dunia yang bersih dan sehat. Untuk dapat mempelajari melakuakan hal tersebut, pertama kita perlu menyadari bagaimana kita berhubungan dengan sampah, mengapa kita memproduksi sampah dalam jumlah besar, dan bagaimana kita dapat memiliki hubungan yang berbeda dengan mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah. Kita membuang sampah seperti plastik, kertas, kaca, kaleng, aluminium, dan sampah organik lainnya karena kita berpikir bahwa kita tidak dapat menggunakannya kembali dan sampah itu akan hilang dengan sendirinya. Perlu di pahami bahwa, bumi ini adalah sistem yang tertutup, yang artinya sampah tidak akan hilang dari planet kita. Maka dari itu kita perlu menggungakan kembali atau mendaur ulang bahan dan barang-barang bekas yang kita hasilkan. Beberapa contohnya adalah: kertas daur ulang, kaca daur ulang, produk dari daur ulang plastik,dan kompos.
Buku ini bertujuan untuk mendukung guru-guru serta tenaga pendidik lain dalam membantu murid-murid belajar mengenai masalah yang muncul dari fakta bahwa banyak sampah yang diproduksi secara global oleh penduduk dunia yang semakin bertambah. Kami akan membahas pentingnya hidup berkelanjutan dengan mengajarkan bagaimana mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah untuk mencegah polusi dan menipisnya sumber daya alam di bumi.
Latar belakang informasi tentang “ Mengurangai”, “Menggunakan Kembali”, dan “Mendaur Ulang Sampah”
Bersama kita dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan peduli untuk masa depan dunia. Ayo beraksi sekarang! Setiap orang dapat mengambil bagiannya! Untuk dapat mencegah berkurangnya sumber daya alam kita dan bertambahnya gunungan sampah, masing-masing dari kita perlu mengubah perilaku kita yang berhubungan dengan sampah.Kita dapat mulai belajar mengurangi sampah kita dengan lebih mudah melalui mengurangi, menggunakan kembali, dan daur ulang sampah. Sebagai contoh, kita dapat mengurangi jumlah kemasan dan penggunaan deterjen pembersih, serta menggunakan kembali tas atau pakaian. Kita juga dapat mendaur ulang kertas, plastik dan kaca, serta, sampah organik menjadi kompos. Kita dapat mulai membangun kesadaran dengan mengubah kebiasaan kita sendiri, dengan kita sebagai contoh, kita dapat mempengaruhi generasi yang akan datang. Kita harus memastikan bahwa setiap anak mulai membentuk kebiasaan membuang sampah pada tempatnya dan yang paling penting adalah belajar mengurangi sampah. Hal inilah yang akan membawa kita pada lingkungan sekolah yang sehat dan bersih, begitu juga di jalanan dan di rumah. Ini akan berdampak positif pada kerapian anak -anak kita, kesehatan, dan tenaga mereka. Karena kebiasaan ini akan dilanjutkan ke rumah, anak-anak akan terus melakukan kebiasaan baru mereka yang dipelajari melalui praktek kegiatan. Dalam jangka 10 tahun, kita pasti akan melihat perbedaan besar pada masyarakat kita, ayo bersama kita bangun dunia yang hijau! Mengurangi sampah berarti kita belajar memproduksi sampah lebih sedikit. Hal ini terdengar sederhana, dan memang demikian! Dengan memproduksi lebih sedikit sampah kita akan mem-
buang lebih sedikit. Untuk mengurangi sampah kita perlu menilai sampah kita dengan kritis. Misalnya, kita dapat memilih menggunakan catridge printer yang dapat diisi ulang dan battery yang dapat diisi (charge) kembali. Daripada menggunakan kantong plastik dari supermarket, kita dapat membawa tas yang dapat digunakan berulang-ulang untuk membawa belanjaan kita ke rumah. Menggunakan kembali berarti kita menggunakan sesuatu lebih dari satu kali.Dengan berpikir dua kali sebelum kita membuang sesuatu ke tempat sampah, kita dapat memberikan kesempatan kedua bagi banyak benda.Sebagai contoh, sebuah seragam yang sudah tidak muat lagi bisa digunakan oleh anak yang lebih kecil. memilih untuk menggunakan botol minum yang dapat digunakan berulang kali dari pada botol minum yang sekali pakai. Menggunakan kantong plastik dapat digunakan pada saat berbelanja atau sebagai kantong sampah. Banyak benda bekas dapat digunakan kembali saat pelajaran kesenian. Yang membuat anak-anak dapat menjadi kreatif dengan menggunakan kembali barang-barang bekas. Daur ulang tidak hanya berarti ‘menggunakan kembali’ melainkan juga memperbaiki atau mengubahnya menjadi suatu produk baru. Ketika kita mendaur ulang, kaca bekas dapat dijadikan kaca yang baru, dan plastik bekas dapat dijadikan produk-produk plastik baru yang lain seperti selimut, mainan, peralatan rumah sakit, mouse pad, dan produk-produk bermanfaat lain. Sampah organik dapat kita daur ulang menjadi kompos melalui suatu proses yang kita sebut ‘penguraian’. Micro organisme akan memakan sampah organik seperti sampah dapur, dedaunan, dan rumput, yang kemudian menghasilkan tanah yang subur.Daur ulang sampah organik – atau pembuatan kompos—dapat dilakukan oleh anak-anak kita sendiri di sekolah ataupun di rumah. Pada kegiatan lainnya, anak-anak dapat belajar bagaimana caranya mendaur ulang kertas dan bagaimana caranya membuat kompos.
Sebuah perusahaan daur ulang dapat mengumpulkan berbagai jenis sampah yang dapat didaur ulang. Jika sebuah perusahaan seperti itu tidak ada di wilayahmu, mungkin menarik untuk memulai perbincangan dengan orang-orang yang bertanggung jawab di wilayah kamu untuk membangun suatu pusat daur ulang.
Manfaat dari mengurangi, menggunakan kembali, dan daur ulang sampah adalah mengurangi jumlah sampah, mengurangi polusi, meningkatkan kualitas kesehatan manusia dan binatang, serta juga meningkatkan kepedulian lingkungan dan menghemat uang!
Tujuan
Tujuan program ini adalah:
1. Membangun kesadaran dan pengetahuan tentang sampah melalui latihan praktek.
2. Mendorong anak-anak untuk mengubah perilaku mereka yang berhubungan dengan sampah melalui kegiatan mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang barang-barang.
3. Mengajarkan pada anak-anak untuk bertanggung jawab pada sampah mereka untuk me mastikan terciptanya lingkungan yang bersih, sehat, dan ramah untuk dihuni baik untuk hari ini maupun untuk masa depan.
4. Mengadaptasi sebuah pendekatan berkelanjutan (sustainable approach) mengenai pem buangan sampah
Kami yakin bahwa:
1. Cara terbaik bagi anak-anak belajar adalah dengan praktek langsung.
2. Materi yang disediakan akan membantu anak-anak membangun kepercayaan diri mereka.
3. Materi yang disediakan akan mendorong interaksi sosial dan prestasi akademis.
4. Kegiatan yang dilakukan membangun kesadaran tentang masalah sampah.
5. Bermain secara kreatif adalah cara yang penting untuk mengajarkan anak-anak berkomunikasi, berpikir, merasakan dan mengekspresikan diri mereka
6. Anak-anak suka bereksplorasi dan membuat sesuatu dari sampah yang didaur ulang.
7. Anak-anak menikmati bertanya dan membuat peta pikiran.
Isi Program Selamat Menghijaukan Indonesia
1. Sebuah buku panduan kegiatan yang terdiri dari sejumlah kegiatan praktek yang men dorong tu anak-anak untuk mengadaptasi perilaku berkelanjutan (sustainable behaviour) serta mendorong mereka untuk mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah mereka.
2. Sebuah buku pelajar yang interaktif dimana anak-anak dapat belajar mengenai jenisjenis sampah seperti plastik, kertas, sampah organik, dan kaca. Asal mula dan waktu penguraian akan dibahas, demikian juga tentang cara untuk mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang. Dalam setiap halaman, kota-kota latar di dalam buku akan berubah tahap demi tahap dari kotor sampai bersih.
3. Papan permainan yang para pemainnya akan diberi penghargaan untuk beberapa langkah maju di papan) atau hukuman (untuk beberapa langkah mundur di papan) ketika menampilkan perilaku yang tepat terhadap sampah.
4. Website kami www.happygreenworld.org, www.pinterest.com/happygreenworld dan halaman Facebook kami: Happy Green World.
Panduan Kegiatan
Panduan kegiatan menawarkan informasi yang berisi latar belakang yang berkaitan dengan sampah dan daur ulang, serta kegiatan praktek untuk orang tua yang dapat dilakukan di sekolah maupun di rumah.Anak-anak akan dipacu untuk berpikir kritis tentang perilaku mereka mengenai semua hal ‘sampah dan lingkungan mereka’.
Melalui beberapa kegiatan anak-anak akan belajar untuk mengenali bahan-bahan sampah yang ada di lingkungan mereka. Mereka akan belajar tentang bagaimana caranya untuk mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah yang mereka hasilkan serta bahwa membuang sampah pada tempatnya dapat membawa kita menuju lingkungan yang lebih bersih dan rapi, sekaligus di tuntut untuk mampu menggunakan kembali atau mendaur ulang bahan-bahan sampah tersebut.
Daftar Kegiatan
Daftar kegiatan dibagi menjadi 3: K, P dan M.
1. Kesadaran (K) – Kesadaran akan masalah sampah;
2. Pemikiran (P) – Pemikiran – yang akan mengarahkan pada pengertian yang mendalam atas masalah dan solusi pembuangan sampah
3. Melakukan (M), - Melakukan- dimana anak-anak melakukan sendiri dan mendaur ulang, serta mengadopsi perilaku yang berkelanjutan.
Kotak Makan & Botol Minum yang Dapat Dipakai kembali
Menggambar Tentang Sampah
Permainan Selamat Menghijaukan Indonesia
Aktivitas Rotary EndPlasticSoup Trash Hunt
Komentar Umum Atas Kegiatan
Setiap kegiatan yang tercantum disarankan agar anak-anak dibagi kedalam kelompok usia yang telah ditentukan namun materi yang tercantum dapat juga diajarkan kepada kelompok usia lain. Kegiatan-kegiatan ini di pertujukan untuk diajarkan di sekolah dasar, sekolah menengah, taman kanak-kanak, ataupun di rumah.Guru dapat memilih kegiatan yang dirasa cocok untuk para muridnya. Sebagian besar kegiatan dapat diselesaikan dengan durasi satu jam atau kurang dari itu.
Pastikan untuk menyediakan waktu tersendiri untuk diskusi lanjutan dalam setiap kegiatan. Topik diskusi adalah sebagai berikut:
1. Apakah kamu pelajari dari ilmu yang baru diajarkan? Bagaimana itu dapat merubah perilakumu?
2. Apasajakah yang sulit untuk dirubah?
3. Bagaimana reaksi orang tua serta teman-temanmu?
4. Apa yang dapat dilakukan untuk tetap menjaga antusiasme dan meningkatkannya ke berhasilan?
Penting untuk membanggun dialog bersama dengan anak-anak dan menjelaskan bahwa ide baru dan kebiasaan baru perlu waktu untuk dapat tertanamkan.Pastikan bahwa anak-anak tidak kecewa jika mereka tidak didukung secara langsung oleh orang-orang disekitar mereka. Mereka dapat membuat perbedaan dan setiap kesusksesan kecil adalah hal yang berharga! Jika semua kesuksesan kecil dikumpulkan maka akan berubah menjadi sebuah kesuksesan besar, dan pada saatnya nanti akan mengubah dunia.
Ketika mengajar anak-anak, mulailah langsung dengan tindakan dari pada menjelaskan teori. Mereka akan menyukai belajar sambil melakukan.
Peta Pikiran
Dalam panduan kegiatan, kita menggunakan peta pikiran.Peta pikiran adalah sebuah alat yang dapat meningkatkan pengorganisasian cara pikir.Ini adalah sebuah cara kreatif dan efektif untuk brainstorming (berpikir) dan menstrukturkan pemikiran atas semua subjek.
Sebuah peta pikiran dapat dibandingkan dengan peta sebuah kota. Pusat dari peta pikiranmu menggambarkan hal yang paling penting dari ide yang ingin kamu masukkan. Jalan utama menuju pusat menggambarkan pemikiran utama yang kamu miliki dalam proses berpikir. Jalan kecil menggambarkan pemikiran sekunder mu. Sebuah peta pikiran akan memberikan kamu gambaran yang akan membantu dalam mengingat dan menstrukturkan informasi secara lebih baik.
Mulailah dari tengah halaman atau papan tulis dan masukkan ide utama yang ingin di capai dalam bentuk gambar atau kata. Hubungankan pusat dengan cabang-cabangnya dan tuliskan ide-ide atau pemikiran serta yang asosiasi lainnya.Gunakan warna saat membuat peta pemikiran. Pakailah garis kurva seperti batang pohon.Gunakan satu kata di tiap garis dan gunakan gambar, karena gambar dapat memudahkan kamu untuk mengingat ribuan kata.
Contoh sebuah peta pemikiran:
Buku pelajar
Buku untuk anak-anak berisi dua lagu yang menunjukkan bagaimana mencapai dunia yang lebih bersih dan hijau. Sebuah kota yang sangat tercemar dapat berubah secara bertahap ketika disediakan tempat sampah, udara, tanah, dan air yang bersih serta orang-orang yang sehat dan bahagia.
Selain itu, asal-usul plastik, kertas, sampah organik dan kaca, penggunaan dan waktu penguraian juga dibahas, juga cara mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang bahan-bahan tersebut.
Permainan
Permainan ini adalah sebuah aplikasi dari informasi yang dipelajari anak-anak selama pelajaran. Bermain di dalam kelompok-kelompok kecil dalam kelas sebagaimana yang dijelaskan dibalik permainan.Pastikan setiap anak tahu bagaimana memainkannya sebelum membawanya pulang ke rumah.
Durasi Program
Program Selamat Menghijaukan Indonesia dapat diajarkan dalam beberapa bulan selama tahun ajaran. Hal ini dapat disesuaikan dengan kebijakan sekolah atau pusat komunitas untuk mengajarkan program tersebut apakah sebagai proyek bulanan (satu kegiatan per hari selama satu bulan) atau untuk membaginya selama beberapa bulan berturut-turut dengan satu kegiatan per minggu. Program ini juga cocok dilakukan sebagai kegiatan ekstrakulikuler dan program liburan sekolah, serta selebihnya menyediakan berbagai ide untuk kegiatan dan pertemuan sekolah lainnya.
Kegiatan
(K) Kegiatan 1: Menghargai Planet
Semua umur, waktu: 20 menit.
Tujuan
Untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya peran dan keindahan alam.
Persiapan
Para guru memilih film tentang alam yang tersedia di Youtube.
Pililah salah satu dari film berikut:
1. Planet Earth: What a Wonderful World
2. Flores Indonesia- Pulau yang sangat Indah dan menakjubkan- Tekno Bolang
Apabila tidak ada hubungan internet, guru dapat menunjukkan gambar gambar tempat yang indah di bumi kita contoh nya Flores
Sumber
Internet, You Tube
Uraian kegiatan
Para guru menunjukkan film dari You Tube kepada siswanya.
Ketika video selesai, guru meminta anak-anak untuk berpikir tentang liburan mereka atau tempat yang ingin mereka kunjungi.
Ajak mereka untuk memvisualisasikan dan menceritakan pengalamannya di kelas.
Guru pun dapat mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
- Bagaimana perasaanmu di tempat yang spesial tersebut?
- Jika kamu masih memilik kesempatan lagi, apakah kamu mau pergi ke sana lagi lain waktu?
- Apakah menurutmu tempat tersebut akan tetap sama beberapa tahun yang akan datang?
- Menurutmu, apakah tempat itu masih bagus atau malah sudah tercemar?
- Apa yang dapat kamu lakukan untuk menjaganya agar tetap bersih?
Kesimpulan
Menjelaskan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa planet dan semua yang ditawarkan oleh nya. Kita bergantung pada udara, air dan makanan yang kesemuanya itu berasal dari planet kita ini. Jika kita tidak menjaga alam ini, hutan, lautan dan pegunungan akan tercemar dan tereksploitasi habis untuk generasi yan akan datang. Tolong kurangi sampah, tangani sampah dengan baik dan buanglah sampah pada tempatnya.
(K) Kegiatan 2: Mengenali Sampah
Umur: 4-11 tahun, 30 menit.
Tujuan
Mengenal dan memahami sampah.
Persiapan
Para guru membawa kantong plastik berisikan sampah ke sekolah di hari jadwal kegiatan akan berlangsung. Perlu diperhatikan bahwa sampah yang dikumpulkan terdiri dari bermacam-macam jenis, namun pastikan juga bahwa sampah tersebut aman bagi anak-anak. Pastikan juga untuk membawa sampah plastik, kaca (jangan yang pecah), kertas, sampah hijau seperti sisa sayuran atau kulit buah, kaleng dan pakaian. Bawalah wadah plastik atau nampan untuk menunjukan sampah-sampah tersebut. Kegiatan ini akan membangun kesadaran melalui pengalaman, oleh karena itu anak-anak harus melihat dan berinteraksi dengan semua bahan yang kita sebut sampah. Hati-hati agar anak-anak tidak menyentuh sampah atau pakaikanlah sarung tangan dan cuci tangan setelah kegiatan selesai.
Bahan-Bahan
Plastik (untuk alas), nampan (baki), plastik sampah berisikan sampah seperti sisa makanan, kaleng, kaca, kertas, kulit buah, bekas teh celup dan sebagainya.
Uraian kegiatan
Guru dan anak-anak duduk dalam posisi melingkar. Letakkan plastik sebagai alas untuk menaruh sampah-sampah di tengah lingkaran. Guru menunjukkan plastik sampah yang berisi sampah dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada anak-anak:
1. Kalian tahu apa yang ibu/bapak punya di sini?
2. Sampah seperti apa yang kira-kira ada di dalam sini?
Setelah ide muncul dan ada diskusi,keluarkan semua isi plastik sampah ke atas alas plastik. Semua yang sudah dibuang disebut : sampah.
3. Apa yang kalian lihat ada di tengah? Plastik, kertas, sisa makanan, karton jus, bungkus makanan atau potongan kayu?
4. Apa ini semua sampah atau kita masih bisa menggunakannya lagi?
5. Apakah anak berpikir tentang jenis sampah yang lain?
Guru mulai membuat peta pikiran di papan tulis dengan menuliskan kata‚ sampah‘ di tengah-tengah. Anak-anak menambahkannya ke peta pikiran.
Kesimpulan
Anak-anak jadi mengetahui apa yang dapat dibuang sebagai sampah. Dengan bantuan peta pikiran, anak akan berpikir tentang sampah dan memahami bahwa beberapa dari sampah-sampah tersebut masih ada yang dapat digunakan lagi.
Kantong
Plastik Dus-Dus Bekas Jus
Sampah Sisa Makanan
Gelas Bekas Selai
Kaleng Bekas
Baju-Baju Bekas
Sampah Dedaunan
Dus Bekas Kertas
(K) Kegiatan 3: Kemasan Pembungkus Menimbulkan Sampah Semua umur, 45 menit.
Tujuan
Menyadarkan masyarakat bahwa jumlah sampah yang besar berasal dari kemasan pembungkus makanan.
Persiapan
Guru dan anak-anak membawa bahan-bahan yang diperlukan ke sekolah sebelum kegiatan dimulai
Bahan-bahan
Guru membawa contoh produk makanan yang dikemas dalam bentuk dus, plastik, kaleng atau toples. Bawa 2 dari masing masing produk tersebut, satu kosong dan satunya masih penuh. Contoh produk yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: teh kotak, aqua gelas, kacang garuda, buah-buahan, susu, permen karet dan botol minuman seperti teh botol.
Uraian kegiatan
Kegiatan ini dapat dilakukan dalam kelompok kecil. Setiap kelompok anak-anak melakukan hal ini: (1) bandingkan ukuran berat isi makanan (produk) dengan berat kemasan pembungkus; (2) tuliskan hasilnya dan (3) bandingkan dengan hasil kelompok anak yang lain. Setiap kelompok harus memiliki satu produk dan satu pengukur. Guru kemudian meminta salah seorang anak untuk maju ke depan kelas dan menuliskan berat dan hasilnya, seorang anak untuk mengganti produk dan seorang lainnya menyampaikan hasil pengukuran ke kelompok lainnya.
1. Semua jenis produk disimpan di atas meja guru. Dari setiap produk yang ada, harus ada satu yang kosong dan satu yang masih berisi. Setiap anak dari setiap kelompok memilih satu produk dan kemasannya kemudian membawanya ke meja kelompok masing-masing. Anak-anak murid kemudian membandingkan berat produk yang masih dalam kemasan dan berat kemasannya saja, kemudian menuliskan hasil pengukuran berat produk sendiri dan berat kemasannya. Jika sudah selesai, kembalikan produk dan kemasan kosongnya ke meja kemudian berganti mengukur produk dan kemasan yang lain.
2. Anak-anak kemudian disuruh membuat daftar produk yang memiliki kemasan sedikit (seperti buah-buahan, nasi dan kentang) dan produk yang memiliki banyak kemasan banyak (seperti cairan atau produk yang sudah rusak, permen karet atau biskuit dengan kemasan dobel) kemudian bandingkan apakah plastik kemas seperti itu perlu atau terlalu banyak.
3. Anak-anak harus menyadari akan jumlah kemasan yang dimiliki sebuah produk, bandingkan dengan produknya sendiri dan belajar untuk melihat secara kritis tentang kemasan tambahan. Guru kemudian menjelaskan bahwa kita bisa mengurangi sampah dengan mengurangi jumlah kemasan sebuah produk. Restoran yang menyediakan menu bungkus bawa pulang dan produk dengan kemasan dobel harus dihindari. Setelah penggunaan, buanglah sampah kemasan di tempat sampah yang tepat agar dapat digunakan kembali maupun didaur ulang.
Para murid dapat menggunakan pengukur berat mereka untuk menyadari bahwa barang yang dibungkus selalu lebih berat dari barang yang tidak dibungkus, dan mereka dapat melihat mana kemasan barang yang memang diperlukan dan mana kemasan barang yang tidak perlu (seperti barang yang memiliki dua jenis pengemasan).
Kesimpulan
Mengurangi penggunaan kemasan adalah salah satu cara mengurangi sampah. Hal ini dapat dilakukan dengan membawa plastik bekas sendiri ke toko, menolak penggunaan piring Styrofoam atau menolak memilih produk yang memiliki kemasan.
(K) Kegiatan 4: Kotak Makan & Botol Minum yang Dapat Dipakai kembali
Umur: 7-14 tahun, 45 menit.
Tujuan
Mendorong para siswa dan orang tua untuk mengurangi sampah dengan menggunakan barang yang dapat digunakan kembali.
Persiapan
Guru dapat membaca bacaan dengan tema mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah dengan melihat website yang disebutkan di akhir petunjuk kegiatan ini.
Bahan-bahan
Kertas dan pena (alat tulis).
Uraian kegiatan
Guru menjelaskan tentang kemasan yang dapat digunakan kembali dan memberikan contoh. Kegiatan dilanjutkan dengan anak-anak harus membawa makanan dan minuman mereka dalam wadah yang dapat digunakan kembali di minggu berikutnya. Ini berarti bahwa makanan dan minuman jika dibawa dalam wadah yang dapat digunakan kembali akan mengurangi penggunaan kemasan plastik langsung buang, kertas atau pun aluminium.
Anak-anak membuat surat untuk orang tua mereka tentang kegiatan penelitian mereka mengenai pengurangan sampah di sekolah. Anak-anak membaca surat yang mereka buat di depan kelas dan mendiskusikan tentang barang-barang yang biasa mereka gunakan di rumah atau di kelas, yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang.
Mintalah anak-anak untuk memilih surat yang paling bagus, yang nantinya akan dikirim ke orang tua mereka. Pastikan hanya satu surat per keluarga yang dibawa pulang. Mengirim dengan email dan mengurangi penggunaan kertas akan lebih baik.
Guru dapat membuat daftar pencapaian masing-masing anak di kelas mengenai kegiatan ini. Guru membuat daftar menggunakan kertas dengan menuliskan nama masing-masing anak di sebelah kanan dengan urutan tanggal di bagian atas. Setiap harinya guru akan mencatat pencapaian masing-masing anak dengan memberikan tanda ++ bagi yang tidak menghasilkan atau membuang sampah, + bagi yang menghasilkan sedikit sampah atau – bagi yang membuang banyak sampah lebih dari seharusnya. Setelah satu minggu guru memberikan hadiah pada anak murid yang pencapaiannya terbaik di minggu itu, atau kepada semua anak atas usaha mereka mengurangi sampah. Lakukan kegiatan ini dengan prosedur yang sama selama beberapa minggu ke depan untuk menanamkan kebiasaan baik ini!
Kesimpulan
Anak-anak mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengetahuan mereka dalam hal mengurangi sampah dengan orang tua di rumah. Dengan memberikan usaha terbaik mereka dalam bersama mengurangi sampah dan mendapat hadiah setelah melakukannya akan mendorong anak terbiasa untuk melakukan kebiasaan baik ini.
Tip: mendorong penggunaan email dari pada surat kertas biasa dalam komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua murid.
(K) Kegiatan 5: Membeli dalam jumlah besar
Semua umur, 30 menit.
Tujuan
Anak-anak menyadari bahwa dengan membeli popcorn atau keripik dalam kemasan yang besar sekaligus akan mengurangi sampah dibandingkan membeli dalam kemasan yang kecil-kecil.
Persiapan
Guru meminta anak murid membawa bahan-bahan ke sekolah sebelum kegiatan dimulai.
Bahan-bahan
Keripik dalam kemasan besar, kemasan kecil dan selotip.
Uraian kegiatan
Setiap anak menerima keripik kemasan kecil. Sementara guru memegang keripik kemasan besar. Guru menanyakan pada anak-anak beberapa pertanyaan berikut dan menuliskan jawabannya di papan tulis.
- Berapa berat keripik yang ada di kemasan kecil? Dan berapa berat keripik yang ada di ke masan besar?
- Berapa banyak kemasan kecil yang beratnya sama dengan satu kemasan besar?
Anak-anak diperbolehkan memakan keripiknya. Setelah selesai makan, tempelkan kemasan kecil satu sama lain hingga membentuk sebesar kemasan besar. Tempel dan sambungkan kemasan kecil sebanyak mungkin sampai sekiranya dapat memuat berat isi yang sama dengan kemasan besar. Kemasan mana yang menghasilkan banyak sampah?
Guru menulis beberapa pendapat di papan tulis dan meminta anak murid untuk mendiskusikan jawabannya:
1. Kalian menghasilkan sedikit sampah jika membali 200 gram keripik kemasan kecil.
2. Kalian menghasilkan sedikit sampah jika membeli 200 gram keripik kemasan besar. (pilih jawaban mana yang benar) jawaban yang benar adalah nomor 2.
Bagaimana kalian masih dapat membawa popcorn untuk makan siang tanpa membeli yang kemasan kecil? Ambil sebagian popcorn dari kemasan besar yang ada di rumah dan masukkan dalam wadah yang bisa digunakan lagi atau ke dalam kotak bekal. Jelaskan pada anak-anak bahwa ini dapat diterapkan di berbagai produk lain. Produk apa yang dapat dibeli dalam kemasan besar? (minuman ringan, deterjen bubuk, dan lain-lain).
Kesimpulan
Membeli produk dalam kemasan besar lebih baik dalam hal jumlah sampah yang dibuang dan lebih murah.
(M) Kegiatan 6: Menggambar Tentang Sampah
Umur: 4-11 tahun, 45 menit.
Tujuan
Anak-anak membuat gambar dan berbagi pengetahuan mereka mengenai sampah dengan yang lainnya.
Persiapan
Guru memastikan bahwa semua bahan-bahan yang dibutuhkan tersedia.
Bahan-bahan
Buku pelajar, kertas daur ulang atau kertas biasa dan pena, majalah dan gunting.
Uraian kegiatan
Guru membacakan buku pelajar mengenai sampah dan meminta mereka membuat gambar tentang sampah.
Gunakan kertas daur ulang atau halaman belakang kertas yang sudah terpakai (satu sisi sudah terpakai, gunakan halaman belakangnya yang masih kosong) untuk menggambar. Anak-anak dapat bekerja dalam kelompok atau sendiri-sendiri. Tema menggambar kali ini bisa berupa:
1. Kota yang bersih atau kota yang kotor
2. Barang apa saja yang kita gunakan setiap hari dan bagaimana kita dapat mendaur ulang atau menggunakan kembali barang tersebut?
3. Barang seperti apa saja yang dapat dibuat dari barang daur ulang?
Biarkan anak-anak menuangkan ide-ide mereka sendiri dalam menggambar atau memunculkan slogan dengan tema mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah.
Gambar yang sudah jadi dapat dipamerkan di dinding sekolah.
(P) Kegiatan 7: Apa perbedaannya?
Semua umur, 45 menit.
Tujuan
Anak-anak melihat dampak dari pencemaran dengan mendiskusikan gambar kota yang bersih dan kota yang tercemar di buku pelajar, dan dampak pencemaran terhadap udara, tanah, air dan kesehatan (baik kesehatan manusia maupun hewan).
Bahan-bahan
Buku pelajar
Persiapan
Selama kegiatan ini, anak-anak bekerja dalam kelompok. Jika perlu, jelaskan pada mereka bagaimana cara membuat peta pikiran.
Uraian kegiatan
Anak-anak memutuskan untuk memilih mebuat peta pikiran tentang kota bersih atau kota yang tercemar. Tulis tema “kota bersih” atau “kota kotor” di tengah-tengah, lalu buat percabangan tentang dampak dari ada atau tidaknya sampah di ingkungan, udara, air, makanan, kesehatan hewan dan manusia. Anak-anak dapat mengunakan buku mereka untuk mengobservasi dampak dari kota tercemar dan kota bersih.
Jika mereka sudah selesai, guru membuat peta pikiran kelas di papan tulis. Anak-anak murid kemudian menyampaikan apa yang sudah mereka tulis dan guru menjelaskan dampak dari sampah terhadap dunia dan kehidupan kita. Contoh dari peta pikiran adalah sebagai berikut.
Tanah bersih
Makanan yang sehat
Tidak ada lalat
Hewan dan manusia yang sehat
Orang-orang bahagia
Alam yang hijau dan bersih
Usada segar
Ada tempat sampah
Banyak tanaman yang tumbuh
Kota Bersih
Air Bersih/ sungai waste
Pencemaran udara
Tidak ada tempat sampah
Kotor dan sampah di jalanan
Orang-orang sakit
Air yang tercemar
Tanah yang kotor
Makanan yang terkontaminasi /sungai
Hewan dan manusia jatuh sakit
Sedikit tanaman yang tumbuh
Banyak lalat di mana-mana
Kota kotor
(M) Kegiatan 8: Permainan Selamat Menghijaukan Indonesia
Semua umur, 30 menit.
Tujuan
Anak-anak belajar tentang isu yang berhubungan dengan sampah melalui permainan Bumi Hijau.
Bahan-bahan
Papan permainan Selamat Menghijaukan Indonesia, pion permainan dan dadu
Persiapan
Guru menjelaskan instruksi papan permainan, yang tertera di belakang papan permainan. Guru kemudian membagi anak-anak ke beberapa kelompok yang terdiri dari 3 atau 4 anak dan menyiapkan pion dan dadu.
Uraian kegiatan
Anak murid memainkan permainan Selamat Menghijaukan Indonesia.
(P) Kegiatan 9: Cerita: “Kehidupan sebuah…”
Umur: 7-14 tahun, 60 menit.
Tujuan
Menulis cerita tentang sebuah sampah.
Persiapan
Guru memilih jalan atau tempat bermain kemudian menyuruh anak-anak mencari sampah yang dibuang di sana. Jika hal ini tidak memungkinkan, anak-anak dapat memilih obyek dari buku mereka.
Bahan-bahan
Kertas dan bolpen
Uraian kegiatan
Anak-anak menuliskan cerita tentang sebuah sampah yang mereka temukan di jalanan atau tentang gambar di buku mereka.
Ceritanya menjabarkan tentang perjalanan hidup sebuah obyek, bagaimana benda itu bisa menjadi ada. Mereka dapat menulis tentang dampak negatif sampah bagi alam dan manusia dan berbagai cara untuk mengurangi sampah, seperti 3 M: mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang.
Beberapa poin yang mungkin dapat dimasukkan ke dalam cerita adalah:
1. Pikirkan tentang sebuah benda dan jelaskan tentangnya.
2. Pilih apakah benda tersebut yang akan bercerita tentang dirinya atau anak-anak sendiri yang menceritakan benda tersebut.
3. Dimana benda itu dibuat?
4. Di mana benda itu dijual? Siapa yang membelinya?
5. Bagaimana benda itu digunakan?
6. Bagaimana benda itu berakhir di tempat sampah?
7. Apa yang terjadi setelahnya?
8. Di mana benda itu dibuang?
9. Siapa yang membuang benda itu?
10. Apa dampak sampah tersebut di tempat sampah itu di temukan?
11. Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari sampah?
12. Apa yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi dampaknya bagi lingkungan?
13. Bagaimana benda ini bila digunakan kembali dan didaur ulang?
14. Bagaimana kira-kira kehidupan benda ini kelak?
Cerita yang sudah selesai dapat ditempel di majalah dinding sekolah dan di aula, sehingga anakanak yang lain dapat membacanya. Alternatif lain, biarkan mereka menyampaikan cerita mereka di pertemuan sekolah. Mereka juga dapat membuat film animasi tentang tema ini.
Kesimpulan
Anak-anak membuat cerita tentang perjalanan sebuah sampah berbagi cerita dengan anak murid lainnya.
(M) Kegiatan 10: Reaksi Benda-benda terhadap Tanah, Air dan Udara. Semua umur, 45 menit.
Tujuan
Anak-anak mencari tahu bagaimana benda-benda berbeda bereaksi jika dikubur: apakah akan berkarat, membusuk, tumbuh atau tetap seperti semula. Anak-anak akan memahami arti dari kata dapat terurai alami (biodegradable) dan tidak dapat terurai alami (non biodegradable).
Persiapan
- Guru membawa barang-barang yang dibutuhkan ke sekolah.
- Bagi anak-anak menjadi beberapa kelompok.
- Gunakan sarung tangan ketika memegang tanah, dan selalu cuci tangan setelahnya.
- Perhatikan baik-baik saat anak-anak menggunakan kantung plastik.
- Catatan, bahwa kegiatan ini akan sangat berantakan.
Bahan-bahan
Satu pot tanah atau akses ke kebun, sekop, kertas, pensil warna, kantong plastik, batang stik, kacang-acangan, kacang kering, botol kaca, penjepit kertas, kayu, buah-buahan atau sayuran seperti bawang atau kentang.
Uraian kegiatan
1. Setiap kelompok memilih benda yang berbeda untuk dikubur. Anak-anak menggambar ben da yang akan mereka kubur sebelumnya, untuk perbandingan nanti.
2. Mereka kemudian mengubur benda yang sudah dipilih. Tandai dengan stik untuk memu dahkan menemukannya kembali. Catatan: sirami dengan air selama beberapa ming gu. Beberapa tumbuhan seperti kacang-kacangan dan bawang perlu air untuk tumbuh.
3. Setelah sekitar 3 minggu, anak-anak kembali dan menggali benda yang mereka kubur sebel umnya.
4. Kemudian mereka menggambar keadaan benda itu lagi. Seberapa besar perubahan benda tersebut dari gambar aslinya? Diskusikan hal ini dengan anak-anak.
5. Ajarkan mengenai arti dari kata dapat terurai alami dan tidak dapat terurai alami dengan menggunakan contoh yang ada. Dapat terurai alami artinya bahwa benda tersebut dapat lapuk seiring berjalannya waktu oleh mikro organisme dan makhluk hidup lain di bumi. Contohnya sampah hijau, sampah sayuran dan buah-buahan dan kertas. Apakah bendanya tidak berubah sama sekali? Jika demikian benda tersebut adalah benda yang tidak dapat terurai alami. Contohnya adalah kaleng aluminium, wadah plastik dan ban karet. Benda-benda tersebut tidak akan rusak di dalam tanah atau hal ini akan memakan waktu sangat lama, namun bisa didaur ulang menjadi barang baru.
6. Jika benda tersebut mulai tumbuh, seperti bawang, rawatlah dengan memberi air dan sinar matahari yang cukup. Pindahkan tanaman ke dalam pot dan simpan di ruang kelas.
Kesimpulan
Setiap benda memiliki reaksi yang berbeda jika dikubur dalam tanah. Beberapa di antaranya tumbuh, beberapa lainnya membusuk dan menjadi tanah lagi (biodegradable) atau tidak berubah sama sekali karena benda tersebut tidak dapat terurai alami. Untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tanah, kita harus mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah.
(P) Kegiatan 11: Waktu Pembusukan (Penguraian)
Semua umur, 45 menit.
Tujuan
Anak-anak mencari tahu bahwa alam dapat membusukkan sampah dan berapa lama waktu yang diperlukan oleh matahari, angin dan hujan untuk membusukkan sampah.
Persiapan
Pastikan bahwa tersedianya sambungan ke internet untuk menayangkan film „Gloop.“
Apabila tidak ada internet guru bisa menunjukkan gambar sampah atau bisa juga keluar berjalan jalan untuk melihat sampah di sekitar sekolah.
Bahan-bahan
Kertas, beberapa potong buah, botol kaca, kaleng, botol plastik, kotak jus, akses internet.
Uraian kegiatan
Pertama-tama, tayangkan film YouTube „Gloop“ pada anak-anak.
Guru bertanya kepada anak anak, berapa lama kah waktu yang diperlukan sampah untuk terurai?
Jelaskan bahwa plastik adalah benda yang tidak dapat terurai alami, dengan kata lain butuh waktu lama untuk menjadi busuk.
Pembusukan adalah sebuah proses busuknya sebuah benda secara fisik dan kimia oleh bakteri dan jamur. Biasanya membutuhkan waktu lama untuk membusukkan sebuah benda. Jika kita membuang kaleng soda ke tanah, maka akan memakan waktu sampai 500 tahun bagi alam, angin dan matahari untuk membusukkannya.
Guru kemudian membuat peta pikiran tentang waktu pembusukkan di papan tulis. Biarkan anakanak menyampaikan ide mereka tentang berbagai jangka waktu pembusukkan. Gunakan peta pikiran di bawah berikut. Gunakan gambar benda-benda yang berbeda untuk memudahkan pemahaman anak-anak yang lebih muda. Sebutkan secara eksplisit bahwa kondisi iklim dan cuaca memiliki dampak akan seberapa cepat sebuah benda membusuk. Semakin banyak sinar matahari, hujan, angin dan bakteri akan mempercepat proses pembusukan.
Anak-anak dalam kelompok yang terdiri dari 3 orang mulai menjawab pertanyaan berikut:
1. Apa yang terjadi jika kita membuang sampah di alam atau di tempat pembuangan akhir? (apakah itu akan terus berada di sana untuk waktu yang lama, adakah dampaknya pada tanah, air atau udara?)
2. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengurai kulit pisang, botol beling, kantong kertas dan botol plastik?
3. Barang apa yang waktu penguraiannya paling cepat? (buah-buahan dan sampah hijau)
4. Yang mana yang paling lama penguraiannya? (Styrofoam)
5. Apa yang akan terjadi dengan plastik? Apakah akan terurai dengan cepat atau lebih lama jika dibandingkan dengan kulit pisang? Plastik tidak akan menghilang selamanya, ia akan rusak, megecil dan semakin kecil dan berubah menjadi pasir beracun.
6. Apa saja yang merupakan bahan utuk penguraian? (matahari, angin, ulat, bakteri)
7. Apa itu styrofoam? (lihat gambar)
Barang ini tidak dapat lapuk secara alami, artinya ia akan tetap di alam selamanya!
Jadi ingatlah, jangan pernah gunakan barang dari styrofoam.
8. Apa yang dapat kau lakukan untuk menolong alam ini? (mengurangi, menggunakan kemba li, mendaur ulang (3M) dan mulai memisah-misahkan sampah yang ada di rumah-sesuai kategori organik dan non-organik)
Kesimpulan
Benda-benda dapat diurai olah alam namun itu membutuhkan waktu yang lama. Solusi terbaik dibandingkan membuang sampah ke tempat pembuangan akhir adalah dengan menggunakannya kembali dan mendaur ulang benda tersebut.
(P) Kegiatan 12: Dampak Sampah
Umur: 7-14 tahun, 60 menit.
Tujuan
Anak-anak menyadari bahwa sampah memiliki dampak terhadap udara, tanah, air dan kesehatan kita.
Persiapan
Guru menonton dua film pendek di www.youtube.com untuk kemudian menunjukkannya ke anakanak selama kegiatan ini. Film pertama „A day in the life of your garbage and recyclables“ (Sehari dalam Hidup Sampahmu dan Benda-Benda Daur Ulang) dan selanjutnya „How does a modern landfill work?“ (Bagaimana Cara Kerja Tempat Pembuanagn Sampah Akhir Modern).
Apabila tidak ada hubungan internet, dapat menggambar peta perjalanan sampah dari pabrik, toko, perumahan, tempat sampah sampai ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah.
Bahan-bahan
Papan tulis, computer dengan akses internet.
Uraian kegiatan
Guru menunjukkan film di YouTube dan meminta anak-anak menyampaikan pendapat mereka. Guru mendiskusikan bagaimana perjalanan sampah yang dimulai dari toko sampai tempat pembuangan akhir. Apa yang terjadi setelah sampah dibuang? (misalnya, anak-anak membeli yoghurt di toko, memakannya untuk sarapan, membuang gelas bekasnya di tempat sampah di depan pintu, petugas pengumpul sampah mengambilnya ke tempat pembuangan akhir, sampah gelas yoghurt tinggal di sana selama bertahun-tahun, mencemari bagi tanah dan air tanah, atau kemudian dibakar yang kemudian mencemari udara?) Apa dampak dari membuang sampah ke alam? Benda apa yang tidak boleh dibuang ke tempat sampah? (batu baterai, barang rumah tangga dan barang elektronik)
Guru mendiskusikan tema utama “Apa dampak dari sampah?” Anak-anak kemudian menyebutkan dampaknya sementara guru menggambarkan peta pikiran di papan tulis
Limbah berakibat pada:
1. Udara – pembakaran sampah akan menyebabkan polusi udara. Polusi udara akan berakibat langsung pada manusia dan hewan karena menghirup udara yang terkontaminasi dan dapat mengakibatkan alergi dan penyakir pernapasan.
2. Tanah – Polusi pada tanah akan membuat kualitas sayuran dan hasil pertanian menjadi bu ruk dan manusia serta hewan dapat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi.
3. Air – Polusi air membahayakan ikan, tanaman air, dan juga tanah. Tanah akan menyerap air sehingga tanah dan tanaman akan terkontaminasi. Dan jika air yang terkontaminasi dijadikan air minum, maka akan berdampak langsung pada kesehatan manusia.
4. Hewan – Hewan dapat tersedak sampah, terjebak dalam timbunan sampah, dan menghirup udara yang terkena polusi.
5. Manusia – Manusia akan mengalami masalah kebersihan, masalah fisik seperti sulit berna fas, sakit kepala, atau manusia akan mengkonsumsi makanan atau air yang tekena polusi..
Masalah kebersihan
Dampak kesehatan yang menurun
Makanan yang terkontaminasi Pertanian Laut
Sakit kepala karena polusi Manusia
Bermasalah dengan pernapasan karena polusi udara
Memakan makanan yang terkontaminasi
Polusi Tanah
Air tanah
Air minum
Polusi Air
Ikan yang terkontaminasi
Polusi Udara
Dampak sampah
Pembarakan di sawah
Pembakaran plastik Hewan
animals
Ikan tersedak sampah
Pembakaran lahan pertanian
Pembakaran sampah sepanjang jalan
Ikan-ikan terperangkap di sampah
Kesimpulan
Mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah sangat penting, karena hal ini mengurangi dampak buruk polusi terhadap udara, tanah, air, dan kesehatan kita.
(P) Kegiatan 13: Cara-cara mengurangi sampah
Umur: 7-14 tahun, 30 menit.
Tujuan
Bertukar pikiran tentang cara mengurangi sampah dengan menggunakan peta pikiran.
Persiapan
Gunakan internet untuk memutar film di YouTube: “Landfill Harmonic – The World Sends Us Garbage...We Send Back Music”.
Apabila tidak ada hubungan internet, Guru bisa menulis lagu bertema mengurangi,menggunakan kembali dan mendaur ulang.
Bahan-bahan
Buku pelajar, papan tulis atau kertas besar, dan pensil warna.
Gunakan kotak makan yang dapat digunakan lagi
Baju yang masih bisa diperbaiki
Mengurangi sampah
Bawa plastik sendiri dari rumah untuk berbelanja
Gunakan batu batre yang dapat diisi ulang
Uraian kegiatan
Mengurangi kemasan
Hindari penggunaan styrofoam
Guru mempertontonkan film YouTube “Landfill Harmonic” kepada para siswa, kemudian mendiskusikannya di kelas. Jelaskan bahwa solusi masalah sampah adalah dengan cara mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah. Dengan mengurangi sampah dan tidak membuang terlalu banyak barang, kita akan mengurangi jumlah sampah dan polusi. Kita sebagai manusia dari segala jenjang usia harus merubah kebiasaan dan menjaga kebersihan juga melestarikan planet kita untuk generasi yang ada saat ini dan yang akan datang..
Mintalah anak-anak untuk membuat peta pikiran tentang bagaimana mengurangi sampah. Anakanak dapat menggunakan informasi yang ada di buku pelajar. Dapatkah mereka menemukan cara lain selain yang tertulis dalam buku? Apakah masalah sampah yang terkait dengan kota mereka, dan solusi apa yang dapat mereka sarankan?
battery
Gunakan gelas atau botol yang dapat digunakan kembali
(P) Kegiatan 14: Cara menggunakan kembali sampah
Umur: 7-14 tahun, 30 menit.
Tujuan
Siswa berpikir tentang cara menggunakan sampah kembali.
Persiapan
Guru dan siswa membawa ‘sampah’ dari rumah.
Guru dapat menjelaskan cara membuat peta pikiran dan tujuan dari peta pikiran.
Bahan-bahan
Kotak kemasan/kardus, botol kaca, kotak korek api, kantong plastik, kertas, dan sampah organik.
Uraian kegiatan
Anak-anak menjelaskan tentang ‘produk sampah’ mereka dan berdiskusi tentang cara menggunakan kembali sampah. Beri motivasi kepada anak murid untuk memberikan contoh penggunaan sampah kembali. Kemudian putarkan video YouTube: “Green Kids Take Charge: part 2 of 3”.
Setelah menonton video, anak-anak membuat peta pikiran sendiri-sendiri tentang cara menggunakan kembali sampah. Setelah itu, guru menggambar peta pikiran di papan tulis dan mengisinya dengan ide-ide dari anak-anak. Peta pikiran dapat berupa seperti gambar di bawah:
Tempat bekal makan
Benda seni dan kerajian tangan
Kotak plastik Tempat penyimpanan
Benda seni dan kerajinan tangan Botol plastik
Kantong plastik Kantong belanjaan
Kantong plastik
Benda seni dan kerajian tangan
Menggunakan kembali sampah
Kertas
Lembar kertas
1. Gunakan kedua sisinya
2. Gunakan sebagai kertas pembungkus
Buat tempat sampah sebagai tempat penyimpanan
Untuk benda seni dan kerajina tangan
Untuk vas bunga Untuk tempat penyimpanan
Untuk botol minum
Untuk tempat pensil
Untuk kompos
untuk hewan
Makanan
Botol
Toples
PlastiK
Sampah hijau
kaca Karton
(P) Kegiatan 15: Cara-cara mendaur ulang sampah
Umur: 7-14 tahun, 45 menit.
Tujuan
Agar anak-anak dapat mengetahui bahan-bahan pembuat dari suatu produk dan bahan-bahan apa saja yang bisa didaur ulang.
Persiapan
Guru membawa bahan-bahan ke sekolah dan menunjukkannya di atas meja.
Bahan-bahan
Rompi bulu domba, ban, alat elektronik, kertas, gelas, kompos, kaleng, internet.
Uraian kegiatan
Putar video YouTube: “Sesame Street, Recycling Blues”.
Guru menunjuk sebuah produk dan bertanya kepada anak-anak dari bahan apa produk tersebut dibuat.
Kaca terbuat dari pasir.
Plastik terbuat dari minyak.
Kertas terbuat dari kayu pohon.
Kaleng terbuat dari aluminium.
Ban terbuat dari karet.
Kompos terbuat dari sampah organik.
Dapatkah mereka mengetahui bahan dasar produk-produk tersebut?
Guru menjelaskan bahwa beberapa material dan produk dapat didaur ulang menjadi produk baru. Kebanyakan produk didaur ulang di pabrik, namun untuk mendaur ulang kertas dan membuat kompos dapat dilakukan di rumah maupun di sekolah. (lihat kegiatan 27 dan 30).
Dalam berpasangan mintalah anak-anak untuk membuat peta pikiran tentang cara mendaur ulang sampah. Anak-anak dapat menggunakan buku atau internet untuk mencari pilihan lain. Anda dapat temukan link lain di bagian belakang buku panduan ini.
Setelah selesai, setiap grup akan mempresentasikan peta pikiran mereka didepan teman sekelas. Selanjutnya guru menggambar peta pikiran seluruh kelas. Peta pikiran tersebut dapat berupa seperti ini:
Bagian pesawat
Aspal
Ban
Mobil
Sepeda
Kaleng aluminium
Lapangan basket
Perabotan plastik
Kantong plastik
Botol plastik
Karet
Plastik
Rompi bulu atau selimut
Computer
S ampah daurul a n g
Tanah yang subur
Benda-benda kaca
Vas bunga
Kaca
Kertas
Gelas dan botol
Toples Undangan ulang tahun
Kertas bekas di kantor
kertas bekas bungkus kado
Buku catatan
Tisu toilet Kompos
Kesimpulan
Kebanyakan produk dapat didaurulang menjadi produk baru. Mendaurulang dapat menghemat sumber daya alam, energi, air dan biaya fabrikasi, dan juga mengurangi sampah.
Sampah Hijau
(M) Kegiatan 16: Memilah sampah itu berguna!
Umur 7-14 tahun, 60 menit.
Tujuan
Membuat rencana memilah dan mendaur ulang sampah di sekolah kemudian mengumpulkan dan membawanya ke bank sampah terdekat.
Persiapan
Guru memastikan bahwa di kelas telah tersedia 6 keranjang sampah dan barang-barang yang dapat didaur ulang Beri tahu penjaga sekolah mengenai kegiatan ini.
Bahan-bahan
6 (atau sebanyak yang diperlukan) keranjang sampah, kertas, pensil warna, majalah, dan gunting.
Uraian kegiatan
Tunjukkan video YouTube: “Green Kids Take Charge: Part 3 of 3” kepada anak-anak.
Bagi anak-anak menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk menangani 1 jenis sampah: plastik, kertas, kaca, logam, sampah organik, dan sampah lain (yang tidak masuk klasifikasi kategori sebelumnya). Mereka akan membuat rencana untuk mengajarkan cara mengelompokan sampah di sekolah dan membawanya ke bank sampah. Setiap kelompok membuat rencana pengelolaan sampah sesuai dengan jenis sampah yang mereka tangani, seperti:
1. Mencari tahu jumlah tempat sampah yang ada di sekolah dan membaginya ke dalam 6 jenis sampah (plastik, kertas, kaca, logam, sampah hijau-organik, dan sampah lain).
2. Membuat poster tentang cara pengelompokan jenis sampah dan membuangnya ke tempat sampah yang sesuai. Anak-anak juga dapat menggunakan stiker warna-warni untuk menan dai tempat sampah.
3. Letakan tempat sampah di tempat strategis di sekolah.
4. Menunjuk orang yang akan mengumpulkan sampah dari tempat sampah dan membawanya ke tempat pengumpulan.
5. Menghubungi bank sampah terdekat dan menanyakan apakah pihak bank sampah dapat mengambil sampah dari sekolah setiap 2 minggu sekali, jika tidak bisa, anak-anak menun juk perwakilan untuk mengantar sampah ke bank sampah.
6. Membuat rencana apabila sampah tidak terkelompokan sesuai dengan kategorinya.
7. Menanyakan pihak sekolah apakah sekolah dapat menggunakan uang yang dihasilkan dari bank sampah (lihat contohnya di bagian sebelum kesimpulan).
8. Membuat presentasi tentang rencana pengelolaan sampah milik masing-masing kelompok dan menjelaskannya kepada kelompok lainnya dan juga guru. Pastikan tiap-tiap kelom pok tahu rencana tersebut dan cara mendaur ulang bahan-bahan tersebut. Guru memberitahukan kepada pada para siswa bahwa tempat sampah akan ditaruh di tempat yang berbeda-beda di sekolah dan dengan ini proses daur ulang dimulai. Guru memberita hu mengapa mendaurulang itu penting. Guru membentuk sebuah kelompok kecil anak-anak untuk terus berkomunikasi dengan guru (misal, satu kali sebulan) untuk memberitahu Anda kemajuan kegiatan daur ulang yang sedang mereka lakukan.
Guru berusaha untuk menjawab pertanyaan dari anak-anak dan membantu menyukseskan proyek ini.
Guru mendiskusikan rencana pengelolaan 6 jenis sampah tersebut dan merangkumnya dalam 1 rencana umum, dalam rencana itu sebutkan tugas dan nama anak yang bertanggung jawab untuk tugas tersebut.
Di minggu-minggu berikutnya anak-anak memantau dan memastikan bahwa sampah-sampah dibuang ke dalam tempat sampah yang benar.
Tempat Sampah 1 – merah – plastik
Tempat Sampah 2 – hijau – sampah organik (buah, sayur, daun dan rumput)
Tempat Sampah 3 – biru – kaca
Tempat Sampah 4 – kuning – kertas
Tempat Sampah 5 – abu-abu – sampah lain
Tempat Sampah 6 – coklat – kaleng dan logam
Ijinkan pula anak-anak untuk membawa sampah dari rumah jika mereka mau.
Pastikan bahwa sampah yang terkumpul dibawa ke bank sampah. Dan juga pastikan bahwa uang yang didapat dari bank sampah digunakan untuk membeli tempat sampah atau membeli bahan/ peralatan yang diperlukan untuk mendaur ulang sampah di sekolah. Contoh: membeli barang-barang yang dapat dipakai kembali dari pada membeli barang sekali pakai seperti piring, cangkir, dan botol minum untuk makan siang; lebih baik membeli barang-barang yang berguna bagi sekolah seperti tempat sampah, buku, mainan, atau bibit tanaman.
Kesimpulan
Anak-anak telah membuat rencana untuk memisahkan dan megumpulkan plastik, kertas, kaca,logam, dan sampah lain di sekolah serta membawa sampah yang dapat didaur ulang ke bank sampah
(P) Kegiatan 17: Mendorong Perilaku Berkelanjutan terhadap sampah
Umur 7-14 tahun, 45 menit.
Tujuan
Membuat anak menyadari sikap mereka yang ‘berkelanjutan’ terhadap sampah.
Sangat berkelanjutan
Kurang berkelanjutan
Persiapan
Bagi anak-anak dalam pasangan. Guru membaca tentang konsep ‘berkelanjutan’ dan menjelaskannya kepada anak murid saat pelajaran. Https://www.bbcearth.com/news/cradle-to-cradle-our-zero-waste-future. Guru juga dapat memutar film Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=CGd3lgxReFE
Bahan-bahan
Pulpen dan kertas.
Uraian kegiatan
Guru menjelaskan bahwa perilaku yang berkelanjutan adalah perlaku yang melestarikan keseimbangan alam baik untuk masa kini dan masa depan dengan menghindari penipisan sumber daya alam dan polusi alam.
Anak-anak yang dibagi dalam kelompok (1 kelompok 2 orang) dan mereka saling mewawancarai tentang perilaku mereka. Mereka menulis jawabannya di selembar kertas dan menghitung jawaban ya (semakin banyak jawaban ya, menunjukkan perilaku yang berkelanjutan).
Lihat statistik kelas dan jika ada area tertentu dengan jawaban negatif, cari tahu alasannya. Guru mendiskusikan jawaban dengan anak-anak dan menuliskan jawaban yang paling penting di papan tulis.
MENGURANGI
MENGGUNAKAN KEMBALI
MENDAUR ULANG
MEMPERBAIKI
PEMBUANGAN SAMPAH
Wawancara 1:
1. Apakah kamu mencintai alam? Apa yang sangat menarik dari alam?
2. Apakah kamu kecewa jika kamu menemukan sampah di jalanan, laut atau alam seki tar?
3. Apakah kamu selalu membuang sampah pada tempatnya?
4. Apakah kamu menggunakan gelas dan piring yang dapat digunakan kembali atau yang hanya sekali pakai?
5. Apakah kamu menggunakan kembali sampah di rumah? Jika iya, bagaimana caranya?
6. Menurut kamu, apakah mengurangi, menggunkan kembali, dan mendaur ulang sampah itu berguna?
7. Apakah kamu mendaur ulang sampah di rumah? Contohnya mendaur ulang kertas atau membuat kompos?
8. Apakah kamu mengambil sampah di jalan saat sedang jalan-jalan?
9. Apakah kamu membawa tas sendiri saat berbelanja?
Kelompok Pertanyaan berikutnya dapat dijawab berpasang-pasangan atau seluruh kelas.
Wawancara 2:
1. Bagaimana cara untuk menyelesaikan permasalahan sampah?
2. Bagaimana kelas kalian bisa mulai mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah?
3. Apakah kamu ingin belajar membuat kertas dan kompos?
4. Bagaimana kamu dapat membantu menjaga kebersihan dan menghijaukan lingkungan sekitar?
Guru mendiskusikan jawaban dengan anak-anak dan menulis kesimpulannya di papan. Jika kita mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah, maka kita tidak perlu membuangnya dan tetap menjaga sumberdaya alam. Perilaku berkelanjutan ini akan mengurangi kerusakan lingkungan dan menghemat uang.
Diskusikanlah cara berpikir seperti yang ada di piramida di atas dengan anak-anak. Ide pada piramida tersebut mendorong ekonomi holistik yang tidak ada sampah lagi. Ini bertujuan untuk menggunakan kembali barang bekas. Dengan cara ini sumber daya alam tidak terbuang dan meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan.
Kesimpulan
Anak-anak menyadari tentang pentingnya perliaku berkelanjutan terhadap sampah dan memahami konsep dalam piramida di atas (cradle to cradle concept).
(M) Kegiatan 18: Mengadakan ‘Eco-Week’ [Minggu Lingkungan]
Umur 11-14 tahun, 60 menit.
Tujuan
Anak-anak berbagi pengetahuan dengan seluruh sekolah tentang apa yang mereka pelajari mengenai mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah (reducing, reusing and recycling).
Persiapan
Guru membuat daftar kegiatan yang akan dilakukan pada Eco-Week. Contoh kegiatan dapat diambil dari Buku Panduan Aktivitas ini, atau kegiatan lain dapat seperti:
1. Band sampah - Membuat alat musik dari sampah dan/atau menulis lagu tentang daur ulang untuk dimainkan selama Eco Week.
2. Junk to Funk Fashion Show – anak-anak yang telah mendaftar akan membuat pakaian dari bahan yang bisa dipakai kembali atau bahan hasil daur ulang.
3. Tantangan Makan Siang tanpa bungkus – anak-anak akan mendapatkan poin jika mem bawa bekal makanan dari rumah atau makan di kantin untuk mengurangi sampah dari kemasan makanan.
4. Anak anak bisa menciptakan karya seni dari bahan bahan yang dapat di daur ulang untuk dipasang di sekitar sekolah.
Bahan-bahan
Pulpen, kertas, komputer.
Uraian kegiatan
Anak-anak mulai membuat panitia kecil untuk kegiatan yang telah dipilih. Untuk setiap kegiatan, satu kelompok anak-anak membuat rencana dengan mendiskusikan hal-hal berikut:
1. Menentukan tanggal Eco-Week (dilakukan bersama guru)
2. Mengundang orang untuk berpartisipasi dalam Eco-Week dengan menulis email atau surat atau mengumumkan melalui selebaran.
3. Memasang lembar pendaftaran untuk berbagai macam kegiatan dan ditempelkan di seko lah
4. Membuat promosi seperti membuat poster.
5. Memilih musik (untuk Junk to Funk Fashion Show).
6. Menunjuk orang yang bertanggung jawab mendokumentasikan acara Eco-Week.
7. Memilih proyek lingkungan untuk penyaluran uang hasil lelang di acara Eco-Week.
8. Nikmati Eco-Week dan ambil banyak foto untuk newsletter berikutnya!
Tulis nama orang yang bertanggung jawab untuk setiap tugas dan pastikan setiap anak tahu tugasnya masing-masing. Minta anak-anak melapor kepada guru setiap akhir minggu
Kegiatan ini dapat dilakukan setiap tahun.
Kesimpulan
Anak anak senang dan meningkatkan kesadaran tentang mendaur ulang sampah di sekitar sekolah.
(M) Kegiatan 19: Membuat Benda Seni dan Kerajian Tangan dari Kertas bekas Umur 4-11 tahun, 60 menit.
Tujuan
Anak-anak membuat prakarya berbahan dasar papier-mâché* dengan kertas bekas papier-mâché: bubur kertas yang dapat dibentuk.
Persiapan
Guru memastikan semua bahan yang dibutuhkan telah tersedia dan menunjukkan contoh prakarya dari papier-mâché kepada anak-anak. Anak yang lebih muda akan membutuhkan bantuan untuk meniup balon. Guru dapat menonton video YouTube tentang cara membuat hewan dari bubur kertas [“Cara membuat hewan dari bubur kertas” ]
Bahan-bahan
Balon, lem, air dan tepung, sobekan koran atau majalah bekas, cat, kuas cat, dan tali.
Uraian kegiatan
Beritahu anak-anak bahwa mereka akan membuat papier-mâché animals. Papier-mâché adalah sebuah proses dimana Anda mencelupkan sobekan-sobekan kertas menjadi bubur dan membentuknya. Bentuknya akan mengeras saat kering dan bisa diberi warna. Anak-anak dapat bekerja dalam kelompok atau sendiri.
1. Pastikan anak-anak telah memiliki bahan-bahan yang dibutuhkan di meja mereka. Anakanak mulai membuat sobekan-sobekan kertas dengan merobek atau menggunting kertas.
2. Di meja mereka terdapat mangkok yang berisi lem yang dicairkan atau campuran 1 cangkir tepung dengan 2 cangkir air. Segera gunakan campuran lem atau tepung agair cairan tidak kering.
3. Anak-anak meniup balon dan kemudian mengoleskan lem di permukaan balon.
4. Anak-anak mencelupkan sobekan kertas ke dalam lem, melumuri dengan lem tipis. Kemudi an tempelkan ke balon dan rapikan untuk menghilangkan kantong udara.
5. Pastikan seluruh balon tertutup dengan kertas. Lapisi balon sedikit demi sedikit, jangan menempelkan kertas dalam jumlah banyak sekaligus karena kertas akan lebih lama kering.
6. Biarkan sampai kering.
7. Setelah benar-benar kering, warnai dengan cat dan tempelkan mata dan telinga.
8. Tempelkan tali dan gantung di kelas.
Kesimpulan
Anak-anak menggunakan sampah untuk membuat karya seni.
(M) Kegiatan 20: Membuat Tali untuk Lompat Tali
Semua umur, 45 menit.
Tujuan
Anak-anak belajar menggunakan sampah untuk membuat tali (untuk lompat tali)
Bahan-bahan
Kantong plastik, gunting, selotip, dan benda berat.
Persiapan
Beritahu anak-anak agar berhati-hati saat menggunakan kantong plastik dan gunting. Buatlah tali sebelumnya untuk ditunjukkan kepada para mereka.
Uraian kegiatan
Anak-anak membuat tali dengan menggunakan kantong plastik bekas. Peragakan cara membuat tali dengan menunjukkan sampel yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian minta mereka mengikuti langkah-langkah di bawah ini untuk membuat tali.
1. Potong pegangan kantong plastik dan buka melalui bagian pinggir.
2. Potong kantong plastik dengan lebar 2-3cm, mulai dari bagian bawah ke bagian tas plastik.
3. Kumpulkan 3 (atau 6) potongan plastik dan buat simpul 8cm dari ujungnya.
4. Jepit simpul dibawah kaki meja atau minta seseorang untuk memegangnya, dan kepang potongan-potongan tersebut sampau 10 cm dari ujung.
5. Rekatkan tiga potongan plastik baru ke ujung plastik yang telah dikepang dengan selotip, dan lanjutkan mengepang potongan plastik berikutnya.
6. Ulangi langkah ini sampai panjang tali yang diinginkan, kemudian buat simpul 10 cm dari ujung tali.
7. Jika mau, selotiplah bagian ujung untuk membentuk pegangan.
Setelah selesai, anak-anak dapat menggunakan tali untuk main lompat tali saat istirahat.
Kesimpulan
Anak-anak dapat belajar membuat barang baru dari barang bekas.
(M) Kegiatan 21: Membersihkan Wilayah
Semua umur, 60 menit.
Tujuan
Anak-anak tahu bahwa mereka bisa ikut membersihkan sampah di lingkungan mereka
Bahan-bahan
Tempat sampah, sarung tangan plastik, sapu dan pengki
Persiapan
Guru mengambil foto area tersebut sebelum dan sesudah dibersihkan untuk memperlihatan perbedaan setelah dibersihkan.
Uraian kegiatan
Anak-anak akan membersihkan area contohnya taman bermain atau area dekat dengan sekolah. Anak-anak membersihkan area tersebut dengan menggunakan sarung tangan plastik, sapu, pengki, dan tempat sampah. Setelah selesai, anak-anak kembali ke kelas dan mulai memisahkan sampah dan membuangnya ke tempah sampah yang sesuai: kaca, sampah organik, kertas, plastik, dan sampah lain.
Pastikan mereka mencuci tangan setelah kegiatan ini.
Setelah kembali ke kelas, anak-anak membuat peraturan untuk menjaga area tersebut bersih. Aturan-aturan tersebut dapat berupa:
- Jagalah kebersihan area ini.
- Buang selalu sampah seperti kertas, kaleng dan sisa makanan ke tempat sampah.
- Jangan membuang sampah dari luar jendela mobil, rumah, atau kantor. Simpan sampai kamu menemukan tempat sampah.
- Ambil sampah yang tertinggal, jangan tunggu yang lain melakukannya.
- Menyediakan tempat sampah dan meletakkannya di lapangan sekolah, aula, dan rumah.
- Bawa makanan ke sekolah menggunakan kotak makan yang dapat dipakai kembali.
- Membawa tas sendiri saat berbelanja.
- Mulai gunakan tempat sampah yang berbeda untuk memisahkan sampah.
- Mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang.
- Nikmatilah tempat yang rapih dan alam yang indah. Di hari-hari berikutnya anak-anak mematuhi aturan yang mereka buat di area itu.
Setelah selesai, anak-anak membuat poster yang akan dipasang di sekolah. Jangan lupa untuk menempelkan foto ‘sebelum dan sesudah’ dan juga aturan baru yang mereka tetapkan. Guru akan membuat lomba poster terbaik. Pemenangnya akan mengirimkan posternya ke info@happygreenworld.org dan poster mereka bisa digunakan di kampanye kesadaran Selamat Menghijaukan Indonesia kami!
(M) Kegiatan 22: Membuat Lagu
Umur 7-14 tahun, 45 menit.
Tujuan
Anak-anak membuat lagu tentang mengurangi, menngunakan kembali dan mendaur ulang sampah
Persiapan
Guru memilih lagu dari www.youtube.com, contohnya lagu Lagu Sampah Organik & Nonorganik (Petualangan Glen & Bina Bersama Cican): https://www.youtube.com/watch?v=xsmxGso6N-8 atau lagu Jingle Pengelolaan Sampah PHINLA: https://www.youtube.com/watch?v=5sDP5bptdQA.
Bahan-bahan
Kertas ukuran besar, pensil warna, komputer dengan akses internet.
Uraian kegiatan
Jika diperlukan, guru dapat menjelaskan apa itu lagu dan memberi contoh dari YouTube. Bagi anak-anak ke dalam beberapa grup dan biarkan mereka membuat lagu tentang sampah, efeknya terhadap lingkungan, dan cara mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang. Biarkan mereka memikirkan cara menampilkan lagu rap dan membuat poster untuk ditunjukan sambil bernyanyi.
Setiap grup menampilkan lagu mereka di depan teman sekelasnya. Guru merekam video yang dapat di tampilkan saat pertemuan dengan orang tua.
(M) Kegiatan 23: Bank Sampah
Umur 7-14 tahun, 60 menit.
Tujuan
Anak-anak mengetahui cara kerja bank sampah.
Persiapan
Seminggu sebelum kegiatan ini dimulai, guru dan murid membawa sampah yang telah dipilih dan meletakkannya di sudut kelas. Siapkan 2 meja di dalam kelas: satu meja untuk mendaftar nama anak murid dan memberi mereka buku tabungan bank sampah, dan satu meja lagi dilengkapi dengan timbangan untuk menimbang sampah dan mencatat hasil timbangan di buku tabungan mereka. Guru dapat membuat buku tabungan untuk semua anak atau mendapatkannya dari bank sampah terdekat sehingga anak-anak dapat terus mengumpulkan sampah yang telah dipilih dan membawanya ke bank sampah. Untuk kegiatan ini siapkan timbangan, buku tabungan dan pulpen. Guru dapat melihat video Sistem Bank Sampah (Unilever) (https://www.youtube.com/ watch?v=ApuDawJmYdw) unduk dapat dijelaskan kepada anak anak.
Bahan-bahan
Sampah yang telah dipilih dan bersih yang bisa diproses di bank sampah terdekat, buku tabungan bank sampah, timbangan, tempat sampah untuk bahan-bahan yang dapat didaurulang. Catatan: dengan alasan kebersihan, sampah organik tidak termasuk dalam kegiatan ini.
Uraian kegiatan
Dalam kegiatan ini guru akan menjelaskan tentang bank sampah. Kemudian anak-anak akan bermain bank sampah, agar mereka dapat mengetahui cara kerja bank sampah tersebut. Guru akan menunjuk beberapa anak untuk bertugas di 2 meja.
Meja pertama adalah tempat pendaftaran dimana anak anak mendaftarkan namanya dan mendapatkan buku tabungan.
Di meja kedua, anak-anak menyerahkan sampah yang mereka bawa (contohnya kantong plastik, botol kaca, kaleng atau kertas). Sampah tersebut kemudian ditimbang dan berat sampah akan ditukarkan menjadi poin yang akan ditulis di buku tabungan.
Poin dapat berupa sebagai berikut:
10 gram plastik: 1000 point
100 gram kaca: 1000 point
10 gram kertas: 1000 point
100 gram logam: 1000 point
kaleng: 500 point
Sampah yang telah ditimbang kemudian disimpan di tempat daur ulang yang sesuai dengan jenis sampah yang ada di kelas atau di sekolah.
Anak-anak kembali duduk di meja masing-masing setelah semua anak terdaftar dan menyerahkan sampah mereka.
Guru menjelaskan kepada anak-anak bahwa semua sampah yang dipilih akan dibawa ke bank sampah dan beratnya akan dicatat di buku tabungan sekolah. Bank sampah akan membayarkan uang sesuai jumlah sampah yang dapat didaurulang kepada sekolah. Kemudian bank sampah akan menjual sampah tersebut ke perusahaan pendaur ulang. Perusahaan pendaur ulang akan membuat produk baru dari sampah tersebut atau menjualnya ke perusahaan lain.
Anak-anak dapat menghitung poin keseluruhan kelas. Anak-anak dan guru dapat mengunjungi dan membawa sampah tersebut ke bank sampah sebenarnya. Guru harus memastikan bahwa anakpanak mengerti bahwa uang dapat dihasilkan dengan cara membawa sampah ke bank sampah.
Untuk anak yang berusia lebih muda, kegiatan ini selesai di sini. Anak yang lebih tua dapat melanjutkan kegiatan dengan menjawab pertanyaan berikut.
Guru menulis pertanyaan-pertanyaan di papan tulis dan meminta anak-anak untuk menjawab pertanyaan di selembar kertas. Samakan jumlah point dengan jumlah uang dalam rupiah, missal 10.000poin = Rp 10.000. 15% pendapatan akan dipotong oleh bank sampah sebagai biaya jasa and 85% persen akan dibayarkan ke sekolah.
1. Berapa jumlah poin keseluruhan kelas?
2. Berapa jumlah uang yang didapat masing-masing anak? (Rp 1500 untuk bank sampah, mas ing masing anak mendapat Rp 8500 dibagi anak.)
3. Bagaimana bahan-bahan tersebut didaur ulang dan dijual? (Perusahaan akan menggunakan kembali atau mendaurulang barang tersebut menjadi produk baru dan menjualnya).
4. Apa yang akan dilakukan dengan barang-barang yang terjual? (barang-barang tersebut akan dipakai untuk membuat produk baru/produk daur ulang).
5. Apa dampak yang diberikan bank sampah terhadap sumber daya alam? (mengurangi jum lah sumber daya lam, energi, dan air yang dipakai dalam pembuatan produk baru)
6. Apa dampak yang diberikan bank sampah terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan biaya pengangkutan sampah ke TPA? (Jumlah sampah yang diangkut ke TPA berku rang. Maka dari itu biaya angkut menjadi lebih rendah dan polusi juga akan berkurang.)
7. Apa dampak bank sampah pada lingkungan dan alam dari suatu negara? (Karena orang memilah dan membuang sampah mereka ke bank sampah, jumlah sampah yang dibuang di darat, laut dan sungai menjadi semakin berkurang. Selain itu, menjadi semakin sedikit sampah yang dibakar, dan hal ini tentu akan mengurangi polusi udara. Berkurangnya polusi akan membuat tanaman, binatang dan manusia menjadi lebih sehat.)
8. Apa dampak bank sampah pada tingkat penyerapan tenaga kerja di suatu daerah? (Semakin banyak orang yang bisa bekerja sebagai pemilah dan pengumpul sampah, dan kedua profesi ini tentu akan menyerap tenaga kerja di daerah itu.)
9. Menurut Anda, apakah kehadiran bank sampah akan menambah atau mengurangi polusi? (Keberadaan bank sampah diperkirakan akan mengurangi polusi karena bank sampah akan membantu orang mendaur ulang lebih banyak sampah lagi di suatu negara.)
10. Siapa yang diuntungkan dari kebiasaan membuang sampah ke bank sampah? (Semua orang: konsumen, bank sampah dan perusahaan daur ulang. Lingkungan menjadi lebih bersih dan orang mendapat uang dan bisa menghemat.)
Kesimpulan
Anak-anak menjadi mengerti cara kerja bank sampah dan tahu apa manfaatnya membuang sampah di bank sampah. Mereka menjadi tahu apa manfaat dari menciptakan barang baru dari bahan-bahan daur ulang: lingkungan menjadi lebih bersih, lingkungan sekitar menjadi lebih sehat, terciptanya lapangan kerja dan memberi penghasilan bagi keluarga, menghemat sumber daya alam dan menghemat biaya.
(P) Kegiatan 24: ‘Sup Plastik’
Umur: 7-14 tahun, 60 menit.
Tujuan
Anak-anak menjadi sadar akan keberadaan plastic soup- sup plastik di laut.
Bahan
Komputer yang memiliki akses internet.
Persiapan
Lihat di situs www.plasticsoupfoundation.org.
Uraian kegiatan
Perlihatkan video dari YouTube tentang sup plastik: “Plastic Soup – The Great Pacific Patch” dan “Recycled Island From Plastic Ocean” dan diskusikan masalah tentang plastic soup dan apa kira-kira solusi yang memungkinkan untuk mengatasinya. Anak-anak bisa menulis surat ke suatu perusahaan atau supermarket memberitahu kepada mereka tentang bahaya yang dapat ditimbulkan oleh plastik dan apa kira-kira sumbangsih dari mereka untuk mengatasinya, misalnya dengan mengurangi kemasan plastik. Kumpulkan informasi dari internet atau dari http://pinterest.com/ happygreenworld/ untuk isi surat Anda.
Dalam surat dapat di masukan informasi sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan ‘plastic soup’?
2. Di mana Anda bisa melihat ‘plastic soup”, dan sebesar apa kira-kira ‘plastic soup” itu? (jika dibanding dengan ukuran negara, plastic soup besarnya sama dengan gabungan luas an tara Portugis, Spanyol, dan Prancis, atau dua kali lipat dari ukuran negara Amerika (UNEP)
3. Bagaimana bisa sampah-sampah sampai menumpuk di sana?
4. Siapa yang kira-kira bisa terkena dampak dari plastic soup?
5. Apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikan pencemaran terhadap laut?
6. Bagaimana perusahaan dapat membantu kita untuk mengatasi masalah ini.?
Apabila anak-anak sudah selesai, biarkan mereka membacakan surat mereka kepada teman lainnya.
(M) Kegiatan 25: Mendaur ulang kertas
Semua umur, 60 menit.
Tujuan
Anak-anak belajar bagaimana cara mendaur ulang kertas.
Persiapan
Harap guru memastikan terlebih dahulu semua bahan yang diperlukan sudah tersedia. Anak-anak membawa kertas bekas sendiri dari rumah.
Bahan
Gunting, kertas bekas, mangkuk besar, sendok kayu, bingkai, kawat kasa seperti kawat jala (yang lubangnya sangat kecil), kain, benda yang cukup berat untuk menekan lembaran kertas.
Uraian kegiatan
Perhatikan di sekililing Anda, di mana-mana Anda melihat benda atau barang terbuat dari kertas: koran, majalah, poster, buku tulis, kardus dan buku. Kertas dibuat dari pohon dan kertas sudah menjadi bagian hidup kita. Kita tidak bisa bayangkan bagaimana hidup kita tanpa kertas. Lebih dari 30% onggokan sampah kita adalah kertas. Itu berarti benda yang paling sering kita buang adalah kertas. Artinya, dari 100 kilo sampah yang kita buang, sekitar 30 kilonya adalah kertas. Semakin banyak kita mendaur ulang kertas koran, semakin banyak pohon yang kita selamatkan karena tidak jadi ditebang; semakin banyak pohon, semakin bertambah banyak oksigen di udara! Daur ulang kertas adalah proses mengubah kertas bekas menjadi produk kertas baru. Kertas bekas bisa diolah menjadi kertas koran dan buku tulis, dan bisa juga menjadi serbet dan kertas kloset. Mendaur ulang kertas prosesnya cukup mudah, dan Anda bahkan bisa melakukannya di rumah.
Sekarang anak-anak bisa mulai mendaur ulang kertas. Proses ini akan memerlukan waktu yang banyak untuk dapat benar-benar menyelesaikan seluruhnya.
1. Anak-anak dibagi dalam beberapa kelompok kecil. Letakkan ember dan kertas bekas di atas meja mereka. Masing-masing kelompok memotong atau menyobek kertas bekas tersebut menjadi beberapa potongan kecil.
2. Anak-anak kemudian menaruh potongan-potongan kertas tadi ke dalam ember dan tambah kan air, aduk beberapa kali. Biarkan di dalam air sampai menjadi bubur atau adukkan dengan alat pengaduk atau mixer (jika ada) sampai berubah menjadi bubur.
3. Buat pengayak/penyaring: buat bingkai dan pasang jalinan kawat ke bingkai. Akan lebih gampang kalau memakai pengayak/penyaring yang sudah jadi. Guru membantu anak murid dengan cara menggunakan pengayak tersebut jika diperlukan.
4. Ayakkan atau saring bubur kertasnya, digoyang-goyang supaya bubur kertasnya menyebar rata dan biarkan airnya mengering sampai lembarannya memiliki bentuk, artinya tebal lem baran itu sama dengan ketebalan selembar kertas yang tidak memiliki bagian yang transparan.
5. Beri sepotong kain pada bagian atas lembaran itu dan putarkan kemudian beri sepotong kain lagi di atasnya.
6. Biarkan kering sambil ditekan dengan menggunakan buku yang cukup berat di atasnya sela ma 2 jam atau masukkan ke mesin pres.
7. Angkatlah pelan-pelan, dan jadilah selembar kertas hasil karya Anda sendiri! Jemurkan di bawah sinar mata hari supaya benar-benar kering.
Kesimpulan
Anak-anak tahu bagaimana cara membuat kertas dari sampah kertas.
(M) Kegiatan 26: Cerita tentang Cellio Si Ulat Bulu Kompos
Umur: 4-11 tahun, 20 menit.
Tujuan
Setelah membaca cerita ini, murid-murid akan mengerti apa itu kompos dan bagaimana cara membuat kompos.
Uraian kegiatan
Guru membaca cerita “Cellio Si Ulat Bulu Kompos” kepada para anak-anak:
Cellio Si Ulat Bulu Kompos
Dahulu kala hiduplah seekor ulat bulu di hutan. Si ulat bulu yang masih kecil ini ingin tumbuh dan tumbuh sehingga suatu hari kelak ia bisa berubah bentuk menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Karena itu ia harus makan dan makan dan makan supaya tumbuh menjadi besar dan sehat. Namun si ulat bulu yang satu ini hanya suka makan makanan tertentu saja. Apakah kamu tahu apa makanan kesukaannya itu?
Suatu hari Cellio sedang mencari makan, berjalan ke sana ke mari di bawah pepohonan yang tinggi di hutan dengan sinar matahari yang menyelinap melalui celah-celah dedaunan. Cellio mencoba makan semua yang ia lihat, karena ia ingin tumbuh besar. Ia makan daun-daun pohon, dan rasanya sangat enak sekali. Ia mengigit sebuah wadah plastik, tapi rasanya sungguh tidak enak! Ia suka buah-buahan dan rumput-rumput yang ada di sekitarnya, dan ia pun tumbun dan tumbuh. Dimakannya seekor serangga kecil, tapi rasanya tidak enak juga. Makanan kesukaannya adalah tomat: sayur yang tumbuh dari sebuah tanaman.
Jadi, Cellio suka daun, rumput, buah-buahan dan sayur-sayuran tetapi tidak suka daging, roti dan plastik. Cellio bersama ulat-ulat dan bakteri-bakteri lainnya suka menguraikan bahan-bahan organik menjadi tanah yang subur. Inilah yang disebut kompos. Pohon-pohon dan tumbuhan-tumbuhan di sekitarnya juga suka unsur hara dari tanah subur ini. Jadi, pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan membantu Cellio untuk tumbuh dan Cellio membantu pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan untuk tumbuh.
Cellio si ulat bulu kompos membantu mengubah sampah organik, yaitu daun, rumput dan buah-buahan, menjadi kompos. Ia melakukan pekerjaan yang hebat, mengolah sampah hijau menjadi kompos! Dan saat Cellio memiliki makanan yang cukup iapun kemudian berubah bentuk menjadi seekor kupu-kupu yang indah.
Anak yang lebih muda bisa mulai menggambar Cellio Si Ulat Bulu Kompos dan makanan yang ia sukai. Sementara anak yang lebih tua boleh membuka buka buku pelajar dan membaca baca tentang ‘sampah hijau’ dan berdiskusi. Apa yang dilakukan Cellio sebenarnya adalah ‘mendaur ulang’. Cellio mengubah bentuk ‘sampah hijau’ menjadi ‘kompos’. Kita semua bisa mendapat manfaat dari sampah dapur hijau kita saat bentuknya berubah menjadi kompos. Apabila kita mendaur ulang sampah hijau, kita akan mendapatkan tanah yang subur sehingga kita tidak perlu membeli pupuk. Kita bisa menanam sayur dan tanaman obat-obatan kita sendiri dengan menggunakan kompos.
Kesimpulan
Dengan mulai mendaur ulang sampah hijau, berarti kita menekan jumlah sampah yang kita buang, kita membuat tanah menjadi subur (kompos) dan kita bisa menanam tanaman kita sendiri.
(M) Kegiatan 27: Permainan tanding Kompos
Semua umur, 20 menit.
Tujuan
Permainan kompos bisa menghantar kita ke pemahaman yang lebih baik tentang “bahan-bahan” apa saja yang berubah menjadi kompos.
Bahan
Satu lembar kertas warna merah dan satu lembar kertas warna hijau untuk masing-masing anak.
Persiapan
Guru melihat dan pastikan setiap anak memiliki kertas warna merah dan warna hijau di tangan mejanya. Kertas-kertas ini bisa digunakan lagi saat anak-anak membuat poster pada aktivitas lainnya! Jika tidak ada, guru bisa meminta anak-anak untuk mengatakan Ya atau Tidak dengan suara keras saat menjawab pertanyaan.
Uraian kegiatan
Guru menanyakan kepada anak murid benda mana saja yang bisa berubah menjadi kompos. Anakanak menjawabnya dengan menunjukkan kartu warna hijau jika jawabannya “Ya” atau warna merah jika jawabannya “Tidak”. Anak-anak bisa mengingat-ingat lagi kisah tentang Celli Si Ulat Bulu Kompos tadi. Benda-benda kesukaan Cellio berguna untuk membuat kompos.
Guru mulai menyebut dengan suara keras bahan-bahan berikut ini dan minta penjelasan setiap kali anak-anak memberi jawaban.
• Apel (ya, Cellio suka buah-buahan dan buah-buahan bisa berubah menjadi kompos)
• Daging (tidak, daging akan menarik perhatian binatang ke timbunan kompos untuk memakan daging itu)
• Daun (ya, daun bisa berubah menjadi kompos)
• Plastik (tidak, plastik tidak bisa berubah menjadi kompos)
• Minyak (tidak, timbunan kompos akan membusuk)
• Tomat (ya, Cellio suka sayur-sayuran dan sayur-sayuran merupakan bahan yang penting dalam membuat kompos)
• Kertas (ya, tetapi hanya sedikit)
• Roti (tidak, roti akan membusuk dan bau busukannya akan mengundang binatang ke timbunan itu)
• Rumput (ya, rumput dapat berubah menjadi kompos)
• Teh dan kopi (ya, daun teh dan biji kopi dapat berubah menjadi kompos)
• Ikan (tidak, Cellio tidak suka ikan dan ikan akan mengundag binatang ke timbunan itu)
• Kayu (ya, ranting-ranting kecil adalah bahan yang sempurna untuk kompos.)
• Terus sebutkan segala macam buah atau sayuran (ya, Cellio menyukainya)
Guru menjelaskan bahwa apabila para siswa menumpukkan semua benda yang dijawab “Ya” tadi di suatu tumpukan besar, mereka akan mengurai atau membusuk menjadi kompos setelah 3 hingga 6 bulan, tergantung kondisi cuacanya. Membuat kompos di daerah dingin lebih lama dibanding di daerah panas. Kompos dapat digunakan untuk pupuk bunga, tanaman, pohon, sayur dan tanaman obat-obatan.
Mulai sekarang, anak-anak buang sampah hijau (seperti buah-buahan) dari bungkusan makan siang mereka ke tong sampah kompos yang ada di sekolahnya.
(M) Kegiatan 28: Membuat Kompos
Umur: 7-14 tahun, 60 menit.
Tujuan
Membuat tong penyimpan sampah hijau untuk menjadi kompos.
Bahan
Kawat kasa, 4 batang kayu, isolatip, tempat yang cukup teduh.
Persiapan
Guru menetapkan suatu tempat di halaman sekolah untuk tempat ditaruhnya tong sampah kompos. Pilih tempat yang cukup teduh dan tidak terlalu dekat dengan tempat anak-anak bermain.
Uraian kegiatan
Guru mendiskusikan proses pembuatan kompos dengan anak-anak. Proses ini antara lain terdiri dari langkah-langkah berikut: membuat tong sampah kompos; menempatkan tong sampah pada tempatnya; mengisi tong sampah; membiarkan bahan-bahan di dalamnya mengurai atau membusuk; gunakan komposnya untuk memupuk bunga, sayur-sayuran atau tanaman obat-obatan Anda yang sedang tumbuh atau menabur pupuk kompos di taman bunga, tanaman dan pohon-pohon.
Guru dan anak murid mulai menulis rencana pengelolaan kompos. Dalam rencana ini perlu didiskusi tentang pembuatan tong sampah kompos dan pembuatan kompos itu sendiri dan siapa penanggung jawabnya. Bagi anak-anak ke dalam dua kelompok. Masing-masing kelompok bertugas sebagai berikut:
1. Membuat dua tong sampah;
2. Mengumpulkan sampah dari ruang kelas, mengisi tong sampah, memeriksa isinya (satu anak satu minggu)
3. Menggunakan kompos.
Baca petunjuk berikut ini kepada kedua kelompok agar mereka tahu apa yang harus dilakukan. Tancapkan empat batang kayu ke tanah dan ikatkan kawat kasa di sekelilingnya. Biarkan bagian bawah dan atasnya terbuka.
Anak-anak mulai mengisi tong sampah pertama dengan sampah hijau dan campurkan dengan baik. Apabila tong pertama sudah penuh buat isinya menjadi lembab, tutup dengan plastik dan mulai isi tong yang kedua sambil berjalannya waktu. Anak-anak membuat dua tong sampah supaya mereka terus memiliki kompos. Cek isi dari kedua tong ini secara rutin dan buang sampah yang bukan bagian dari tong sampah kompos.
Setelah 3 bulan isinya akan sudah berubah menjadi kompos. Saat memakai kompos Anda bisa menggunakan pengayak atau penyaring untuk membuang bagian-bagian yang besar dalam kompos dan memasukkannya ke tong kompos lainnya. Ingat, tumpukan sampah ini harus selalu lembab dan di saat yang sama memerlukan udara. Jika tidak lembab, percikkan air di atas tumpukan sampah. Agar tidak kena panas sinar matahari, Anda dapat menutup tumpukan sampah itu dengan pasir atau plastik. Balikkan setiap 2 minggu sekali untuk memastikan ada cukup udara di dalamnya. Apabila terlalu basah atau tidak cukup udara, tumpukan sampah ini akan berubah menjadi sup yang berbau busuk, dan bukannya menjadi kompos. Dalam hal ini, tambahkan cacahan-cacahan kertas koran atau serbuk gergaji dan jangan lupa adukkan.
Tumpukan akan memanas dan materialnya akan berubah menjadi kompos. Tugaskan satu orang untuk memeriksa
tong-tong ini secara rutin dan memastikan hanya material-material yang memang di sana tempatnya dan untuk mengecek tingkat kelembaban dan udaranya.
Apabila kompos sudah jadi, ambil ‘material yang tidak terurai seluruhnya’ dan taruh di tong yang kedua. Kompos yang sudah jadi dapat digunakan untuk memupuk tanaman yang ada atau kamu bisa menanam benih baru di dalamnya. Unsur hara yang ada di dalam tanah yang subur membantu pertumbuhan tanaman obat-obatan, buah-buahan, sayur-sayuran, bunga, tanaman dan pohon-pohonan.
Pamflet kompos
Cetak pamflet kompos (lihat di bawah ini) yang menjelaskan apa yang boleh masuk dan apa yang tidak boleh masuk ke dalam tong sampah kompos. Tempelkan pamflet itu pada tong sampah kompos dan pajangkan pada papan pengumuman sekolah. Sediakan tong sampah kompos kecil di dalam ruang kelas. Anak-anak bisa membuang kulit dan sisa makan siang mereka yang lainnya yang hijau ke dalam tong ini dan buang isinya setiap hari ke tong sampah kompos yang lebih besar yang ada di luar.
Kesimpulan
Anak-anak tahu bagaimana membuat tong sampah kompos dan mengubah sampah hijau menjadi kompos. Mereka bisa melanjutkan dan menanam sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman obatobatan dari kompos di sekolah ataupun di rumah.
(M) Kegiatan 29: Menanam benih
Semua umur, 30 menit.
Tujuan
Anak-anak menyemai benih dan merawatnya.
Bahan
Kompos, pot, berbagai macam kain flanel biru dan hijau atau kertas, bola kapas dan lem putih, gelas bekas, botol plastik dan bibit.
Persiapan
Campurkan kompos hasil buatan sendiri tersebut dengan pasir atau tanah pot. Anak-anak membawa botol plastik atau gelas bekas yogurt ke sekolah.
Uraian kegiatan
Apabila Anda menggunakan botol plastik, potong terlebih dahulu bagian atasnya sampai terpisah dengan bagian bawahnya (10 cm dari bagian atas) dan buatkan empat lubang di bagian bawahnya. Jika Anda menggunakan gelas bekas yogurt, Anda tinggal membuat lubang di bagian bawahnya.
Anak-anak bisa mendekorasi pot mereka dengan berbagai macam cara, gunakan alam sebagai idenya.
Anak-anak mengisi bagian bawah botol dengan kerikil dan selebihnya dengan tanah pot. Setelah itu benih siap ditanam di dalam botol, dengan menyebarnya pada tanah dalam botol tersebut, menepuk pelan-pelan, lalu siramkan sedikit air di atasnya.
Letakkan pot di dalam ruang kelas supaya mereka dapat menyaksikan mulai tumbuhnya benih-benih itu. Pastikan ada cukup sinar matahari dan sirami tanamannya setiap 2 atau 3 hari sekali. Mari nikmati alam!
(M) Kegiatan 30: Aktivitas Rotary EndPlasticSoup Trash Hunt
Semua Umur, 60 menit.
Tujuan
Para siswa menemukan bahwa lingkungan yang bersih bisa menyenangkan.
Bahan
Mengumpulkan tas, sarung tangan plastik, pin sampah (bila tersedia), hadiah, ponsel (untuk opsi 1).
Persiapan
Peta (opsi 2) yang menunjukkan rute yang dapat ditemukan menuju harta karun. Siapkan hadiah yang bermanfaat dan tidak menimbulkan limbah, seperti kotak makan siang yang dapat digunakan kembali atau botol air yang dapat diisi ulang, atau hadiah bagus lainnya, seperti sepotong buah yang sehat.
Uraian kegiatan
Opsi 1: Para siswa mengunduh dan menggunakan aplikasi Bingo Plastik (unduh gratis di ponsel Anda) dan temukan sebanyak mungkin dari 16 objek.
Opsi 2: Guru meminta siswa membuat peta dan menggunakannya untuk membagi area. Mereka mencari harta karun, atau hadiah, yang dapat ditemukan dengan mengikuti petunjuk yang ada di peta. Siswa menulis cerita tentang perjalanan yang mereka lakukan. Di akhir “jejak”, ada wadah untuk semua sampah yang dikumpulkan dan hadiah sehat untuk “pemenang”. Semua orang yang telah berpartisipasi menerima hadiah ini.
Opsi 3: Para siswa menggunakan tas yang berbeda untuk mengumpulkan sampah di mana nama merek masih dapat dilihat. Mereka juga dapat mengambil gambar barang-barang ini dengan aplikasi Litterati gratis. Hitung barang-barang ini berdasarkan merek dan beritahu guru Anda. Anda dapat mengirimkan semua informasi ini ke audit merek #Breakfreefromplastic atau melalui Rotaryindonesia@endplasticsoup.org
Opsi 4: Para siswa membuat “Kumpul Sampah” dan meminta kelompok kecil dari dua hingga empat orang untuk melakukannya sekali seminggu selama sebulan penuh atau setiap hari minggu berikutnya. Cari tahu cara untuk mencegah orang lain membersihkan dan membuang sampah sembarangan.
Opsi 5: Siswa mengumpulkan puntung rokok, menghitung jumlahnya, dan melaporkannya. Kemudian, mereka memasukkannya ke dalam tas atau keranjang dan menunjukkan kepada orang lain bahwa satu puntung rokok dapat meracuni empat puluh liter air.
Dengan menggunakan salah satu dari lima pilihan yang disebutkan di atas, siswa akan membersihkan area “sebagai permainan” di sekitar sekolah, seperti taman, pantai, atau hutan. Siswa membersihkan area tertentu menggunakan sarung tangan plastik dan kantong sampah plastik. Setelah itu selesai, siswa kembali ke tempat penyimpanan atau ruang kelas yang telah mereka pilih dan membagi sampah ke dalam tempat sampah sesuai dengan jenis sampah yang telah disetujui: logam, plastik, kertas, kaca, dan sampah hijau. Mereka juga meninggalkan sesedikit mungkin sampah untuk dibakar atau dibuang ke TPA. Pastikan bahwa bahan kimia diproses dengan aman dan pastikan bahwa siswa mencuci tangan setelah aktivitas.
Kembali ke kelas, siswa merayakan orang yang telah memenangkan permainan dengan menemukan harta karun atau menemukan produk limbah yang paling menarik.
Siswa membuat aturan untuk menjaga taman bermain dan lingkungan sekolah tetap bersih:
• Jaga kebersihan area.
• Selalu buang sampah seperti kertas, kaleng, dan sisa makanan di tempat sampah.
• Jangan membuang sampah di jalanan atau di lingkungan. Simpan sampah di tas Anda sampai Anda menemukan tempat yang tepat untuk membuangnya.
• Jangan biarkan orang lain melakukannya untuk Anda; mulailah mengumpulkan sampah. jadilah PAHLAWAN sampah-.
• Sediakan tempat sampah dan letakkan di halaman sekolah, aula dan rumah.
• Bawa makanan ke sekolah dalam kemasan organik seperti daun pisang atau barang-barang yang dapat digunakan kembali, seperti kotak makan siang dan termos yang dapat digunakan kembali: tidak ada kemasan 'sekali pakai': Bring Your Own: BYO.
• Bawalah tas Anda sendiri saat berbelanja.
• Mulai menggunakan tempat pembuangan sampah yang terpisah untuk memilah sampah.
• Kurangi pemakaian, gunakan kembali, dan daur ulang.
• Nikmati lingkungan yang bersih dan pemandangan alam yang indah.
Dalam beberapa hari mendatang, para siswa akan mengikuti aturan yang telah mereka buat untuk mengurangi sampah di wilayah itu.
Siswa dapat membuat poster untuk dipajang di sekolah setelah menyelesaikannya. Jangan lupa untuk menyertakan foto "sebelum dan sesudah" bersama dengan aturan yang dipilih.
Buat gambar permainan dan perayaan, dan kirimkan ke Rotaryindonesia@endplasticsoup.org dan info@happygreenworld.org.
Kesimpulan
Siswa memiliki pengetahuan tentang cara menjaga lingkungan mereka dan menikmati melakukannya.
(K, P, M) Kegiatan 31: Mengurangi Pemborosan Makanan Umur: 8 - 16 tahun, Durasi: 60 menit.
Tujuan
Anak-anak menjadi sadar akan jumlah makanan yang terbuang (1/3 dari semua makanan), dan didorong untuk mengurangi pemborosan makanan mereka sendiri. Anak-anak belajar untuk membuat makanan yang cepat dan sederhana dengan menggunakan sisa-sisa makanan dan sayuran yang terlihat kurang segar atau aneh. Dalam hal ini, omelet dan sup sayuran.
Persiapan
Tonton dua video YouTube ini:
Cari ‘YouTube Apa Itu Food Waste and Loss?’ atau gunakan tautan ini untuk video 3:29 menit: https://www.youtube.com/watch?v=38cVMDE3KNk
Cari ‘YouTube Lifecycle of the food stuff’ atau gunakan tautan ini untuk video 2:05 menit: https:// youtu.be/XJ7VQdaZ4lM
Siapkan titik-titik diskusi yang sesuai dengan usia anak-anak (contoh: apakah kamu selalu menghabiskan makananmu? Apa yang kamu lakukan dengan sisa makanan? Apa yang terjadi dengan mereka? Tempat Pembuangan Sampah – Metana - Pemborosan sumber daya/uang/makanan). Apakah kamu melihat berapa banyak makanan yang terbuang? (1/3)
Siapkan tempat memasak, beli telur, bawa bumbu penyedap (masko/royko), dan mungkin beberapa pasta/ nasi yang tersisa. Minta anak-anak membawa satu sayuran yang terlihat kurang segar atau aneh dari lemari es mereka di rumah.
Perlengkapan
· Komputer/smartboard/TV untuk menonton video YouTube.
· Kompor, wajan, panci sup, pisau dan sendok pengaduk, piring, sendok.
· Telur, kubus kaldu atau garam/merica, minyak, susu.
· Blender tangan (opsional)
Deskripsi kegiatan
Bicarakan singkat tentang apa yang dilakukan anak-anak dengan limbah makanan (jika mereka tidak menyelesaikan sarapan, makan siang atau makan malam mereka, atau buah dan sayuran lupa di lemari es dll).
Bahas masalah limbah di sini, pastikan untuk menjelasakan hubungannya dengan energi, air, dan sumber daya lain yang masuk dalam pembuatan makanan tersebut. Tonton satu atau kedua video YouTube tersebut, dan diskusikan setelahnya (belajar sesuatu yang baru? Ada kejutan? Apa yang bisa kamu ubah di rumah?)
Kumpulkan sayuran aneh yang dibawa anak-anak dari rumah dan inspeksilah (jika Anda melihat jamur - jangan gunakan, tetapi buang ke dalam bak kompos). Berpikirlah bersama anak-anak apa yang bisa dibuat dari sayuran-sayuran ini untuk digunakan (tumis/saus/pure/quiche/frittata dll.)
Jelaskan bahwa kita akan membuat sup dan/atau omelet dengan sayuran-sayuran ini. Bekerja dalam kelompok kecil, atau Anda bisa melakukan kegiatan ini sebagai demonstrasi seluruh kelas, dengan bantuan anak-anak.
Omelet: Gunakan bawang, paprika, zukini, dll. Murid-murid dapat mencuci, mengupas, dan memotong sayuran. Tumis sayuran dengan sedikit minyak hingga empuk. Minta anak-anak memecahkan telur, kocok dengan susu dan garam serta merica. Tambahkan ke dalam wajan, aduk dan tutup hingga semua telur matang. Sajikan dan nikmati.
Sup sayuran: Gunakan kentang, wortel, parsnip atau labu, seledri, bawang, dll. Murid-murid dapat mencuci, mengupas, dan memotong sayuran. Masukkan ke dalam panci besar dengan air, bersama dengan kubus kaldu dan sedikit garam serta merica. Rebus hingga sayuran empuk. Kemudian, kamu dapat menambahkan nasi/pasta untuk membuat sup kental atau menggunakan blender tangan agar sup menjadi lembut.
Nikmati makanan dan sampaikan b bahwa kamu masih dapat menggunakan sayuran yang sudah tidak segar untuk membuat sesuatu yang bernutrisi.
Anak-anak didorong untuk membuat daftar atau peta pikiran tindakan untuk mengurangi pemborosan makanan untuk dibawa pulang dan ditempelkan di kulkas. Temukan contoh peta pikiran di bawah ini:
Mengunakan sisa makanan untuk sarapan pagi/makan siang/makan malam
rencana makanan
Beli apa yang anda butuhkan menggunakan daftar belanja
Mengurangi Sampah
Makanan
Gabungkan barang-barang dapur dengan apa yang ada di lemari es anda dan jadilah kreatif
Wadah
Rencanakan untuk membersihkan lemari es
Kesimpulan
Dengan menyadari masalah seputar pemborosan makanan dan belajar memasak makanan bernutrisi dengan sisa makanan atau sayuran yang ‘kurang segar’, anak-anak akan menjadi lebih hemat dengan makanan mereka.
Pakan sisa makanan nutuk ayam
Siapkan
Beli lebih sedikit
Buatlah kompos sampah hijau
TOKO
SAMPAH HIJAU
Tanamlah makanan sendiri
(M) Kegiatan 32: Membuat kerajinan dan benda- benda yang lain yang bermanfaat dari sampah
Umur: 4-16 tahun, durasi: 60+ menit, tergantung dari aktifitas yang di pilih
Tujuan
Untuk membuat keajinan dekorasi atau benda yang bermanfaat dari sampah. Siswa di harpakan untuk dapat melihat sampah sebagai bahan baku untuk pengembangan kreatifitas.
Deskripsi aktivitas
Aktivitas ini dimaksudkan untuk menjadi inspirasi dan mendorong anak-anak untuk menggunakan benda-benda bekas dalam pelajaran seni mereka. Benda-benda ini seharusnya akan dibuang ke tempat pembuangan sampah atau menambah polusi lingkungan.
Pilih salah satu dari benda-benda berikut dan buatlah seni dan kerajinan dari benda bekas tersebut.
Botol plastik
· Buatlah boneka dari potongan kain bekas, kertas, spidol dan gunakan sebagai boneka tangan untuk bermain kreatif. Kamu dapat menemukan petunjuk cara membuatnya di sini: https://simplecraftidea.com/make-doll-plastic-bottle/
· Buat ikan untuk tampilan “bawah laut” yang penuh warna dengan mengikuti langkah-langkah seperti gambar di bawah ini.
Kaos bekas
· Buatlah tas belanja tanpa jahit dengan mengikuti petunjuk di link ini: https://www.youtube.com/ watch?v=yNdW9MojrXM
· Buatlah benang dari kaos: https://www.youtube.com/watch?v=y2hdZ4luc34
· Gunakan benang kaos tersebut untuk merajut atau membuat barang baru: https://sustainmycrafthabit.com/top-20-tshirt-yarn-projects/
Celana jeans bekas
· Buatlah tas fashion dari celana jeans bekas: https://betweennapsontheporch.net/25-denimbags-purses-made-from-recycled-jeans/ dan https://sewguide.com/diy-denim-jeans-bag/
Koran/majalah
· Gunakan koran/majalah bekas dan lem untuk membuat barang dari bubur kertas, seperti mangkuk, bingkai gambar, binatang, dll. https://www.diys.com/papier-mache-crafts/
· Gunakan gulungan kertas majalah untuk menghias bingkai gambar dan membuat seni: https://diyprojects.com/rolled-paper-crafts/
Benda-benda dari kain/bahan bekas
· Mendorong siswa untuk membuat pakaian dari bahan bekas untuk fashion parade.
Kesimpulan
Siswa belajar melihat sampah dengan cara yang berbeda dan memahami potensi berharganya ketika sampah dilihat sebagai sumber daya untuk kreativitas dan seni.
(M) Kegiata 33: Membuat Beeswax Wraps
Umur: 7-16 tahun, waktu: 45 menit
Tujuan
Membuat alternatif untuk menyimpan makanan, mengurangi penggunaan plastik cling film dan mengurangi limbah makanan. Memanfaatkan bahan katun bekas yang tidak terpakai.
Persiapan
Minta anak-anak untuk membawa kain bekas atau tidak terpakai (linen atau katun) seperti seprai, sarung bantal, blouse atau kemeja yang akan dipotong menjadi lingkaran, persegi dan segiempat. Pastikan kain yang akan digunakan untuk bersih dan telah di cuci, kering, serta disetrika terlebih dahulu.
Sediakan beeswax dan mungkin beberapa resin (opsional).
Tonton beberapa tutorial di YouTube tentang cara membuat beeswax wraps, dan pilih metode yang paling aman dan sesuai dengan situasi Anda (misalnya menggunakan setrika atau oven). nonton tatacara pembuatan beeswax wraps di : https://www.youtube.com/watch?v=AOVzd1O0cfk
Bahan
· Kain katun (bekas jika mungkin)
· Gunting zig-zag
· Beeswax
· Resin (opsional)
· Parutan
· Kertas roti
· Setrika
· Papan setrika (opsional)
· Oven
· Kuas atau alat pengoles
Deskripsi Kegiatan
Diskusikan penggunaan beeswax wraps. Untuk menutup makanan seperti keju, setengah buah alpukat, roti, mangkuk sisa makanan, atau apapun yang biasanya menggunakan plastik.
Tekankan bahwa akan digunakan kain katun yang tidak terpakai untuk kegiatan ini dan menjelaskan bahwa beeswax adalah lilin yang disekresikan oleh lebah madu untuk membuat sarang lebah. Beeswax juga digunakan untuk membuat bahan poles kayu dan lilin.
Dalam kelompok kecil, potong kain dengan ukuran yang berbeda menggunakan gunting zig-zag untuk menghindari kain yang kusut. Ikuti langkah-langkah pembuatan beeswax wraps, dengan mengingat bahwa Anda bekerja dengan lilin panas dan setrika yang panas. Pastikan untuk memberi peringatan kepada siswa tentang bahaya terbakar. Jangan biarkan siswa melakukan kegiatan ini tanpa pengawasan.
Metode setrika:
Parutkan lilin lebah pada selembar kain linen atau katun, ratakan secara merata.
Tempatkan kain yang sudah diberi lilin di antara dua lembar kertas roti.
Setrika kain hingga lilin mencair dan meresap ke dalam kain.
Jangan lupa berhati-hati saat mengeluarkan kain dari kertas roti, lalu gantung dan biarkan mendingin.
Metode oven:
Letakkan selembar kain pada loyang tua.
Parutkan lilin ke atas kain dan ratakan secara merata.
Masukkan loyang ke dalam oven dan atur suhu pada 150 °C.
Periksa secara berkala, setelah beberapa menit, lilin akan meleleh ke dalam kain.
Gunakan kuas atau spatula tua untuk meratakan lilin secara merata dan menutupi bagian yang kurang tercover.
Biarkan dingin.
Buatlah kartu petunjuk perawatan dengan informasi yang berguna. Pastikan untuk menyertakan:
• Bersihkan dengan lap yang lembap setelah setiap digunakan atau cuci dengan air DINGIN dan sedikit sabun.
• Untuk membersihkan sisa makanan yang sudah kering, jangan diambil, tapi biarkan kain direndam dalam air dingin selama beberapa menit.
• Tidak disarankan untuk makanan mentah, cairan, atau makanan yang masih panas.
• Jika dirawat dengan baik, kain dapat bertahan hingga satu tahun. Setelah digunakan, bisa didaur ulang atau diberi lilin kembali untuk digunakan lagi.
Kain ini juga cocok untuk dijadikan hadiah dan bisa dijual untuk penggalangan dana.
Kesimpulan
Anak-anak telah diperlihatkan alternatif yang baik untuk bungkus plastik, dan menyadari bahwa bahan-bahan bekas seperti kain linen dan katun dapat digunakan untuk membuat sesuatu yang baru dan berguna. Menggunakan kain beeswax juga akan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
(M) Kegiatan 34: Gerakan Juli Bebas Plastik
Umur: 8-16 tahun, 60+ menit.
Tujuan
Anak-anak belajar tentang Gerakan Juli Bebas Plastik dan mempertimbangkan kembali kebiasaan mereka terkait penggunaan plastik sekali pakai. Mereka meninjau kritis penggunaan plastik sekali pakai mereka sendiri dan keluarga mereka dan mencari cara untuk menguranginya dengan mengganti dengan pilihan yang lebih berkelanjutan.
Persiapan
Baca situs web: https://www.plasticfreejuly.org
Gerakan ini dimulai di Australia pada tahun 2011 dan sejak saat itu telah menjadi gerakan global. Mereka mendorong untuk memulai dengan hal-hal kecil dengan mengantikan dengan hal-hal kecil dan akhirnya mencoba untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai selama sebulan penuh (dan seterusnya). Temukan bahan alternatif untuk plastik sekali pakai: tas plastik dapat diganti dengan tas katun, cangkir minuman plastik untuk gelas kaca, sedotan plastik untuk sedotan logam, botol minuman plastik untuk botol kaca, botol air kecil sekali pakai dapat diganti dengan air dalam jumlah besar dengan botol air yang dapat digunakan ulang, dll.
Perlengkapan yang dibutuhkan
Komputer / smartboard untuk menjelajahi situs web.
Papan tulis / papan hitam.
Sumber dan tampilkan plastik sekali pakai dan bahan alternatif lain yang disebutkan di atas.
Deskripsi aktivitas
Tampilkan barang-barang sekali pakai dan alternatif yang lebih berkelanjutan di atas meja di kelas. Bahas dengan siswa jenis plastik sekali pakai apa yang mereka gunakan setiap hari atau setiap minggu. Bagi siswa ke dalam kelompok 3-4, dan minta mereka untuk mencantumkan semua plastik sekali pakai yang dibuang setiap minggu.
Kembalikan siswa dan minta mereka menulis barang mereka di papan atau selembar kertas besar. Kemudian kelompokkan plastik sekali pakai ini di tempat-tempat di mana mereka digunakan (misalnya di sekolah, toko, restoran, pasar, tempat kerja, atau di rumah).
Minta siswa untuk membahas item-item ini dalam kelompok mereka dan biarkan mereka mencari alternatif yang lebih berkelanjutan dan cara menghindari penggunaan plastik. Pastikan ini termasuk:
• merencanakan ke depan dengan membawa cangkir, peralatan makan, wadah, se dotan logam/kayu, tas, kapan saja Anda keluar
• membeli dalam jumlah besar, membeli barang terpisah dengan menggunakan tas atau wadah Anda sendiri
• membuat tas dari seprai lama, sarung bantal atau tirai jala
• mencari kemasan alternatif; membeli kaleng bukan botol plastik, kertas untuk plas tik, dan pastikan Anda mendaur ulang limbah apa pun yang Anda kumpulkan
• menolak barang-barang plastik atau menggunakan plastik beberapa kali.
Menolak plastik memiliki dampak berkelanjutan terbesar: apakah saya benar-benar membutuhkan tas plastic untuk membawa barnag ini? bisakah saya membeli produk ini terpisah
Untuk tugas rumah, siswa-siswi diharapkan untuk dapat mencatat penggunaan plastik sekali pakai oleh keluarga mereka selama seminggu. Mintalah mereka menganalisis penggunaan ini untuk durasi seminggu dan meminta mereka untuk mencari solusi untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam kelompok mereka.
Minta mereka untuk menuliskan apa yang perlu mereka lakukan untuk mengurangi limbah plastik mereka.
Jika memungkinkan, minta mereka untuk dapat membuat beberapa item untuk membantu mengurangi penggunaan plastik mereka. Contohnya seperti tas belanja atau tas produsen dari bahan bekas, atau mereka dapat mengubah botol menjadi gelas.
Di akhir kegiatan, para siswa berjanji untuk mencari alternatif yang lebih berkelanjutan untuk tiga item plastik sekali pakai yang paling sering mereka gunakan selama sebulan. Mereka dapat melakukannya bersama-sama dengan teman sekelas mereka. Di akhir bulan, Anda dapat melakukan latihan ini lagi dan menghitung berapa banyak limbah yang berhasil dihemat oleh anak-anak dengan melakukan beberapa perubahan sederhana dalam perilaku mereka terkait penggunaan plastik sekali pakai.
Kesimpulan
Mengurangi limbah dengan menolak penggunaan plastik sekali pakai sangat dapat dicapai. Hanya memerlukan sedikit pemikiran dan perencanaan. Anak-anak telah belajar untuk mencari alternatif untuk barang-barang sekali pakai dan secara kolektif membuat pilihan yang lebih berkelanjutan yang memiliki dampak lingkungan yang positif.
(K) Kegiatan 35: Memberi, Berbagi & Meminjam 1
Umur: 4 - 10 tahun; waktu: 45 menit
Tujuan
Anak-anak mengenali bahwa dengan meminjam, berbagi, dan menggunakan barang bekas, dapat mengurangi limbah, menghemat uang dan sumber daya.
Bahan-bahan yang di butuhkan
Kertas dan alat gambar. Papan tulis / papan hitam / smartboard / kertas besar untuk membuat peta pikiran dengan anak-anak.
Deskripsi kegiatan
Mulai percakapan tentang apa yang dilakukan dengan barang-barang seperti mainan dan pakaian yang masih layak untuk dimainkan atau dipakai, namun tidak digunakan lagi. Apakah Anda hanya membuangnya? Pemborosan uang, sumber daya, dan limbah. Jelaskan bila diperlukan.
Diskusikan opsi apa yang dapat dilakukan dengan barang tersebut:
Misalanya di berikan kepada teman, menukar dengan barang yang lain, jual secara online, bawa ke toko barang bekas, dan sebagainya. Kebanyakan orang akan senang meminjamkan barang kepada Anda, atau bahkan memberikannya sebagai hadiah.
Juga bahas mengapa membeli barang baru bukanlah opsi terbaik - banyak sumber daya yang digunakan untuk membuatnya (air, bahan, tenaga kerja) dan akan menambah jumlah sampah di masa depan.
Bagi anak-anak ke dalam kelompok dan biarkan mereka melakukan brainstorming selama 10 menit tentang bagaimana cara menghindari membeli barang baru dalam situasi berikut:
1. Produksi sekolah
2. Pesta ulang tahun
3. Liburan
4. Pakaian yang sudah tidak muat atau membutuhkan ukuran yang lebih besar
5. Mainan yang tidak di inginkan lagi atau mainan baru yang ingin dimiliki
Setelah setiap kelompok membahas semua situasi di atas dan menciptakan ide, guru membuat peta pikiran kelas di papan tulis dari ide-ide anak-anak. Peta pikiran dapat terlihat seperti berikut:
Kesimpulan
Anak-anak belajar bahwa ternyata tidak perlu untuk membeli barang baru jika Anda menanyakan terlebih dahulu untuk di pinjam. Kita dapat menghindari penimbunan sampah di tempat pembuangan akhir dan melestarikan sumber daya dengan menstimulasi budaya penggunaan dan pemanfaatan barang bekas.
(K) Kegiatan 36: Memberi, Berbagi, dan Meminjam 2 Umur 10 - 16 tahun, waktu: 60 menit
Tujuan
Anak-anak akan mengenali bahwa dengan meminjam, berbagi, dan menggunakan barang bekas, kita dapat mengurangi sampah, menghemat uang, dan menghemat sumber daya. Mereka akan menyadari keberadaan kelompok di internet seperti Proyek Beli Tidak Ada di Facebook, halaman jual/beli, halaman on-selling lokal, dan lain-lain.
Alat dan perlengkapan yang di butuhkan
Komputer/tab dengan koneksi internet. Papan tulis/kertas besar dan spidol. Perangkat individual dengan koneksi internet.
Deskripsi kegiatan
Diskusikan apakah siswa pernah membeli barang yang hanya digunakan sekali atau beberapa kali. Bahas dampaknya: pemborosan uang, menambahkan sampah ke tempat pembuangan akhir, pemborosan sumber daya, dan sebagainya.
Apa yang dapat kita lakukan untuk menghindari situasi seperti itu? Menyerahkannya, menjual barang bekas, mencari pinjaman sebelum membeli, berbelanja di toko amal, bertanya sekitar.
Diskusikan situasi yang berbeda yang berlaku untuk lingkungan siswa: Anda dapat memikirkan seragam sekolah, peralatan olahraga, pakaian berdandan untuk pesta, layanan katering untuk acara besar/grup. Selalu mempertimbangkan apa yang dapat kita lakukan untuk MENGHINDARI membeli barang baru, dan membahas manfaatnya.
Cari film YouTube ‘The Story of Stuff with Annie Leonard’ dan biarkan anak-anak menonton film selama 21 menit ini. Anda juga dapat menggunakan tautan ini: https://youtu.be/9GorqroigqM
Diskusikan singkat apa yang telah dipelajari siswa.
Perkenalkan situs web lokal kepada kelompok: grup pertukaran/jual Facebook, Gumtree, the buy nothing di Facebook. Telusuri salah satu situs web ini secara mendalam dengan anak-anak. Kami merekomendasikan untuk bergabung dengan grup the buy nothing lokal di Facebook dan menunjukkan jenis bahan yang dihadiahkan serta peraturan dan regulasinya.
Bicarakan tentang berbelanja di toko amal atau toko barang bekas dan identifikasi di mana tokotoko ini berada.
Siswa dapat meningkatkan kesadaran dengan merancang poster atau postingan dengan pesanpesan penyemangat tentang pemahaman untuk meminjam sebelum membeli barang baru, dan lain-lain. Anak-anak dan orang tua didorong untuk mendaftar di situs hadiah lokal. Siswa juga dapat membuat situs web atau halaman Facebook untuk pertukaran/peminjaman/barter untuk komunitas lokal (sekolah) atau kelas mereka sendiri.
Kesimpulan
Seringkali tidak perlu membeli barang baru jika kita bertanya untuk meminjam terlebih dahulu. Dengan memberi, berbagi, dan meminjam, orang-orang dapat menghindari menambah jumlah sampah ke tempat pembuangan sampah dan menghemat sumber daya. Anak-anak didorong untuk dapat memiliki budaya yang mengmanfaatkan barang bekas di komunitas mereka.
(P) Kegiatan 37: Ekonomi Sirkular
Umur: 11-16 tahun, waktu: 45 menit
Tujuan
Siswa memahami perbedaan antara ekonomi linear dan Sirkular
Persiapan
Guru membaca dan menonton tautan berikut yang diproduksi oleh Yayasan Ellen Mac Arthur. Yayasan ini merupakan organisasi terkemuka dalam gerakan menuju ekonomi lingkaran. Cari video mereka ‘Membayangkan ulang proses: Ekonomi ekonomi sirkular’ atau gunakan tautan ini: https://www.facebook.com/EllenMacArthurFoundation/videos/10155752559984821, https://www.youtube.com/watch?v=TL2nFon6yVY
Bahan
Komputer dengan akses internet, papan tulis, buku siswa HGW dan kertas dan pena.
Deskripsi aktivitas
Guru menunjukkan video YouTube (3:46 menit) kepada siswa.
Yayasan Ellen Mac Arthur: Membayangkan ulang proses: Ekonomi sirkular
Guru menjelaskan perbedaan antara ekonomi linear dan sirkular.
Ekonomi linear adalah sistem di mana bahan baku diambil dari sumber daya terbatas di bumi, untuk membuat atau menghasilkan produk. Ini kemudian dikonsumsi atau digunakan, dan pada akhir siklus hidupnya dibuang, menghasilkan limbah.
Ekonomi sirkular adalah sistem ekonomi yang bertujuan untuk meminimalkan limbah dengan cara menggunakan kembali sumber daya, bahan, dan nutrisi secara tak terbatas. Konsep dari ekonomi sirkular adalah meniru alam, misalnya ketika sebuah pohon atau hewan mati, itu menjadi nutrisi untuk hewan atau tumbuhan lain sehingga mereka bisa tumbuh. Ini semua tentang menggunakkan kembali sumber daya kita secara tak terbatas dan menghindari limbah. Limbah dilihat sebagai sumber untuk memproduksi, memanfaatkan ulang, atau mendesain ulang produk.
Perilaku manusia dalam kedua sistem saat memproduksi produk terlihat seperti berikut:
• Ekonomi linear: Ambil => Buat => Buang; limbah dihasilkan dan sumber daya terbatas dibuang.
• Ekonomi sirkular: Kembali => Didesain ulang => Buat ulang => Perbaiki => Kembali; tidak ada limbah yang dihasilkan dan sumber daya terbatas yang berharga digunakan kembali.
Diskusikan dengan siswa tentang kedua model. Diskusikan apa manfaatnya untuk kedua model. Sampai pada kesimpulan bahwa ekonomi sirkular jauh lebih unggul dalam meminimalkan limbah dan menggunakan kembali sumber daya secara tak terbatas saat memproduksi produk.
Selanjutnya, guru menuliskan kata-kata berikut dalam urutan ini di papan tulis:
• Mendesain ulang
• Produksi
• Limbah
• Gunakan ulang, Perbaiki, & Daur ulang
• Distribusi
• Pengumpulan/Kembali
• Konsumsi
Secara berpasangan, siswa menempatkan kata-kata tersebut dalam urutan yang benar untuk mencerminkan model ekonomi lingkaran. Ada satu kata yang tidak mereka butuhkan, ingatkan siswa tentang hal itu. (Kata tersebut adalah: limbah.)
Setelah beberapa menit, menggunakan masukan dari siswa, gambar model yang benar di papan tulis dan diskusikan dengan kelas. Pastikan untuk menunjukkan bahwa LIMBAH TIDAK termasuk dalam ekonomi sirkular.
Lingkaran tertutup dari ekonomi sirkular dapat terlihat seperti ini:
Siklus tertutup untuk sirkular ekolomi dapat berentuk seperti berikut:
Produksi
Desain
Distribusi
SIRKULAR EKONOMI
Penampungan/ Pengembalian
Konsumsi
Pengguaan kemalbi, Perbaiki & daur ulang
Ini juga disebut ‘siklus tertutup’. Biarkan siswa menjelaskan mengapa itu merupakan hal yang baik.
Sekarang gunakan kertas sebagai contoh praktis dari produk sirkular. Minta siswa untuk menggambar siklus tertutup yang serupa untuk kertas, menambahkan visual, seperti gambar-gambar.
Setelah beberapa menit, gambar siklus tertutup kertas di papan tulis, mpastikan untuk menjelaskan apa yang terjadi di setiap langkah (produksi, konsumsi, dll.)
Ini adalah contoh praktis dari siklus tertutup kertas:
Contoh dari siklus tertutup kertas (koran):
(Koran) Kertas
(Produksi)
Bentuk baru dari kertas
(didesain kembali)
(Koran) Kertas ke Pabrik
(Produksi)
Siklus terturup dari produksi (koran) kertas
Dikumoulkan & dicacah menjadi bubur kertas
(Penggumpulan, pengembalian)
Beli & Baca (Koran) kertas
(Konsumsi)
Gunakan Kembali, perbaiki & daur ulang (koran) kertas
Diskusikan dengan siswa bahwa tidak semua produk dapat diproses secara sirkular. Banyak produk atau bagian dari produk tidak didaur ulang dan dibuang. Sangat penting bahwa produk dirancang, dari awal, dengan ekonomi sirkular dalam pikiran. Diharapkan bahwa di masa depan nanti aka nada lebih banyak produk yang dirancang secara sirkular untuk menghindari limbah.
Kesimpulan
Siswa memahami perbedaan antara ekonomi linier dan ekonomi sirkular dan desain produk sirkular, dan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk menciptakan siklus tertutup yang memastikan sumber daya dapat digunakan ulang dan didaur ulang tanpa batas, serta tidak ada limbah yang dihasilkan
Kamus
Kompos: Tanah subur yang merupakan perpaduan antara tanaman yang membusuk dan sisa-sisa makanan (sampah hijau), yang berguna untuk meningkatkan struktur tanah dan memberi unsur hara pada bunga, tanaman dan pohon.
Mengurai atau membusuk: mengurai menjadi bagian-bagian yang lebih kecil: misalnya, apel akan membusuk dan kembali menjadi unsur hara (tanah) yang merupakan asalnya.
Lingkungan: Segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup dan yang mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatannya.
Limbah atau sampah: Segala sesuatu yang dibuang karena tidak diperlukan lagi atau karena dianggap tidak berguna lagi.
Limbah berbahaya: Limbah atau sampah yang berbahaya terhadap kesehatan manusia.
TPA: tempat pembuangan akhir sampah atau limbah padat di darat.
Peta pikiran: Sebuah diagram yang digunakan untuk melukiskan kata-kata, gagasan-gagasan, tugas-tugas, atau hal-hal lain yang terkait dengan atau disusun disekitar kata atau gagasan pokok (yang ditulis di bagian tengah). Peta pikiran digunakan untuk menggali, memvisualisasi, menstruktur dan mengelompokkan gagasan-gagasan. Selain itu, peta pikiran juga digunakan sebagai alat bantu mempelajari dan menyusun informasi, mengatasi masalah, membuat keputusan dan menulis.
Plastic soup: Sebuah area yang sangat luas di lautan yang berisi sampah-sampah plastik yang mengambang.
Recycle: Menempatkan suatu benda atau barang bekas pakai pada suatu proses yang membuat benda atau barang itu menjadi sesuatu yang baru. Dengan proses ini barang atau benda itu menjadi tidak masuk ke onggokan sampah.
Reduce: Menghemat penggunaan suatu barang atau tidak menggunakannya sama sekali, sesuai kebutuhan Anda. Kita bisa mengurangi pemakaian plastik kantong dengan membawa plastik kantong kita sendiri ke toko dan dengan demikian kita bisa mengurangi sampah plastik.
Reuse: Menggunakan lagi barang yang sudah dipakai, untuk keperluan yang sama atau yang lain; misalnya, kita bisa memanfaatkan kantong belanjaan kita sebagai pelapis tong sampah. Membusuk: sampah hijau yang ada dalam tong sampah kompos akan membusuk dan menjadi pupuk.
Tanah: Lapisan bagian atas permukaan tanah yang subur yang ditumbuhi dengan tumbuh-tumbuhan; tanah yang kaya akan unsur hara yang digunakan di kebun dan tanaman-tanaman pot. Berkesinambungan (Sustainable): menjaga keseimbangan ekologi dengan cara menghindari penurunan sumber daya alam untuk generasi ke depan.