24
SENIN, 5 MEI 2014 6 RAJAB 1435 H
Enam Siswa SD Wakili Sumbar di OSN PADANG, HALUAN — Sumatera Barat mengirim enam orang wakilnya untuk mengikuti ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SD di Denpasar Bali pada 4-9 Mei mendatang. Enam orang peserta yang dikirim ini sudah melalui seleksi di tingkat provinsi yang diadakan di Hotel Rocky sejak 27-28 Maret lalu. Kemudian sebelum berangkat diberi pembekalan oleh orang yang ahli di bidangnya pada 24 April hingga 4 Mei lalu. Dikatakan Kepala Dinas Penddikan Sumatera Barat Syamsulrizal, enam orang pelajar yang mewakili Sumbar ini diharapkan bisa membawa kebanggaan bagi Sumbar. “Apa yang dilakukan pelajar ini saat ini sudah sangat membanggakan kita. Prestasi mereka luar biasa. Mereka ini adalah peraih juara 1-3 di tingkat provinsi. Apa yang diraih oleh siswa ini berkat uaha dari berbagai stakeholder,” terang Syamsulrizal saat melepas keberangkatan enam orang siswa ini, Minggu (4/5). Enam siswa yang berangkat mewakili Sumbar ini terdiri dari dua bagian. Kelompok pertama peserta OSN bidang IPA. Diwakili oleh Aqillah Rhifany Misyan dari SDN 03 Lubang Panjang Sawahlunto, Hikmatul Faizah dari SD Islam Raudathul Jannah Payakumbuh, dan Syahlaisa Afra Amani dari SD Percobaan Padang. Kemudian untuk kelompok kedua bidang Matematika diwakili oleh M Habibi Husni dari SD Islam Raudathul Jannah Payakumbuh, Claudya Cindri Kasinda dari SD 05 Pauh Lubuk Sikaping, Pasaman, dan M Ridho Azhar dari SDN 13 Kampung Jawa Kota Solok. (h/eni)
Dinsosnaker Kota Pariaman Siap Ciptakan Tenaga Kerja Handal PARIAMAN, HALUAN — Dinas Sosial Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Pariaman tetap melaksanakan kegiatan keterampilan bagi pencari kerja dalam melahirkan tenaga kerja siap pakai untuk menekan angka pengangguran di Kota Sabiduak Sadayuang tersebut.
MENYEBERANG SUNGAI — Seorang siswa SMP menyeberangi sungai di Kayu Gadang, Nagari Koto Nan Tigo, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Kamis (1/5). Menjelang UN puluhan siswa di daerah tersebut harus berjuang menantang bahaya untuk sampai kesekolah mengikuti UN. RIVO SEPTI ANDRIES
Sejumlah Bangunan Pasar Produksi Masih Rusak PARIAMAN, HALUAN — Seiring geliat aktivitas pasar produksi Kota Pariaman, perbaikan sejumlah sarana dan prasarana yang rusak di pasar tersebut segera dilaksanakan tahun ini. Hal itu dijelaskan Kepala Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kota Pariaman, Gusmiyetti Zaunit menjawab Haluan terkait kondisi bangunan fisik pasar yang bocor, loteng terkelupas, seperti
terpantau saat peninjauan Walikota Pariaman Mukhlis R, di pasar tersebut, Jumat (2/5). Dari pantauan pada lokasi pasar produksi ini, terlihat pada bangunan disejumlah petak kios masih terdapat bekas rembesan air hujan dari loteng dan dinding yang diperkirakan berasal dari atap yang bocor. Selain itu, pada bagian belakang deretan toko blok A, ada bagian loteng yang terkelupas, dan itu terlihat dengan jelas
oleh mata. Sebagaimana dituturkan sejumlah pedagang yang menyewa kedai, mereka berharap jejak-jejak air bocoran ketika hujan yang persis menimpa di depan dan merembes ke dalam toko, dapat segera diperbaiki oleh pihak terkait. “Kami berharap perbaikan itu,” kata salah seorang pedagang. Disebutkan Gusmiyetti Zaunit, kita akan segera dilakukan perbaikan terhadap
sarana dan prasarana tersebut. Kondisi pasar sekarang ada sedikit bocor dan loteng yang terkelupas, namun perbaikan akan dilakukan, sekaligus melakukan pengecatan ulang terhadap gedung bangunan pasar, biar menjadi lebih baik dan cerah. Kondisi pasar yang baik dan cerah dengan aktivitas pedagang yang permanen di perankan pedagang dengan menggelar daganganya setiap hari, jelas
lebih menimbulkan minat masyarakat untuk mengunjungi Pasar Produksi yang bersebelahan Terminal Jati di By Pass Pariaman. Menunjang menggeliatkan pasar Produksi, dijalin juga kerjasama dengan Dinas Pariwisata dan pihak berkompeten lainya. Disamping itu juga telah memberikan beragam tarif dengan potongan harga kepada pedagang yang menyewa toko. (h/tri)
Tahun 2014 ini, dilaksanakan terkait memberikan keterampilan di tiga bidang, yaitu bidang motir sepeda motor, pelatihan keterampilan advertising atau sablon dan pelatihan kecantikan. Kepala bidang Tenaga Kerja, Anilta menjawab Haluan, Jumat (2/5), bahwa pelatihan itu untuk menyiapkan tenaga kerja siap pakai. Dua dari tiga pelatihan baru saja berakhir, yaitu Sablon atau advertising dan salon kecantikan, jumlah peserta untuk dua pelatihan keterampilan itu 25 orang. Sementara kegiatan pelatihan montir sepeda motor, masih berlangsung di Koto Kaciak Pauah, dengan 15 peserta. Dalam pelatihan itu, peserta dibimbing instruktur berpengetahuan dan berpengalaman dibidangnya, aku Anilta. Cara merekrut orang yang dilatih, dengan melakukan pendataan ke desadesa mungkin ada warga yang putus sekolah, tamatan SLTA misalnya. Dan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, berencana mau bekerja, kita coba sarankan untuk mengikuti pendidikan keterampilan yang dilaksanakan Dinsosnaker. Keterampilan yang diberikan kepada peserta pelatihan berkaitan erat dengan kebutuhan pasar kerja atau perusahaanperusahaan yang membutuhkan tenaga kerja, jadi program kita memang singkron dengan pasar kerja. Pelatihan dengan metoda seperti ini punya dua peluang, peserta pelatihan setelah pendidikan bisa berdiri sendiri menciptakan lapangan kerja dan bisa juga memanfaatkan lapangan kerja sesuasi bidangnya. Selain memberikan skill, Dinsosnaker terus menjajaki kerjasama dengan sejumlah perusahaan, agar pelatihan yang dilaksanakan berlanjut dengan pemanfaatan orang-orang yang telah dilatih untuk bekerja di perusahaan mereka. “Selama ini lancar-lancar saja dan sejumlah perusahaan mau diajak kerjasama seperti ini,” ucapnya. (h/tri)
MELALUI PROGRAM GEPEMP
Nelayan Pariaman Kembangkan Lele Terpal PADANG, HALUAN — Secara bertahap, perekonomian nelayan di Sumbar terus membaik. Melalui program Gerakan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (Gepemp), mereka dibantu berbagai peralatan untuk menangkap ikan dan mendorong mereka mengembangkan usaha sampingan. Nelayan yang masih menggunakan perahu dayung, satu persatu diganti dengan perahu motor. Mereka juga diberi bantuan jaring dan kotak pengawet ikan (fishbox). Halaman samping rumahnya, dimanfaatkan untuk kolam lele terpal. Ketika cuaca buruk dan nelayan tak bisa melaut, maka mereka masih bisa mendapatkan uang dengan menjual lele. Hal itu dirasakan benar oleh nelayan Desa Naras 1, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Yusman (45). Penerima bantuan Gepemp tahun 2012 ini, kini memiliki perahu motor sendiri. Penghasilan yang dipe-
rolehnya setiap kali melaut mencapai Rp120.000. Dia pun makin bersemangat untuk mencari nafkah. “Dengan penghasilan sebanyak itu, saya bisa menyekolahkan anak-anak. Bisa pula menabung,” katanya saat ditemui usai melaut, Sabtu (3/5). Dulu, dia adalah anak buah kapal ikan. Penghasilan yang diterimanya harus dibagi dengan anak buah kapal lainnya. Setiap melaut, dia hanya bisa membawa uang pulang sekitar Rp50.000. Uang itu tak cukup untuk menghidupi istri dan 3 orang anaknya. Nelayan lainnya, Mardanis (60) sangat berharap mendapat bantuan Gepemp ini. Meski tergabung dalam kelompok Naras Sakato, namun namanya belum tercatat sebagai penerima. Sebab data yang digunakan adalah data BPS. “Saya berharap bantuan perahu motor karena perahu saya sudah tua. Saya juga minta bantuan fishbox,”
katanya. Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pariaman, Yandrileza, memang belum seluruh nelayan tersentuh program Gepemp. Masih tersisa sekitar 29 KK lagi. Targetnya tahun 2015 mendatang dapat dituntaskan. Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Yosmeri mengatakan, pada 2015 seluruh nelayan di Sumbar harus menggunakan perahu motor. Saat ini sekitar 1.500 nelayan di daerah pesisir masih menggunakan dayung, kecuali nelayan Kota Padang dan Kota Pariaman tahun ini sudah bebas dayung. “Untuk meningkatkan perekonomian mereka, kita juga bersinergi dengan SKPD terkait lainnya, seperti bantuan sapi, bantuan keterampilan dan mesin jahit serta peralatan pengolahan hasil perikanan untuk istri nelayan,” terang Yosmeri. Selain itu, nelayan juga
diasuransikan. Sehingga ketika terjadi kecelakaan di laut atau meninggal dunia, mereka akan memperoleh santunan. Saat ini, Kabupaten Pessel, Kabupaten Pasabar dan Kota Pariaman tercatat sebagai daerah yang sudah mengasuransikan nelayannya. “Sebanyak 800 nelayan Pariaman sudah kita asuransikan. Preminya bersumber dari APBD,” kata ujar Yandrileza. Berhenti Melaut Nelayan lainnya di Desa Naras Hilir, Yulisti Can (47) juga merasakan manfaat program Gepemp ini. Bahkan lelaki yang akrab disapa Tis ini memutuskan berhenti melaut sejak 4 tahun lalu dan memilih menekuni usaha pembenihan lele. Di halaman belakang rumahnya, Tis memiliki 12 kolam lele. Masing-masing 3 kolam induk dan 9 kolam benih. Awalnya, kata Tis, tahun 2010 dia mendapatkan bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar
NELAYAN Naras Hilir panen lele disaksikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar Yosmeri, Sabtu (3/ 5). Lele itu akan dikirim ke Pasaman. IST
benih lele 50.000 ekor. Saat di panen, dia memperoleh keuntungan bersih mencapai Rp9 juta. Sejak saat itu dia memutuskan berhenti melaut. “Sejak 4 tahun lalu, saya tidak lagi melaut. Tapi fokus pada pembenihan ikan lele dan memasok benih bagi nelayan di sini. Benih lelenya juga dipasok untuk pembudidaya di Dharmasraya dan Provinsi Bengkulu. Saat ini, dari penjualan benih lele dia bisa mengantongi keuntungan antara Rp5 juta hingga Rp20 juta dalam 2 bulan,” terang Tis. Diantara pembudidaya lele binaannya, terdapat
seorang yang berusaha mandiri. Namanya Daswan, pemilik usaha galon isi ulang. Dia tertarik mengembangkan lele terpal setelah melihat perkembangan usaha rekannya. Karena tak punya uang cukup, Daswan meminjam uang rekannya Rp5 juta. Dia membuat 4 kolam terpal dan menebar 10.000 ekor benih.Modal seluruhnya Rp7 juta. Panen pertama beberapa waktu lalu, menghasilkan 400 kg lele. Dari penjualan lele dia memperoleh Rp5,4 juta. Uang itu langsung untuk membayar utang. Sabtu (3/5), pada panen kedua merupakan keun-
>> Editor : Heldi
tungannya dengan produksi mencapai 360 kg. “Saya membuat kolam lele terpal ini secara mandiri. Belum mendapat bantuan pemerintah. Hasilnya sungguh luar biasa,” katanya. Saat bersamaan, nelayan lainnya Asril juga panen lele untuk kedua kalinya. Dua kolam lelenya menghasilkan 120 kg. Panen pertama dulu menghasilan 140 kg dengan harga jual Rp14.000/kg. Uangnya dibelikan mesin pompa. “Kita kesulitan mendapatkan air. Untuk memudahkan, maka air dialirkan dengan mesin pompa,” katanya. (h/vie)
>> Penata Halaman : Habli