Harian Haluan 18 September 2011

Page 3

NASIONAL 3

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2011 M 19 SYAWAL 1432 H

PELANGGARAN HAM TANJUNG PRIOK

Kronologi Tanjung Priok Berdarah ABDUL Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang peristiwa Tanjung Priok. Karenanya, ia ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Sebagai seorang ulama dan tokoh masyarakat Tanjung Priok, sedikit banyak ia mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok. Berikut adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984, yang tertulis dalam eksepsi pembelaannya berjudul “Musuh-musuh Islam Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesia”. Sabtu, 8 September 1984 Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu, memasuki Mushala as-Sa’adah di gang IV Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka menyiram pengumuman yang tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan). Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja Islam (masjid) di Jalan Sindang. Ahad, 9 September 1984 Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala asSa’adah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan kepada jamaah kaum muslimin. Senin, 10 September 1984 Beberapa anggota jamaah Mushala as-Sa’adah berpapasan dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori mushala mereka. Terjadilah pertengkaran mulut yang akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul Makmur yang kebetulan lewat. Usul mereka supaya semua pihak minta penengahan ketua RW, diterima. Sementara usaha penegahan sedang.berlangsung, orangorang yang tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan permasalahan itu, membakar sepeda motor petugas Koramil itu. Kodim, yang diminta bantuan oleh Koramil, mengirim sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan. Ikut tertangkap 4 orang jamaah, di antaranya termasuk Ketua Mushala as-Sa’adah. Selasa, 11 September 1984 Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh Kodim, yang diyakininya tidak bersalah. Peran Amir Biki ini tidak perlu mengherankan, karena sebagai salah seorang pimpinan Posko 66, dialah orang yang dipercaya semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat. Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia. (trbnws/Sumber: Buku Tanjung Priok Berdarah, Tanggungjawab Siapa: Kumpulan Fakta dan Data, Yogyakarta: Gema Insani Press)

Kapan Dituntaskan?

KALENDER menunjukkan tanggal 12 September 2011. Sore pun mulai berganti malam. Namun, suasana di Masjid Alaraf, Jalan TiparCakung, Jakarta Utara, semakin ramai. Saat itu, keluarga korban peristiwa Tanjung Priok, bersama para para aktivis hak asasi manusia (HAM), berkumpul di masjid itu.

Mereka memperingati tragedi berdarah 27 tahun lalu. Peristiwa itu telah mengakibatkan sejumlah korban tewas dan luka-luka serta sejumlah gedung rusak terbakar. Sekelompok massa melakukan defile sambil merusak sejumlah gedung dan akhirnya bentrok

ANTARA

KORBAN PRIOK-Ketua Lembaga Perlindungan Korban dan Saksi (LPSK) Abdul Haris Semendawai menerima perwakilan korban kerusuhan Tanjung Priok 1984 yakni Bashir dan Wanma Yetty serta perwakilan aktivis Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) di Jakarta, Rabu (14/9). Mereka mendesak agar LPSK memberikan reparasi atau hak atas pemulihan kepada korban berupa konpensasi, rehabitasi, dan restitusi.

Heboh ‘Apel’ Angelina Sondakh

Keluarga Besar

Mengucapkan Selamat Menempuh Hidup Baru Kepada

Etler Fernando, SE Dengan

Miftahul Hikmah Chaidir, SH Akad Nikah : Jumat, 9 September 2011 Pukul 09.00 WIB s/d selesai di Mesjid Miftahul Jannah, Sumanik - Batusangkar Resepsi Pernikahan : Sabtu, 18 September 2011 Pukul 11.00 s/d 16.00 WIB di Gedung Kaharudin Dt. Rangkayo Basa Jl. Ir. Juanda, Lolong - Padang

KOMISI Pemberantasan Korupsi akhirnya memeriksa Angelina Sondakh, Anggota Badan Anggaran DPR, terkait kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang. Juru Bicara KPK, Johan Budi menjelaskan, Angie, panggilan akrab Angelina, diperiksa sebagai saksi untuk tersangka kasus suap Sesmenpora, Wafid Muharam. Informasi dan keterangan Angie kepada penyidik KPK, kata Johan, akan ditindaklanjuti. “Soal substansi pertanyaan belum dapat info detail seperti apa. Apapun, tentu akan kami pelajari oleh penyidik dan akan kami kembangkan lebih lanjut,” kata Johan di Kantor KPK, Jakarta, Kamis (15/9). Usai diperiksa, Angie enggan berkomentar banyak kepada wartawan. “Saya sudah diperiksa KPK, semua sudah disampaikan ke KPK. Silakan tanya ke KPK,” kata Angie usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Kamis. Ia diperiksa KPK sejak pukul 09.45 WIB. Dia baru keluar dari Gedung KPK pukul 17.50 WIB. Angie yang didampingi adik mendiang suaminya, Mudji Massaid, kemudian langsung menerobos kerumunan wartawan dan masuk ke mobilnya Toyota Harier warna hitam berplat B 1930 SJD.(vnc)

dengan aparat yang kemudian menembaki mereka. Setidaknya sembilan orang tewas terbakar dalam kerusuhan tersebut dan 24 orang tewas oleh aparat. Pada 1985, sejumlah orang yang terlibat dalam defile tersebut diadili dengan tuduhan melakukan tindakan subversif. Namun, pada 2004 sejumlah aparat militer diadili dengan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia pada peristiwa itu. Hanya belakangan mereka divonis bebas oleh Mahkamah Agung (MA) melalui keputusan kasasi. Dalam aksi malam itu, para aktivis HAM meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang menimpa mereka maupun puluhan korban lainnya. Para korban dan keluarga korban juga menuntut pemerintah melakukan rehabilitasi nama baik mereka, serta memberikan kompensasi bagi korban dan keluarganya. “Pemerintah, Presiden SBY, Kementerian Hukum dan HAM, dan Komnas HAM harus memberikan pemulihan efektif bagi korban dan keluarga korban Tanjung Priok,” ujar Koordinator Kontras, Haris Azhar. Iktikad Politik Menurut Haris, pengadilan terhadap para pelaku peristiwa Tanjung Priok dapat dikatakan gagal. Namun bukan berarti negara lepas tanggung jawab untuk membuka kebenaran peristiwa Tanjung Priok. “Negara masih bisa mencari puluhan korban yang hilang dan memulihkan kondisi korban dan keluarga korban sebagaimana dijamin dalam undangundang,” kata Haris. Ia juga menyesalkan sikap SBY yang terkesan tidak memiliki iktikad politik yang kuat dalam menyelesaikan persoalan HAM dan kemanusiaan di Indonesia, termasuk kasus Tanjung Priok. “Penyelesaian pelanggaran HAM berat adalah mandat Reformasi 1998. SBY didesak mengambil tindakan yang konkret dan tepat untuk mencari solusi atas terhambatnya kasus pelanggaran HAM berat,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim mengatakan, hingga 27 tahun selepas kasus Tanjung Priok, sampai saat ini tidak ada perkembangan yang berarti. Sebab, pengadilan kasus ini hanya mengungkap sedikit kebenaran yang sebenarnya terjadi. Dalam pengadilan tersebut diputuskan bahwa

korban maupun keluarga korban mendapatkan kompensasi dari negara. “Namun hingga kini, kompensasi tersebut tidak pernah ada,” ujar Ifdhal. Ahmad Yani, anggota Komisi III DPR menambahkan, kasus tragedi kemanusiaan seperti peristiwa Tanjung Priok ini harus dapat dituntaskan. “Agar jangan menjadi beban sejarah seperti saat ini, dan pemerintah harus bertanggung jawab atas tragedi ini,” kata Ahmad Yani. Sementara itu, salah satu korban dan saksi hidup kasus berdarah tersebut, Yusron Jainuri (47), mengatakan, hingga kini tidak pernah ada upaya rehabilitasi nama baik bagi korban dan keluarganya, serta kompensasi yang diberikan oleh negara. Selama masa pemerintahan rezim Orde Baru, korban dan keluarga pernah dilabeli sebagai gerombolan pemberontak yang akan menggulingkan pemerintahan saat itu. Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan rehabilitasi atas nama baik mereka, agar label negatif tersebut dapat hilang. “Rehabilitasi dan kompensasi merupakan hak bagi korban dan para keluarganya. Namun hingga kini, kedua hal tersebut belum pernah ada,” kata Yusron. Yusron merupakan salah satu saksi mata, yang hingga kini masih hidup. Padahal, saat kejadian, Yusron merupakan salah satu massa yang terkena tembakan, hingga empat peluru bersarang di tubuhnya. Dikatakannya, bila ia mengingat peristiwa Tanjung Priok tersebut, bulu kuduknya akan langsung berdiri. “Saat itu, massa yang akan menuju Kodim Jakarta Utara diadang di tengah jalan dan langsung ditembaki petugas. Saat itu, korban yang berjatuhan sangatlah banyak,” ucapnya. Komnas HAM Konsisten Dalam pada itu Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan tetap konsisten menuntaskan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada Tragedi Tanjung Priok September 1984. Ketua Komnas HAM, Ibdal Kasim mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan pembicaran dengan Menkopolhukam, Djoko Suyanto mengenai rehabilitasi dan kompensasi terhadap korban Tragedi Tanjung Priok 1984. “Kita tetap berupaya untuk rehabilitasi dan kompensasi untuk para korban Tragedi Tanjung Priok. Saat ini sedang kami bicarakan dengan Pak Djoko,” jelas Ibdal.(d/sh)

Way of Life!

Ready

Stock

“Semoga menjadi pasangan yang Sakinah, Mawaddah, Warrahmah. Amin”

DP m ula

da ri

10%

i

Tertanda Irfan Jasri Pemimpin Perusahaan

Zul Effendi Pemimpin Redaksi

PT. ELANG PERKASA MOTOR : Jl. Khatib Sulaiman No.87 Padang Telp. (0751) 7051422, 7051423 Kantor Cabang : = PAYAKUMBUH : Jl. St. Usman No.14, Kampung Cina Telp. (0752) 91795 = DHARMASRAYA : Jl. Lintas Sumatera Koto Baru KM.218 Dharmasraya Telp. (0754) 71245 HARI MINGGU / LIBUR SHOWROOM TETAP BUKA

28

BERKIRIM-KIRIM SURAT

SAMPAI di surau tempat dia tidur, ditulisnya sepucuk surat kepada Hayati. Karena lebih merdeka dan lebih luas dia dapat menyusun kata menumpahkan perasaan hatinya, bilamana ditulisnya Hayati! Meskipun mula-mula saya bertemu sesudah surat ini kukirim, tanganku gemetar, maka sambutanmu yang halus atas kecemasanku telah menghidupkan semangatku kembali, Hayati, sampai sekarang, dan agaknya lama sekali baru kejadian itu akan dapat kulupakan.

Karena menurut perasaan hatiku, adalah yang demikian pintu keberuntungan yang pertama bagiku. Sampai sekarang Hayati, masih kerap kali saya merasai dadaku sendiri, menjaga apakah hatiku masih tersimpan di dalamnya, entah sudah terbang ke langit biru agaknya, lantaran terlalu merasa beruntung. Pada perkataan-perkataan yang telah kau ucapkan, ternyata bahwa kasih sayangku, bahwa cintaku telah kau terima. Bahwa pengharapanku yang telah putus, kau hubungkan kembali.

Tetapi Hayati, ada yang perlu kuterangkan padamu, supaya jangan engkau menyesal kemudian. Orang sukai seorang pemuda, karena sesuatu yang diharapkannya dari pemuda itu, misalnya dia cantik dan gagah. Aku sendiri, sebagai yang kau lihat, begitulah keadaanku, rupaku yang jelek tak pantas menjadi jodohmu, dan aku miskin. Misalnya Allah menyampaikan cita-cita hatiku, dan engkau boleh menjadi suntingku, menjadi istri yang mengobat luka hatiku yang telah bertahun-tahun, agaknya

akan malu engkau berjalan bersanding dengan daku, karena amat buruk memperdebatkan loyang dengan mas, mempertalikan benang dengan sutra. Bagiku Hayati, engkau sangat cantik. Kecantikanmu itu kadang-kadang yang menyebabkan daku putus asa, mengingat buruk diriku dan buruk untungku. Tetapi pula, kalau kau hendak mendasarkan cinta itu pada dasar keikhlasan, pada keteguhan memegang janji, pada memandang kebaikan hati dan bukan kebaikan

rupa. Kalau engkau mengharapkan kayaku, tetapi mengharapkan pengorbanan jiwaku untukmu, kalau engkau sudi kepadaku dan tidak merasa menyesal jika kelak bertemu dengan bahaya yang ngeri dan kecimus bibir, kalau semuanya itu tidak engkau pedulikan, Hayati, sebagai kukatakan dahulu, engkau akan beroleh seorang sahabat yang teguh setia. Kalau semuanya itu telah engkau ingat benar, dan engkau sudi berenang ke dalam lautan cinta, ketahuilah

Ilustrasi Marwan

bahwa saya beruntung berkenalan dengan engkau, dan moga-moga engkaupun beruntung berkenalan dengan saya. Zainuddin


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Harian Haluan 18 September 2011 by Harian Haluan - Issuu