Haluan 23 Februari 2013

Page 13

SABTU, 23 FEBRUARI 2013 M 12 RABIUL AKHIR 1434 H

LINGKAR Masyarakat Pagadih Keluhkan Kondisi Jalan AGAM, HALUAN— Masyarakat Nagari Pagadih Kecamatan Palupuh masih kesulitan pergi ke pasar untuk menjual hasil tani dan berbelanja karena kondisi jalan yang jelek. Menurut wali nagari setempat Aliwar kepada Haluan kemarin, jalan dari Nagari Pagadih ke pasar terdekat di Palupuh sepanjang 18 km kini banyak yang rusak, sehingga sulit dilalui kendaraan. ”Akibatnya sekarang kendaraan utama bagi warga setempat hanyalah ojek dengan ongkos ke pasar Rp 50 ribu pulang pergi. Kadang pada hari pasar jika musim panas memang ada kendaraan cigak baruak yang menambang dengan ongkos Rp20 ribu/orang. Tetapi kalau hari hujan kendaraan itu tidak berani masuk, sementara pada harihari biasa tidak satupun cigak baruak itu yang menambang,” katanya. Kondisi jalan yang demikian sangat menghambat kemajuan perekonomian3.700 orang warga nagari Pagadih sehingga mereka banyak yang dalam kategori miskin. Karena itu masyarakat sangat mengharapkan perbaikan jalan tersebut. Namun yang cukup menggembirakan dan menolong perekonomian masyarakat harga gambir yang merupakan produk khas setempat naik mencapai Rp 20 ribu lebih/kg. (h/ks)

60 Pelaku Pengobatan Tradisional Dibina PADANG PANJANG, HALUAN— Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang melakukan pembinaan terhadap sedikitnya 60 pelaku pengobatan tradisional (batra) yang ada di kota itu. Hal ini sekaligus bertujuan untuk memberikan pelayanan, melindungi, serta mengayomi masyarakat di bidang kesehatan. “Dalam mengayomi masyarakat di bidang kesehatan, kita terus melakukan pembenahan dalam segala hal. Baik penaingkatan sarana prasarana pelayanan, asuransi kesehatan, pengembangan SDM, pemenuhan kebutuhan obatobatan, maupun pembinaan terhadap pengobat dengan teknik non medis atau tradisional,” papar Kepala DKK Padang Panjang dr H Mawardi MKM. Dikatakan, setiap penyakit terkadang tidak seluruhnya diobati melalui pengobatan teknis medis. Lain daripada itu, tata cara pengobatan dengan pola non medis atau pengobatan tradisional, juga menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat, khususnya para pasien. “Untuk tahun ini, kita kembali melakukan pembinaan dan penyuluhan bagi 60 pelaku pengobatan tradisional yang ada di Kota Padang Panjang,” ujar Mawardi. Salah satu maksud dan tujuan dari penyelenggaraan kegiatan itu kata Mawardi, antara lain untuk memudahkan DKK dalam melakukan pengawasan. Selain itu, melalui pembinaan tersebut juga diharapkan agar para pelaku batra dari berbagai keahlian, dapat mempertanggungjawabkan aktifitas pengobatan mereka. “Sebagai konsekwensinya, para pelaku batra diminta untuk mengurus izin melakukan aktifitasnya ke DKK. Program ini gratis dan tidak dipungut biaya. Jika tidak ada izin tentunya aktifitas yang bersangkutan illegal,” pungkas Mawardi. Mawardi menghimbau, agar seluruh pelaku batra dapat membentuk kelompok atau perkumpulan, yang nantinya akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan penguatan koordinasi. (h/yan)

BUKITTINGGI, AGAM DAN PADANG PANJANG 13

Kantor Wali Nagari Garagahan Terbengkalai AGAM, HALUAN- Sejak mulai didirikan sekitar empat tahun lalu, Kantor Wali Nagari Garagahan, Kecamatan Lubuk Basung hingga kini masih belum bisa ditempati. Kantor Wali Nagari yang dibangun di Kampuang Tabuah, Jorong II Garagahan, Nagari Garagahan Sampai kini masih terbengkalai. Pembangunan masih setengah jalan, penyelesainnya diperkirakan terhambat karena biaya yang tidak mencukupi.

Wali Nagari Geragahan Firmandaus Dt Nagari Basa, Selasa (19/ 2) di Lubuk Basung mengatakan, pekerjaan yang selasai baru pondasi dan dinding. Pembangunan kantor ini pernah mendapat bantuan Pemkab Agam sebesar Rp50 juta, dan dari dana DAUN Rp45 juta, namun jumlah tersebut msaih jauh dari dana yang diperlukan. Dikatakannya, Masih banyak pengerjaan yang belum selesai , seperti kuda-kuda, atap, lantai, pintu, dan plester dinding. Semua

itu memerlukan biaya yang cukup besar. Namun ia enggan memberikan penjelasan berapa biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan bangunan. Menurut Firmandaus, Sejak tahun 2002 kantor Wali Nagari garagahan menumpang bangunan SD 02 Lubuk Basung. Perangkat nagari sebenarnya sangat berharap pembangunna ini bisa di selesaikan secepatnya. Namun, kami tidak bisa berbuat banyak. “Kami berharap Pemkab Agam

Kantor Wali Nagari Garagahan Tabuah, Jorong II Garagahan, Sampai kini masih terbengkalai.RAHMAT HIDAYAT

berkenan memberikan bantuan untuk menyelesaikan bangunan,karena sudah 11 tahun kami

menumpang menggunakan bangunan milik SD 02 Lubuk Basung,” ujarnya (h/yat)

Jembatan Subarang Balingka Hampir Rampung AGAM, HALUAN— Pembangunan kembali Jembatan di Jorong Subarang Balingka Nagari Balingka Kecamatan Ampek Koto yang sempat amblas pada (26/1) lalu diperkirakan rampung dalam tiga hari ke depan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Bambang Warsito kepada Haluan Jumat (22/2) mengatakan, setelah hampir sebulan di kerjakan, jembatan yang menghubungkan Jorong Subarang Balingka dan Jorong Pahambatan di Nagari Balingka Kecamatan Ampek Koto Diperkirakan dalam beberapa hari ke depan sudah bisa di pergunakan masyarakat. Pembangunan kembali jembatan permanen di Balingka memang sengaja di kebut. Sebab, akses penghubung dua jorong ini sangat

penting. Untuk sementara waktu masyarakat masih menggunakan jembatan darurat sebagai penghubung antara ke-dua jorong tersebut. “Jembatan ini dibangun menggunakan Dana Balai Besar Wilayah Lima Sungai Sumatera Dirjen Sumbar Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum sebesar Rp11 miliar. Dana ini tidak hanya digunakan untuk pembangunan jembatan, tetapi juga digunakan untuk normalisasi sungai,” ungkapnya. Dikatakannya, jembatan ini sekitar sebulan lalu runtuh akibat

air sungai yang membelah dua jorong tersebut meluap. Akibatnya, mempersulit hubungan transportasi duo jorong ini. Bahkan, Sekitar 200 kk yang berada di Jorong Subarang Balika sempat terisolir, karena kehilangan akses penghubung. Peristiwa tersebut juga menyebabkan 2 unit rumah hanyut dan empat sepada motor hilang. Sementara itu salah seorang masyarakat Jorong Subarang Balingka Ernawani mengatakan, pembangunan kemabali jembatan di Jorong Subarang Balingka sangat membantu masyarakat.

Namun, masyarakat masih trauma dengan peristiwa meluapanya air Sungai Balingka pada Sabtu malam (26/1) sekitar sebulan yang lalu. Ia mengaku sungai yang membelah Nagari Balingka tersebut sering melaup. Namun kejadian pada Sabtu lalu yang paling parah. “ Kami berharap jembatan baru, dibangun dengan konstruksi yang kuat. Sehingga mampu menahan hantaman arus sungai apabila meluap. Sebab, masyarakat selalu khawatir apabila terjadi hujan cukup lebat,” katanya. (h/yat)

JALAN SEMPIT— Ruas jalan di Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam, jalan yang sempit dan bergelombang sering memicu terjadinya kecelakaan. Pengendara diminta berhati-hati. RAHMAT HIDAYAT

Rendang Belum Berstandar Internasional BUKITTINGGI, HALUAN— Meski telah dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia tahun 2011 versi survey CNN, namun untuk memasarkannya di tingkat mancanegara, masakan Rendang dari Sumatra Barat dinilai masih belum memenuhi standar produk dan standar rasa internasional. Kondisi ini diharapkan menjadi kajian pemerintah Sumbar. “Banyak standar yang harus dipenuhi jika ingin memasarkan produk ke mancanegara. Rendang sebagai salah satu makanan yang berpotensi menjamur

di dunia juga harus memperhatikan standarisasi internasional. Saat ini Rendang masih belum memenuhi standar produk dan rasa,” ujar Choirul Djamhari, DeputiVI Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha, Kementerian Koperasi dan UKM, Jumat (22/2). Menurut Choirul, untuk memenuhi standar internasional itu, bahan baku Rendang harus bahan terpilih dan berkualitas. Pencantuman label dan informasi lainnya dalam kemasan Rendang juga ada

standarisasinya, seperti pencantuman kandungan makanan, proses persiapan, pembuatan, pengiriman, pengemasan, pemasaran dan yang lainnya. Choirul berharap, kepopuleran Rendang tidak hanya berhenti sebatas pengumuman survey CNN, tapi harus lebih dikembangkan lagi hingga menembus pasar internasional. Jika pemerintah Sumbar tidak tanggap, Choirul memperkirakan suatu saat masakan Rendang akan kalah pamor dan kalah saing dari

produk makanan negara lainnya. “Saat ini Rendang tidak hanya dibuat oleh orang Minang saja, tapi sudah banyak orang lain yang juga membuat Rendang. Oleh karena itu, standarisasi rasa, produk dan lainnya memang mutlak dilakukan, jika pemerintah Sumbar menginginkan masakan Rendang ini masuk ke pasar internasional,” jelas Choirul. Disela-sela acara bimbingan teknis penerapan standar sistem manajemen, standar produk (SNI/ ISO/HACCP) dan perluasan

akses kerjasama pemasaran bagi UKM yang digelar di Hotel Pusako Bukittinggi itu, Choirul juga berharap masakan Rendang bisa awet dan bertahan lama, misalnya selama satu tahun, serta bisa dimakan oleh setiap orang. “Mungkin perlu dikombinasikan dengan kebutuhan konsumennya. Misal, untuk orang yang tidak suka makanan kolestrol tinggi, dipersiapkan Rendang yang mengandung kolesterol rendah, begitulah contohnya,” tambah Choirul. (h/wan)

Lansek Manih FM (LANIS FM) Frequensi (FM) 93,6 MHz (FM) Power Suport 1000 Watt ( Blues 30 NV) Alamat Studio/Office : Jl.Sudirman No.191 Muaro Sijunjung, Kabupaten Sijunjung. Telp. ( 0754) 20173-20553 Fax. 0754.20158 Email : lansekmanihfm@yahoo.co.id LANSEK MANIH FM “ Penyampai Informasi Pembangunan dan Penyejuk Hati Anak Nagari” >> Editor : Afrianita

>> Penata Halaman : Jefli


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.