Haluan 01 Agustus 2011

Page 18

18 E K O N O M I & B I S N I S Lintas Pelumas NO1L 10% Lebih Murah JAKARTA, HALUAN — PT Faputra produksi minyak pelumas (oli) murah untuk nelayan dengan nama NO1L. Harganya, seperti disebutkan Direktur Utama PT Faputra, Satrio Jati, selisih 10% lebih murah dari produk yang selama ini ada dipasaran. NO1L diproduksi sebagai bentuk kerja sama dengan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI). “Kerjasama ini dilakukan dengan HNSI, untuk memenuhi kebutuhan nelayan. Distribusi diperpendek langsung ke distributor, dari distributor langsung ke nelayan. Distributor, pihak HNSI yang sudah ada di setiap daerah,” jelas Satrio dalam launching NO1L di SunterJakarta, Sabtu (30/7). Sayangnya, Satrio tidak memberikan keterangan persis harganya. Distribusi dari Faputra ke daerah-daerah akan dilakukan oleh PT Surya Parna Niaga (SPN). Nantinya, SPN akan menyalurkannya melalui koperasi yang dibentuk oleh HNSI. “Pendistribusian itu berdasarkan permintaan. Kan kita ada DPC (Dewan Pimpinan Cabang-red) di seluruh kabupaten atau kota. Nah mereka meminta kepada perusahaan itu untuk didistribusikan. Jadi tidak serta merta didistribusikan, karena ini kan bisnis. HNSI bukan organisasi bisnis, nanti ada organisasi koperasi nelayan yang menjadi counter part dari PT Faputra ini untuk B to B,” jelas Yussuf Solichien. HNSI menurut Yussuf tidak mungkin meberikan BBM murah karena harganya ditentukan pemerintah. Meski demikian, HNSI berupaya untuk memberikan komponen dan komoditi lain yang dibuthkan nelayan, seperti pelumas. Harga NO1L nantinya selisih Rp 30005000 dari patokan produk yang dihasilkan Pertamina.(/wrteko.net)

SENIN, 1 AGUSTUS 2011 M 1 RAMADAN 1432 H

BRI Syariah Unggulkan Program Berkebun Emas

PADANG, HALUAN — Investasi emas atau logam mulia telah hadir di BRI Syariah. Investasi ini merupakan sesuatu yang menguntungkan bagi masyarakat dan untuk membantu masyarakat dalam menabung. “Investasi tersebut merupakan sesuatu yang menguntungkan bagi masyarakat, karena nilainya tidak akan berkurang, bahkan bisa bertambah setiap tahunnya, sehingga tidak akan ada kerugian dalam investasi tersebut,” kata Alfred Dianto, Pimpinan BRI Syariah Cabang Padang, Sabtu (30/7) di Padang. Dijelaskannya, untuk melakukan investasi emas ini BRI Syariah Cabang Padang juga telah meluncurkan program berkebun emas, di mana nilai penyusutan terhadap aset tidak sebesar menabung dengan uang tunai. Maka dari itu keuntungan lebih besar dapat diraih dari cara menabung dengan emas. Program “Berkebun Emas” yang ditawarkan BRI Syariah Cabang Padang, agar masyarakat mampu untuk bertahan dari tekanan inflasi yang dapat saja terjadi kapan saja.

“Emas bukan hanya berfungsi sebagai pengaman nilai uang, tetapi juga menjanjikan untuk dijadikan sebagai ladang investasi. Khususnya di Sumbar sendiri peminatnya sudah cukup banyak,” ujar Alfred. Selama beroperasinya program “Berkebun Emas” tersebut rata-rata setiap bulannya BRI Syariah melakukan transaksi, dalam hal ini omset sebesar Rp16 miliar hingga Rp20 miliar. Kemudian workshop ini diadakan BRI Syariah bertujuan untuk memberitahu pada masyarakat luas bahwa prospek investasi emas lebih aman dibanding reksadana, saham, dan sebagainya, karena bisa terpengaruh inflasi. Workshop yang diadakan tersebut untuk memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang kebaikan yang bisa meraka dapat dari melakukan investasi dengan menggunakan emas. (h/nas)

NET

INVESTASI EMAS — Investasi Emas lebih menguntungkan bagi masyarakat dalam menabung, karena nilainya tidak akan berkurang, bahkan bisa bertambah setiap tahunnya, sehingga tidak akan ada kerugian dalam berinvestasi. Kini BRI Syariah Cabang Padang juga telah meluncurkan program berkebun emas, dengan nilai penyusutan terhadap aset tidak sebesar menabung dengan uang tunai.

BASUKI

Jemput Bola Meluaskan Pasar Laporan RUDI ANTONO JIKA diibaratkan, perjalanan usahanya, bak jilatang di tapi banda, indak datang awak nan mangaja. Dalam bahasa sekarang, orang menyebutnya “jemput bola”. Gurindam di atas itu kiranya tepat mengambarkan usaha yang dijalankan oleh Basuki, (33), sebagai “penjual” jasa tukang perbaiki barang-batang elektronik di Gunung Pangilun, Padang. Karena persaingan yang demikian dalam jasa perbengkelan alat-alat eletronik itu, Basuki pun harus kreatif meluaskan pasarnya. Ia berprinsip, menjalankan usaha “utak-atik” bidang elektronik,

bukan berarti harus diam dan duduk semata. Ayah satu anak ini, justru lebih sering keluar, mendatangi rumah-rumah warga, yang mau memperbaiki peralatan elektronik. “Kalau di rumah, biasanya barang elektronik yang mau diperbaiki tidak terlalu banyak. Paling banyak 4-5 unit. Itupun tempat saya sudah penuh. Karena memang tempat berusaha yang kecil, maklum masih kontrakan,” katanya, Minggu (31/7), sambil terus memperbaiki televisi merk LG layar datar. Pekerjaan sebagai tukang servis barang elektronik, katanya, sudah cukup lama ditekuni,

yakni 12 tahun. Setiap barang elektronik dan berbagai merek, kulkas, mesin cuci, komputer, sampai memasang instalasi internet. “Apa saja, yang penting membuat asa dapur tetap mengepul,” kata warga kelurahan Gunung Panggilun itu. Dalam mengerjakan atau memperbaiki barang elektronik, ia lebih banyak memenuhi panggilan dari pelanggannya. Mendatangi rumah warga dan memperbaiki barang elektronik yang rusak, katanya lebih meringankan kerjanya. Karena rata-rata barang elektronik yang rusak, ukuran cukup besar dan berat. Seperti mesin cuci dan kulkas, termasuk televisi dengan ukuran 29 inc. Sebagian besar dari barang elektronik yang rusak, katanya

lebih banyak disebabkan oleh api atai tegangan listrik. Perkakas elektronik akan lebih cepat rusak, ketika TV sedang hidup kemudian listrik mati. “Apalagi kalau matinya berulang dan TV, komputer, terus hidup. Kerusakan akan lebih cepat terjadi,” ujarnya. Untuk memperbaiki barang yang rusak itu, Ia terlebih dahulu menguji coba dengan peralatan yang selalu dibawa. Jika dalam pemeriksaannya diperlukan pergantian alat, Maka ia sepenuhnya menyerahkan pada pemilik barang. “Seperti mau diganti dengan yang asli atau tidak. Kalau tidak asli memang murah, tapi daya tahannya kurang. Beda dengan asli, biasa

lebih tahan,” tuturnya. Sementara biaya yang diambil dari jasanya memperbaiki barang eloktronik, harganya cukup ringan. “Tidak terlalu besar, biasanya terganung pada barang yang mau diperbaiki. Misalnya untuk TV, itu ditentukan lewat ukuran TV, kalau ukurang 14 inc, biayanya sekitar Rp35 ribu, 21 inc upah jasanya Rp45 ribu, paling tinggi itu hanya Rp60 ribu,” ungka lelaki tamatan SMT itu. Ia juga mengaku, kalau panggilan untuk memperbaiki barang elektronik, tidak hanya di kota Padang. Namun Ia kerap juga pergi ke Bukittinggi, Dharmasraya. “Jika mau berusaha, sudah pasti ada kemudahan dalam bekerja itu,” katanya. (h/rud)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Haluan 01 Agustus 2011 by Harian Haluan - Issuu