Haluan 26 Januari 2013

Page 6

6 NASIONAL

SABTU, 26 JANUARI 2013 M 14 RABIUL AWAL 1434 H

Surya Paloh Diusung Golongan Tua JAKARTA, HALUAN — Pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem Sugeng Suparwoto yang mengatakan partainya semakin solid setelah Hary Tanoe dan kelompok muda lainnya keluar diyakini keliru.

ROBEK DAN BUANG — Ratusan pengurus NasDem wilayah Jakarta ini merobek dan membuang kartu anggota di depan kantor NasDem di Gondangdia. MERDEKA

LINGKAR Pembunuh Polisi Mengaku Disuruh Polisi JAKARTA, HALUAN — Pembunuh anggota Polsek Sananwetan, Blitar, Jawa Timur, Briptu Prayoga Ardi Priyanto, Mohammad Muad, mengaku hanya disuruh oleh oknum seorang perwira di kepolisian. Menurutnya, dia mendapatkan imbalan Rp15 juta untuk membunuh Yoga. “Saya hanya disuruh Kompol R untuk membunuh korban,” kata Muad, di hadapan penyidik Polda Jawa Timur, Jumat (25/1). Yoga menuturkan, uang Rp15 juta tersebut dibayarkan berangsur dengan cara diberikan sebelum membunuh dan sesudah membunuh. “Saya mendapat uang muka sebesar Rp 5 juta. Sisanya diberikan setelah pekerjaan saya selesai,” ujarnya. Muad juga mengakui, sebenarnya dia akan menyerahkan diri ke Mapolda Jatim setelah tertangkapnya Ahmad Zaini, temannya saat membunuh Yoga. Namun, Muad bingung harus menyerahkan diri kemana. “Saya kemudian memutuskan kabur lagi. Dari kota ke kota. Dan kemudian memutuskan masuk ke pondok pesantren di Desa Pesawahan, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo. Saya bermaksud untuk bertobat,” imbuhnya. Sementara Kapolres Kota Blitar, AKBP Indarto, mengatakan pihaknya masih akan melakukan pendalaman penyidikan. Dalam waktu dekat polisi juga akan melakukan rekonstruksi pembunuhan tersebut. “Kita masih akan mendalami penyedikan ini, termasuk melakukan rekonstruksi,” kata Indarto. Berdasarkan Informasi yang dihimpun, Kompol R adalah mantan Wakapolres Kota Blitar yang berpindah tugas di Polda Jawa Timur. Kasus pembunuhan ini yang bermotif asmara ini dikarenakan Kompol R merasa sakit hati setelah wanita simpananya bermain hati dengan Briptu Yoga. Wanita berinisial W yang berprofesi sebagai pemandu lagu tersebut merupakan mantan pacar lama Yoga. Karena merasa dipecundangi Kompol R marah dan sempat melakukan kekerasan kepada Yoga. Meski berstatus sebagai bawahan, Yoga nekat memperlihatkan sikap melawan. Selain itu, Kompol R yang kini dimutasi ke Polda Jatim erat kaitannya dengan permasalahan asmara tersebut. (h/okz)

Demokrat: Ibu Kota Pindah ke Jabar JAKARTA, HALUAN – Hingga saat ni permasalahan banjir dan kemacetan di Ibu Kota belum kunjung terselesaikan. Hal tersebut memicu berhembusnya wacana pemindahan Ibu Kota. Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Didi Irawadi, menuturkan Indonesia sudah selayaknya mempunyai pusat pemerintahan yang ideal, efisien dan efektif bagi penyelenggaran negara. “Sebaiknya dicarikan lokasi yang tidak jauh dari Ibu Kota Jakarta, sehingga Jakarta sebagai pusat bisnis tetap bisa saling bersinergi dengan pusat pemerintahan,” kata Didi kepada wartawan melalui pesan singkatnya, Jumat (25/1). Didi menambahkan mengusulkan provinsi Jawa Barat atau Tangerang dapat dijadikan pilihan sebagai tempat perpindahan Ibu Kota. “Karawang dan Sentul untuk daerah Jawa Barat, untuk Banten sekitar Tangerang,” tegasnya. Anggota Komisi III ini, megatakan harus ada singkronisasi antara pusat pemerintahan dengan pusat bisnis dan ekonomi. Sehingga, dapat memberikan dampak yang positif bagi Indonesia. Sebagai contoh, seperti Putra Jaya di Malaysia yang ideal sebagai pusat pemerintahan. “Yang juga penting akses dari pusat pemerintahan ke bandara utama. Oleh karenanya sudah saatnya dipikirkan wilayah-wilayah yang memungkinkan di sekitar Jawa Barat atau Banten untuk merealisasikan hal ini,” tandasnya.(h/okz)

SKANDAL HAMBALANG

KPK Usut Keterlibatan Choel JAKARTA, HALUAN — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tampaknya masih menelusuri sejauh mana keterlibatan Andi Zulkarnaen Mallarangeng, kerap disapa Choel, dalam kasus dugaan korupsi Hambalang. Menurut mereka, hasil pemeriksaan terhadap Choel Jumat kemarin, masih perlu dikaji lagi. “Masih ada kemungkinan pihakpihak lain yang kita duga terlibat. Siapa pun itu. Kesimpulan pihak lain yang terlibat tentu mendasarkan apakah penyidik menemukan bukti yang cukup,” kata Juru Bicara KPK, Johan Budi SP, kepada wartawan di Gedung KPK, Jumat (25/1). Menurut Johan, pengakuan yang

disampaikan Choel hari ini harus dikonfrontir dengan bukti-bukti dimiliki KPK. Dia mengatakan apa yang dikatakan Choel masih haru dilakukan penilaian kembali. “Saya kira soal terima atau tidak harus dilakukan validasi. Sehingga baru bisa disimpulkan dia (Choel) terlibat atau tidak dalam konteks kasus Hambalang ini,” ujar Johan. Johan mengatakan proses analisa antara keterangan dan kaitan buktibukti tidak mudah. Hal itu memerlukan waktu yang tidak sebentar. “Soal masalah waktu, itu tergantung dari kemampuan penyidik untuk menelusurinya,” lanjut Johan. Usai menjalani pemeriksaan di

KPK Jumat, adik bungsu Andi Alfian Mallarangeng itu menceritakan banyak hal. Choel mengaku menerima uang Rp 2 miliar dari pemilik PT Global Daya Manunggal, Herman Prananto. Tetapi, dia berkilah uang itu bukan terkait proyek Hambalang. PT Global Daya Manunggal adalah salah satu sub-kontraktor proyek Wisma Hambalang. Kabarnya, Choel melobi mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga serta Pejabat Pembuat Komitmen proyek Wisma Hambalang, Deddy Kusdinar, guna meloloskan PT GDM menjadi salah satu sub-kontraktor proyek bernilai Rp 2,5 triliun itu. (h/mdk)

Anggaran Polri Rp45,6 Triliun JAKARTA, HALUAN — Polri mendapat anggaran tahun 2013 sebesar Rp45,6 triliun dari pemerintah. Asisten Perencanaan Polri (Asrena) Irjen Sulistyo Ishak, dalam konfrensi persnya di Mabes Polri, mengatakan, anggaran ini lebih kecil dari anggaran yang diusulkan Polri yaitu Rp51,761 triliu “Anggaran sebesar Rp45, 622 triliun yang kita terima itu, hanyalah sekitar 88,14 persen dari usulan Polri yakni Rp51,761 triliun,” kata Sulistyo, Jumat (25/1) Dana Rp45,6 triliun ini, kemudian dibagi kepada tiga kelompok besar. Yaitu, belanja pegawai sebesar 65,45 persen atau Rp29,85 triliun yang di dalamnya termasuk gaji, tunjangan jabatan, renumerasi, dan honor. Lalu belanja barang sebesar 19,60 persen atau Rp8,940 triliun serta 14,19 persen atau Rp6,821 triliun digunakan untuk modal. Selain anggaran ini, Polri juga mendapatkan dana optimalisasi sebesar Rp2,21 triliun. Dana ini meliputi tunjangan operasional penyelidikan dan penyidikan Tindak

Pidana Korupsi sebesar Rp250 miliar. Sulistyo mengatakan, dana khusus untuk penanganan kasus korupsi ini, pada tahun sebelumnya tidak pernah ada karena dimasukan dalam dana penyelidikan dan penyidikan kasus-kasus pidana lainnya. “Ini baru ada di tahun 2013 dan Polri dituntut mengoptimalkan pemberantasan korupsi. Di Jawa Tengah salah satunya, sudah merekrut penyidik tipikor dari seratus diambil 35 orang,” terang Sulistyo. Selain untuk kasus penyelidikan dan penyidikan korupsi, dana Rp2,211 triliun ini digunakan untuk merekrut 15 ribu brigadir Polri yang menghabiskan dana sebesar Rp 460 miliar, serta pengadaan sarana prasana sebesar Rp1,366 triliun. Seluruh dana ini, lanjutnya, juga

akan digunakan untuk mendukung 13 program dan 89 kegiatan 410.245 anggota Polri yang tersebar di Mabes Polri, 31 Polda, 445 Polres, 4773 Polsek, dan 730 polsubsektor. Mabes Polri hanya kebagian 30 persen dan sisanya disebarkan ke seluruh Indonesia. “Itu digunakan untuk mendukung 13 program dan 89 kegiatan, juga untuk 31 Polda, Mabes Polri hanya 30 persennya,” jelas Ishak. Mengenai transparansi penggunaan anggaran ini, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Suhardi Alius yang menemani Ishak, mempersilakan berbagai elemen untuk mengawasi penggunaaan anggaran tahun 2013 ini. “Transparansi barang dan jasa sudah dilakukan di lingkungan Polri dan boleh diikuti oleh siapa saja,” ujar Suhardi. (h/okz)

“Sugeng mengatakan hal itu karena dia dan beberapa jajaran lainnya lebih solid di antara sesama penjilat Surya Paloh yang berhasil menyingkirkan Hary Tanoe. Solid di antara mereka yang menjilat Surya Paloh. Solid karena mereka sudah kehilangan saingan,” jelas pengamat politik Boni Hargens, di Gedung KPU, Jakarta, seperti dilansir merdeka.com, Jumat (25/1). Boni menilai Hary Tanoe Cs keluar karena ada gesekan dengan kelompok tua yang ada di partai tersebut. Orang-orang tua itu yang meminta agar Surya Paloh mengambil alih partai. “Orang-orang tua pasti saja senang dengan keluarnya Hary Tanoe. Karena mereka hilang saingan. Dan mereka jadi solid. Tapi apakah mereka akan meraih dukungan publik, ini yang jadi tanda tanya, kalau saya rasa tidak,” ujar Boni. Kelompok tua itu, dalam pandangan Boni, justru tidak berjasa dalam membangun NasDem sebagai partai. Karena NasDem sebagai partai bukan ide mereka, tapi gagasan orang-orang muda yang kebetulan Hary Tanoe termasuk di dalamnya yang juga bekerja keras membangun NasDem menjadi partai. “Ada juga Jeffrie Geovani dan lain-lain. Nah, begitu partai ini lolos dan diperhitungkan, kelompok senior yang tadinya tidak optimis NasDem menjadi partai, lalu bergairah. Libido mereka inilah yang jadi dasar konflik internal NasDem,” jelas Boni. Menurutnya, ada beberapa orang yang bisa dibilang golongan tua menghasut Surya Paloh untuk merebut kekuasaan di NasDem. Dan golongan tua itu lah yang memaksa secara tidak langsung mendesak Hary Tanoe mundur. “Mereka yang meminta Surya Paloh harus jadi ketua umum. Surya Paloh sebenarnya tidak bermaksud head to head dengan Hary Tanoe. Tapi merekalah yang kemudian mendorong-dorong sehingga Surya Paloh kelihatan berhadap-hadapan dengan Hary Tanoe. Padahal Surya Paloh menurut saya jauh lebih bijaksana dan tidak bermaksud membelah partai ini,” imbuhnya. Karena itu, menurut Boni mengungkapkan, Hary Tanoe Cs mundur tidak akan membawa keuntungan bagi partai. Malah NasDem akan rugi ditinggal para punggawa muda yang selama ini membangun NasDem. “Partai ini kan sebelah jiwanya sudah mati tanpa Hary Tanoe. Soalnya kan partai ini lolos karena kerja keras Hary Tanoe dan kelompok-kelompok muda itu. Jadi tanpa Hary Tanoe separuh jiwanya mati,” cetusnya. Sedangkan Diflaizal Zen Koto Sekretaris DPW Partai Nasdem DKI Jakarta, menegaskan, seluruh pengurus harian DPW, DPC, hingga ranting dan rayon Nasdem di DKI Jakarta, resmi mundur Jumat kemarin . “Ada 700.000 yang sudah mengembalikan KTA. Kantor-kantor juga sudah kami tutup dan kembalikan ke Nasdem sejak hari ini,” kata Zen Koto. Diflaizal Koto mengklaim, akan banyak kader lain yang menyusul. Tidak hanya di Jakarta, tetapi juga beberapa daerah lain di Indonesia, seperti Jawa Barat. Resmi Ketum Dalam pada itu Ketua Umum Partai NasDem, Patrice Rio Capella, resmi menyerahkan tongkat estafet kepemimpinannya kepada Ketua Majelis NasDem, Surya Paloh. “Dihadapan saudara-saudara sekalian, saya kembalikan mandat ini kepada Bapak Surya Paloh sebagai pemberi mandat,” kata Rio, pada saat Kongres I Partai NasDem, di JCC, Jakarta, Jumat (25/1/). Rio juga mendukung penuh partai bernomor urut 1 dipimpin oleh mantan politisi Partai Golkar tersebut. “Saya Ketua Umum Partai NasDem saat ini mendukung Bapak Surya Paloh sebagai Ketua Majelis Nasional Partai pada saat ini untuk diangkat sebagai Ketua Umum Partai NasDem dalam kongres yang mulia ini,” tegasnya. Lebih jauh, Rio mengatakan dengan resmi diembannya kepemimpinan ditangan Surya Paloh, maka NasDem siap bersaing di arena pertandingan Pemilu 2014 mendatang. “Kita yakin, kepemimpinan beliaulah yang akan membawa Partai NasDem menuju kemenangan dan kejayaan. Apakah saudara-saudara sepakat dengan saya?” tanyanya. (h/mdk/okz)

BANTU KORBAN BAJIR

Hidayat Gotong Jeriken JAKARTA, HALUAN — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan wakilnya Basuki Tjahaja masih bekerja keras menghadapi banjir Jakarta. Ahok sibuk merelokasi warga Pluit yang keras kepala tidak mau dipindah ke rumah susun (Rusun) Marunda. HIDAYAT Nur Wahid membantu mengangkat jeriken. NET Sementara Jokowi kembali blusukan ke Muara Baru PKS juga memberikan bantuan menemui warga dan mengurusi berupa gerobak sampah, air bersih, pompa air untuk menyedot banjir. sembako dan berbagai alat kebersihan. Jokowi juga memberikan sejumlah Beberapa waktu lalu, Hidayat bantuan berupa sembako, peralatan beberapa kali mengkritik Jokowi. sekolah dan alat-alat kebersihan. Hidayat berharap gaya blusukan Politikus Partai Keadilan Sejah- Jokowi sekadar pencitraan. Hidayat tera Hidayat Nur Wahid juga tak mau pun meminta Jokowi lebih serius ketinggalan. Memperingati Maulid bekerja. “Saya berharap bukan sekadar Rasulullah Muhammad SAW, Hida- pencitraan, karena pak Jokowi citranya yat ikut blusukan membantu korban sudah berlebihan, yang diperlukan banjir di Jakarta Utara. Hidayat adalah kerja nyata,” kata Hidayat. tampak mengangkat sebuah jeriken Menurut Hidayat, apa yang disamberisi air untuk nenek tua. “Hari ini paikan Jokowi saat kampanye tentang hingga hari Ahad, kerja bakti serentak Jakarta baru menjadi harapan bagi dilakukan di 42 kecamatan di seluruh warga Ibu Kota. Sehingga Jokowi DKI oleh kader-kader PKS dengan harus merealisasikan janji-janjinya kegiatan bersih-bersih lingkungan, tersebut. “Harapannya kalau Jakarta penyuluhan dan pelayanan kesehatan, baru, yang dulu macet, ya sekarang penyemprotan disinfektan dan pembe- ga macet. Kalau dulu banjir, sekarang rian bantuan pasca banjir,” ujar ga banjir, begitu seterusnya,” terangHidayat, Jumat nya. (h/mdk) >> Editor : Dodi Nurja

>> Penata Halaman: Syahrizal


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.