Haluan 02 September 2012

Page 11

11

MINGGU, 2 SEPTEMBER 2012 M 15 SYAWAL 1433 H

West Ham ..................... Dari Halaman. 1 Sumbar......................... Dari Halaman. 1 sudah terjadi pada menit pertama. Gol ini berawal dari pergerakan Carroll, Ricardo Vaz Te berhasil memberikan umpan mematikan dan diselesaikan dengan menawan oleh Kevin Nolan. The Hammers unggul 1-0. Pada pertandingan itu West Ham menurunkan striker internasional Inggris, Andy Caroll yang tampak langsung menyatu dengan pemain-pemain lain di kubu West ham United.

Fulham terlihat tampil di bawah performa. Pemain seperti Kieran Richardson dan Alou Diarra belum padu. Pada menit ke-29, West Ham menggandakan keunggulan. Umpan silang Matthew Taylor berhasil ditanduk dengan sempurna oleh Winston Reid. Taylor pun berhasil mencetak gol ketiga pada menit ke-41. Babak pertama berakhir 3-0. Tempo pertandingan pada

babak kedua cenderung menurun. Kedua tim terlihat kesulitan untuk menembus pertahanan masingmasing. Skor 3-0 pun menjadi akhir laga. West Ham naik ke peringkat empat dengan raihan poin enam. Pada babak kedua Fulham mencoba menekan lawan dengan memasukkan mantan striker MU, Dimitar Berbatov. Sayangnya manuver Berbatov gagal menghasilkan gol balasan. (h/mat/net)

Alumni ......................... Dari Halaman. 1 nanti akan diadakan Intellectual Enterpreneurship. Pada kesempatan ini alumni akan diberikan pengetahuan oleh orang yang pernah sukses sebagai wirausahaan. Adanya ketentuan untuk mencapai skor toefl tertentu pada masing-masing jurusan, juga untuk peningkatan kualitas alumni. Pada kegiatan wisuda kali ini, Werry juga menyebutkan terdapat perbedaan dengan wisuda sebelumnya. Sebagain besar wisudawan

kali ini adalah angkatan 2007. Angkatan ini, merupakan angkatan pertama yang mendapatkan peningkatan di bidang non akademik (soft skill), yaitu diberlakukannya Student Activities Performance System (SAPS), Student Exchange dan lainnya. SAPS merupakan sebuah sistem yang menghitung jumlah poin kegiatan yang dilakukan mahasiswa. Bagi mahasiswa yang akan menyelesaikannya studinya, minimal harus memenuhi kredit poin

sebanyak 50 poin. Pada level ini mahasiswa dikategorikan dalam kategori kurang aktif. “Jika seluruh kegiatan ini diikuti dengan serius, seharusnya wisudawan kali ini mempunyai daya saing yang lebih tingggi,” kata Werry. Bagi alumni yang berasal dari fakultas baru pun tidak perlu khawatir terhadap lapangan pekerjaan. Pasalnya, fakutas baru ini hanyalah pemekaran dari program studi pada sebuah fakultas. (h/cw-eni)

50 Tahun....................... Dari Halaman. 1 “Keseriusannya dalam mensyiarkan Islam, ia perlihatkan dengan menggulirkan sejumlah programprogram kerja keagamaan. Seperti asmaul husna, dan mewajibkan siswi mengenakan jilbab. Dia sangat serius dalam melaksanakan program tersebut,” kata Irwan Prayitno dalam buku 50 Tahun Fauzi Bahar, Mengabdi Dalam Guncangan Bencana. Buku dengan cetakan full color menggunakan arts paper ini diterakan sebagai biografi Fauzi Bahar dibedah sekaligus silaturahim dengan Ikatan Alumni Lemhanas Pendidikan Singkat Angkatan XVII Lemhanas RI (IKAL PPSA) dan perayaan ulang 50 tahun usia Fauzi Bahar di Ballroom I Aerowisata Primer Basko Hotel, Sabtu (1/9). Mantan Panglima Armada RI Kawasan Barat Laksamana Madya (Purn) Djoko Sumaryono, yang pernah menjadi atasan langsung Fauzi Bahar saat aktif pada Pasukan Katak TNI AL, mengatakan, pada 2003 Mayor Laut Fauzi Bahar, mengajukan penguduran diri karena ingin mencalonkan diri menjadi Walikota Padang. “Izin bisa diberikan kalau dia berhenti dari TNI. Begitu UU mengatur. Akhirnya dengan berbagai petimbangan, izin berhenti dari TNIAL saya berikan. Perjalanan seja-

rah kemudian membuktika, dia justru terpilih untuk dua kali masa jabatan,” ucap Djoko Sumaryono yang hadir sebagai salah seorang narasumber sembari melirik Fauzi Bahar yang duduk sebaris di meja narasumber lainnya. Bedah buku yang dimoderatori Darlis Sofyan, dihadiri juga narasumber lainnya Buya Masoed Abidin, Prof Dr Giyatmi MSi dari Pengurus Ikatan Alumni Lemhanas dan penyunting buku Makmur Hendrik. Buku setebal 336 halaman itu menceritakan, Walikota Padang Fauzi Bahar yang dilahirkan di Kelurahan Ikua Koto, Koto Tangah, Padang. Ia lahir dari pasangan Baharudin Amin (Wali Bahar), dan Nurjanah Umar. Kemudian ia, mempersunting Mutiawati yang merupakan adik kelasnya di IKIP Padang (UNP) 5 November 1989 silam. Dari pernikahannya itu, dikarunia tiga orang anak, yaitu M. Fautiaz (Mahasiswa UI), M. Fauq (SMA 1 Padang), dan Faziwa Tiara Salsabila (SD Pertiwi 2 Padang). Makmur Hendrik mengatakan, alasan memilih judul buku ’50 Tahun Fauzi Bahar, Mengabdi Dalam Guncangan Bencana, dengan beragam pilihan dan pertimbangan, antara memimpin satu kota adalah

suatu hal yang biasa. Namun kalau memimpin satu kota yang memiliki kondisi sering terkena bencana, adalah sesuatu yang luar biasa. “Walaupun, sejumlah bencana silih berganti datang menghantam Kota Padang, walaupun begitu, ia tetap berhasil menjalankan program pemerintah. Itulah salah satu alasan kami untuk memilih judul buku tersebut demikian,” kata Makmur Hendrik yang terkenal sebagai pengarang cerita Tikam Samurai itu. Pada akhir acara, Owner Basko Group H. Basrizal Koto, yang diwakili oleh EAM Aerowisata Premier Basko Hotel Rice Luxiana Basko, memberikan kejutan berupa kue sebagai simbol ucapan selamat dan apresiasI Basko Group terhadap peluncuran buku biografi Walikota Padang. “Pada waktu gempa 2009 yang lalu, Pak Walikota Padang Fauzi Bahar, terus memberikan motivas agar kami tidak boleh menyerah untuk membangun Kota Padang. Kami selalu ingat semangat beliau. Sebab dengan motivasi itulah hotel ini terus berdiri dan maju seperti saat sekarang ini,” kata Rice. Hadir dalam yang digelar Pemko Padang ini, tokoh masyarakat, tokoh pers, politisi, dan lain sebagainya. (h/cw-wis)

Pangkat ........................ Dari Halaman. 1 Akbar dan Tahira, orangtua Bripda Suherman yang tewas dalam baku tembak di Solo kemarin malam pun tak bisa menahan air mata kesedihannya. Dengan suara terbata-bata, Akbar berupaya terlihat tegar saat mengungkapkan kebanggaan terhadap sang putra yang sejak tiga tahun terakhir tergabung dalam pasukan khusus antiteror Densus 88. Akbar meyakini, putranya gugur sebagai pahlawan untuk menumpas terorisme di Indonesia. “Suherman masih sempat menelpon ibunya dua hari lalu. Ia menanyakan kesehatan keluarga dan adiknya,” ujar Akbar sambil terus berusaha menahan tetesan air mata mengigat anak sulungnya. Suasana rumah duka di Malimpung, Desa Padangloang, Kecamatan Duampanua, Pinrang, Sulawesi Selatan, sudah dipadati warga, sanak keluarga dan teman-teman sekolah almarhum. Tenda-tenda mulai dipasang di sepanjang jalan menuju rumah duka termasuk pekaranagn rumah warga dan halaman rumah duka. “Suherman adalah sahabat dan teman terbaik kami. Beliau orangnya pendiam dan penyabar, tapi punya banyak keterampilan, kariernya makin cemerlang sejak masuk di kesatuan kepolisian,” ujar Sahir, teman dekat almarhum Suherman semasa di SMA Malimpung. Usai dilepas oleh Kapolri Jenderal Timur Pradopo di Markas Brimob Yogyakarta, jenazah diterbangkan ke Jakarta, selanjutnya ke Makassar sebelum dibawa ke rumah duka. Dansat Brimob Parepare, AKBP Guntur menyebutkan, jenazah diperkirakan tiba di rumah duka sekitar pukul 21.00 wita. Ia mengatakan, jenazah Suherman akan diupacarakan secara militer di kampung halamannya Minggu (2/ 9), sebagai penghormatan terakhir atas bakti, dan pengabdiannya. Garis Keras Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)

menegaskan tiga tersangka teroris, dua tersangka tewas, termasuk dalam kelompok garis keras. Ketiganya bukan kelompok baru dalam setiap aksi teror. Pernyataan tersebut disampaikan Kepala BNPT Ansyaad Mbai saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (1/9). Menurut Ansyaad, meski sia dua pelaku teror tersebut terbilang remaja, mereka memiliki garis keturunan yang dikenal mengajarkan kekerasan. “Farhan itu adalah kelompok Hisbah di Solo. Hisbah adalah sayap dari JAT (Jamaah Ansharut Tauhid), anak buah Sigit Qardhawi yang tewas dulu,” jelas Ansyaad. Kelompok Hisbah merupakan kelompok Tandzim yang bergerak dalam memberantas kemaksiatan. Kelompok lokal Solo ini kemudian dalam perjalanannya terpecah, satu kelompok tetap dalam kegiatan nahi mungkar, sementara lainnya melakukan jihad. Farhan juga pernah tergabung dalam kelompok Majelis Mujahiddin Indonesia (MMI) pimpinan Abu Omar. Seperti diketahui, Abu Omar alias Indra Kusuma alias Andi Yunus alias Nico Salman ditangkap Juli 2011 di Jakarta. Perannya adalah menyelundupkan senjata dari Filipina selatan ke Indonesia. “Farhan adalah anak tiri Abu Omar,” ujarnya. Ayah Farhan juga dikenal dekat dengan Abu Omar, Sartono. Ayah kandung Farhan ini bersama Zulfikar adalah pelaku yang pernah melakukan upaya pembunuhan terhadap Matori Abdul Jalil, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua MPR. “Ayahnya itu Sartono, bersama Abu Omar yang dulu mau membunuh Matori Abdul Jalil,” terang Ansyaad. Farhan mengenyam pendidikan di pondok pesantren pimpinan Ustadz Abu Bakar Baasyir. Bukan hanya Farhan, kedua teroris yang ditangkap dan ditembak, Jumat (31/8), juga berasal dari Ngruki. “Semuanya dari Ngruki,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri melakukan penggerebekan dan penangkapan terduga teroris di Jalan Veteran, Solo, Jawa Tengah, Jumat (31/8) malam. Saat itu, sebuah sepeda motor yang dicurigai sebagai pelaku teror dipepet oleh rombongan mobil berisi anggota Densus 88. Ketika hendak disergap, para pelaku melakukan perlawanan hingga akhirnya terjadi baku tembak. Dua orang terduga teroris tewas di tempat yakni Farhan dan Muksin. Sementara seorang anggota Densus 88, Bripda Suherman, turut gugur dalam tugasnya. Penyergapan terduga teroris ini diduga kuat terkait dengan aksi teror yang terjadi di Solo beberapa hari belakangan. Sebelumnya, penembakan terjadi di Pos Polisi Singosaren, Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/8) malam. Seorang anggota Polsek Singosaren bernama Bripka Dwi Data Subekti meninggal dunia akibat luka tembak di bagian dada. Pada saat kejadian, ada beberapa anggota polisi lain yang sedang berjaga dan patroli di luar pos polisi. Pelaku diketahui berjumlah dua orang dan datang menggunakan sepeda motor bebek. Pelaku yang menggunakan penutup wajah itu melakukan aksinya dengan cepat. Polisi menilai bahwa aksi penembakan itu adalah tindakan teror yang terencana. Pelaku diperkirakan telah menyiapkan target pos polisi yang akan diserang. Pasalnya, aksi penembakan ke arah pos polisi merupakan yang ketiga kalinya terjadi di Solo. Aksi teror serupa juga sempat terjadi di dua pos pengamanan (pospam) Lebaran di Solo. Penembakan dan pelemparan granat oleh orang tak dikenal dilakukan secara berturut-turut. Pertama di Pospam Simpang Gemblengan, Jumat (17/ 8) lalu. Hal yang sama kembali terulang di Bundaran Gladak, Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (18/8). Pada kejadian tersebut, dua polisi terluka. (h/kcm)

harus mencapai sedikitnya 46 ton/ ha/tahun. Pada tahun 2025, Indonesia menargetkan 1 juta ton produksi pisang, dengan sasaran negara Eropa, Amerika Serikat, dan Asia. Untuk mencapai sasaran 900 ribu-1 juta ton pada tahun 2025 tersebut, maka pada tahun 2010 dan 2015 akan diadakan realisasi ekspor sebesar 30.000 ton dan 150.000 ton yang diharapkan dapat dipasok dari sentra-sentra produksi utama yang dikelola secara komersial. Jenis pisang utama yang akan di ekspor adalah pisang cavendish. Seperti barangan, mas dan juga kepok akan dirintis varietas andalan pisang Indonesia. Areal pengembangan pisang dipilih daerah yang masih terbebas dari serangan penyakit layu fusarium dan bakteri. Sumbar Pernah Jaya Sementara Provinsi Sumatera Barat sendiri, dengan luas areal perkebunan pisang produktif 1.322 hektare dan luas tanam 450 hektare. Sementara luas total potensi areal kebun pisang di Sumbar mencapai 4.306 hektare. Tahun lalu, total produksi 39.131 ton itu, 22.375 ton adalah varietas pisang ambon dan sisanya varietas pisang jantan serta manih ameh. Sementara itu Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian Sumatera Barat, Yustiadi menuturkan, sampai saat ini upaya pengembangan tanaman pisang di Sumatera Barat memang belum maksimal. Ini dikarenakan beberapa tahun belakangan pemerintah sedang fokus dalam budi daya jeruk dan manggis agar dua komuditas ini bisa diekspor ke luar negeri dan menjadi komoditas unggulan Indonesia. “Untuk pisang sendiri kita masih dalam tahap penyuluhan, pembibitan dan mengendalikan serangan hama. Sedangkan untuk membuka lahan baru dan pengembangkannya secara global Pemerintah Provinsi Sumbar belum melakukannya. Karena di tahun 2012 ini kita sedang fokus kepada jeruk dan manggis,” terang Yustiadi. Dijelaskannya, Sumatera Barat dahulunya pernah menjadi sentral pengembangan pisang di Pulau Sumatera di era tahun 1980-1990. Namun akibat serangan penyakit fusarium di tahun 1996, produksi pisang sangat jauh menurun dan puluhan ribu hektare perkebunan pisang gagal panen dan mati. “Serangan fusarium di tahun 1996 benar-benar membuat pisang di sumbar ini langka. Hingga di tahun 2004, barulah produksi pisang mulai meningkat hingga sekarang. Tercatat pada tahun 2011, sumbar mampu menghasilkan 39.131 ton yang didominasi oleh pisang ambon,” katanya. Mengenai peningkatan budi daya pisang, Yustiadi menuturkan, pemerintah masih memantau agar produksi pisang tidak terputus karena anggaran untuk budi daya pisang secara serius belum ada. “Dana untuk budi daya komunitas lokal itu langsung dari APBN dan setiap tahunnya setiap daerah di Indonesia ini memprioritaskan maksimal dua komunitas unggulan untuk bisa mendongkrak pasar ekspor pangan ke luar negeri. Untuk tahun ini kita fokus kepada jeruk dan manggis. Sedangkan untuk pisang, mungkin di daerah lain ada yang mengunggulkannya,” kata Yustiadi. Sentra produksi pisang terbesar di Sumbar adalah Kabupaten Padang Pariaman yang berada di Kecamatan Lubuk Alung dan Batang Anai dengan produksi 7.500 ton setahun. Kecamatan Salimpaung dan Sungai Tarap di Tanah Datar juga mampu memproduksi 6.250 ton setahun dari areal luas tanam 250 hektare dan luas kawasan kebun 350 hektare. Berikutnya, Kabupaten Sijunjung berlokasi di Kecamatan IV Nagari dan Sijunjung dengan produksi 3.750 ton setahun yang dipanen dari lahan dengan luas tanam 150 hektare dan luas

kawasan kebun 200 hektare. Selanjutnya, di Kabupaten Pasaman Barat berlokasi di Kecamatan Talamau dengan produksi 2.750 ton setahun, dari lahan luas panen 110 hektare dan luas kawasan kebun 275 hektare. Sentra produksi pisang lainnya, di Kabupaten Pesisir Selatan yang berlokasi di Kecamatan Koto IX Tarusan dengan produksi 1.875 ton setahun pada areal tanam seluas 75 hektare dan luas kawasan kebun 800 hektare. Lalu di Kabupaten Pasaman dengan lokasi di Kecamatan Lubuk Sikaping memproduksi 625 ton pisang setahun, dari areal luas tanam 25 hektare dan luas kawasan kebun 80 hektare. Kemudian, di Kota Pariaman pada lokasi Kecamatan Pariaman Utara dengan produksi 480 ton setahun dari areal luas tanam 24 hektare dan luas kawasan kebun 70 hektare. Pisang juga dihasilkan di Kota Sawahlunto dengan lokasi Kecamatan Silungkang yang memproduksi 250 ton setahun dengan luas tanam 10 hektare dan luas kawasan kebun 30 hektare, tambah Djoni. Selain itu, pisang juga dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagai pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, dan kertas. Batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia. Secara radisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun. Hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan tanaman pisang. Pusat produksi pisang di Jawa Barat adalah Cianjur, Sukabumi dan daerah sekitar Cirebon. Indonesia termasuk salah satu negara tropis yang memasok pisang segar/kering ke Jepang, Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Negeri Belanda, Amerika Serikat dan Perancis. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 1997 adalah ke Cina. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama jenis pisang Cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia. Selain berpeluang dalam ekspor pisang utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang yang baik. Pure pisang biasanya dibuat dari pisang cavendish dengan kadar gula 21-26 % atau dari pisang lainnya dengan kadar gula < 21%. Di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Angka ini belum dicapai di Indonesia. Tanah dan iklim Indonesia sangat mendukung penanaman pisang, karena itu secara teknis pendirian perkebunan pisang sangat potensial. Beragam Alasan Sampai sekarang ini, beragam alasan yang muncul bagi para petani dan masyarakat untuk mengkesampingkan berkebun pisang. Mulai dari jangka waktu panen yang lama hingga rentan akan serangan penyakit fusarium dan bakteri. Mengulang kejayaan Sumatera Barat sebagai daerah utama penghasil pisang di Pulau Sumatera tampaknya kian sulit, dan sangat dibutuhkan peran pemerintah. Berjuang melawan hidup dengan mengharapkan pisang sebagai sumber mata pencaharian utama sangat susah. Nilai harga ekonomis pisang masih sangat rendah dan jangka panen juga membutuhkan waktu dari 1-1,5 tahun. Banyak petani yang tidak terlalu meng-

gantungkan hidupnya dari tanaman pisang dan inilah yang membuat pisang hanya sebagai tanaman perkarangan. “Hampir tidak ada kelompok tani khusus penanaman pisang di Sumatera Barat ini. Untuk produksi pisang yang berasal dari petani sangat kecil dan hanya didominasi oleh pihak swasta yang membuka lahan perkebunan pisang seperti di Kabupaten Limapuluh Kota dan Tanah Datar. Ini dikarenakan para petani enggan menfokuskan diri di sektor tanaman pisang karena keuntungannya sangat kecil dan produksi pisang cukup lama yaitu 1-1,5 tahun,” kata Sukardi Bendang, Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumatera Barat dalam bincang-bincangnya dengan Haluan, pekan lalu. Secara universal, kesejahteraan petani yang menjadi sorotan oleh khalayak banyak saat ini membuat para petani lebih suka memproduksi pangan yang mudah dikelola dan cepat dipanen seperti cabe, jeruk, manggis, dan padi. “Kebutuhan hidup petani khususnya di Sumatera Barat masih cukup tinggi. Hal ini membuat mereka cenderung menanam tanaman yang berumur pendek dan cepat menghasilkan untuk menutupi kebutuhan harian mereka. Sementara itu tidak bijak juga menanam pisang harus mengalih fungsikan lahan yang ada,” kata Sukardi. Dijelaskan Sukardi, Sumbar belum memiliki penangkaran bibit pisang yang berkualitas. Tanaman asli Asia Tenggara ini belum mendapat perhatian khusus dari pihak-pihak terkait khususnya pemerintah, sehingga ancaman serangan hama yang kadang tak terkendali sering membuat petani merugi. “Untuk mengembangkan produksi pisang saat ini masih sulit. Banyak permasalahan yang belum terlirik sampai saat ini diantaranya belum adanya penanganan bibit yang berkualitas, ancaman hama, penyakit, bakteri, dan permodalan. Sampai saat ini pisang masih dalam skala industry kecil menengah. Belum ada industri produksi pisang secara besar seperti tanaman sawit saat ini,” tuturnya. Di samping itu, menjamurnya para pengusaha makanan ringan yang berbahan baku pisang saat ini semakin membuat ketersediaan makanan penutup mulut ini semakin menipis di pasar tradisional. Hanya yang berkualitas rendah yang bisa ditemui di pasar-pasar tradisional. “Kekurangan bahan baku pisang akan membuat para pedagang pisang di pasar tradisional berebut dengan pelaku usaha makanan ringan yang berbahan baku pisang. Sudah saatnya pemerintah lebih memperhatikan petaninya, selain untuk meningkatkan ekonomi petani juga untuk menjamin ketersediaan bahan baku pisang,” tegasnya. Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Sumatera Barat merupakan salah satu daerah penghasil pisang cukup besar di Indonesia. Pada tahun lalu, produksi pisang di Sumatera Barat mencapai 39.131 ton setahun yang berasal dari beberapa sentra sentra produksi tersebar pada delapan kabupaten/kota. Budi daya pisang sesuai dengan iklim Indonesia baik dataran rendah maupun tinggi s/ d 1.300 dpl, dan optimal pada suhu 18 – 27o C, dan secara teknis mudah dibudidayakan. Produksi pisang adalah produksi buah terbesar di Indonesia yaitu 40 persen dari produksi buah nasional. Budi daya pisang hampir ada di seluruh wilayah di Indonesia (terutama di Jabar, Jatim, Jateng, Sulsel, Sumbar, NTB, Sumsel, Lampung, NTT dan Bali).

Sekolah ........................ Dari Halaman. 1 bahkan ada di salah satu rungan hanya memakai terpal berwarna biru. Saat angin kencang, terpal itu melambai-lambai menghantam tiang rungan yang menjadi tempat terpal itu terikat. dan menimbulkan bunyi. Murid-murid pun tak konsentrasi. Di tengah derap kemanjuan Kota Pariaman, keterbatasan anakanak yang lahir di Bumi Nusantara ini, masih mengalami kendala dalam belajar. Tak adanya toilet, ruangan yang hampir roboh, menjadi sesuatu yang mahal bagi para murid. Selain itu, yang memimiriskan, 20 meter dari sekolah itu, adalah Kantor Dinas Pendidikan Kota Pariaman yang berfungsi sebagai penyelenggara dan pelayanan dalam bidang pendidikan. “Kita sudah banyak dijanjikan oleh pihak-pihak terkait, namun sampai saat ini belum juga ada realisasinya. Kita kasihan melihat anak-anak, apabila hujan turun

maka kita terpaksa untuk bersiapsiap berhenti belajar. Karena selain angin yang kencang, lantai ruanga jadi licin,” ujar Asfarida, yang menjabat wakil kepala sekolah itu saat bincang-bincang dengan Haluan. Sekolah itu mempunyai 300 orang murid dan 11 orang guru. Hampir 3 tahun mereka terus berjuang dan mengabdi agar anak didiknya bisa berhasil dan tak kalah dengan murid lainnya yang punya fasilitas belajar yang lengkap dan harum. Sementara itu, pejabat dan birokrat pendidikan hilir mudik melintasi SD itu. Bak memakai kaca mata kuda, mereka tak pernah melirik dan memalingkan matanya ke sekolah ini. Desa Kampung Baru, yang merupakan pusat kota dan daerah administrasi, terdapat RSUD Pariaman, Dinas Pendidikan, dan beberapa dinas lainya yang berkantor di sini. Di sudut ruangan kelas 2

seorang anak bernama Zaki, yang pernah juara 3 itu terlihat asyik bergelantungan di tiang dinding kelasnya. Saat itu jam untuk istirahat baru saja berbunyi, seluruh murid di kelas lain pun berhamburan keluar untuk bermain. Namun Zaki tetap bergelantungan. “Senang main di sini udaranya sejuk dan bisa duduk di kayu bekas dinding ini. Tapi kalo hujan saya bersama teman-teman, terpaksa harus bergeser dan merapat agar tak basah karena hujan,” ungkap Zaki yang giginya terlihat ompong itu. Kita mungkin sedih melihat melihat anak-anak di negeri nan jauh di sana. Palestina, anak, anaknya mendengar letusan senjata tiap harinya, dan Bosnia kelaparan kita pun berdoa dan prihatin melihatnya. Namun di negeri yang katanya kaya ini, ibarat peribahasa semut di seberang pulau tampak, gajah di pelupuk mata tak terlihat, inilah yang terjadi di Indonesia.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.