Haluan 08 Desember 2013

Page 19

UKMK

MINGGU, 8 DESEMBER 2013 M / 5 SAFAR 1435 H

19

Isu Bakso Tikus Merebak, Mas Tono Terpuruk MARET 2013, menjadi hari yang muram bagi Mas Tono. Betapa tidak. Saat itu beredar isu lewat BlackBerry Messager (BBM), yang menyatakan bahwa bakso Mas Tono terbuat dari daging tikus. Yang lebih parahnya lagi Mas Tono, diisukan sedang ditahan di kantor polisi dan kedainya sudah di beri garis polisi dan disegel. “Saat itu, saya tidak tahu adanya isu yang beredar menyebutkan bakso saya terbuat dari daging tikus. Saya hanya heran dengan kedai saya yang mendadak sepi pengunjung. Tiga hari lamanya saya perhatikan keanehan tersebut. Dan akhirnya ada yang memberi kabar, bahwa bakso saya diisukan seperti itu. Lebih parahnya, saya dibilang ditahan di kantor polisi. La wong saya ada kok di rumah, dan di tempat bakso saya,” tutur Tono mengenang. Setelah isu tersebut, beberapa bulan lamanya pondok Bakso Mas Tono sepi pengunjung. Dengan kejadian itu, Mas Tono melaporkan kepada pihak berwajib atas perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik. Saat bersamaan, Mas Tono mengadakan jumpa pers melakukan klarifikasi bahwa isu yang beredar itu tidak benar. Dan kini, Mas Tono sudah mengurus izin dari BPOM tentang makanan yang higinies dan label halal dari MUI agar si jahil tidak mudah beraksi lagi. Mas Tono tinggal menunggu proses tersebut agar mata pencariannya kembali normal seperti sedia kala. “Saya cuma bersabar dengan kejadian ini dan ikhlas dengan apa yang saya dapatkan. Ini adalah cobaan dari ALLAH untuk kehidupan saya. Saya yakin dengan tekat bulat dan kerja keras saya usaha ini akan di ridhoi dan kembali berjalan seperti sedia kala,” katanya. Dulu waktu Bakso Mas Tono berjaya, dia bisa menghabiskan daging sampai 1 kwintal sehari. Pengunjung yang datang jumlahnya benar-benar luar biasa, seakan tiada henti. Lapangan parkir saja tak sanggup menampung kendaraan yang parkir. Sampai akhirnya pondok Bakso harus diperlebar sampai ke belakang. Meski demikian, sejak beberapa bulan terakhir ini pengunjung bakso sudah mulai stabil walau tidak se ramai dulu. Mas Tono tetap bersyukur dengan rezeki yang diberikan Tuhan. Apalagi jika bicara penghasilan, Tono bisa mengumpulkan hingga Rp20 juta per hari. Setiap hari, Tono menghabiskan daging berkisar 30 kg. Untuk kelancaran usahanya, Tono dibantu 15 orang karyawan. Masing-masing karyawan mendapatkan gaji setara UMR, makan 2 kali sehari, komisi, dan disediakan penginapan untuk karyawan. Tono masih memiliki omzet kain dari 3 kedai bakso lainnya. Sebab Tono juga sudah membuka cabang di tempat lain. Selain itu, Toko juga memanfaatkan peluang mengembangkan bisnis rumah kos-kosan dan investasi lainnya. (***)

PONDOK Pangsit Bakso Super Rudal Urat Telur.

BAKSO MAS TONO SIMPANG ADABIAH

Berawal dari Gerobak Dorong NARASI DAN FOTO:

RAHMA WINDA

Y

ANG hobi berburu kuliner, mestinya tak akan melewatkan kesempatan untuk menikmati Bakso Super Rudal Urat Telur Mas Tono. Lokasinya tentu saja tidah ada yang tidak tahu, tepatnya di Simpang Adabiah Padang. Anda bisa mengajak saudara atau rekan kerja menikmati lezatnya Bakso Mas Tono. Saat disambangi di warungnya suatu petang, Mas Tono (48), pemilik Bakso Super Rudal Urat Telur ini terlihat sedang sibuk melayani pelanggannya. Maklum saat sore jelang Magrib, adalah saat yang tepat untuk menikmati bakso. Apalagi jika cuaca sedikit mendung. Hangatnya kuah bakso benar-benar menerbitkan selera. Ayah 2 (dua) orang anak ini, menggeluti usaha usaha bakso sudah sejak tahun 1982. Saat itu Mas Tono masih menjadi anak buah orang. Satu tahun lamanya dia bekerja dengan orang itu. Setelah itu, dengan kegigihan dan kesabarannya, Mas Tono memberanikan diri untuk membuka usaha

sendiri. Dengan modal awal Rp750.000, Mas Tono menjual mi pangsit. Ia mengawali dagangannya dengan mendorong gerobak di sepanjang jalan. Keluar masuk kompleks perumahan. Cukup lama Mas Tono berjualan keliling khusus pangsit mulai dari Asrama Polisi Jati, terus ke Padang Baru. Bahkan pernah sampai gerobaknya didorong hingga ke Kampung Kelawi. “Dengan kesabaran dan kegigihan saya bisa bertahan di perantauan ini. Segala macam suka duka saya lewati saat merintis usaha ini. Mulai dari jualan pangsit keliling sampai mangkal di jembatan. Dan akhirnya bisa mempunyai pondok bakso sendiri,” ungkap Tono. Setelah cukup laman mendorong gerobak, pada tahun 1984, Mas Tono memberanikan diri untuk mangkal di Simpang Adabiah dengan menu khusus mi pangsit. Dengan bermodalkan satu meja dan beberapa kursi serta satu gerobak, Tono berupaya menarik minat konsumen. Setelah menikahi sang pujaan hati tahun 1989, Tono mulai mengembangkan sayapnya. Apalagi ketika dia telag dikaruniai dua orang

MAS Tono sedang menyediakan hidangan

anak. Tono berjualan tak cuma di dekat jembatan Simpang Adabiah, tetapi berjalan benar di dekat kampus Adabiah. Berbekal keberanian, keuletan serta jiwa wirausahanya, Tono membentangkan meja 3 (tiga) buah dan bangku 6 (enam) buah. Mas Tono mulai buka dari pukul 09.00 WIB di sekolah itu. Pada pukul 16.00 WIB, Mas Tono mengangkat meja dan kursi tersebut untuk dibawa ke tenda tempat ia mangakal di jembatan Simpang Adabiah. Hal tersebut ia lakukan selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Dengan sabar dia melayani pelanggannya, mengumpulkan rupoiah demi rupiah. Rak lupa dia menyisihkan sebagian kentungannya dengan menabung. Semua dijalani dengan semangat pantang menyerah dan tanpa mengeluh sedikit pun. Seiring berjalannya waktu, ketekunan dan keuletan Tono membuahkan hasil. Memasuki tahun 2000, pelanggan mi pangsit Mas Tono benar-benar membludak. Hingga Mas Tono harus memutar otak agar bisa menampung pelanggannya yang ingin mencicipi pangsit buatannya.

Lagi-lagi dengan berbekal keberanian, Mas Tono membeli sebuah kedai yang masih di seputaran kawasan Adabiah. Di kedai atau pondok itulah, Mas Tono melayani pelanggannya yang terus bertambah. Berbagai aneka menu jajanan pun ditawarkannya, seperti Pangsit Super Rudal Urat, dan Miso Bakso Super Rudal Urat Telur. Serta berbagai menu minuman yang

tersedia di Bakso Mas Tono. Perjalanan usahanya tentu saja tidak selalu mulus seperti perkiraan orang. Cerita duka itu diantaranya dari preman pemalak sampai harus berurusan dengan polisi, karena dikeroyok pun sudah menjadi bagian dari perjalanan idupnya. Termasuk fitnah yang membuat usahanya mengalami kemunduran drastis. (***)

PENGHARGAAN lomba sewaktu Bakso Mas Tono Berjaya.

PENGUNJUNG sedang ramai di Warung Mas Tono.

>> Editor : Devi Diany

>> Penata Halaman : Rahmi


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Haluan 08 Desember 2013 by Harian Haluan - Issuu